RAIN, SERIES

RAIN (13)

Tittle                : RAIN

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Jessica Jung

Tiffany Hwang

Kim Hyoyeon

Lee Sunkyu

The Others

Genre              : GirlxGirl, Friendship, BitterSweet, Romance

 

Series

—————————————————-

RAIN……

– There’s a thin line between being in love and being stupid –

.

.

Part 13

.

.

Sudah seminggu ini semua member RAIN terus melakukan latihan untuk persiapan Tur Asia mereka. Walaupun kondisi group baik-baik saja, namun tanggapan negatif beberapa netizen masih terus melekat seiring pengakuan Hyoyeon di depan publik.

.

Meskipun begitu, setiap member masih menjalankan aktivitas individu seperti biasanya. Yuri disibukkan dengan berbagai macam variety show, Taeyeon dan Jessica terus menjalankan promosi duet mereka, sedangkan Hyoyeon lebih sibuk dengan aktivitas dance.

.

Dorm RAIN mulai sering terasa sepi karena mereka jarang memilih pulang. Hanya Jessica yang sering kembali ke dorm karena masih ada Tiffany disana. Gadis itu juga disibukkan dengan persiapan Paris Fashion Week yang cukup menyita waktunya.

.

Pintu dorm terbuka. Tiffany yang baru saja masuk ke dalam kamarnya, lalu keluar lagi dengan semangat namun dia salah menduga. Yang datang bukan Jessica melainkan Yuri.

.

“Hai Fany. Menunggu Sica?”, tebak Yuri karena melihat ekspresi Tiffany.

.

Tiffany tersenyum canggung sekaligus tersipu malu karena sikapnya. Tiffany mengangguk menjawab pertanyaan Yuri.

.

“Aku bertemu dengannya di manajemen. Kupikir dia sedikit ada urusan disana”, jelas Yuri.

.

“Terima kasih Yul, atas infonya”, ia tersenyum pada Yuri lagi.

.

Yuri tertawa melihat sikap Tiffany yang masih kaku padanya. “Its okay. Aku pulang hanya mengambil barang yang tertinggal. Aku masuk ke kamar dulu”, ucap Yuri.

.

Setelah Yuri masuk ke kamarnya, Tiffany juga kembali ke kamar. Ia berbaring dan menatap ponselnya. Gadis itu tampak berpikir untuk menelpon Jessica atau tidak. Detik selanjutnya ia justru teriak frustasi.

.

“Arrrgghhh, bagaimana jika aku mengganggunya? No No No, jangan telpon Fany-ah”, ucapnya pada diri sendiri. “Arrrghh tapi aku merindukannya. Ottokhe?”, Kali ini ia mempoutkan bibirnya.

.

Setelah lama berpikir, akhirnya Tiffany mendapatkan ide. Ia menghubungi manajernya untuk menjemputnya.

.

“Mau kemana Fany-ah?”, tanya sang manajer.

.

“Ke BCEnt Oppa. Aku ada urusan disana”, jawabnya tanpa memberitahukan yang sebenarnya.

.

Begitu sampai di tempat tujuan, Tiffany pun meminta sang manajer pulang terlebih dulu. Dengan perasaan gugup, ia masuk ke manajemen dan membungkuk pada beberapa staff yang ia jumpai.

.

Tiffany menuju lantai 5 dan bertemu dengan salah satu staff untuk menanyakan keberadaan Jessica. Begitu tahu Jessica berada dimana, ia pun tak sabar menyusulnya. Baru saja Tiffany ingin memanggil Jessica, ia menghentikan niatnya karena melihat Jessica sedang berbicara dengan Taeyeon. Tiffany memilih bersembunyi di salah satu sudut koridor.

.

.

.

——————-

.

“Kau merokok?”

.

Taeyeon menghisap rokoknya lalu menoleh ke arah lawan bicaranya. “Orang bilang merokok itu bisa menghilangkan stress. Jadi, ya aku mencobanya”, balasnya cuek.

.

“Aku setuju. So, bagaimana rasanya? Menyenangkan?”

.

“Tentu”, Taeyeon kembali menghisap rokoknya. “Kau mau?”

.

Jessica menggeleng dan tertawa canggung.

.

“Dari reaksimu, aku yakin ini pasti karena Tiffany”

.

Jessica tertawa lagi, kali ini tertawa lepas. “Yeah. Kau ahli soal tebak menebak”, ucapnya.

.

Mendengar jawaban Jessica, membuat Tiffany tersenyum karena Jessica memegang janjinya untuk tidak merokok lagi.

.

“Ada apa kau kemari?”, suara Taeyeon membuat Tiffany fokus kembali pada pembicaraan mereka.

.

“Kau mulai sering melanggar peraturan. Ada apa Taeng? Kau masih menganggapku musuh, hummm?”

.

“Nothing. Aku hanya mencoba untuk bersenang-senang. Pertanyaan keduamu, kurasa kau tahu jawabannya, Sica”, Taeyeon menyelesaikan satu batang rokoknya.

.

Jessica menghela nafasnya. “Sampai kapan kau ingin kita seperti ini, Taeng?”, nadanya terdengar frustasi.

.

“Entahlah. Aku merasa lebih baik hubungan kita seperti ini. Just a team, no more” balasnya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. “Kupikir ini saatnya kita hidup masing-masing. Aku ingin lebih memiliki privasi, jadi kuputuskan untuk mengikuti jejak Hyoyeon keluar dari dorm”

.

“Taeng!”, Jessica terkejut dengan keputusan Taeyeon. “Kenapa kau berpikir seperti itu?”

.

Taeyeon mengendikkan bahunya. “Aku tidak punya alasan. Dan jika kau berpikir ini karena Tiffany, tidak lagi. Rasanya memang tidak menyenangkan melihatmu bersamanya, tapi lebih dari itu aku ingin memiliki privasi”

.

“Bisakah kita membicarakan ini lagi? Bagaimana dengan Yuri?”, pinta Jessica.

.

“Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi soal ini. Sebaiknya kau pikirkan cara bagaimana menghadapi Appamu jika dia tahu bahwa kau bersama Tiffany”

.

Tiffany mengerutkan dahinya mendengar ucapan Taeyeon. “Appa Jung? Apa yang terjadi?”, pikirnya lagi.

.

“Aku menerima jika Tiffany memang memilihmu, tapi aku akan jadi orang pertama yang akan menemuimu jika kau membuatnya menangis”, ucap Taeyeon dengan nada intimidasinya.

.

Wajah Jessica terlihat sendu. “Aku sedang mencobanya, Taeng”

.

Taeyeon tertawa mengejek. “Mencoba? Bahkan Tiffany tidak pernah tahu bahwa Appamu yang meminta kau menjauh darinya. Bahwa kau berpacaran dengan Jaejoong hanya untuk membuat Tiffany mendapatkan sponsor. Dan sekarang, kau menjadikan sponsor utamamu untuk mendukung Tiffany. Apa itu yang kau bilang mencoba, huh? Kau menyembunyikannya dari Tiffany, Sica!”

.

Jessica terdiam. Ia tak tahu harus menanggapi semua perkataan Taeyeon karena semuanya adalah benar. Mata Taeyeon mulai memerah dan memandang Jessica dengan tatapan intimidasinya.

.

“Ini impiannya, mimpi terbesarnya. Jika kau jadi aku, apa kau akan membiarkan melihat impian seseorang yang kau cintai hancur begitu saja? Saat itu aku belum memiliki apapun untuk mempertahankannya”

.

“Lalu apa dia bahagia setelah kau meninggalkannya?”

.

Jessica kembali terdiam dengan pertanyaan Taeyeon. Ia mendekat ke arah Jessica. Pandangan mereka sangat dekat. Taeyeon masih menatapnya.

.

“Hentikan Tae”

.

Sebuah suara mengejutkan Jessica dan Taeyeon. Mereka sontak menoleh ke arah suara dan mendapati Tiffany yang berdiri tak jauh dari sana dengan airmata yang terus mengalir dari kelopak indahnya.

.

“Tiff”, Jessica menghampirinya namun Tiffany mencegah.

.

“Berhenti!! Jangan mendekat”, Ia masih terisak dan pandangannya bertemu dengan tatapan sendu milik Jessica.

.

“Apa yang dikatakan Taeyeon, benar?”

.

“…………………….”

.

“Jawab aku Jessi!”, Tiffany semakin menangis.

.

Melihat situasi ini, Taeyeon ikut angkat bicara. “Phany-ah, kk—kau bisa me—mendengarnya lebih—”

.

Tiffany memotong ucapannya. “Aku ingin bicara dengannya, apa aku bisa Tae?”

.

Taeyeon memandang Tiffany lalu memandang Jessica. Ia melihat tatapan memohon Tiffany dan anggukan kepala dari Jessica. Taeyeon menghembuskan nafasnya kasar. Ia memilih pergi dan memberikan waktu untuk keduanya.

.

“Jawab aku Jessi~ aku mohon”, pintanya lagi.

.

Jessica memberanikan diri mendekat ke arah Tiffany dan memeluknya. “Maafkan aku Tiff, maaf”, hanya kata itu yang keluar dari mulutnya disertai isakan dari Jessica. Ia mendekap erat Tiffany yang masih menangis.

.

“Apa benar yang dikatakan Taeyeon?”, tanyanya lagi.

.

Dan akhirnya Jessica mengangguk.

.

.

.

.

***

.

.

Yeoja itu terus menggenggam tongkatnya dengan kuat dan terus berusaha menaiki puncak bukit ini dengan semua kekuatan yang dia punya. Sesekali dia mengeluh dan merengek tapi tak dipedulikan oleh yeoja lainnya.

.

“Unnie~~ apa belum sampai? Aku lelah sekali”, protesnya.

.

“Masih sedikit lagi Yoong. Siapa suruh kau ikut, huh? Bukankah kau tidak pernah mendaki?”

.

“Aku hanya bosan tidak ada jadwal. Lagipula, kenapa harus mendaki? Kita kan bisa naik cable car”

.

“Aku lebih senang mendaki. Kajja, sebentar lagi sampai”, ajaknya lagi pada Yoong.

.

Yeoja itu mengerucutkan bibirnya. “Jika tahu begini, aku lebih baik tidur di apartemen”, Yeoja lainnya hanya tertawa mendengar Yoong mendumel.

.

Dengan sisa kekuatannya, Yoong terus berusaha naik sampai ke puncak. Ia mengatur nafanya yang masih terengah-engah dan memegang kedua lututnya. Tak lama Yoong menegakkan tubuhnya dan seketika ia terdiam menatap takjub pemandangan Seoul dari atas bukit.

.

“WOAAAAAH”

.

Hanya kalimat itu yang keluar dari mulutnya. Sedangkan yeoja yang bersamanya terkikik melihat reaksi Yoong.

.

“Bagaimana? Kau masih menyesal ikut denganku atau tidak?”, Yoong menggelengkan kepalanya cepat.

.

“Kau bisa menemukan tempat seindah ini, Unnie. How?”

.

“Aku senang mendaki dimanapun itu, dan suatu hari aku menemukan tempat ini. Saat RAIN sedang break, aku akan datang kesini dan berkemah semalam. Ayo bantu aku memasang tenda”, ajaknya.

.

“Okay”

.

.

.

———————–

.

“Melamun?”

.

Sooyoung memposisikan dirinya di sebelah Sunny. Mereka sedang berada di depan teras rumah. Pemandangan di depan adalah hamparan pengunungan dan bukit-bukit indah. Di sekitarnya hanya ada beberapa rumah penduduk Portland yang sebagian besar pekerjaan mereka adalah petani.

.

“I miss them”, Sooyoung mengangguk mengerti dengan jawaban Sunny.

.

“RAIN sedang tidak baik. Pengakuan Hyoyeon mempengaruhi fans dan posisi grup”, jawab Sooyoung.

.

Sunny terdiam. Kondisinya membuat ia tak berbuat banyak. Bukan hanya Hyoyeon ataupun member lain, dirinya pun memiliki masalah besar. Bedanya, masalahnya masih tersimpan rapat hingga sekarang.

.

“Apa yang sedang kau pikirkan?”, Sooyoung bertanya.

.

“Aku berharap ada disana dan membantu mereka tapi masalahku jauh membuat segalanya rentan”, Sunny tersenyum pahit pada kenyataan bahwa dirinya lah bom bagi RAIN jika ia tertangkap basah tengah mengandung.

.

“Jessica satu-satunya leader di beberapa group yang pernah aku jumpai, tak sekalipun dia menyalahkan membernya. Kau bisa melakukan sesuatu untuk membantu mereka, Sunny-ah”, Sooyoung tersenyum.

.

“Apa?”

.

“Jalani hidupmu yang sekarang dan bahagia lah. Itu yang bisa kau lakukan”

.

.

.

“Yul, bisa aku bertanya satu hal padamu?”, Sunny menelpon Yuri beberapa hari setelah kedatangannya di Jeju.

.

“Katakanlah”

.

“Kenapa kau setuju saat Sica menginginkanku berhenti dari RAIN dan menjauhkanku dari publik?”

.

Ada keheningan yang tercipta. Tanpa Sunny dapat melihatnya, Yuri tersenyum sebelum menjawab pertanyaannya.

.

“Karena dia menginginkanmu bahagia dan aku menyetujuinya”

.

.

.

Sunny tersenyum mengingat pembicaraannya dengan Yuri. Namun detik selanjutnya ia tertawa kecil. “Aku tiba-tiba penasaran, bagaimana bisa Sica sesabar itu menghadapi Taeyeon” ujarnya.

.

“Hanya Sica yang tahu jawabannya”, jawab Sooyoung singkat.

.

Sooyoung segera merangkul pundak Sunny begitu melihatnya terlihat kedinginan. “Kajja, kita masuk. Udara sore hari semakin dingin”, Sunny menyetujuinya. Mereka pun segera masuk ke dalam rumah.

.

“Apa kau ingin minuman hangat?”, tanya Sooyoung begitu keduanya ada di dapur.

.

“Sure”

.

Setelah beberapa saat menyiapkan minuman hangat, Sooyoung duduk di sebelah Sunny dan menyerahkan susu hangat untuknya.

.

“Aku jadi tidak sabar kembali ke Seoul”, ucap Sunny dan menatap perutnya yang semakin membesar.

.

“Pasti. Kita akan kembali secepatnya setelah kelahiranmu”, Sooyoung mengusap kepalanya lembut.

.

“Gomawo Youngi”

.

.

.

———————-

.

Hyoyeon duduk di ruang tamu seperti biasanya dan menonton rekaman dance. Ia tak menyadari jika seseorang berdiri diambang pintu rumahnya dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

.

“Jadi ini alasanmu tidak menerima telponku?”

.

Hyoyeon menelan ludahnya dengan susah payah ketika menyadari suara itu. “Nic, a—aku…”

.

Nichole memotong ucapannya lalu memilih duduk di sebelah gadis itu. “Bagaimana proses rehabilitasimu? Berjalan lancar?”, ucapnya tanpa mempedulikan perkataan Hyoyeon padanya.

.

“Se—Semua berjalan la—lancar”, jawabnya masih dengan nada gugup.

.

Nichole menghela nafasnya kasar. “Aku kecewa padamu, Hyo”, Hyoyeon menundukkan kepalanya. “Tapi melihat kau berani mengakuinya di depan publik, aku mulai belajar menerimanya”, lanjut Nichole.

.

“Maafkan aku Nic, a—aku…aku tak bermaksud melanggar janji itu”

.

“Setidaknya nasibmu tak sama seperti Jiyoung yang harus mengakhiri impiannya karena barang haram tersebut”

.

Nichole memandang wajah Hyoyeon. Kali ini dengan tatapan melembut. “Aku tidak ingin kehilanganmu, tidak ingin lagi merasakan kehilangan yang sama saat kita kehilangan Jiyoung”, gadis itu mulai menangis.

.

Hyoyeon langsung merangkulnya dan membawanya ke dalam pelukan. Akhirnya ia menangis juga ketika Nichole membahas tentang Jiyoung. Mereka bertiga bersahabat dan memiliki impian yang sama untuk menjadi dancer terbaik. Namun impian mereka untuk debut sebagai grup dancer pupus karena kematian Jiyoung yang overdosis menggunakan narkoba.

.

“Jangan lagi Hyo, aku mohon” lirihnya. “Jangan buat aku kehilangan seseorang yang berharga lagi”

.

Hyoyeon menggelengkan kepalanya. “Tidak, tidak akan Nic. Maafkan aku, aku tak akan mengulanginya”, Hyoyeon ikut terisak.

.

“Jangan ulangi lagi, Hyo”.

.

.

.

.

Di tempat lain….

.

.

“Thats it”, ia tertawa puas dengan hasil yang dilihatnya. Pria itu memandang kembali beberapa foto dan beberapa dokumen. “Ini akan jadi berita besar” ucapnya lagi dengan puas.

.

Ia pun mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. “Kapan berita ingin dirilis?”, tanyanya pada seseorang diseberang saluran.

.

“Secepatnya. Biarkan publik melihat ini”, balas seseorang itu dengan nada beratnya.

.

“Baiklah. Aku akan mengatur semuanya”

.

“Hmmm, aku percaya kinerjamu”

.

Sambungan telpon sudah terputus.

.

“Let see Jessica. Siapa yang akan kau selamatkan, karirmu atau nasib RAIN?”, ia tersenyum penuh ejekan.

.

.

.

***

.

.

Selesai memasang tenda, keduanya kembali berbagi tugas. Satu menyiapkan makanan dan satu lagi menyiapkan api unggun, karena hari mulai gelap dan udara disini sangat dingin.

.

Perlahan-lahan, bara api mulai terlihat. Yoong tersenyum senang ketika berhasil menyalakan api unggun yang sudah 1 jam coba ia buat. Ini pengalaman pertamanya namun rasanya sungguh menyenangkan. Tiba-tiba mendaki menjadi salah satu favorit yang harus dimasukkan ke dalam list hobinya.

.

Sembari menunggu Yuri memasak makanan ala camping untuk mereka, Yoong memilih duduk di depan api unggun menatapnya. Namun siapa yang tahu jika pikirannya sedang tidak berada disini.

.

Cinta membuatmu memiliki dua pilihan, bahagia atau tersakiti.

.

Entah apa yang terjadi, namun sebulir airmata mulai terlihat di sudut matanya. Yoong dengan cepat mengusap airmata itu menggunakan tangannya. Stupid heart! Makinya saat mengingat Seohyun.

.

Yuri yang membelakanginya tak sadar dengan yang terjadi pada Yoong. Ia berteriak senang saat masakannya telah selesai.

.

“Ayo Yoong, waktunya makan”, ucapnya dengan excited.

.

Yoong membalikkan tubuhnya dan mencoba tersenyum. “Hmmm aromanya sangat harum. Ini pasti enak, Unnie”

.

“Hahahaha kau bisa saja. Ayo makan”

.

Setelah selesai menikmati makan malam dengan obrolan ringan, keduanya duduk di depan tenda dan menikmati pemandangan malam dari atas bukit sambil menikmati coklat hangat.

.

“Aku jadi mengerti kenapa kau senang melakukan ini, Unni. Aku juga merasakannya, walau sederhana tapi rasanya semua penat di Seoul bisa aku tinggalkan disini”, ujar Yoong.

.

“Yeah, inilah caraku untuk bersantai. Syukurlah jika kau senang”, Yuri ikut tersenyum.

.

Yoong menatap cangkir yang ia pegang sebelum tiba-tiba ia bertanya pada Yuri. “Apa kau pernah sakit hati karena cinta, Unni?”, tanyanya yang kini menoleh ke arah Yuri.

.

Masih dengan senyumnya Yuri menjawab pertanyaan itu. “Tidak, jika kita bisa mengikhlaskan sesuatu yang bukan menjadi milik kita”

.

“Apa semudah itu?”

.

“Sangat susah Yoong, tapi jika kau mencobanya mungkin kau bisa belajar melakukannya”

.

“Aku tidak bisa”, gumam Yoong yang tidak didengar oleh Yuri.

.

Yuri memandang Yoong yang kembali diam dan hanya menatap ke depan. Ia tiba-tiba teringat percakapan Yoong dan Seohyun yang tak sengaja ia dengar. Melihat Yoong menanyakan hal barusan, membuat Yuri merasa kasihan. Ia juga pernah melihat Seohyun yang murung setelah tak sengaja bertemu Yoong ketika Seohyun saat itu menemani Yuri untuk syuting.

.

Yuri memberanikan diri menepuk pundak Yoong pelan. “Setiap masalah pasti akan ada jalan keluarnya Yoong. Sekecil apapun itu”, ucapnya sambil tersenyum.

.

“Hmmm aku percaya itu. Thanks Unni. Lalu bagaimana denganmu? Apa kau memiliki kekasih?”

.

Entah kenapa, pertanyaan Yoong terdengar lucu di telinga Yuri. Ia tertawa. “Dulu iya, sekarang sudah tidak. Kami putus karena sudah tidak ada kecocokan. Tapi kami masih bersahabat”

.

Yoong membulatkan mulutnya. “Putus dengan baik-baik?”

.

“Tidak juga. Aku mengakhirinya karena aku jatuh cinta pada orang lain. Dan dia menerimanya”

.

“Bagaimana bisa? Apa dia namja yang baik?”

.

“Entahlah. Dia hanya mengatakan bahwa cinta itu tidak bisa dipaksakan jika kita sudah tidak merasakannya lagi”

.

Kali ini Yoong mengangguk. “Aku jamin dia namja yang baik” ucapnya pada Yuri.

.

“I guess so”

.

Tiba-tiba, Yoong meletakkan kepalanya di pundak Yuri. Pandangannya masih lurus ke arah depan namun pikirannya kembali mengingat Seohyun. Apa aku bisa mengikhlaskannya? Batin Yoong.

.

“Terima kasih Unni, sudah berbagi cerita denganku”

.

Yuri tersenyum dan mengacak rambutnya. “You’re welcome Yoong”

.

.

.

.

————————-

.

Krystal baru saja menyelesaikan jadwalnya. Ia memasuki apartemennya dan melihat ada 1 koper di ruang tamu. Ia pun masuk ke kamarnya dan mendapati pintu menuju arah balkon terbuka. Ternyata ada Taeyeon yang sedang duduk sambil menikmati vanila latte favoritnya.

.

“Ada apa dengan kopermu?”, tanyanya sambil menautkan alis. Heran

.

Taeyeon menyengir “I’m move here”

.

“Huh? Memangnya aku setuju?”, Krystal melayangkan protesnya.

.

“Kau harus setuju. Aku sudah keluar dari dorm dan tidak punya tempat tinggal”, Taeyeon menaik turunkan alisnya.

.

“Dasar, tukang paksa”, balasnya dan Krystal masuk kembali ke dalam kamar.

.

Taeyeon terkekeh lalu menyusul Krystal masuk ke dalam. Belum sempat ia mengganti bajunya, Taeyeon memeluk dari belakang. “Kau marah?”

.

“Tidak”

.

“Lalu? Apa kau tidak senang aku tinggal disini?”

.

“Tidak juga”

.

“Krys”, Taeyeon menghembuskan nafasnya pelan. Ia membalikkan tubuh Krystal untuk melihatnya. “I am sorry”, ucapnya melembut.

.

Krystal balas menatapnya. Ia mendesah frustasi. “Ini bukan soal aku atau kita, ini tentang kau Taeng” Krystal duduk di tepi ranjang seraya menunggu reaksi Taeyeon.

.

“Bukankah aku sudah mengatakannya?”

.

“Aku tahu tapi aku belum yakin. Kau publik figur, bagaimana dengan karirmu? Banyak orang di luar sana berharap lebih padamu. Jangan karena aku kau jadi merusak semuanya”

.

Taeyeon bersimpuh tepat di depan Krystal dan menggenggam tangannya. “Aku hanya ingin memperbaikinya. Saat itu aku terlalu egois dengan perasaanku”, ujar Taeyeon dengan serius.

.

“Lalu apa jawabanmu?”

.

Pertanyaan Krystal membuat Taeyeon diam sejenak. Ia lalu tersenyum ke arah gadis itu dengan jawaban pasti. “Aku benci karena kalah dari Jessica, tapi pada akhirnya aku bisa memilih”, Taeyeon menegakkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Krystal lalu mengecup bibir mantan kekasihnya itu.

.

“Aku memilihmu”, ia tersenyum lagi setelah ciuman itu.

.

“Kau yakin?”, Krystal memastikan.

.

Taeyeon pun mengangguk dan menciumnya kembali.

.

.

.

***

.

.

Juyeon melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali ia melirik ke arah spion kecil untuk melihat dua penumpangnya di belakang. Jessica dan Tiffany. Setelah Tiffany mengetahui kenyataannya, ia sangat marah sekaligus sedih. Selama ini ia pikir Jessica benar-benar menjauh tapi pada nyatanya Jessica yang selalu berada di belakangnya untuk mendukung karirnya.

.

“Apa aku menjadi bebanmu?” ia bertanya seraya menyandarkan kepalanya di pundak Jessica sedangkan gadis itu memeluk pinggangnya dengan tangan kanan.

.

Jessica tidak menjawab melainkan mengecup pipinya. “Berhentilah berpikir yang tidak-tidak”

.

Tidak menatap matanya, mencari jawaban disana. Namun tidak ada. Tatapan Jessica padanya kembali seperti tatapan yang selalu ia lakukan dulu saat mereka masih bersama.

.

“Kapan Appa kembali ke Seoul, Juyeon-ah?”, tanyanya.

.

“Minggu depan. Kau ingin membuat janji bertemu dengannya?”

.

“Lakukanlah”

.

Juyeon tersenyum dan memberi tanda oke dengan jarinya.

.

“Jessi~”, Tiffany mengerti maksud Jessica. Ia menyadari niat gadis itu. “Don’t”, ucapnya dengan tatapan memohon.

.

“Jangan khawatir. Ada aku disini”, ia meyakinkannya.

.

“Bagaimana jika beliau tidak setuju?”

.

“Aku akan membuatnya setuju”

.

Dengan satu tangannya, Jessica memegang pipi Tiffany dan membuat gadis itu menoleh ke arahnya. Ia mendekat perlahan, dan akhirnya Tiffany memejamkan matanya. Tiffany tersenyum saat merasakan bibir Jessica menempel dengan miliknya. Ini pertama kalinya sejak perpisahan mereka, akhirnya ia kembali merasakan kebahagiaan.

.

Juyeon tersenyum senang melihat keduanya. Ia kembali fokus pada jalanan dan menuju tempat tujuan yang ingin mereka tempuh tanpa Tiffany menyadarinya.

.

Ketiganya turun dari mobil. Juyeon tersenyum pada Jessica dan Tiffany. Jessica hanya tertawa kecil saat melihat ekspresi bingung dari Tiffany. Kenapa mereka ada disini?

.

“Apa ini?’, tanya Tiffany dengan ekspresi bingungnya saat memandang bangunan besar yang ada di depannya. Sebuah gereja.

.

“Kejutan”, Jessica tersenyum. “Ayo kita masuk”, Jessica mengambil tangannya dan menggandeng Tiffany masuk ke dalam dan Juyeon mengikutinya dengan berjalan di sebelah Jessica.

.

Gereja tampak sepi karena hari masih terlalu pagi. Mereka sudah berada di dalam gereja namun Tiffany masih tidak mengerti maksudnya. Jessica membawanya hingga ke depan, tepat dihadapan patung Tuhan.

.

Tanpa Tiffany melihatnya, Juyeon mengeluarkan sebuah kotak yang ia bawa dan memberikannya ke Jessica. Sontak Tiffany terkejut dengan apa yang dilihatnya. Jessica mengeluarkan isi kotak itu dan ada sebuah cincin berlian yang simple dengan batu permata berwarna pink.

.

Ia mengangkat tangan kiri Tiffany dan tersenyum. “Aku tidak ingin memintamu menjadi kekasihku lagi, tapi untuk menjadi tunanganku. Apa kau menerimaku, Tiffy?”, tanyanya masih dengan senyum. Pertama kalinya lagi ia memanggil nama kesayangan Tiffany.

.

Tiffany terkejut dengan kejadian ini. Gadis itu tak menyangka Jessica akan melakukan sejauh itu untuk dirinya. Ia tak kuasa menahan airmata bahagianya. Tuhan, terima kasih kau mengembalikan Jessiku.

.

“Yes i do”, jawan Tiffany pada akhirnya.

.

Jessica langsung memakaikan cincin itu dan memeluk Tiffany dengan erat. Satu tangannya yang masih bebas, terulur untuk meminta Juyeon mendekat. “Kemarilah, Juyeon-ah”, Juyeon mengangguk dan akhirnya mereka bertiga berpelukan.

.

Setelah lamaran singkat itu, Juyeon mengantarkan keduanya kembali ke dorm, sedangkan ia kembali ke perusahaan mengurus pekerjaan yang Jessica tinggalkan. Begitu pintu kamar tertutup, Tiffany menempelkan bibirnya ke milik Jessica. Rasanya kebahagiaan itu terus membuncah di dalam dirinya.

.

Jessica terhimpit antara tembok dan Tiffany. Gadis itu terus mencumbunya dan Jessica membiarkan Tiffany untuk menang. “I” Kiss “Love” Kiss “You”, ucap Tiffany.

.

“I know, Tiffy”, Jessica meletakkan tangan kirinya dipunggung Tiffany dan tangan kanannya di kaki Tiffany lalu membawa gadis itu dengan bridal style menuju tempat tidur.

.

“Kyaaaaaaaaaaaaaaaa”

.

Keduanya mendarat sempurna di atas kasur. Tiffany memeluknya, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jessica. Menghirup aroma vanila mint yang selalu membuatnya bahagia.

.

Jessica tersenyum saat Tiffany menunjukkan jemarinya yang dihiasi cincin pemberian darinya. “Ini sangat indah Jessi, aku menyukainya”.

.

“Kau lebih indah dari cincin itu”, Tiffany memukul lengannya dengan cukup keras.

.

“Jangan menggombal”

.

Jessica tertawa melihatnya lalu menarik Tiffany ke dalam pelukannya lagi.

.

Drttt….drtt…

.

Ponsel Jessica bergetar. Ia segera mengeceknya.

.

From: Juyeon

.

Lihatlah artikel sekarang. Ini gawat! Aku sedang menuju dorm.

.

.

Jessica menegakkan tubuhnya dan segera mengambil tab miliknya. Ia mengecek dan matanya melebar ketika membaca headline news yang baru saja dirilis beberapa menit lalu.

.

“Kematian Jung Jinwoon, saudara kembar Jessica disebabkan oleh Taeyeon. Inikah alasan keduanya tak pernah terlihat akrab?”

.

“Taeyeon terlihat berduaan dengan pengusaha ternama Kim Jaejoong”

.

Begitulah judul artikel yang dirilis beberapa media yang kini menjadi top search. Jessica segera berganti pakaian dan meminta Tiffany melakukan hal yang sama.

.

“Kita harus pergi dari sini. Dorm RAIN akan menjadi sasaran wartawan”

.

.

.

————————

.

Taeyeon tersenyum saat melihat Krystal terus mempoutkan bibirnya. Pagi-pagi tadi ia mengambil beberapa barangnya dari dorm dan membawanya ke apartemen Krystal. Gadis itu diminta membantunya mengeluarkan barang dan merapikannya.

.

“Kau manis sekali jika seperti itu”, godanya dengan tawa khas.

.

“Shut up!” kesal Krystal yang mulai memasukkan pakaian milik Taeyeon ke lemari miliknya.

.

Taeyeon lagi-lagi terkekeh. “Aku serius. Kita seperti menikah saja, berbagi apapun berdua”

.

Giliran Krystal yang tertawa mengejek. “Menikah? Kau itu hanya menumpang disini”, ucapnya dan mengundang tawa Taeyeon.

.

“Ouch, kata-katamu itu tajam, sayang. Apa bayaranku semalam kurang?”, godanya lagi.

.

“Kau hanya memijitku beberapa menit sebelum akhirnya tertidur. Darimana kau membayarku?”, ejek Krystal.

.

Taeyeon meletakkan jarinya didagu dan terlihat berpikir. “Apa cintaku tidak cukup untuk membayar semuanya?”

.

“Geez, Kim Taeyeon. Berhenti mengatakan kata-kata childishmu. Bantu aku!”, gadis itu menjadi kesal karena Taeyeon terus menggodanya tanpa membantunya berkemas.

.

Bukannya membantu, Taeyeon merebahkan tubuhnya dan melihat Krystal yang hampir selesai. Ia melihat ponsel Krystal tergeletak di sampingnya. Taeyeon pun memilih membuka ponsel itu dan melihat isi galery.

.

Ia tersenyum saat melihat foto-fotonya bersama Krystal yang mereka ambil baru-baru ini setiap bertemu. Banyak hal konyol maupun hal manis yang sudah mereka lakukan bersama. Krystal yang sudah selesai membereskan pakaian Taeyeon pun, ikut merebahkan diri dan melihat foto yang Taeyeon lihat.

.

“Aku ingin kesini lagi”, ucap Taeyeon menunjuk foto mereka di pantai Busan saat keduanya nekat kesana di tengah malam untuk menunggu sunrise di pagi hari.

..

“Hmm aku setuju. Pantai Busan memang yang terbaik”

.

Taeyeon terus menggeser foto-foto itu.  Selesai melihatnya, keduanya berhadapan. Taeyeon merapikan rambut Krystal. “Gomawo”, ucapnya dan Krystal tertawa kecil seraya memegang tangan Taeyeon yang berada di pipinya.

.

“RAIN akan mengadakan Tur Asia. Apa kau bisa ikut denganku?”, tanyanya lagi.

.

“Kapan?”

.

“Dua minggu lagi. Setelah dari Seoul, akan ada beberapa negara yang kita kunjungi”

.

“Hmmm, akan kuusahakan” tiba-tiba Krystal teringat sesuatu lalu memukulnya. “YA!! Kau ingin bunuh diri. Bagaimana jika aku bertemu Jessica?”

.

“Aku tidak peduli, kalo perlu dia harus melihatnya”, ucapnya dengan menyengir.

.

Krystal menggeleng heran. “Terserah sajalah. Lakukan sesukamu Taeng”, balasnya pada akhirnya.

.

Beep.

.

Sebuah email masuk ke ponsel milik Krystal. Ia segera memeriksanya dan terkejut dengan apa yang dilihat.

.

“Taeng”

.

Krystal menunjukkan ponselnya pada Taeyeon. Gadis itu sama terkejutnya dengan Krystal. Berita tentang dirinya, Jessica, Jinwoon, serta Jaejoong memenuhi top search di hampir semua media online.

.

“Tidak mungkin. Bagaimana mereka bisa mengetahuinya?”, ucap Taeyeon dengan nada tak percaya.

.

Ia segera mengambil ponsel miliknya dan menghubungi Jessica. “Aish, ponselnya tidak aktif”, teriaknya frustasi.

.

Drttt…drtt…

.

.

From: xx756422

.

Taeng, jangan keluar kemanapun. Media sedang mencarimu. Tunggu kabar dariku.

.

-Juyeon

.

.

.

“Siapa?”

.

“Juyeon. Asisten Jessica. Sepertinya Jessica sudah bersama Juyeon. Aku harus menunggu kabar darinya”

.

Taeyeon menghembuskan nafasnya kasar. Ia terlihat kesal dan frustasi bersamaan. “Apa media tak bisa membuat hidupku tenang, sekali saja”, geramnya.

.

Krystal mengusap lengannya untuk menenangkan.

.

“Ini resikonya Taeng, kau seorang idol”

.

.

.

***

.

.

Pria itu tersenyum dengan kinerja orang suruhannya. Ia menghisap cerutunya dan menghembuskannya dengan tenang. Sesekali ia tertawa kecil, menatap puas pada headline news yang ia baca.

.

Tak jauh darinya, orang itu menatapnya dengan kosong. Perasaannya bercampur aduk setelah apa yang dilakukannya.

.

“Terima kasih atas informasi yang kau dapatkan. Lihatlah, semua orang sedang mencari mereka”, ia tertawa lagi dengan puas.

.

Orang itu tak menjawabnya. Ia hanya tersenyum.

.

“Sesuai janjiku, rahasiamu aman. Kau bisa bekerja dengan tenang dan mencapai impianmu”, ucapnya pada orang itu. “Sekarang pergilah, dan terima kasih”

.

Orang itu berdiri namun masih tetap diam tanpa ekspresi. Ia hanya membungkuk memberikan tanda hormat dan keluar dari ruangan itu.

.

Ia menyandarkan tubuhnya di tembok dan menghela nafasnya kasar. Orang itu mengambil ponselnya dan membaca artikel yang sudah tersebar.

.

.

.

“Mianhe” lirihnya

.

.

.

.

.

TBC

.

———————————-

HAI HAI ^^

Maaf ya, ada unexpected happen. Jadi gue baru balik dari luar kota.

Ada yang sweet-sweet, ada juga badainya. Hahhaa tawa jahat.

Oke deh, semoga menikmati chapter ini. Butterfly gue usahain secepatnya.

Annyeong!!!

.

.

by: J418

.

*bow*

138 thoughts on “RAIN (13)”

  1. Wah jeti udah tunangan aja ya, chukae 😁😍😘
    Krystae juga udah balikan aja, tae juga pindah ke apartemen krystal..
    Gue masih nunggu peekembangan hubungannya hyonic dan soosun nih 😁😁
    Akh my yoong masih sedih bgt gitu di tinggal seo 😥😭😥
    Yul cocok tuh jadi tim penasehat, hahahhha 😁😝😁
    Gue penasaran itu siap sih yg ngebocorin dan yg mau ngehancurin RAIN? 😟😤😡

    Like

  2. Kok aneh ya kenapa krystal yg nerima email ya bukan taeyeon? Kan seharus ya taeyeon yg nerima pemberitaan itu
    Kaya ya yg nyebarin itu berita bapak-bapak deh hahahah apa yg nyebarin ya appa jung

    Like

  3. Wow daebak stlh tiffany th ap yg dilkukn sica thdpny mlh bwt fany semkn cint,n tnp fany thu sica melamarny di gereja so sweet..
    yoonyul makin dky aj,ap jgn2 yoong sdh mulaibsk am yuri.tp hyunie jg ngerasa kyk gt ke yuri.
    ini ap lg,sprtiny org terdkt RAIN yg sbrkn berita.aduh knp lg??

    Like

  4. terbongkar sudah tiffany tau jg alasan knp dulu sica ninggalin dia
    yeah aku bahagia bgt lah liat Jeti akhir’y akhir’y dan akhir’y tunangan, romantis sekali ini sica yah
    tinggal 1 langkah lg nih membujuk Appa Jung
    taeng sama krystal jg udh resmi balikan lg, tp ini kadang romantis kadang berantem mulu yah labil bgt mrk haha ^^ cute
    wah wah ada penghianat siapakah dia? juyeon kah?
    ah thor J mh org’y susah ditebak, selalu bikin sesuatu di luar dugaan jd mending nunggu kelanjutan’y aja deh ^^

    Like

    1. hahhahah sica belajar romantis itu ilmu dari Yul.. XD
      ah, itu mah si Krystae emang unyu2 bikin gemes gmana gitu kan.. perasaan mereka unpredictable banget kekekekeke
      oke deh.. habis ini updatenya RAIN kok. ^^

      Like

  5. Jdi, tae ama krystal ni . . .
    Bgus lah, hahaha
    tp penasaran ama masa lalu couple ntu.
    Nah, siapa it yg nusuk dri belkng?

    Like

  6. Aigoo tiffany sangat agresif apa ini efek dari rindunya selama bertahun-tahun😃 . Baru aja menikmati sweet moment eh badai muncul lagi. Dan sekarang giliran taeyeon yg dapat masalah. Jessi stress lagi bukan hanya Jessi sekarang taeyeon ikutan stresss!!! 😀😀😀

    Like

  7. yayy..akhirnya jeti tunangan juga chukae chukae 🙂 , hmm appa jessi bakal restuin g ya
    anw knp yoong ama yuri makin deket ajah nih,
    tu kan ada yg jahat, u_u

    Like

  8. semuanya punya cerita yang menarik…
    yoonyul acara mendaki dan membangun tenda saling ngobrol.
    hyonic yang saling menyemangati….
    jeti yang resmi tunangan dan taengsic kembali dalam masalah berita masa lalu.
    syp yang mengucapkan mianhae ?

    Like

  9. hmmm udah tunangan aseeek.. seneng fany udah tau alasannya.. sedih wa
    rain diterpa masalah mulu kapan redaaanya thoor 😦
    siapa sih yg nyebarin gosip errrrr

    Like

  10. Yaaakk.. Siapa yg memberi tahu tentang jiwoon dan taeng? Aaiishhh.. RAIN makin kacau. Semoga sica masih bisa menyelesaikan semuanya. Huhhhh..
    Sica romantis juga, akhirnya melamar fanny. Tae juga mulai move on dan kembali pada krystal. Yoong? Sebetulnya lebih kasihan pada yul..

    Like

  11. badai selalu datang menerpa . selalu aja ada yg mau menguji sica , mau ngehancurin Rain , dan pastinya sica yg akan nanggung itu semua .. tpi kira2 siapa ya , yg mau ngehancurin Rain , siapa jga yg ngebongkar rahasia itu , orang terdekat dengan member Rain kah ?

    Like

  12. jd sebenerny yul ama siapa, hyuni atau yong? wkwkwkwk
    soosun dikit ceritanya ….
    kyaaaaa jeti langsung tunangan aja, kurang romantis ah hihihihi
    Jgn2 bokapnya sica dibalik ini atau presdir?

    Like

  13. Bagus, satu masalah selesai dan masalah yang lain muncul :v
    yoonhyun seperti tidak ada harapan lagi hiks ;( yul hebat ya, dia benar benar bisa ngerelai jess sama tiffany biar dia bahagia 😦 dan disatu sisi gua benci. Kenapa kapel disini rada rada aneh di otak gue. Kebiasaan baca ff genben mah hayati ae hehe

    Like

  14. wahhh siapa itu penghianatnya, baru aja jeti tunangan sudah ada lagi masalahnya, ckckckckc.
    Yuri sama yoona makin dkat aja, apakah akan jadi yonyul, trus nasib hyuni g mana

    Like

  15. Baru aja jeti bahagia karena pertunangannya udah ada masalah lagi;( lelahnya jadi sica harus nanggung banyak beban:( penasaran sama orang yang ngebocorin rahasia ini huhu

    Like

Leave a reply to aris nurmawati (@areisious) Cancel reply