ETERNITY, SERIES

ETERNITY (9)

1465486468786

 

Tittle                : ETERNITY

Cast                 : Kim Taeyeon

Kim Yujin (Uee)

Kwon Yuri

Krystal Jung

Jessica Jung

Tiffany Hwang

Kang Seulgi

Girls Generation, After School, Red Velvet and Others

Genre              : GirlxGirls, Fantasy, Magic, Drama, Romance, Friendship

Credit Pic by K.Rihyo

Series

Copyright © royalfams418.2016. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

——————————————————————–

.

.

Part 9

.

.

“Apa semua pengawal sudah menyebar di seluruh negeri?”

.

“Sudah Pak. Semuanya termasuk pengawal Hordeux”

.

“Bagus. Kita sekarang secepatnya bergerak ke menara di pusat kota. Ada yang tidak beres”, ajak Menteri Kang.

.

Orang-orang kepercayaannya mengangguk dan mereka segera bergegas ke menara.

.

.

.

.

.

“APAAA??”

.

Yujin tak percaya dengan yang didengarnya. Pengawal suci sudah berjaga di semua perbatasan dan juga menara.

.

“Wakil pemimpin Choi masih memeriksa keadaan negeri. Dan ada yang harus anda ketahui Putri, beberapa gereja mengalami kerusakan misterius. Kami belum menemukan petunjuk apapun siapa yang melakukannya”

.

“Aku mengerti. Sekarang, kerahkan semua pasukan milikmu di stadion dan lindungi penduduk yang ada disini. Kami akan segera mengecek kondisi di luar”

.

“Baik Putri. Akan saya laksanakan”

.

Yujin mengangguk lalu memandang ke arah Jessica. Ia mengusap airmata gadis itu sekali lagi. “Semua akan baik-baik saja, percaya padaku, hmmm”

.

Jessica balas menatapnya lalu tersenyum pada Yujin. Detik selanjutnya, Yujin sudah berjongkok membelakangi Jessica, memintanya untuk naik ke punggungnya. Keduanya lalu menyusul Taeyeon yang berada tak jauh dari sana.

.

“Mereka sudah bertemu disana. Setelah Sunny mengobati semuanya, Yoong dan yang lainnya akan menyusul kita”, Jelas Taeyeon.

.

“Semua???”, bingung Yujin.

.

“Sumi dan Linzy. Lawan Tiffany, mereka juga terluka”

.

Yujin baru mengangguk mengerti. “Baiklah. Kita akan tunggu mereka di titik pertemuan”

.

Taeyeon, Yujin beserta Jessica meninggalkan stadion dan menuju tempat dimana mereka akan menunggu Yoong dan yang lainnya untuk memeriksa seluruh keadaan yang terjadi.

.

Setiba di sebuah pendopo, Yujin membaringkan Jessica yang sudah tertidur dengan bantuan Taeyeon. Gadis itu terlihat kelelahan dengan kekuatan yang baru saja menyebabkan seisi stadion tak sadarkan diri.

.

“Apa menurutmu ini ada hubungannya dengan mereka?”, Taeyeon bertanya pada Yujin.

.

“Aku juga belum terlalu yakin. Tapi aku berharap tidak. Sudah cukup dia melewati begitu banyak hari melelahkan dan aku tidak akan memaafkan diriku untuk kedua kalinya jika black magic mengusik kebahagiaannya sekali lagi”

.

Taeyeon menepuk pundak Yujin dan memberikannya senyuman semangat. Ia sudah tahu apa yang ada dibenak yeoja disebelahnya ini. “Ya, kau benar. Aku juga tidak akan memaafkan diriku jika hal seperti itu terjadi. Sica dan Yoong, orang yang paling terpukul soal ini. Bedanya, yang satu sudah melupakan semua kejadian itu dan yang satunya memilih untuk mengikhlaskan semuanya”

.

“Khaa~~”, Yujin menghela nafasnya. “Aku berharap Tiffany akan baik-baik saja. Melihat keadaannya tadi benar-benar membuatku terkejut”

.

“Yoong bisa mengatasinya. Dia jauh lebih baik sebelum ini”

.

“Ya, aku tahu. Aku percaya padanya”, balas Yujin dan keduanya kembali terdiam.

.

“Yujin-ah”

.

“Hmmmm”

.

Taeyeon menoleh ke arah Yujin. Memperhatikan raut wajah sahabatnya itu.

.

“Terkadang aku menyesal karena membuat Sica seperti ini. Tapi dengan keadaan yang terjadi sekarang, aku berpikir aku sudah melakukan pilihan yang terbaik untuknya”

.

Penjelasan Taeyeon membuat Yujin tak berapa lama tersenyum kecil. “Setiap pilihan, akan selalu memiliki dua sisi akibat Taeng. Dan aku lebih menghargai sisi terbaik ketimbang sisi terburuk”

.

“Ah, kenapa aku jadi cengeng seperti ini”, Taeyeon mengumpat dirinya sendiri lalu menghapus airmata yang hampir jatuh dari sudut matanya. Hal itu tentu membuat Yujin akhirnya tertawa kecil.

.

“Kau memang cengeng, lebih cengeng dariku. Bersikaplah kuat seperti Taeyeon yang biasanya, huh”

.

“YA! Ini semua karena kau”

.

Teriakan Taeyeon berhenti seketika saat Yujin membungkam mulutnya dan memelototi gadis mungil itu. “Aish, selain cengeng kau sedikit menyebalkan Taeng”

.

Taeyeon menggelengkan kepala dan menggumam sesuatu yang tidak jelas karena mulutnya masih terbungkam oleh Yujin.

.

“Khaaaa~~”, Ia bernafas lega setelah Yujin menyingkirkan tangannya dari mulutnya. “Hanya kau saja yang berpikir sepert itu”, dumel Taeyeon dan Yujin tertawa kali ini tertawa puas. Tanpa Yujin tahu, Taeyeon tersenyum dalam hati karena melihat sahabat terbaiknya tertawa lepas untuk pertama kalinya setelah sekian lama.

.

-Kau akan bahagia Yujin-ah. Pada waktu yang tepat, aku percaya itu-

.

.

.

.

.

———————————

.

Beberapa pengawal berjatuhan saat hendak melawan Sungkyu yang berada di depan pagar menara. Namja itu sudah memprediksikan bahwa akan datang orang-orang dari istana menuju tempat ini.

.

Menteri Kang tampak terkejut melihat hampir seluruh orang kepercayaannya dikalahkan. Ia tak tinggal diam dan melakukan perlawanan pada Sungkyu hingga keduanya kini berada di puncak menara. Tiba-tiba saja sosok misterius lainnya muncul dan menyerang Menteri Kang.

.

Pria itu berhasil menghindar. Tak ingin kalah, Menteri Kang mengeluarkan beberapa kekuatannya untuk menyeimbangi sosok itu. Dari arah belakang, muncul seorang namja berjubah dan mengarahkan kekuatannya terhadap Menteri Kang. Beruntung, kemampuan Menteri Kang sangatlah hebat dalam menghindari serangan itu.

.

Dengan memanfaatkan kekuatan lain dalam dirinya, Menteri Kang menyerang sosok misterius yang berada di sisi kanannya. Sayangnya, sosok itu bisa mengelak. Hanya saja diluar dugaan, Menteri Kang menghentikan serangannya secara mendadak. Wajah pria itu begitu terkejut saat penutup kepala yang melindungi sosok misterius itu terbuka dan menampilkan wajahnya.

.

“Ti….dak mungkin….”

.

Itulah kata-kata terakhir Menteri Kang sebelum tubuhnya terpental keluar dari puncak menara saat sosok misterius itu segera melakukan serangan balik yang menyebabkan Menteri Kang tak menghindar lagi.

.

“Mereka sangat merepotkan”, gumam namja itu.

.

Sungkyu mendekat ke arah namja yang dipanggil ketua olehnya dan juga sosok misterius yang dipanggilnya putri.

.

“Pergilah bersamanya dan temukan apa yang aku cari”, perintah namja itu pada Sungkyu.

.

“Bagaimana dengan anda, ketua?”

.

“Aku akan menemui semua anggota dan kita akan menyerang negeri ini hingga tak tersisa”

.

“Tak tersisa??? Ma…maksud anda….melenyapkan negeri ini? Kupikir—”

.

“Apa? Kau pikir kita hanya menyerang Istana? Melenyapkan negeri ini jauh lebih baik daripada sekedar istana. Negeri ini sudah seharusnya lenyap dari dulu”

.

Sungkyu tak berkata apa-apa lagi selain mengangguk dan memahami tugas yang diberikan. Ia pun lalu turun dari puncak menara bersama sosok misterius itu, sedangkan sang ketua segera menghilang dari menara.

.

.

.

.

.

.

ARGGHHHH!!

.

Sooyoung memukul keras tembok di depannya karena amarahnya. Ia baru saja memastikan satu gereja lagi dan sebuah kenyataan meyakinkannya akan sesuatu. Tapi Sooyoung tak percaya, ia berusaha menepis kebenaran yang sudah ia ketahui.

.

“Tidak mungkin. Ini mustahil. Bagaimana bisa seseorang yang sudah pergi, hidup kembali?”, Batinnya.

.

Sooyoung sekali lagi meremas rambutnya frustasi. Tatapannya beralih ke telapak tangan, dan lagi-lagi ia bisa melihat cahaya biru kelam mulai pudar dan menghilang.

.

.

.

Yeoja itu terduduk lemas saat pandangannya melihat ke arah depan. Sebuah istana megah itu kini tak ubahnya menjadi puing-puing yang hancur tak bersisa.

.

“Kerahkan semua pengawal untuk memeriksa istana ini”

.

Sebuah teriakan perintah, menggema di sekitar istana. Pasukan dari kerajaan lain segera melakukan pemeriksaan.

.

.

“Tak ada yang tersisa”

.

Satu kalimat itu bagaikan mimpi buruk baginya. Yeoja itu menangis deras tanpa suara hingga akhirnya ia tak sadarkan diri.

.

“YOONG!!”

.

.

.

~~~~

.

“Bagaimana keadaannya?”

.

“Ketua Im masih tertidur di dalam kamarnya. Luka yang dialaminya cukup parah tapi tabib berhasil menyelamatkan nyawanya”

.

Yeoja itu mengangguk mendapati jawaban dari yeoja tinggi bernama Sooyoung yang ada dihadapannya. Tak lama ia pun duduk dan bersandar di tembok yang ada di ruangan ini.

.

“Aku belum bertemu Yujin. Dia pasti sama menderitanya dengan Yoong setelah mengetahui keadaan ini”

.

Sooyoung menanggapi ucapan itu dengan hati-hati. “Apa sebaiknya kita menemuinya, Taeng?”

.

Yeoja itu menggeleng pelan. “Seulgi sudah bersamanya. Aura hitam kelam yang kita lihat hari ini akan menjadi hal yang paling mengerikan. Satu kerajaan telah lenyap dari negeri ini”, ujar Taeyeon dengan sedih.

.

“Ya, kau benar”, Sooyoung mengangguk. “Tapi Taeng, apa kau melihatnya? Tiga cahaya lain yang bergabung di dalamnya?”

.

Taeyeon mengerutkan dahinya seraya menatap Sooyoung dan menunggu lanjutan dari Yeoja itu.

.

“Mengenai siapa yang melukai ketua Im, dia adalah…..”

.

“Aku tahu. Aku bisa melihat dari aura yang masih tertinggal di sekitar luka Yoong”

.

Sooyoung terkejut dengan pengakuan Taeyeon. Namun yeoja itu kembali bersikap tenang meskipun ada kesedihan dimatanya.

.

“Tapi sekarang putri……”

.

Taeyeon tak merespon dan Sooyoung tak berani melanjutkan kata-katanya lagi. Tak lama Taeyeon berdiri, menepuk pundak Sooyoung pelan.

.

“Kabarkan padaku jika Yoong sudah sadar. Dia pasti masih terpukul karena kejadian ini”

.

Sooyoung mengangguk mengiyakan sebelum Taeyeon pergi dari sana.

.

.

.

.

“Aku melihatnya terbunuh bersamaan dengan aura hitam kelam itu. Lalu apa mungkin seseorang yang sudah pergi, akan hidup kembali?”

.

Sooyoung berkutat dengan pikirannya. Tak berapa lama, ia memilih pergi dari tempat itu.

.

.

.

.

***

.

.

Yoong terus memandang Tiffany yang masih tertidur setelah Sunny berhasil mengobati lukanya. Yeoja itu duduk di tepi ranjang dan mengusap rambut Tiffany lalu beralih ke wajahnya.

.

“Kau hampir membuatku hancur untuk kali kedua, Fany-ah”, lirihnya disertai gerakan tangan Yoong yang meraih tangan Tiffany dan menggenggamnya.

.

Perasaannya kini mulai lega meskipun masih ada terselip kekhawatiran dalam benaknya. Yoong kembali melamun tanpa sadar bahwa mata Tiffany mulai terbuka. Gadis itu menatap kekasihnya dalam diam dan tak lama kemudian tangannya membalas genggaman tangan yang Yoong lakukan sedari tadi.

.

“Eoh, kau sudah sadar sayang”, Yoong menatapnya dan tersenyum.

.

Tiffany berusaha menegakkan posisinya agar nyaman duduk dan memandang Yoong. “Hey”, ia membalas tersenyum dengan bulan sabit miliknya.

.

Yoong mengangkat tangannya yang bebas dan mengusap pipi Tiffany. Tak ada suara diantara mereka. Hanya tatapan bahagia dari Yoong setelah melihat Tiffany sadar dan tatapan Tiffany yang sangat senang melihat kekasihnya menemaninya kini.

.

“Maaf, aku tidak menepati janjiku untuk tidak membuatmu khawatir”

.

Yoong menggeleng lalu kembali tersenyum. “Kau baik-baik saja, dan itulah yang paling aku syukuri. Hmmm”

.

Tiffany kembali mengingat kejadian itu lalu menceritakannya pada kekasihnya itu. “Ada yang aneh. Aura hitam mengelilingi kekuatanku dan menyerang seluruh yang ada disana”, jelas Tiffany.

.

Tapi detik selanjutnya Tiffany terkejut dengan pemikirannya lalu memandang Yoong. “A…apa…itu….”, suaranya tercekat. Di sisi lain Yoong mengangguk mengiyakan pemikiran gadis itu.

.

“Ya, mereka sudah masuk ke negeri ini bahkan ke pusat kota”

.

Tiffany menutup mulut atas reaksinya.

.

“Yoong~~”

.

Yoong memeluknya dengan lembut. “Aku tahu apa yang kau pikirkan. Jangan khawatir, hmmm. Aku baik-baik saja dan itu semua berkat kau, sayang”

.

Tiffany menghela nafasnya dalam diam lalu kedua tangannya memeluk tubuh Yoong dengan erat. Siapapun diantara mereka tahu betapa mengerikannya kejadian kelam masa lalu itu. Namun semuanya berubah menjadi lebih baik ketika Tiffany masuk lebih intens ke dalam kehidupan Yoong dan mengubah semua kepedihannya menjadi kebahagiaan.

.

“Jangan khawatir, hmmm. Kita semua akan baik-baik saja”

.

Sekali lagi Tiffany mengangguk mengiyakan dan tersenyum atas ucapan Yoong. “Aku tahu, aku sangat tahu dan percaya padamu”

.

.

.

.

.

.

Awwww.

.

Sebuah sosok mencoba berdiri dengan perlahan. Kekuataannya yang tiba-tiba hilang mulai kembali normal. Ia memandang ke arah sekeliling dan melihat kerusakan hutan yang ada di sekitarnya.

.

Sepi….

.

Hanya itulah yang dapat ia rasakan. Sosok itu berjalan perlahan dan melihat sekeliling namun tak ada satupun yang bisa ia temukan.

.

“Apa pertandingannya sudah selesai? Dan aku kalah?”, batinnya. Tetapi detik selanjutnya ia menggeleng pelan. “Tidak. Pertandingan ini belum selesai, bahkan aku belum melawan siapapun”

.

Ia mengerang kesakitan lagi dan memegang kepalanya. “Tapi kenapa tubuhku seolah-olah mengatakan aku mengalami sebuah serangan?”

.

Sosok itu kembali mencoba mengingat kejadian yang menimpanya. Namun dalam ingatannya ia tidak tahu apa yang terjadi dengan pasti. Yang dia ingat bahwa tiba-tiba saja kekuatannya menghilang dan tubuhnya melemah hingga ia tak sadarkan diri.

.

“Lagi-lagi aku mengalami hal yang sama saat di pusat kota”, pikirnya lagi.

.

Setelah memandang ke arah sekitar yang sangat sepi, ia akhirnya memutuskan kembali berjalan ke arah luar dari hutan belantara ini. Dalam perjalanannya, ia tak sengaja bertemu sesosok namja yang terbaring di tanah. Namja itu tidak terluka dan dalam keadaan sadar. Hanya saja, sosok itu tampak kesulitan berdiri.

.

Tanpa pikir panjang, ia menolong namja itu dan membantunya berdiri.

.

“Kau…”

.

Namja itu memandang sosok penolongnya dan ia baru sadar siapa orang itu. “Ketua dari tim Raigo”

.

“Ya. dan kupastikan kau adalah ketua dari tim Sogo”

.

Namja itu mengangguk menanggapi ucapan penolongnya. “Apa kau tahu apa yang sedang terjadi?? Tiba-tiba saja sebuah kekuatan besar menyerang dalam sekejap. Dan aku tidak tahu kemana anggota timku”, jujurnya pada sosok itu.

.

Ia tampak berpikir ketika namja bernama Ravi ini menanyakan hal itu. Ia sendiripun tidak tahu jawabannya. Namun ada perasaan lain dalam dirinya yang tampak menduga sesuai tetapi ia masih belum mempercayai kesimpulannya.

.

“Tidak, aku tidah tahu”, ujarnya.

.

Saat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba teriakan seseorang terdengar. Ravi yang mengenal suara itu segera mengecek dan ternyata itu adalah Yemi, salah satu anggota timnya. Gadis itu terluka cukup parah dan beberapa batang pohon tumbang berantakan di sekitarnya.

.

“Kau harus segera membawanya keluar dari hutan ini sebelum nyawanya tak tertolong dan meminta bantuan tabib yang berada di sekitar stadion”, ujar sosok itu.

.

Ravi tak berpikir panjang lagi. Ia lalu membawa tubuh Yemi ke atas punggungnya dan memandang sosok itu sejenak. “Terima kasih, Nana-ssi”, ucapnya sebelum pergi dari sana.

.

Sepeninggal Ravi dan rekannya, sosok bernama Nana itu tampak diam dan memejamkan matanya. Aura hitam mulai menyelimuti dirinya dan luka-luka yang dia alami perlahan-lahan mulai membaik dan menghilang tanpa meninggalkan bekas.

.

“Apa menara itu berhasil ditembus?”

.

Ia bertanya pada dirinya sendiri sebelum akhirnya pergi meninggalkan hutan belantara tersebut.

.

.

.

.

Di bagian lain….

.

Seseorang tergeletak di atas batu besar dan tak sadarkan diri. Wajahnya pucat dan seluruh tubuhnya dikelilingi tiga cahaya yang menyatu berwarna-warni. Sosok itu tidur dengan terlelap dan seperti tak menyadari apapun yang berada di sekelilingnya.

.

.

.

.

——————————-

.

Seulgi dan Hyoyeon hanya diam memandang ke arah Yuri yang terlihat semakin pendiam. Yuri mulai berbeda, tak ada lagi Kwon Yuri yang kkab.

.

“Apa semua akan baik-baik saja?”, tanya Hyoyeon pada akhirnya.

.

Seulgi menghela nafas lalu memandang lawan bicaranya itu. “Aku tidak yakin, tapi aku percaya kita akan baik-baik saja. Kami juga sedang berusaha menemukan Krystal”

.

“Yuri sangat sedih dengan kejadian ini. Aku berharap Krys cepat ditemukan dan lagi….” Hyoyeon menggantungkan kalimatnya dan itu membuat Seulgi memandangnya penuh tanya.

.

“Kami bisa kembali ke dunia kami, dunia manusia”, ucapnya pelan diakhir kalimat.

.

“Pasti Hyo, pasti. Aku dan Taeyeon akan menepati janji kami membantu kalian untuk pulang. Tapi dengan kejadian ini, aku mohon kau bisa bersabar dan kami akan melakukan yang terbaik”

.

“Aku lega mendengarnya. Setidaknya harapan kami masih ada”

.

Seulgi tersenyum mendengar pengakuan Hyoyeon. “Terima kasih sudah percaya pada kami”

.

Disaat mereka asik mengobrol, Jessica tiba-tiba datang bersama Taeyeon.

.

“Aku masih menunggu Yoong. Dia belum keluar dari ruang rawat Tiffan”, ujar Seulgi pada Taeyeon yang mendekatinya, sedangkan Jessica berjalan ke arah Yuri.

.

“Tidak apa-apa. Yujin masih menunggu disana. Aku kemari karena mengantar Sica”.

.

“Untuk apa?”

.

“Yujin memberimu perintah. Jaga Sica, dia ingin ikut mencari Krystal”

.

“Kau yakin Yujin mengatakan seperti itu?”, heran Seulgi dan Taeyeon menggaruk tengkuknya lalu menyengir.

.

“Sebenarnya tidak pada awalnya”

.

.

.

.

.

“Tidak Sica!! Aku tidak akan mengizinkannya”, tolak Yujin saat mendengar permintaan Jessica untuk mencari gadis bernama Krystal yang belum ditemukan hingga sekarang.

.

Jessica mempoutkan bibirnya kesal dengan Yujin. Lalu ia beralih ke Taeyeon dan melakukan tatapan puppy eyesnya. Berharap Taeyeon bisa membantunya, namun yang ditatap menggaruk tengkuknya karena bingung harus berkata apa.

.

“Taeng”, panggilnya lagi saat Taeyeon tidak menjawab.

.

“Jangan lakukan itu padaku Sica”, batin Taeyeon.

.

“Tidak. Sekali tidak, tetap tidak Sica-ah. Kondisi negeri ini mulai tidak aman dan kau tidak boleh lepas dari pengawasanku”, jelas Yujin.

.

“Tapi Krystal harus ditemukan. Dia tidak boleh terlibat apapun yang terjadi di negeri ini. Walaupun aku baru mengenalnya tapi dia sangat baik dan aku….aku tidak ingin terjadi apapun padanya”

.

Ucapan Jessica membuat Taeyeon akhirnya menghela nafas dalam diam. “Izinkan saja Yujin-ah. Seulgi bisa menemaninya. Kau, aku dan Yoong sudah cukup untuk memeriksa apa yang terjadi di luar sana”

.

Jessica langsung memeluk Taeyeon dan berteriak senang karena Taeyeon mendukungnya. Di sisi lain, Yujin tak bisa menang. Ia mengalah atas keinginan gadis itu. “Antarkan Sica dan katakan pada Seulgi untuk menjaganya”, ujarnya pada Taeyeon.

.

.

.

.

.

Seulgi tertawa kecil mendengar cerita Taeyeon. Yujin akan selalu kalah dengan keinginan Jessica.

.

“Baiklah, aku akan melaksanakan perintah Yujin. Kabari aku jika terjadi sesuatu, Taeng”

.

“Eoh, pasti. Tolong jaga Sica, Seulgi-ah dan temukan Krystal secepatnya lalu kembali ke titik pertemuan kita”

.

Seulgi mengangguk. Akhirnya Taeyeon masuk ke dalam ruang rawat Tiffany untuk menemui gadis itu dan juga Yoong.

.

.

.

.

.

***

.

.

Sesuai rencana, Yujin, Taeyeon, dan Yoong melakukan perjalanan ke pusat kota untuk memeriksa apa yang terjadi sebenarnya. Sunny tetap berada di ruang rawat Tiffany untuk menemani pemulihan gadis itu. Sedangkan Jessica, Seulgi, bersama Hyoyeon dan Yuri akan mencari keberadaan Krystal.

.

Clawstar mulai dalam kondisi tidak aman. Tetapi para penduduk belum menyadarinya dan hanya tempat-tempat penting yang diserang. Sedangkan kondisi di stadion dalam kondisi stabil meskipun semua yang ada disana tak sadarkan diri, kecuali para pengawal yang bersiaga.

.

“Kau mendengar kerusakan gereja, Yoong? Orang kepercayaan Sooyoung memberitahuku. Mereka belum menemukan pelakunya”

.

“Apa itu black magic?”

.

“Aku rasa bukan tapi kemungkinan ada hubungannya”, sambung Yujin.

.

“Jadi kita akan memeriksa salah satu gerejanya?”, tanya Taeyeon.

.

“Sebaiknya kita memeriksa ke arah perbatasan dan menara terlebih dahulu. Aku mengkhawatirkan para pengawal suci. Belum ada satupun dari mereka melapor padaku”

.

“Tapi aku setuju dengan Taeng, Yujin-ah. Gereja lebih dekat lokasinya”

.

“Bukankah Sooyoung sedang menyelidikinya? Kita tunggu saja kabarnya. Aku khawatir jika kita terlambat mengetahui apa yang terjadi di perbatasan ataupun pusat menara”

.

“Baiklah, kita perbatasan dan setelah itu ke menara”, ucap Yoong pada akhirnya dan mendapat anggukan setuju dari Taeyeon dan Yujin.

.

Baru saja Yoong mengatakan hal itu, tiba-tiba langit kembali mendung dan kali ini lebih pekat dari sebelumnya. Ketiganya menoleh ke atas dan melihat awan-awan bergerak tak beraturan. Taeyeon segera mengeluarkan kekuatannya untuk membuat awan-awan itu menyingkir.

.

Taaaaakkk..

.

Serangan Taeyeon terpatahkan. Yujin dan Yoong mengerutkan dahinya bingung. Sedangkan Taeyeon mulai kesal.

.

“Itu bukan awan biasa”, ujar Taeyeon.

.

“Gunakan kekuatanmu sekali lagi, Taeng. Kali ini jauh lebih besar. Jika tidak mempan, berarti kita harus mencari sumber awan itu berasal. Kita harus mulai mewaspadai apapun dari sekarang meskipun itu hal yang paling kecil sekalipun”, jelas Yujin.

.

Taeyeon menggunakan kekuatannya lagi dan menyerang awan-awan itu. Ia tersenyum saat awan-awan kecil itu mulai menyingkir namun senyumnya hanya bertahan sejenak sebelum awan-awan itu kembali tak beraturan.

.

“Sh t”, umpat Taeyeon.

.

Yoong langsung bertindak. Ia mengeluarkan salah satu pengawal terbaiknya dari dalam tubuhnya yang memiliki kekuatan dalam melacak sesuatu.

.

“Periksa sumber awan itu berasal”, perintahnya.

.

Ketiganya pun kembali berjalan seraya menunggu kembali laporan salah satu pengawal Yoong.

.

“Apa kita perlu berpencar?”

.

“Tidak untuk saat ini Taeng, lebih baik bersama. Kekuatan mereka sangat besar. Akan sulit jika kita menghadapinya sendiri-sendiri sebelum mengetahui kelemahan mereka. Setiap kekuatan di dunia ini, pasti memiliki kelemahan. Begitu juga black magic sehebat apapun mereka”, ucap Yujin.

.

“Tunggu!”, ucapan Yoong membuat Taeyeon dan Yujin menghentikan langkahnya.

.

“Dimana Sica?”, Yoong baru menyadarinya. Mungkin sebelumnya dia terlalu panik dan fokus dengan keadaan Tiffany.

.

“Dia bersama Seulgi dan mencari keberadaan teman barunya itu”

.

“Teman baru?”

.

“Maksud Yujin adalah gadis bernama Krystal. Kau tahu? Tidak ada yang bisa melarang kemauannya”, sambung Taeyeon.

.

“Yujin-ah”

.

Yoong tampak tak setuju jika Yujin membiarkan Jessica jauh dari jangkauannya dan juga Yujin. Tidak disaat situasi yang masih abu-abu ini.

.

“Jangan mengatakan apapun Yoong. Aku tahu maksudmu. Tapi kali ini aku tidak bisa melarangnya. Dia ingin sekali mencari keberadaan teman barunya”

.

“Bagaimana dengan orang-orang yang kita perintahkan?”

.

“Mereka belum menemukannya”

.

“Jangan khawatir”, Tiba-tiba Taeyeon menginterupsinya. “Dia sudah kembali ke Clawstar beberapa saat lalu. Dan aku sudah memintanya untuk mengawasi Sica dari jauh meskipun aku yakin Seulgi bisa menjaganya. Dua orang yang menjaganya, sudah cukup bukan?”

.

“Kau tidak mengatakannya tadi padaku”, ujar Yujin.

.

“Karena kau sudah menyerahkan Sica ke Seulgi, jadi kupikir aku tidak perlu memberitahu itu. Tapi kalian baru saja meributkannya”

.

Mendengar ucapan Taeyeon, Yoong merangkul leher yeoja imut itu. “Ya Ya Ya. Lepaskan Im Yoong”

.

“Kau ini, seharusnya kau mengatakan padaku dan Yujin dari tadi jika dia sudah kembali ke Clawstar”, protes Yoong dan Yujin hanya bisa tertawa melihat kelakuan dua sahabatnya itu.

.

.

.

.

——————————–

.

Di sisi lain, Jessica bersama Seulgi serta Yuri dan Hyoyeon mulai memasuki pusat kota melalui jalan rahasia yang tidak bisa dilihat oleh kekuatan jahat. Mereka satu persatu melihat ke arah sekeliling dengan cermat, berharap menemukan jejak Krystal. Namun tiba-tiba….

.

Sebuah ledakan kuat terjadi di pusat kota. Hal itu menyebabkan beberapa penduduk tewas, banyak juga yang terluka dan beberapa lainnya berlari ketakutan dan kabur menuju tempat yang aman.

.

“Darimana serangan itu?”, Jessica ikut terkejut dan menoleh ke arah Seulgi. Gadis itu bersiap pada posisinya untuk melakukan penyerangan balik.

.

“Tiba-tiba saja terjadi ledakan. Apa mereka sudah beraksi?”, jelas Seulgi. Ia lalu memperingatkan pada Yuri dan Hyoyeon untuk tetap tenang. “Tidak perlu takut, serangan itu tidak akan mengenai kita dan tidak ada yang bisa melihat keberadaan kita saat ini”

.

Jessica membuat lingkaran biru muda yang mengelilingi mereka berempat. Ia segera menarik Yuri agar berjalan lebih dekat dengannya dan Hyoyeon segera berdiri di sisi Seulgi.

.

“Kita harus segera menemukan Krys. Aku khawatir padanya, Seulgi-ah”, jujur Jessica.

.

“Sebaiknya kita lewat tepian selatan, Sica. Arah yang selalu digunakan Sooyoung menuju rumahnya. Kupikir jalan itu masih sangat aman”

.

Jessica yang paham, langsung mengangguk setuju. Mereka segera berjalan mengambil tepian Selatan yang dibicarakan Seulgi. Sepanjang perjalanan, Jessica sesekali menoleh ke arah Yuri. Ia sangat sedih melihat sikap Yuri yang sekarang. Seolah-olah semua orang yang berada di dekatnya sangat asing.

.

Apa kau sebegitu sedihnya, Yul? Hingga mengabaikan siapapun disekitarmu” batin Jessica.

.

.

.

.

.

.

Tak jauh dari kota yang sudah dilewati Jessica dan yang lainnya, seseorang muncul dari atas pohon dengan melayang di udara. Tubuhnya dikelilingi cahaya ungu bercampur kemerahan. Matanya juga memiliki dua warna yang bercampur, ungu dan merah.

.

“Jadi mereka sudah mulai bergerak dari pusat kota. Tapi apa yang mereka cari disini? Jika itu black magic, mereka tidak perlu berada di kota. Atau ada rencana lain dari semua ini? Apa mungkin stadion? Tapi magic battle sudah dihentikan”

.

Orang itu tampak berpikir sejenak, berusaha mencari kejanggalan yang dirasakannya. Walaupun ia baru saja tiba di kota, namun aura hitam pekat mulai merebak di sekitar sini. Tanpa membuang waktu, ia menghentakkan dua warna cahaya yang dimilikinya ke tanah dan udara. Cahaya-cahaya itu membentuk sebuah pertahanan yang menyelimuti seisi kota.

.

“Sepertinya ada rencana lain yang mereka lakukan”, gumamnya seraya pergi dari sana.

.

.

.

.

Pertarungan tiba-tiba saja terjadi di sisi Yujin dan yang lainnya. Beberapa penyihir berjubah hitam menyerang mereka dan ketiganya pun masing-masing menghadapi satu per satu dengan kekuatan mereka.

.

“Sial. Mereka sudah memulainya”, umpat Yoong.

.

Yeoja itu segera mengeluarkan cahaya merah dari telapak tangannya dan ada tiga pengawal yang keluar dari tubuhnya. Mereka bertarung dan terus menyerang penyihir-penyihir itu. Walaupun sudah dipastikan bahwa mereka hanyalah pengikut, tapi Yoong tidak mau bertindak lengah. Ia tetap serius melawan.

.

“Mereka bukan bagian dari black magic tapi kekuatannya sudah dipengaruhi”, suara Taeyeon terdengar disela pertempuran. Dari ketiganya, Taeyeon memiliki kekuatan lebih untuk melihat aura dari dalam diri seorang penyihir. Sehingga dia tahu jenis kekuatan lawannya meskipun belum tentu ia tahu cara mengalahkannya.

.

Yujin mengangguk mengerti. Ia menggerakkan kedua tangannya ke atas dan sebuah cahaya merah berbentuk api lama kelamaan membesar. Dengan satu hentakan, Yujin mengeluarkan kekuatan yang cukup besar dan menyerang seluruh penyihir yang menyerang mereka. Taeyeon dan Yoong sudah memasang pelindung di sekitar tubuh mereka agar tidak terkena serangan Yujin.

.

Melihat para penyihir itu terkena serangan api milik Yujin, Taeyeon segera menghentakkan kakinya dan gumpalan tanah terangkat membentuk bebatuan dan langsung menyerang penyihir-penyihir jahat itu.

.

Ketiganya tampak menghilangkan cahaya kekuatan yang menyelimuti tubuh mereka dan mengatur nafas kelelahan.

.

“Sepertinya jumlah kali ini lebih banyak dari peristiwa sebelumnya”

.

Yujin dan Taeyeon mengangguk setuju dengan ucapan Yoong. “Aku akan menghabisi siapapun dalang di balik semua ini. Aku akan memastikannya musnah ditanganku”, geram Taeyeon.

.

Saat mereka sedang beristirahat sejenak, tak lama kemudian salah satu pengawal yang Yoong perintahkan kembali dengan keadaan terluka.

.

“Para pengawal suci di menara telah dikalahkan dan pengawal lainnya juga terluka. Awan itu berasal dari sana”, setelah mengatakan itu, sang pengawal kembali masuk ke dalam tubuh Yoong.

.

“Gawat. Itu artinya menara mulai dikuasai. Kita harus segera kesana”, ujar Taeyeon.

.

“Taeng, lakukan telepati dengan Seulgi. Peringatkan mereka, jangan mendekat ke arah menara ataupun jalan menuju kesana”

.

“Eoh, aku mengerti”

.

“Ayo kita pergi sekarang”

.

Ketiganya segera melesat menuju arah ke pusat menara setelah mendengar kabar dari salah satu pengawal pelacak milik Yoong.

.

.

.

.

.

***

.

.

“APAAA?”
.

Salah satu pengawal yang mengikuti Menteri Kang kembali ke istana dengan kondisinya yang memprihatinkan. Dengan nafas tersengalnya, ia memberitahukan Baginda Kim atas apa yang terjadi.

.

“Bagaimana di perbatasan?”

.

“Pengawal Suci menghilang. Sedangkan para pengawal dari Hordeux juga kalah. Menteri Kang bertarung dengan tiga orang misterius di puncak menara dan beliau terlempar dari sana, baginda. Saya rasa, Menteri Kang terbunuh”

.

Baginda Kim menggeleng tak percaya. Ia segera berdiri dari kursi kebesarannya. “Pergilah ke ruangan tabib, kau harus diobati. Terima kasih atas beritanya”

.

Setelah pengawal itu pergi, orang kepercayaan Baginda Kim menatapnya. “Apa yang akan anda lakukan selanjutnya, Baginda?”

.

“Tidak ada jalan lain. Kekuatan yang sudah kita kumpulkan di ruang bawah tanah harus digunakan. Ini saatnya kita menghancurkan mereka. Black magic tidak boleh merusak apapun yang ada di negeri ini untuk kedua kalinya”

.

“Tapi Baginda, kekuatan itu sangat besar juga resikonya. Dan lagi, harus ada korban yang kita persembahkan untuk mengaktifkan seluruh kekuatan itu. Apa anda yakin?”

.

Baginda Kim terdiam. Ia sudah tahu resiko dan pengorbanan terbesar yang akan terjadi jika akan mengeluarkan kekuatan rahasia yang dimiliki oleh negeri ini yang berada di salah satu lokasi yang tidak diketahui siapapun kecuali Baginda Kim dan orang kepercayaannya.

.

“Aktifkan kekuatan itu dan mulai lakukan persiapan”, ucap Baginda Kim pada akhirnya.

.

.

.

.

.

————————————–

.

“Apa itu?”

.

Jessica dan yang lainnya menatap ke arah menara yang bisa terlihat jelas dari tempat mereka berada meskipun lokasi menara itu sebenarnya jauh. Awan-awan hitam kembali menyelimuti puncak menara.

.

.

.

“Apa yang kau lihat Krys?”

.

Krystal menunjuk ke arah yang dilihatnya. “Awan itu aneh. Kenapa mereka berada di sekitar menara. Dan lagi, menara itu terasa familiar unnie. Aku seperti pernah melihatnya”

.

“Apanya yang aneh Krys? Mungkin hari akan hujan”

.

“Tapi aku tidak berpikir demikian. Jika akan turun hujan, awan itu tidak akan seperti itu bentuknya”

.

“Kita berada di negeri penyihir Krys. Mungkin saja awannya berbeda dari dunia kita”

.

Krystal tak menanggapi ucapan Yuri dan terus menatap dalam ke arah menara. Pandangan gadis itu seperti mengingat sesuatu atau mungkin mencari sesuatu.

.

.

.

.

“Sica, apa hari akan hujan?”

.

Pertanyaan Yuri membuat Jessica menoleh ke arahnya dan menautkan alisnya bingung. “Awan itu. Apa pertanda hujan?”, Yuri memperjelasnya.

.

“Tidak Yul. Itu bukan awan”

.

Yuri dan Hyoyeon tentu saja terkejut. Bukan hanya Yuri, Hyoyeon melihatnya sebagai awan.

.

“Lalu, apa itu?”

.

“Sebuah kekuatan yang belum kuyakini. Yang jelas, itu sangat berbahaya. Kau ingat saat aku mengajakmu ke hutan belakang rumah Sooyoung?” Yuri mengangguk menanggapinya.

.

“Kau melihat bunga-bunga itu dan mengatakan sangat indah, tapi aku berkata bahwa mereka beracun”, Yuri mengangguk lagi saat mengingat kejadian waktu itu saat Jessica mengajaknya ke dalam hutan.

.

“Sica, kau tidak berpikir kita akan kesana, bukan?”, Seulgi mulai waspada dengan pemikiran Jessica.

.

“Kemana? Bukankah tujuan kita mencari Krystal?”

.

Seulgi cepat mengangguk. “Ah itu maksudku. Kajja, kita segera mencarinya lagi sebelum sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi”, ujar Seulgi. Dalam hati, gadis itu menghela lega karena Jessica ternyata tidak berpikir untuk ke menara. Sesuai perkataan Taeyeon, mereka tidak boleh mendekat ke arah menara.

.

Mereka kembali melewati jalan aman di tepian Selatan lalu mengarah menuju area tempat tinggal para pengawal istana yang bertugas di kota.

.

“Kau lagi-lagi membaca dongeng Krys. Apa kau mempercayai dongeng-dongeng yang kau baca?”

.

“Tidak, Unni. Tapi entah kenapa dongeng ini begitu nyata”

.

Krystal mengangkat bukunya dan dia dapat membaca jelas judul buku yang sedang Krystal baca.

.

.

.

Tanpa yang lain sadari, Yuri mulai larut dalam pikirannya sebelum akhirnya ia tersentak dan suaranya mengejutkan Jessica, Seulgi, maupun Hyoyeon.

.

“Aku ingat sekarang!”, ucapnya dengan keras.

.

“YAH Yul. Kau mengagetkan saja”, ujar Hyoyeon.

.

Yuri tidak mempedulikan itu, dia langsung memandang Jessica. “Sica, kau ingat dongeng yang kau pernah kau ceritakan padaku di saat aku dan Krys bermain ke istana?”

.

“Ya, ada apa Yul?”

.

“Kenapa kau membawaku ke hutan yang berada di belakang rumah Sooyoung unnie waktu itu?”

.

Jessica tidak menjawab. Bukan karena ia lupa, tapi ia tidak ingin jawabannya didengar oleh Seulgi maupun Hyoyeon. “Untuk apa kau bertanya, Yul?”, ia balik bertanya.

.

Yuri sedikit tidak puas, tapi ia mengabaikan itu. Karena bagian terpentingnya bukan soal alasan Jessica, tapi ia ingin tahu kenapa Jessica tidak pernah bisa masuk hingga ke dalam hutan itu.

.

Di lain sisi, Seulgi mulai menyadari arah pembicaraan mereka. Ia segera menimbrung. “Tidak ada yang pernah kesana, Yul” sanggah Seulgi.

.

“Apa karena kau penasaran dengan dongeng yang kau baca?”, Yuri kali ini mengabaikan ucapan Seulgi.

.

Jessica tampak ragu dan menggigit bibir bawahnya sebelum sebuah kalimat meluncur dari bibirnya.

.

“Ya, aku membaca dongeng itu tapi Yujin dan Yoong selalu menolak jika aku ingin melihat ke dalam hutan itu”

.

“Apa kita bisa kesana sekarang?”

.

“YA! Apa yang kau katakan? Tidak ada apapun disana”, Seulgi tampak marah dengan permintaan Yuri ke Jessica. Tapi terlambat. Ia tak bisa berkata apa-apa lagi setelah sebuah kalimat meluncur dari Jessica.

.

.

.

“Ya, kita bisa kesana”

.

.

.

.

“Oh shit!”

.

.

.

TBC

————————————-

HAI HAI

Sorry baru update. Sibuknya makin ekstra.

Thanks yang udah bersabar nungguin cerita ini. Awalnya gue bilang mau diprotek, tapi karena belum terlalu penting, jadi PART 10 yang akan gue protect ^^

Dan…

Niat gue mau double update tapi ternyata nggak bisa karena WHY belum kelar ditulis.

Oke deh, semoga updatean ini berkenan. See you

.

Annyeong!

.

.

.

by: J418

.

.

*bow*

85 thoughts on “ETERNITY (9)”

  1. Sedihnya.. klo kita punya memori ingatan yg kecil. Jdi bukannya makin paham.. malah makin bingung 🤣🤣🤣 yah elah. Knp crta nya jd semakin seru sih?? Makin buat oenasaran next itu ada apa???

    Like

Leave a comment