RAIN, SERIES

RAIN (12)

Tittle                : RAIN

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Jessica Jung

Tiffany Hwang

Kim Hyoyeon

Lee Sunkyu

The Others

Genre              : GirlxGirl, Friendship, BitterSweet, Romance

 

Series

—————————————————-

RAIN……

– There’s a thin line between being in love and being stupid –

.

.

Part 12

.

.

Yoong terbangun dari tidurnya dan menatap ke sekeliling ruangan. Ternyata dia sudah berada di apartemennya sendiri. Ia memegangi kepalanya yang masih terasa pusing dan menyadari bahwa pakaiannya sudah berganti.

.

Pintu kamarnya terbuka dan muncullah sosok yang membuat Yoong terdiam. “Kau sudah bangun?”, ucap orang itu dan masuk seraya meletakkan sarapan untuk Yoong disamping meja kecil.

.

“Untuk apa kemari?”, ucapnya datar.

.

“Yuri unni memberitahuku kau mabuk berat semalam dan dia tidak tahu passkeymu. Jadi dia memintaku untuk datang kemari”

.

“Aku baik-baik saja. Pulanglah”, Yoong berbaring kembali dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

.

Orang itu hanya bisa menghela nafas dan memandang gundukan selimut itu dengan tatapan sedih. “Kau pikir aku baik-baik saja dengan keputusan ini, huh? Bersikaplah dewasa Yoong, bukan dengan cara meluapkan kekesalanmu dengan pergi ke bar. Bagaimana jika wartawan melihatmu?”

.

“Apa pedulimu? Kau hanya manajerku, tidak lebih. Jangan berpikir kau bisa mengatur kehidupan pribadiku lagi. Berhentilah berpura-pura seolah kau peduli padaku Hyuni. Pergilah, kau tidak berhak datang lagi ke apartemenku”, Yoong terpancing amarahnya lagi dan itu membuat Seohyun terdiam.

.

Sekuat tenaga ia menahan airmatanya. Seohyun berdiri dari pinggir ranjang dan memandang Yoong sesaat.

.

“Bukan cuma kau yang terluka Yoong, aku juga”, dengan begitu ia keluar dari kamar Yoona dan segera pergi dari apartemen gadis itu.

.

ARRRRGGHHH

.

Yoong berteriak frustasi dan membuang nampan berisi makanan yang tadi disiapkan Seohyun untuknya. Matanya memerah dan airmata lolos begitu saja dari pelupuk matanya.

.

“Setidaknya kau mau berjuang bersamaku tanpa menyerah terlebih dulu”, lirih Yoong seraya memandang pintu kamar yang terbuka.

.

.

.

Seohyun membuka pintu mobilnya dengan kasar dan segera melajukan mobil itu. Sekuat tenaga ia menahan sakit hatinya atas perkataan Yoong.

.

Apa pedulimu? Kau hanya manajerku, tidak lebih.

.

Jangan berpikir kau bisa mengatur kehidupan pribadiku lagi.

.

Berhentilah berpura-pura seolah kau peduli padaku Hyuni. Pergilah, kau tidak berhak datang lagi ke apartemenku.

.

.

Seohyun mencengkram setir mobilnya dengan kuat. Airmata terus mengalir dari sudut matanya. Sesekali ia mengusap airmatanya agar tak menghalangi pandangannya untuk melihat ke arah jalan.

.

Setelah beberapa menit, ia tiba di sungai Han dan duduk di salah satu bangku taman yang ada di sana. Pandangannya menatap ke arah langit pagi yang tampak cerah. Banyak orang-orang yang berlalu lalang disini untuk berolahraga.

.

“Dari pemeriksaan kesehatan, Ayah anda mengalami riwayat jantung yang kurang baik. Jadi saya harap, jangan sampai beliau terkejut atau mengalami shock yang berat karena itu akan mempengaruhi kondisinya”, Penjelasan dokter hanya membuat Seohyun menganggukkan kepalanya mengerti tanpa bisa berkomentar apapun lagi.

.

.

“Kau tahu nak, Appa berharap bisa segera menimang cucu dan anak-anakmu berkeliaran di rumah kita ini”

.

Seohyun tertawa kecil pada Appanya. “Suatu hari Appa… Aku belum menemukan seseorang yang mencintaiku dengan tulus”

.

“Hmmm pasti nak. Appa yakin akan ada yang terbaik untukmu. Saat kau beranjak dewasa nanti, pasti kau akan menemukannya”

.

.

.

Seohyun menitikkan lagi setelah memikirkan hal itu. Sejujurnya ia tak pernah menduga bahwa ia akan jatuh cinta pada seseorang bernama Im Yoona.

.

“Maafkan aku Yoong”

.

.

.

.

——————————

.

“Apa tidurmu nyenyak?”

.

“Hmmm i guess so”, Hyoyeon beranjak dari kasurnya dan segera menuju kamar mandi. Sedangkan Juyeon keluar dari kamarnya dan menunggu gadis itu di ruang tamu.

.

Sesuai rencana, hari ini setelah Showcase Jessica dan Taeyeon, akan diadakan presscon permintaan maaf dari Hyoyeon. Setelah menunggu setengah jam, Hyoyeon keluar dengan pakaian casualnya.

.

“Ini script yang harus kau pelajari Hyo. Tanyakan padaku jika ada yang tak kau mengerti”, Juyeon menyerahkan beberapa lembar kertas padanya.

.

Hyoyeon tampak serius membaca semua script. Tiba-tiba ponsel Juyeon berbunyi, menandakan sebuah email masuk kepadanya. Juyeon langsung membukanya dan raut wajahnya berubah.

.

“Setiap keputusan berada padamu, Juyeon-ah. Aku percaya kau bisa mengatasi hal ini”

.

Ucapan Jessica membuat Juyeon mengurungkan niat untuk menghubungi gadis itu. Juyeon memilih untuk melihat email itu kembali lalu mengirimkannya pada tim kuasa hukum.

.

“Apa Sica sudah memikirkan semua resikonya?”, pertanyaan Hyoyeon membuat Juyeon menoleh padanya dan meletakkan kembali ponselnya.

.

“Eoh. Dia sudah memikirkan semuanya. Sekarang tinggal kau dan member lain yang harus bersiap menerima resikonya. Tenanglah, RAIN akan tetap baik-baik saja. Itu yang Sica janjikan setelah presscon ini”, jelas Juyeon.

.

Mendengar penjelasan Juyeon membuat Hyoyeon menghela nafasnya kembali. Ia benar-benar menyesal karena melakukan tindakan bodoh itu dan hanya memikirkan kesenangannya sendiri tanpa memikirkan resiko yang dihadapi.

.

Juyeon yang dapat menduga apa yang Hyoyeon pikirkan, lalu menepuk pundaknya pelan. “Bayarlah rasa penyesalanmu itu dengan menjadi dirimu yang lebih baik, Hyo. Lakukan untuk kebaikanmu, bukan orang lain”

.

Hyoyeon tersenyum simpul. “Thanks”

.

Sambil menunggu Hyoyeon mempelajari semua script presscon, Juyeon meninggalkannya sebentar dan berurusan kembali dengan ponselnya.

.

To: Choi Sooyoung

.

Unni, aku sudah menyiapkan passport dan visa untuk kalian. Bersiaplah pergi dari Jeju hari ini. Aku sudah menyuruh beberapa orang untuk menjemput kalian. –Juyeon

.

.

Juyeon kembali tersenyum. “Selama masih ada aku, idak ada yang bisa menyakitinya, siapa pun itu”, batinnya sambil menatap wallpaper dirinya bersama Jessica di ponsel miliknya.

.

.

.

***

.

“Sudah siap?”

 

.

“Hmmmm”

.

“Kajja”, Jessica menggandeng tangan Tiffany dan kedua berjalan melewati beberapa blok di komplek pemakaman yang terlihat cukup sepi.

.

Sepanjang perjalanan, hanya keheningan yang tercipta. Tiffany menatap tangannya yang digenggam oleh Jessica. Dia tak berhenti menunjukkan senyumnya dan merasakan kedamaian yang luar biasa dalam dirinya. Masa-masa bahagia itu kembali muncul meskipun belum sepenuhnya.

.

Mereka kini sudah sampai di tempat tujuan. Seorang namja muda sedang tersenyum dalam figura foto yang terpajang disana. Ya, Jessica mengajak Tiffany mengunjungi makam Jinwoon, adik kembarnya. Saat dulu mereka berhubungan, Jessica selalu melarang Tiffany ikut dengannya ketika mengunjungi makam Jinwoon. Alasannya karena ia tak ingin Tiffany melihat dirinya menangis di makam Jinwoon.

.

“Jinwoon-ah, ini Tiffany”, Tiffany membungkuk dan tersenyum pada foto itu saat Jessica mengenalkannya.

.

“Senang melihatmu, Jinwoo-ah”, ucap Tiffany.

.

Saat bersamaan, Jessica meletakkan buket bunga yang ia bawa untuk Jinwoon dan juga membersihkan pinggiran pusara yang terlihat sudah ditumbuhi rumput. Tiffany juga ikut membantunya.

.

“Apa Taeyeon juga datang kesini?”, Tanya Tiffany. Gadis itu baru saja mengetahui fakta bahwa Taeyeon pernah memiliki hubungan spesial dengan Jinwoon.

.

Jessica menggeleng. “Dia sangat tertutup. Bukankah itu sudah terlihat? Mungkin hanya Jinwoon yang tahu apakah Taeyeon mengunjunginya atau tidak”, Jessica terkekeh sendiri dengan ucapannya.

.

“Yeah kau benar, Jessi”, Tiffany tertawa setelahnya.

.

“Ayo kita sarapan, setelah itu aku akan mengantarmu kembali ke dorm”, ajaknya pada Tiffany dan ia segera berdiri.

.

Tiffany menunjukkan wajah protesnya. “Apa aku tidak boleh melihat rehearsal kalian?”, tanyanya dengan penuh harap.

.

“Aku tidak mengizinkannya. Kau sebaiknya beristirahat, dan kita bertemu lagi nanti sore”, Jessica menggandeng tangannya lagi dan mereka pergi dari sana tanpa ia mempedulikan bahwa Tiffany kesal dengan keputusannya.

.

Mobil Jessica berhenti di suatu cafe kecil yang sangat sederhana. Keduanya turun dan segera masuk ke dalam. Kafe ini selalu terlihat sepi karena letaknya yang terhalangi oleh gedung-gedung tinggi. Tapi Jessica dan Tiffany salah satu orang yang tahu masakan di kafe ini sangat enak.

.

Seraya menunggu pesanan mereka datang, Tiffany meletakkan dagunya di pundak Jessica. “Kau masih mengingat menu sarapan favorit kita, hmmm”

.

Jessica mengambil tangannya dan menggenggam tangan Tiffany. “Apa menu favoritmu berubah?”, Tiffany menggeleng.

.

“Aku merindukan ini”, Tiffany ikut menggenggam tangan Jessica dan ia menghirup aroma tubuh Jessica hingga Jessica merasakan nafas hangat Tiffany terasa di lehernya.

.

“Apa kau masih mengantuk?” Tiffany mengangguk. “Tidurlah sejenak, aku akan membangunkanmu saat makanan sudah datang”, Tiffany tak berkata lagi. Ia pun mulai memejamkan matanya dan menikmati momen ini dengan senyum.

.

Jessica tersenyum saat ia merasakan nafas teratur dari Tiffany. Gadis itu sudah terlelap. Sekitar 15 menit, seorang wanita berusia sekitar 50 tahun masuk ke ruangan mereka dan membawakan sarapan untuk keduanya. Jessica hanya mempersilahkannya untuk meletakkan makanan karena ia tak dapat berbuat apa-apa terlebih Tiffany masih pada posisinya.

.

“Terima kasih”, wanita itu mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Jessica. Namun sebelum keluar dari ruangan itu, ia mengeluarkan sebuah album yang ia pegang.

.

“Anakku sangat menyukai semua lagumu bersama RAIN. Apa kau bersedia menandatangani album ini untuknya?”, tanya wanita itu pada Jessica.

.

Jessica tersenyum pada pelayan itu dan memberikan tanda tangannya. “Terima kasih karena sudah menyukaiku dan RAIN”, ucap Jessica.

.

“Hmm akan kusampaikan pada anakku. Terima kasih juga dan silahkan menikmati makanan ini”, pelayan itu undur diri dan kembali menyisakan Jessica dan Tiffany di dalam ruangan ini.

.

Jessica masih diam dan membiarkan Tiffany menikmati tidurnya. Dari sudut matanya, ia tersenyum simpul melihat Tiffany yang sangat tenang. Pelan-pelan ia mengusap rambut hitam Tiffany dan menyanyikan lullaby dengan pelan agar Tiffany tak terusik dari tidurnya.

.

.

.

——————————

.

“Apa terjadi sesuatu?”, Sunny bertanya pada Sooyoung yang tengah sibuk mengemasi barang-barang milik mereka yang akan dibawa.

.

“Eoh, tapi aku tidak tahu pasti masalah apa itu. Yang jelas kita harus pergi dari sini sebelum ada yang mengetahuinya”

.

“Kemana kita akan pergi?”

.

“Portland”

.

Sunny membulatkan matanya begitu mendengar tempat tujuan mereka. “Itu sangat jauh dari Seoul. Apa ini ide Jessica?”

.

“Ini ide Juyeon. Dia sudah mengurus kepergian kita kesana. Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir”

.

“Tapi aku takut”

.

Sooyoung menghentikan kegiatannya dan mendekati Sunny. “Selama aku yang mengawasimu, semua akan baik-baik saja, hmm” Sooyoung memeluknya dengan lembut dan menenangkan gadis itu.

.

Sunny hanya bisa mengangguk.

.

.

Setelah menunggu 3 jam, akhirnya ada sebuah mobil yang berhenti di depan rumah tinggal Sooyoung dan Sunny. Sooyoung keluar dan sudah ada beberapa orang yang menunggu. Salah seorang mendekatinya.

.

“Saya yang bertugas mengawal anda hingga ke Portland”, Sooyoung mengangguk mengerti. Orang-orang itu pun membantu mengangkat barang-barang mereka dan segera menuju bandara.

.

“Apa bisa kau katakan padaku yang sedang terjadi saat ini?”, tanya Sooyoung pada orang itu.

.

“Seseorang diduga ingin menghancurkan karir RAIN dan dia menggali kehidupan pribadi masing-masing member. Maka dari itu anda bersama Sunny-ssi harus segera menjauh sebelum orang itu menyelidiki kehidupan Sunny-ssi”, jelasnya. “Untuk itulah Juyeon-ssi meminta kami mengantar anda ke Portland. Disana cukup aman menghindari kejaran paparazzi”

.

Sooyoung dan Sunny berpandangan setelah mendengar apa yang terjadi. Mereka pun hanya mengangguk dan kembali pada posisi duduknya sambil menunggu hingga mereka tiba di bandara.

.

.

.

.

***

.

Yoong baru saja keluar dari apartemennya. Ia menggunakan taksi menuju salah satu tempat yang ingin ia datangi. Sesampai disana, ia tersenyum begitu orang yang dicarinya baru menyelesaikan shooting.

.

“Yuri Unni!”, Yuri menoleh begitu ada yang memanggilnya dan melihat Yoong mendekat ke arahnya.

.

“Oh, hai Yoong. Bagaimana keadaanmu? Maaf aku ada schedule pagi tadi jadi aku meminta Seohyun menemanimu”

.

Yoong hanya bisa tersenyum paksa saat mendengar nama Seohyun. “Terima kasih, Unni. Aku baik-baik saja. Apa bagianmu sudah selesai?”

.

“Eoh. Ada apa?”

.

“Makan siang bersama. Bagaimana?”, tawar Yoong. “Kau sudah menemaniku semalaman hingga aku minum sangat banyak”

.

Yuri justru tertawa. “Jadi kau mengajakku untuk mengucapkan terima kasih? Tidak perlu Yoong. Kita kan sudah menjadi teman”, ucap Yuri.

.

“Kalo begitu, makan siang sebagai teman. Bagaimana?” ajaknya lagi.

.

Yuri tampak berpikir. “Hmm baiklah aku setuju. Ngomong-ngomong dengan apa kau kesini?”

.

“Hehehe, aku naik taksi. Jadi Unni bertugas mengantarku kembali ke apartemen”, ucapnya dengan cengiran.

.

“Hahaha, dasar kau ini. Ayo kita berangkat sekarang”

.

.

.

.

—————————

.

Taeyeon dan Jessica sudah menyelesaikan rehearsal terakhir mereka dan keduanya kini berada di ruang ganti.

.

“Ini”, Jessica memberikan Taeyeon sebotol air mineral dingin.

.

“Thanks”, balas Taeyeon dan Jessica pun duduk di kursi yang tak jauh dari sofa sedangkan Taeyeon berada di sofa.

.

“Aku minta maaf soal Tiffany, Taeng. Aku—”

.

Taeyeon memotong ucapannya. “Sudahlah Sica. Aku tak ingin membahas hal ini”, ucapnya seraya menghela nafas.

.

Hening

.

.

Taeyeon memandangnya lagi dengan ekspresi yang tak dapat terlukiskan. “Terkadang aku berpikir apa yang kau punya dan yang tak ku punya. Apa karena selama ini kau yang menopang karirnya dengan sponsor-sponsor itu atau karena uang yang kau miliki jauh lebih banyak daripada aku untuk mendukung karirnya? Entahlah”

.

“Taeng”, Jessica terkejut dengan perkataan Taeyeon. “Ba—Bagaimana kau tahu?”

.

Taeyeon tertawa sinis. “Aku bahkan tahu semuanya. Kau menyakitinya tapi kau juga yang peduli padanya. Bahkan Tiffany selalu hanya melihatmu, melihat seseorang yang sekalipun jauh darinya.

.

Jessica diam dan membiarkan Taeyeon mengungkapkan kekesalannya.

.

“Lupakan ini dan kau tak perlu memikirkan perasaanku. Satu hal yang harus kau ingat, jangan berpikir bahwa kita ini teman. Aku masih menganggapmu sebagai musuhku” dengan begitu Taeyeon memilih keluar dari ruang ganti dan pergi begitu saja.

.

Jessica memilih diam disana daripada mengejar Taeyeon. Itu sama saja akan membuat semuanya menjadi semakin buruk. Sejak kejadian di rumah sakit, Jessica memang sudah mengetahui perasaan Taeyeon. Tapi ia juga tak ingin membohongi perasaannya bahwa Tiffany berharga untuknya dan kepeduliannya pada Taeyeon lebih dari yang orang lain tahu.

.

.

Taeyeon berjalan cepat menuju rooftop gedung ini. Disana ia berteriak dan meluapkan kekesalannya hingga ia kelelahan. “Kenapa kita harus mencintai orang yang sama, Sooyeon-ah?”, Taeyeon menyandarkan tubuhnya di pinggir tembok pembatas.

.

“TaeTae, kemari”, Tiffany memanggilnya dengan sangat antusias.

.

Taeyeon mendekat ke arah gadis itu dan melihat apa yang dia lihat. “Bagus ya pemandangan Seoul malam hari jika dilihat dari sini”, ucap Tiffany dan Taeyeon menyetujuinya.

.

“Seseorang bilang padaku, bahwa jika kita sedang bersedih atau ada masalah, memandangi langit malam akan membuat pikiranmu menjadi tenang”

.

Taeyeon mengerutkan dahinya begitu Tiffany berkata seperti itu. “Seseorang mengatakan hal yang seperti itu padaku”, balasnya.

.

“Benarkah?”

.

Taeyeon mengangguk.

.

.

.

“Kenapa kau suka wangi vanilla mint, Phany-ah?”, Taeyeon heran dengan parfum yang Tiffany pilih. Karena yang ia tahu, Tiffany selau memakai harum strawberry.

.

“Aku sangat menyukainya. Wangi ini selalu membuatku tenang” Tiffany tersenyum setelah mengatakan hal itu.

.

.

.

“Ini yang bisa aku dapatkan. Tiffany dan Jessica pernah memiliki hubungan spesial”

.

Laporan Jay membuat Taeyeon terdiam. Ia masih mencerna apa yang baru saja Jay katakan padanya. “Aku tidak tahu penyebab putusnya hubungan mereka. Tapi yang aku dapatkan, Jessica mensponsori semua kegiatan Tiffany tanpa melibatkan namanya”

.

.

“Aku mencintaimu Phany-ah”

.

“Kau gila! Kita ini sahabat Taeng”

.

“Kenapa? Apa karena kau belum bisa melupakan Jessica?”

.

“…………………….”

.

“Kau terkejut? Aku sudah mengetahuinya Phany-ah”

.

.

.

Taeyeon menatap lurus ke depan sambil merogoh saku blazernya. Ia mengeluarkan sebatang rokok dan mulai menghisapnya. Mengagumi dan Mencintai adalah dua hal yang berbeda, Taeng. Taeyeon kembali teringat oleh kata-kata Jay padanya.

 

.

.

.

—————Ceklek————–

.

Pintu ruang ganti terbuka dan Seohyun datang bersama Tiffany. Keduanya menyapa Jessica dan Tiffany duduk di tempat yang sebelumnya diduduki Taeyeon.

.

“Unni, kemana Taeyeon Unni? Kalian harus segera bersiap. Dua jam lagi Showcase akan dimulai”, ucap Seohyun.

.

“Dia sedang keluar. Apa kau bisa mencarinya, Hyuni?”

.

“Eoh, tentu saja. Tunggu sebentar unni”, Seohyun segera keluar dan mencari Taeyeon.

.

Tiffany yang ada disitu menyadari bahwa Jessica terlihat pendiam. “Apa terjadi sesuatu?”, tanyanya lembut.

.

“Kemarilah”, bukannya menjawab Jessica justru meminta Tiffany mendekat ke arahnya. Dengan posisi Tiffany berdiri dan Jessica yang masih duduk di kursi, ia memeluk Tiffany.

.

Keheningan melanda sejenak. Jessica memejamkan matanya berusaha mengurangi kekesalannya sementara Tiffany tak berkomentar. “Kau memang obat ampuh yang bisa menenangkan pikiranku, hmm”, gumam Jessica dan Tiffany yang mendengarnya hanya tersenyum.

.

“Are you okay?”, Jessica melepaskan pelukan itu dan mendongakkan kepalanya ke atas untuk bertemu dengan mata Tiffany yang tengah menatapnya.

.

“Hmmmm i’m okay”, Jessica berdiri dari duduknya. “Khaa~ kita harus bersiap-siap”, ajaknya dan ditanggapi anggukan oleh Tiffany.

.

.

.

Tepat pukul 5 sore waktu setempat, hall di salah satu kota Seoul mulai dipenuhi fans yang akan menyaksikan Showcase Taeyeon dan Jessica. Antusiasme penonton sangat terlihat dari penjualan 5 ribu tiket secara online habis terjual kurang dari 5 menit.

.

Pembukaan showcase dibuka dengan penampilan Taeyeon yang bermain gitar akustik dan kemudian dilanjutkan oleh duet bersamanya dengan Jessica. Semua penonton menikmati pertunjukkan yang berlangsung selama 1 jam ini. Kehadiran Tiffany pun disambut dengan baik oleh para fans Jessica dan Taeyeon maupun fans RAIN secara keseluruhan.

.

Ucapan selamat, datang dari berbagai kalangan yang turut memberikan supportnya untuk debut Taeyeon dan Jessica. Keduanya pun sedari tadi tak berhenti memberikan senyum dan berusaha professional di hadapan publik.

.

Sesuai jadwal, selesainya Showcase Taeyeon dan Jessica akan diikuti oleh presscon yang akan dihadiri oleh Hyoyeon. Maka disinilah Taeyeon, Yuri, dan Jessica yang ditemani oleh Seohyun. Mereka menunggu dengan cemas di satu ruangan sambil melihat layar kaca dimana presscon akan diadakan.

.

Presscon dibuka dengan Juyeon sebagai juru bicara mendampingi Hyoyeon. Saat member RAIN itu mengakui kesalahannya dan meminta maaf, tak sedikit yang bereaksi terkejut dengan pengakuan gadis berambut blonde itu. Headline news segera terbit dalam hitungan menit. Hyoyeon dan RAIN memenuhi pencarian nomor satu di Korea, bahkan Showcase Taeyeon dan Jessica mulai tersaingi.

.

Banyak yang kecewa dengan pengakuan Hyoyeon, tapi banyak juga yang menerima pengakuan dari Hyoyeon dengan baik. Saham BCEnt mulai goyah dengan berita ini namun berkat Showcase Taeyeon dan Jessica yang memukau, membuat saham company masih relatif baik meskipun sudah mengalami penurunan.

.

“Shit! Bagaimana bisa mereka mengakui kesalahan semudah itu?”, Pria berkacamata itu tampak tak puas dengan berita yang baru saja muncul. Email yang dia kirimkan pada Juyeon ternyata tak dipedulikan oleh Juyeon. “Kita harus memakai berita lain untuk membuat RAIN hancur”, ucapnya dengan kemarahan yang memuncak dan segera mematikan layar televisi tersebut.

.

.

Selesai presscon, Hyoyeon segera menemui member lain di ruangan yang sudah disediakan. Yuri dan Jessica menyambutnya dengan baik begitu juga Taeyeon meskipun gadis itu memakai wajah dinginnya.

.

“Kau berhasil melakukannya, Hyo”, ucap Yuri dan Jessica ikut menyetujui.

.

“Maafkan aku, ini tak akan terulang lagi”

.

“Sudahlah, semua orang pasti melakukan kesalahan. Dan kau sudah mencoba untuk memperbaikinya. Masa bodoh dengan omongan orang yang membencimu”

.

Bukan hanya Yuri dan Jessica, tapi juga Hyoyeon, Seohyun, dan Juyeon terkejut dengan ucapan barusan. Kalimat itu muncul dari seorang Kim Taeyeon.

.

“Taeng!”, Yuri berteriak senang dan langsung memeluk Taeyeon yang kemudian gadis dingin itu terlihat kesal dengan tindakannya.

.

“YAH! Jangan sembarangan memelukku”, semuanya terkekeh dengan kelakuan Yuri dan Taeyeon.

.

“Kau ini, kita kan teman”, Yuri tampak protes.

.

“Aish whatever. Yasudah aku mau pulang”, Taeyeon segera pergi dari sana dan diikuti Seohyun yang menemaninya.

.

Semuanya hanya menggeleng heran melihat sikap Taeyeon yang sangat dingin namun terlihat lucu.

.

.

.

.

***

.

Jessica berbicara dengan Juyeon saat semuanya sudah pergi. “Apa kau sudah mengurus semuanya?”, Juyeon mengangguk menanggapi pertanyaan Jessica.

.

“Sekarang pulanglah dan temani Hyoyeon. Kupikir dia masih terbebani dengan presscon barusan”

.

“Eoh. Apa kau butuh asisten lain untuk menemanimu?”

.

Jessica menggeleng. “Tidak” Jessica tersenyum padanya. “Hati-hati Juyeon-ah. Paparazzi pasti tidak akan senang dengan presscon ini. Temui aku jika kau sudah yakin bahwa Hyoyeon baik-baik saja”

.

“Hmm i know. Sooyoung Unni dan Sunny sudah menuju Portland dan masalah email dari paparazzi itu, aku akan segera melacaknya” lapor Juyeon.

.

“Apa kau punya ide tentang pelakunya?”, Tanya Jessica.

.

“Aku masih menduga pelaku sangat membenci kesuksesan RAIN tapi kemungkinan lain masih bisa terjadi. Setelah ini pasti akan ada pandangan-pandangan miring tentangmu sebagai leader, jadi kumohon jangan dimasukkan ke dalam hati. Mereka tidak mengenalmu secara baik. ”

.

Jessica mengerti dengan ucapan Juyeon. “Aku tahu, gomawo Juyeon-ah”

.

“Kalo begitu aku pergi dulu Sica” Jessica mengangguk lagi.

.

Begitu Juyeon pergi bersama Hyoyeon, Jessica berjalan menuju ke parkiran. Disana sudah ada beberapa bodyguard yang akan mengawalnya. Setiap member RAIN akan dijaga 4 hingga 5 bodyguard untuk mengurangi resiko yang terjadi akibat presscon tersebut.

.

“Kau belum pulang Yul?”, Jessica melihat Yuri berdiri di samping mobil tak jauh dari mobilnya berada.

.

“Ada sesuatu yang ingin kutanyakan” ucapnya. “Ngomong-ngomong, apa ada Tiffany disana?”, pandangan Yuri mengarah ke mobil Jessica.

.

“Eoh, dia ada disana. Apa kau ingin menyapanya?”

.

Yuri terkekeh. “Akan sangat aneh jika aku menyapanya sekarang. Lain kali saja jika aku bertemu dengannya saat di dorm”, jawab Yuri dan Jessica ikut terkekeh.

.

Setelah mereka bercanda sebentar, Yuri menatap Jessica lagi. Kali ini dengan tatapan serius. “Apa presdir akan menerima ini?”, tampak kekhawatiran dari mata Yuri mengingat bahwa Jessica yang akan bertanggung jawab untuk semua kekacauan ini. Ia sengaja menunggu Jessica untuk membicarakannya.

.

“Aku akan menanganinya. Jangan khawatir dan lakukanlah schedulemu dengan baik Yul, seperti biasanya hmmm”

.

Tatapan Yuri melembut. “Aku bisa menemanimu jika kau mau, Sica”

.

“Terima kasih Yul. Tapi ini bagian dari tanggung jawabku. Cukup kau selalu mendukungku, aku sangat bahagia”

.

Yuri menunjukkan senyumnya. “Kau bisa menemuiku kapan pun jika kau membutuhkan sesuatu”, Jessica ikut tersenyum atas ucapan Yuri lalu memeluk gadis tanned itu.

.

“Aku tahu, kau memang yang terbaik Yul. Terima kasih”, Yuri menerima pelukan itu dan keduanya tiba-tiba tertawa bersama. Tak sengaja, matanya melirik ke arah mobil Jessica dan dalam hati ia hanya bisa tertawa saat sepasang mata menatapnya dengan tatapan cemburu.

.

“Aku pulang. Sampai ketemu di dorm, Sica”

.

“Huum, hati-hati Yul”

.

Jessica masuk ke dalam mobilnya saat Yuri sudah pergi dan ia justru mendapati Tiffany yang tengah cemberut. Lagi-lagi ia menghela nafasnya lalu mencubit pelan hidung mancung Tiffany.

.

“Itu namanya pelukan persahabatan Tiff”, jelas Jessica saat ia tahu apa penyebabnya

..

“Aku tahu”, balasnya cuek dan Jessica tertawa lagi dengan mood swing yang dimiliki gadis ini.

.

Jessica menggeser duduknya sehingga tidak ada jarak diantara mereka. “Kalo begitu, berikan aku senyumanmu”

.

“Tidak mau”

.

Jessica tampak berpikir sebelum mengatakan idenya. “Apa kau ingin pergi keluar sebelum kita kembali ke dorm?”, Jessica masih membujuknya agar gadis itu tak cemberut lagi, Tampak senyum sumringah dari Tiffany setelah mendengar tawaran Jessica.

.

“Namsan tower”

.

Jessica tersenyum mengerti. “Ahjussi, kita mampir ke Namsan tower”, ucapnya pada sang sopir dan Tiffany berteriak senang.

.

.

.

.

—————————–

.

Taeyeon turun dari mobil diikuti dengan Seohyun. “Unni sebaiknya kau pulang saja”, Seohyun masih membujuknya karena Taeyeon tidak ingin pulang ke dorm.

.

“Aku bisa jaga diri, Hyuni. Aku tidak perlu bodyguard. Bawalah mereka”

.

“Tapi Unni, Sica unni bilang kalau—”

.

“Urusan Jessica, biar aku yang tangani. Sekarang pulanglah, dan aku akan menginap disini. Kau bisa menjemputku besok pagi, oke?”

.

Seohyun tak bisa berdebat lagi. Taeyeon terlalu kekeuh dengan pendiriannya. “Baiklah, hati-hati Unni. Aku pulang”

.

Taeyeon melihat kepergian Seohyun dengan para bodyguardnya itu. Tak lama ia pun masuk ke dalam apartemen dan menunggu di depan pintu. Hampir sejam ia menunggu, akhirnya orang yang ia tunggu datang juga.

.

“Ada apa lagi?”, tanya orang itu heran.

.

“Sudah kukatakan aku masih ingin menemuimu”

.

Orang itu tertawa kecil. Ia segera menekan passkey dan membawa Taeyeon masuk ke dalam. Mereka duduk di ruang tamu dan ia menyuguhkan minuman untuk Taeyeon.

.

“Hingga detik ini semua media massa membicarakan kalian. Hahaha, kupikir RAIN memang group populer. Hingga masalah ini saja bisa melukai banyak orang terutama penggemar Hyoyeon” komentar orang itu yang tak lain adalah Krystal.

.

“Yeah, dan itu semua ide sepupumu. Dia benar-benar leader yang menyebalkan”

.

“Tapi cara yang dipakainya adalah cara yang benar. Bukan begitu?”, sambung Krystal.

.

“Aku hanya heran, bahkan dia masih bersikap biasa saja ketika salah satu membernya hamil di luar nikah dan sekarang, terlibat pemakaian narkoba. Dia selalu berbicara bahwa kejujuran itu penting ditengah kerasnya persaingan dunia hiburan. Oh shit! Aku terdengar seperti membelanya”, ucapan Taeyeon membuat Krystal tertawa lagi.

.

“Kau memang membelanya dan kupikir kau pendukung nomor satu setiap keputusan jujurnya”, goda Krystal dan Taeyeon tampak mengerutkan hidungnya karena tak senang dengan hal itu.

.

“Jangan membuatku merinding dengan ucapanmu itu, sayang”, Dan Krystal kembali tertawa puas karena hal itu.

.

“Bersantailah. Aku ingin membersihkan tubuhku terlebih dahulu”, Krystal segera masuk ke kamarnya dan meninggalkan Taeyeon seorang diri.

.

Merasa bosan, Taeyeon memutuskan untuk menyusul Krystal dan menunggunya di kamar gadis itu. Saat menunggu, pandangan mata Taeyeon tak sengaja menangkap sebuah buku yang cukup tebal dan ia pun mengambilnya.

.

Taeyeon tersenyum dan tampak terpukau dengan gambar-gambar design yang tersaji di depan matanya. Krystal memang sangat berbakat dalam hal ini meskipun dia bukanlah seorang designer.

.

“Puas dengan apa yang kau lihat, Kim Taeyeon?”

.

Taeyeon menyengir sambil memandang ke arah Krystal yang baru saja keluar dari kamar mandi. “Kau harus mengajariku lagi. Darimana kau mendapatkan inspirasi ini?”, Taeyeon selalu tertarik dengan design dan untuk itulah terkadang dia memberikan designnya pada Tiffany agar gadis itu memakai idenya saat akan terlibat fashion show.

.

“Hanya iseng”, jawab Krystal cuek dan duduk di sebelah Taeyeon.

.

“Jawabanmu membuatku kesal. Seandainya aku punya bakat sekeren dirimu”

.

“So funny”, Krystal terkekeh. “Bakat suaramu jauh lebih mengagumkan dan menjual daripada seorang designer yang hanya sering bekerja di balik layar dan yang mendapat kepopulerannya adalah sang model”

.

“Yeah kau benar”, Taeyeon menutup buku sketsa itu dan meletakkannya kembali ke tempat semula. Setelah itu ia naik ke atas tempat tidur Krystal. “Aku akan menginap lagi malam ini”

.

“Kau benar-benar ingin bertemu denganku, huh?”, ejek Krystal.

.

Taeyeon mengendikkan bahunya. “Mungkin”

.

Taeyeon segera menarik pergelangan tangan Krystal ke arahnya dan mereka mulai berciuman. Tangannya membingkai wajah Krystal dan semakin memperdalam ciuman mereka. Saat Krystal membuka mulutnya, saat itulah Taeyeon semakin bersemangat.

.

“Jessica benar-benar akan membunuhku”, ucapan Taeyeon membuat Krystal tertawa dalam ciuman itu.

.

“You should prepare yourself, Taeng”

.

“I know baby”

.

Dan malam itu pun sepertinya akan menjadi malam yang panjang untuk keduanya. Sesaat, bayangan Tiffany sempat terbesit dalam benak Taeyeon, namun dengan segera ia menghancurkan bayangan itu agar tak menguasai pikirannya lagi.

.

.

.

.

.

.

Sepertinya aku sudah menemukan jawabannya, Jay

.

.

.

.

.

TBC

——————————————

HAI ^^

Hmm gue lagi bingung mau cuap-cuap apa. SO, semoga chapter ini menghibur :))

Masih galau Jeti?? Nggak dong, tapi entar aja gue bikin bapernya.

HAHAHAHA *tawa ala Yoong*

Krystae ehem gue cut lah, ini kan bukan genre mature kayak butterfly. #alesan wkwkwkwk

OKE, See you di Butterfly

.

Annyeong!

.

.

by: J418

.

*bow*

127 thoughts on “RAIN (12)”

  1. Gilirain RAIN 🙂
    1 masalah mulai terselesaikan tp msh dtg lg aja masalah baru buat RAIN, resiko dunia hiburan mh gt ya…
    Kasian sama yoonhyun, moga mrk bisa kembalu, kasian 1 sama lain saling tersakiti tp gara” ini ko yoong keliatan jd deket sama yul
    wah moment jeti, mrk pasti bakal balikan lg deh udh ada tanda” soal’y asekk…
    my lovely daddy taeng, gk sama mom fany atau krystal atau siapapun couple’y selalu byun yah..
    sempet berharap my dad cepet” insyaf haha.. tp klo gk byun jg gk seru yah #ehhplak
    ntah knp ini paparazi bikin susah bgt yah, mana niat’y pengen hancurin Rain lg
    moga cpt ketangkep deh tuh org nyebelin

    Like

  2. Aigooo gitu aja cemburu. Tiffy manja banget ama Jessi.
    Akhirnya masalah hyo udah terselesaikan juga,
    Yoonyul semakin dekat aja apa di akhir mereka akan jadian?. Akhirnya Taeng sudah menemukan jawaban, siapa yg ada di hatinya.

    Like

  3. Jessi jjang.. jujur itu lebih baik. 🙂
    jeti makin sweet ajah y, tpi kasihan yoonhyun hubunganya goyah gara2 appa soohyun,hmm moga2 aj happy ending y thor, jangan sedih2 plisss hehehe

    Like

  4. yoonhyun sama” menderita, tapi yoonyul kyk ada sesuatu deh.
    fany bawaanya cemburu banget sampe” sica cuman bisa ketawa.
    sica berkorban banget untuk rain jjang!
    blam masalah mulai berdatangan

    Like

  5. jujur itu menyenangkan he he he
    entah gmn sica disini keren bgt.. eh jeti belum balikan kan ini?!!!!!! belum kaan?!!! fany jgn cemburu dooong weeek udah yoong ama yuri aja.. hahahahaaa

    Like

  6. Tampaknya hanya fanny yg bisa naklukin sica. Ini konflik lengkap bngt, siapa yg mau menghancurkan RAIN? apa Mr. Han? Karna dr hanya mr han yg g terang-terangam ingin rain bubar. Tae spertinya akan kembali ke krys. Yah g ada moment taeny lg kkkkk.

    Like

  7. sica ,, kerennnnn pake bangettt .. jdi JeTi belum resmi , tpi sdh mesra lagi nih . hehehhe . taeng sama krystal aja , cocok tuh . hehhehe

    Like

  8. yoong emosi bgt ama hyuni, hyuni kan punya alasan nglakuin itu…..
    Huft ada2 aja tuh yg mau ngrusak RAIN, siapa ya orangnga ….
    Jeti sweet2 gmb gitu deh ah wkskwkwm
    nanti akhirnya yul ama siapa ya, dia baik ke siapa aja. Cintanya msh sama sica sih ….
    Krystae, matilah klu sampai sica tau wkwwkwk
    Semoga soosun ga terusik sama org jahat itu deh

    Like

  9. Yoonhyun bertengkar ? Omaijot :o;( gue udah baper tingkat dewa hujan :v
    taeyeon masih belum bisa mup on dari pany pany tipany tapi untung udah ada krystal. Semoga mereka semua selamat dari kuntilanak yang ngejar ngejar kehidupan mereka supaya jatuh

    Like

  10. Jeti lagi manis-manisnya😍 yoong masih galau garagara seo dan sekarang deket sama yul? Tapi seo waktu itu ngerasa ada hal aneh saat dia deket yul? Jadi mereka memperebutkan yul? Makin bingung dan bikin penasaraaannn😱😱

    Like

Leave a reply to rzu Cancel reply