ETERNITY, SERIES

ETERNITY (7)

1465486468786

Tittle                : ETERNITY

Cast                 : Kim Taeyeon

Kim Yujin (Uee)

Kwon Yuri

Krystal Jung

Jessica Jung

Tiffany Hwang

Kang Seulgi

Girls Generation, After School, Red Velvet and Others

Genre              : GirlxGirls, Fantasy, Magic, Drama, Romance, Friendship

Credit Pic by K.Rihyo

Series

Copyright © royalfams418.2016. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

——————————————————————–

.

.

Part 7

.

.

“Sudah mendapatkan sesuatu?”, ujar Tiffany saat melihat kedatangan Seulgi.

.

“Keadaan di kota mulai sedikit panik, sepertinya black magic sudah melewati kota”, jelas Seulgi pada Tiffany maupun Taeyeon yang berada disitu..

.

Taeyeon menyibakkan selimutnya dan perlahan-lahan duduk di tepi ranjang. “Aku berharap Sica tidak melakukan apapun saat ini”

.

“Apa yang terjadi pada Sica? Bukankah seharusnya dia bersama Yoong?”, kaget Seulgi

.

“Yujin kembali ke istana. Baginda Kim meminta Sica pulang dan Yoong mengizinkan para pengawal membawanya”

.

“Astaga! Bagaimana bisa Yoong seceroboh itu”

.

“Yoong tidak bisa menolak perintah Baginda Kim, Seulgi-ah”, ujar Tiffany menjelaskan situasinya. “Jika black magic semakin mendekat, itu akan sangat berbahaya. Sebaiknya kita tidak boleh terlalu jauh berpencar”, ucap gadis bereyes smile itu

.

“Aku juga berpikir demikian. Tapi apa mungkin pertandingan dilanjutkan?”, tanya Seulgi.

.

“Kurasa pertandingan tetap dilanjutkan. Biar bagaimanapun, warga yang berada di sekitar stadion tidak boleh mendengar apa yang terjadi di kota”, jelas Tiffany lagi.

.

Baru saja Seulgi hendak menanggapi ucapan Tiffany, pintu ruangan terbuka agak kasar. Disana muncul Sunny dengan wajah paniknya diikuti dengan Hyoyeon.

.

“Krystal menghilang”

.

Ucapan Sunny, kontan membuat Taeyeon segera berdiri dari tempat tidur. Wajahnya terkejut begitu pula dengan Seulgi.

.

“Kenapa bisa?”, teriak Taeyeon sedikit frustasi.

.

“Aku tidak tahu Taeng. Dan sekarang Yuri juga ikut menghilang”

.

“Sepertinya dia langsung mencari Krystal”, sambung Hyoyeon yang sebelumnya bersama Yuri. “Aku tidak bisa mencegahnya, dia terlihat panik dan tak mau mendengarkanku”

.

“Ada apa ini Tae?” bingung Tiffany melihat kedua sahabatnya tiba-tiba khawatir dengan menghilangnya Krystal.

.

“Tunggu Phany-ah”, ujar Taeyeon. “Seulgi, sekarang pergilah cari keberadaan Yuri dan Krystal bersama Hyoyeon”, pinta Taeyeon.

.

“Eoh, aku mengerti Taeng”

.

Seulgi segera pergi bersama Hyoyeon sesuai permintaan Taeyeon. Tak berapa lama, Taeyeon pun hendak beranjak namun Tiffany menahannya. “Kau belum menjawab pertanyaanku. Ada apa semua ini? Kenapa kau tampak begitu khawatir, Tae?”, tanya gadis itu yang belum mengerti situasinya.

.

Taeyeon terdiam. Ia memandang sekilas ke arah Sunny sebelum kembali memandang Tiffany yang tengah menatapnya intens penuh tanda tanya.

.

“Kalian menyembunyikan sesuatu?”, tebak Tiffany.

.

Taeyeon mengambil tangan Tiffany dan menggenggamnya. “Wae? Apa perkataanku benar?”, ucapnya tak sabaran.

.

“Phany-ah”

.

“Tidak Tae. Jangan memandangku seperti itu. Kau jelas-jelas menyembunyikan sesuatu. Apa hanya aku yang tidak tahu?”

.

Tatapan kecewa dari Tiffany membuat Taeyeon mendesah pelan. Ia memandang Sunny lagi, berharap gadis itu membantunya. Tiffany yang menyadari hal itu ikut memandang ke arah Sunny.

.

“Taeng, sebaiknya kau saja yang bicara. Aku akan menunggu di luar”, ucap Sunny pada akhirnya dan meninggalkan keduanya di dalam.

.

.

Setelah mendengar cerita Taeyeon, jelas sekali bahwa Tiffany tak menyangka. Terlebih ia kecewa dengan Taeyeon, Seulgi, dan Sunny yang menyembunyikan hal sepenting ini darinya. Yang lebih mengkhawatirkan yaitu Yujin dan Yoong tidak mengetahui hal ini.

.

“Aku tidak bermaksud membohongimu dan yang lainnya Phany-ah. Aku dan Seulgi hanya ingin menolong mereka, disaat yang bersamaan kami membutuhkan bantuan Sica dan Sunny untuk menyembuhkan mereka”

.

“Aku tidak bisa membayangkan reaksi Yujin, terlebih Sica ikut terlibat. Dan Yoong, dia pasti akan kecewa padamu dan Seulgi”

.

“Aku tahu itu Phany-ah. Tapi kau percaya padaku kan? Aku bisa melihat aura mereka, dan mereka manusia yang baik”

.

“Kau memang menyebalkan”, kesal Tiffany.

.

Mendengar perkataan Tiffany, Taeyeon tersenyum lega. Setidaknya dia tahu bahwa Tiffany tidak akan marah soal hal ini.

.

“Terima kasih Phany-ah, dan aku minta maaf. Hmmm”, ujarnya lembut.

.

Tiffany menghela nafasnya. Ia menyerah dan tak ingin memojokkan Taeyeon dalam hal ini. Gadis itu pun duduk di salah satu kursi diikuti Taeyeon. “Sudahlah, semua sudah terlanjur terjadi. Yang penting sekarang kita harus tetap waspada, dan kau segera pulih”

.

“Eoh, arraseo”

.

.

.

.

—————————–

.

Draap….. Draap

.

Draap….. Draap Draap….. Draap

.

Beberapa penduduk desa yang sedang melewati hutan bersama ternak peliharaannya ikut tumbang dan tak sadarkan diri. Sedangkan di sisi lain, Jessica terus melangkah dengan tenang. Setelah jauh berjalan, akhirnya ia memilih berhenti di salah satu pendopo yang terletak diujung perbatasan kota.

.

Tanpa Jessica sadari, seseorang baru saja menghela nafasnya dari kejauhan. Dengan kekuatannya, dalam hitungan detik ia sudah berada di hadapan gadis itu. Jessica yang mengetahui kedatangannya, justru mengabaikan orang itu dan diam memandang ke arah depan.

.

“Kau terlihat jelek jika marah seperti itu, hmmmm”, ucap orang itu yang mengambil duduk di sebelahnya.

.

Karena merasa kesal, Jessica memutar setengah badannya dan memunggungi orang yang tak diundang itu. Detik selanjutnya, Jessica dapat mendengar kekehan dari orang tersebut.

.

“Jadi kau juga marah padaku, hmm?”

.

“Eoh, kau sama menyebalkannya dengan Yoong saat ini”, jawab Jessica tanpa memandangnya.

.

Orang itu semakin terkekeh. Tak lama ia berdiri dihadapan Jessica dan melepaskan syal di lehernya. “Syukurlah, aku menemukanmu disini”, ucapnya dan dengan hati-hati ia mengalungkan syal itu kepada Jessica agar gadis itu merasa nyaman.

.

“Hentikan kemarahanmu itu, hmmm. Kasian para pengawal dan penduduk desa yang tidak bersalah”, jelasnya lagi seraya memegang pipi kanan Jessica dan menatapnya lembut.

.

Tak selang berapa lama, aura biru pekat yang mengelilingi Jessica lama kelamaan menghilang. Orang itu memandang Jessica dan tersenyum.

.

“Keluarlah, kau tidak perlu bersembunyi lagi Yoong”, orang itu sedikit berteriak.

.

Tak jauh dari mereka, Yoong berjalan menghampiri keduanya dengan senyum canggung dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia menyengir kepada Jessica, namun Jessica mengalihkan pandangannya.

.

“Aish, kau belum sepenuhnya berhasil membujuk Sica”, kesalnya.

.

“Wae? Kenapa aku harus membujuknya? Dia tidak sedang marah denganku”, balas orang itu dengan cuek, yang tak lain dan tak bukan adalah Yujin.

.

“Ish”, Yoong lalu beralih ke Jessica. “Sica, maafkan aku. Aku tak bisa menolak permintaan pengawal yang diutus Baginda”

.

“Push up!”

.

“Mwo?” Ia terkejut.

.

Yujin tertawa puas melihatnya. “Sudahlah Yoong, lakukan saja”, ujar Yujin seraya menahan tawanya kini.

.

“Huft!” Yoong menghembuskan nafasnya sebelum akhirnya ia melakukan apa yang Jessica minta.

.

Selesai melakukan hukumannya, Yoong tampak merenggangkan bagian tangannya yang terasa pegal akibat push up itu. Tak lama, yeoja itu melotot ke arah Yujin karena masih terkekeh mengejeknya.

.

“Aku ingin ke stadion. Di Istana sangat membosankan”, keluh Jessica.

.

Yujin menepuk pelan puncak kepalanya dan tersenyum. “Eoh, pergilah bersama Yoong. Aku harus ke istana dulu. Nanti menyusul”, mendengar jawaban Yujin, Jessica tersenyum puas.

.

“Jongkok”, ucapnya pada Yoong.

.

“MWO?”, lagi-lagi Yoong terkejut.

.

Yujin yang tahu maksud Jessica, hanya tertawa melihat penderitaan temannya. “Jaga Sica baik-baik Yoong. Aku pergi dulu”, dalam hitungan detik Yujin sudah menghilang.

.

Kini tinggal Yoong yang menghela nafasnya lagi dan mengerucutkan bibirnya. Ia pun segera merendahkan tubuhnya untuk menuruti keinginan Jessica yang ingin naik dipunggungnya. “Aish, Taeyeon berhutang banyak padaku”, gerutunya. Tanpa ia tahu Jessica yang sudah nyaman berada di punggungnya Yoong hanya menahan tawanya.

.

.

.

.

***

.

.

.

“Krys….Oddiga?”, batin Yuri.

.

Ia sudah mencari di sekitar stadion namun tak kunjung menemukan Krystal. Kini gadis tanned itu sedang berada di kota. Berharap bahwa Krystal hanya pergi sesaat untuk membeli sesuatu. Tapi perasaannya sedari tadi tak tenang dan Yuri mulai berpikir yang tidak-tidak.

.

“Ya Tuhan! Bagaimana ini? Sudah tersesat di dunia para penyihir, sekarang Krys entah dimana. Aku mohon lindungi Krys”, pintanya.

.

Yuri kembali melanjutkan langkahnya. Tak terasa, dia sudah berada di ujung perbatasan yang mengarah ke sebuah desa yang berada di Timur kota Clawstar. Lama-lama kelamaan, suasana semakin sepi. Penduduk desa yang ia lewati kian sedikit.

.

Tatapan Yuri, mengarah jauh ke depan. Ia tampak ragu karena jalan yang akan dilewati memang benar-benar sepi. “Apa disana juga sebuah kota?”, pikir Yuri yang tidak terlalu memahami negeri ini.

.

Setelah akhirnya berpikir, Yuri pun berniat melanjutkan kembali langkahnya. Namun……

.

.

“YUUUUULL”

.

Dia dikejutkan sebuah suara dari arah belakang. Ternyata itu Hyoyeon yang tengah berlari ke arahnya. “Astaga, kau pergi kemana. Aku benar-benar panik”, ucap Hyoyeon dengan nada marah bercampur khawatir.

.

Yuri memandang temannya dengan sedih. “Aku tidak menemukan Krys, Hyo”, mendengar ucapan Yuri, Hyoyeon segera memeluk temannya itu memberi ketenangan.

.

“Aku tahu perasaanmu Yul. Aku juga sedih, tapi jangan bertindak gegabah”, terang Hyoyeon.

.

Dari arah belakang mereka, Seulgi hanya diam dan menatap keduanya. Hingga merasa sudah tepat, ia melangkah dan mendekati Yuri dan Hyoyeon.

.

“Apa kau seorang pelari yang hebat, huh?”, ujar Seulgi. “Lihatlah, kau sudah mencapai perbatasan”

.

Yuri tertawa kecil mendengar gurauan Seulgi. “Aku hanya berlari semampuku saja”, tukasnya.

.

Seulgi tersenyum. “Ayo kita kembali ke stadion. Biar bagaimanapun, kecemasanmu tidak akan membantu. Aku dan Taeyeon akan bertanggung jawab soal ini. Kami pasti akan mencari Krystal sampai ketemu. Yang terpenting sekarang, berdoalah semoga dia baik-baik saja dan  satu lagi, kalian harus tetap berada di sekitarku karena keadaan di Clawstar sedikit kacau”

.

Hyoyeon dan Yuri mengangguk mengerti. Dengan perasaan berat hati, Yuri pun kembali ke stadion bersama Seulgi dan Hyoyeon.

.

Sesampai di tempat tujuan, ketiganya segera menuju ke ruangan Taeyeon. Saat membuka pintu, Seulgi dapat melihat ada Sunny yang sedang mengganti perban Taeyeon dan Tiffany yang duduk serius tak jauh dari sana.

.

“Oh, Yul. Syukurlah kau tidak apa-apa”, ujar Taeyeon senang.

.

Yuri hanya mengangguk. Di sisi lain, Seulgi merasa Tiffany sedang menatapnya serius dan itu cukup membuat Seulgi menelan ludahnya dengan susah karena perasaannya mengatakan ada yang tidak beres.

.

“Hey Tiff”, sapa gadis itu namun tak mendapat jawaban.

.

“Sudahlah, kau tak perlu berbasa-basi padanya. Dia sudah tahu semuanya”, jelas Taeyeon dan itu membuat Seulgi terkejut.

.

“Oh….hmmmm…..”, Seulgi hendak berucap tapi tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Karena kesal, Seulgi pun mendekat ke arah Taeyeon dan berbisik sesuatu. “YA! Bagaimana ini?”, ujarnya pada Taeyeon. Tapi Taeyeon mengendikkan bahunya.

.

“Lukamu sudah mulai membaik, Taeng”, tiba-tiba Sunny menginterupsi kedua sahabat itu.

.

“Eoh, thanks Sunny-ah”

.

“Sunny, bisakah kau membawa Yul dan Hyo beristirahat di kamar mereka? Dan kau Yul, tenangkan dirimu. Aku akan segera menyuruh orang-orangku untuk mencari Krystal”

.

“Benar yang dikatakan Seulgi, Yul. Kami pasti akan menemukan Krystal”, sambung Taeyeon.

.

Sunny, Hyoyeon, dan Yuri pun keluar dari ruangan. Menyisakan Taeyeon, Tiffany, dan Seulgi dalam keadaan yang hening. Seulgi sedikit melirik ke arah Tiffany yang menatapnya dan Taeyeon. Gadis itu pun kembali berbisik pada Taeyeon.

.

“Kalo tidak Yoong, berarti Yujin yang akan membunuh kita”, ucapnya pelan.

.

Taeyeon hanya menjawab dengan mengendikkan bahunya lagi dan menghela nafas.

.

.

.

.

.

“Anda kembali, Putri Yujin”, sapa salah satu pengawal yang menjaga kediaman Baginda Raja.

.

“Dimana Abeoji?”

.

“Sekarang Baginda sedang berada di ruangannya, tapi—”

.

Belum selesai mendengar jawaban sang pengawal, Yujin segera menuju ke ruangan yang dimaksud namun pengawal itu mencegahnya. “Maaf putri, anda tidak bisa bertemu dengan Baginda untuk saat ini”, jelasnya.

.

Namun Yujin tak mendengar kata-kata sang pengawal, justru ia menyerang pengawal itu agar tak sadarkan diri.

.

.

Braaakkk…

.

“Abeoji!”, panggilnya sedikit berteriak seraya membuka pintu ruangan Ayahnya.

.

Ternyata disana ada beberapa anggota Menteri Pertahanan Clawstar dan Hordeux. Melihat tindakan putrinya, Baginda Kim meminta izin untuk menemui Yujin dan keduanya meninggalkan ruangan.

.

“Tolong Abeoji, jangan lakukan ini”, pinta Yujin dengan penuh nada memohon.

.

“Yujin-ah, kau sudah tahu situasi yang terjadi. Kita harus segera bergerak sebelum terlambat untuk kedua kalinya”

.

“Aku tahu, menyelamatkan negeri ini dan penduduk desa. Tapi kumohon, jangan libatkan Sica untuk melakukannya. Aku dan yang lainnya bisa mengatasi ini”

.

Helaan nafas terdengar dari Baginda Kim. “Kau sudah mendengarnya? Sica membuat seluruh pengawal yang bertugas di paviliun tak sadarkan diri. Yujin-ah, black magic bukanlah sekedar kekuatan yang gampang kalian kalahkan”

.

“Abeoji, bahkan nyawaku sekalipun tak bisa menggantikan apa yang sudah terjadi. Kali ini saja, biarkan aku dan yang lainnya yang menghadapi ini”

.

“Yujin-ah…”, raut wajah Baginda Kim terlihat sedih.

.

“Aku dan Tiffany sudah  setuju. Jadi kumohon, jangan libatkan Sica” Yujin segera membungkuk memberi hormat pada Ayahnya sebelum akhirnya dia berpamitan

.

Baginda Kim hanya diam dan memandang kepergian putrinya dengan tatapan sendu. “Apa yang bisa Abeoji lakukan untuk kebahagiaanmu, Yujin-ah?”, batinnya

.

.

.

.

.

***

.

.

Pintu gereja terbuka perlahan dan tampaklah sesosok yeoja tanpa mengenakan alas kaki. Ia melangkah masuk dan kakinya yang jenjang dan indah beradu dengan lantai gereja. Keheningan yang tercipta akhirnya berganti dengan suara-suara kecil yang dihasilkannya.

.

Ia berdiri dengan tenang dan memejamkan mata. Tangannya tak lupa ia satukan dan menaruhnya di dekapan dada. Detik demi detik berlalu dan digantikan menit. Hingga 30 menit berlalu, akhirnya yeoja itu membuka mata.

.

Tatapannya yang tenang berubah menjadi kelam lalu tiba-tiba berubah biru lalu kembali menjadi kelam hingga akhirnya aura biru kelam mengelilinginya. Ia berbalik badan dan melangkah meninggalkan gereja itu.

.

Saat mencapai pintu, seluruh kursi dan benda-benda yang ada di dalam ruangan itu tiba-tiba saja hancur dan berantakan. Ia berbalik lagi untuk memandang seluruh ruangan sebelum akhirnya membalikkan badan dan melangkah keluar.

.

.

.

.

.

“Kau sudah melakukannya?”, tanya seorang yeoja pada rekannya.

.

“Eoh. Aku menggunakan seseorang untuk memancing gadis itu keluar”

.

Yeoja itu menganggukkan kepala lalu bersandar di dekat jendela sambil memandang ke arah luar. “Lihatlah, menara itu masih berdiri kokoh”

.

“Yeah, dan itu sangat menyebalkan karena kita harus menunggu dan berdiam diri”, kesal rekannya.

.

Yeoja itu pun mencibir. “Seharusnya kau berterima kasih. Ketua tidak membiarkanmu membuang kekuatan dengan sia-sia. Gengsimu tinggi sekali sebagai seorang namja”

.

“Kalo kau bukan kepercayaan ketua, aku sudah menyerangmu saat ini juga Nana-ya. Ucapanmu merusak moodku”

.

Nana tertawa lepas. “Aku tidak peduli dengan itu. Kau bisa menyerangku kapanpun, aku siap untuk bertarung denganmu”

.

“No, thanks. Aku tidak mau ketua melenyapkanku”

.

“Ya, itulah keuntunganku dan kerugian untukmu”, balas Nana dengan datar sebelum yeoja itu masuk ke dalam ruangannya.

.

“Aish, dia rekan yang menyebalkan!”

.

.

.

.

——————————–

.

“Taeng!”

.

Jessica melambaikan tangannya dan senyuman merekah menghiasi bibirnya. Di sisi lain Taeyeon ikut membalas lambaian tangan gadis itu disertai kekehan karena melihat penderitaan Yoong yang menggendong Jessica di punggungnya. Sedangkan Tiffany dan Seulgi yang sedang bersantai hanya tersenyum melihat kedatangan keduanya.

.

Setelah menjejakkan kakinya, Jessica segera menghampiri Taeyeon dan memeluknya.

.

“Aigoo~ Kau merindukanku, huh?”, kekeh Taeyeon.

.

Jessica mengangguk lalu melepaskan pelukan itu seraya mempoutkan bibirnya. Taeyeon tertawa lagi dan memandang Yoong sambil menggeleng heran.

.

“YA!”, kesal Yoong yang mengerti maksud Taeyeon. “Kau berhutang padaku”

.

Taeyeon kembali tertawa puas, meninggalkan Yoong yang kesal padanya. Yeoja itu pun memilih duduk di sebelah Tiffany dan menyapanya.

.

Seulgi yang melihat Tiffany mulai mengobrol dengan Yoong, memilih untuk mendekati Taeyeon dan Jessica. “Taeng, apa Fany akan memberitahu Yoong?”, tanyanya pelan.

.

“Tidak untuk saat ini. Mungkin dia hanya menceritakan kejadian yang menimpa Krys”, balas Taeyeon dengan lirih.

.

“Apa yang terjadi?”, Jessica tentu kaget mendengar ucapan Taeyeon. Pada akhirnya Taeyeon pun menceritakannya pada gadis itu.

.

Jessica menarik pergelangan tangan Seulgi. “Antarkan aku ke ruangan mereka”, pintanya.

.

“Kau mau kemana Sica?”, suara Yoong menghentikan langkahnya.

.

“Menemui Yul dan yang lainnya. Seulgi akan bersamaku”

.

Yoong lalu mengangguk mengizinkannya. Tatapannya kemudian beralih ke Seulgi. “Jangan melakukan kesalahan, Seulgi-ah”

.

“Eoh, arraseo. Sica aman bersamaku”

.

Saat Jessica dan Seulgi sudah meninggalkan ruangan, tak berapa lama datanglah Yujin.

.

“Bagaimana kondisimu, Taeng?”, sapanya.

.

“Better”

.

Yujin tiba-tiba mengerutkan dahinya begitu tidak melihat Jessica disana. Hanya ada Taeyeon, Tiffany dan Yoong. “YAH! Im Yoong! Dimana Sica?”

.

Teriakan Yujin tentu saja membuat ketiganya terkejut karena kaget. Tapi Yoong yang paling terkejut “Astaga! Kau mau membunuhku, huh? Sica bersama Seulgi ke ruangan Sunny dan teman-temannya itu”, jelasnya.

.

Tiffany menahan tawanya melihat reaksi Yujin. Gadis itu lalu menggenggam tangan Yoong dan memberinya segelas air agar kembali tenang.

.

“Aish. Kau yang justru ingin membunuhku karena membiarkan Sica lepas dari pengawalanmu”

.

“Aigoo~~ pantas saja Sica selalu protes. Kalian memang berisik dan menyebalkan”

.

Taeyeon menimpali pertengkaran keduanya dan justru mendapatkan tatapan tajam dari Yoong dan Yujin. “Hehehehe, peace”, ia mengangkat kedua jarinya.

.

“Sudahlah Yujin-ah, jangan memarahi Yoongie lagi. Tenang saja, Seulgi yang menemani Sica”, Tiffany menetralkan suasana. “Dan kau TaeTae, kemarilah kita harus membicarakan masalah yang terjadi”

.

“Arraseo”

.

.

.

.

***

.

.

Keesokan Harinya….

.

Sorak-sorai gemuruh penonton kembali memenuhi seisi stadion. Hari ini ketiga Tim yang dinyatakan lolos ke Grand Final akan bertarung habis-habisan untuk memperebutkan gelar juara bergengsi seantero negeri.

.

Peraturan pertandingan ini adalah semua anggota tim akan bertarung di arena hutan belantara yang sudah di siapkan khusus untuk babak Grand Final. Setiap peserta bebas mengalahkan lebih dari satu orang. Point terbanyak yang terkumpul di tim tersebut, tim itulah yang berhak menjadi juara.

.

Pembawa acara mulai mengumumkan tim yang akan bertanding.

.

Tim pertama yang memasuki pertandingan adalah Sogo, tim yang dipimpin oleh namja bernama Ravi dan diikuti keempat anggota lainnya, Leo, Ken, Linzy, dan Yemi. Kelompok ini datang dari Barat Daya Clawstar dan menjadi salah satu kandidat tim terkuat yang sering masuk ke babak Grand Final.

.

Tim kedua yang memasuki pertandingan adalah Raigo, tim yang dipimpin oleh seorang yeoja bernama Nana dan diikuti keempat anggota lainnya, Wunsoo, Shiyoon, Sumi, dan Yena. Kelompok ini sudah lama ada namun baru pertama kalinya mengikuti turnamen ini dan membuat para penonton terkejut dengan kekuatan mereka hingga masuk ke Grand Final.

.

Dan tim ketiga yang memasuki pertandingan adalah Clawstar. Penonton sedikit terkejut dengan perubahan yang terjadi pada tim ini. Dengan langkah tenang, kelima anggota berjalan memasuki stadion. Berpartisipasinya Im Yoong, tentu saja membuat seisi stadion bergemuruh. Bagaimana tidak, kembalinya sang pemimpin Clawstar membuat penonton bersorak senang.

.

Disamping Yoong, ada Yujin yang berjalan tenang bersama Tiffany. Sedangkan di belakang mereka ada Seulgi yang selalu menjadi pelindung tim. Dan yang mengejutkan adalah seorang anggota baru yang ikut berpartisipasi. Dia adalah………Hyoyeon.

.

.

.

“Kau gila? Melibatkan seorang rookie sepertinya?”, marah Yujin pada Yoong.

.

“Fany sudah menceritakan permasalahannya. Sooyoung unnie tak bisa ikut berpartisipasi dan Taeyeon sedang terluka. Aku akan mengambil bagian Taeyeon, dan yeoja bernama Hyoyeon itu akan mengambil bagian Sooyoung”

.

“Tapi Yoong—”

.

“Tidak Yujin-ah. Jangan berdebat denganku soal ini. Siapapun murid yang dilatih Sooyoung Unnie, aku percaya pada kualitasnya meskipun dia seorang rookie”

.

Yujin mendengus kesal. Memang benar, untuk hal ini ia tak bisa menginterupsi keputusan Yoong. Ia memandang Tiffany dengan tatapan memohon, tapi yeoja itu justru mengangguk dan tersenyum untuk menenangkannya.

.

“Percaya saja, Yoong tidak akan salah memilih”

.

.

.

.

Sunny, Taeyeon, Yuri, dan Jessica duduk di bangku penonton. Sunny kembali cemas saat melihat kelimanya masuk ke stadion. “Bagaimana ini Taeng? Aku khawatir pada Hyoyeon”

.

“Tenanglah, Yoong tidak akan membiarkan timnya terluka. Dia bisa diandalkan soal ini terlebih ada Seulgi, Yujin, dan Tiffany”

.

“Aku hanya takut Yoong dan Yujin tahu identitas Hyoyeon”

.

“Ada Tiffany dan Seulgi yang akan melindungi identitasnya. Percayalah pada mereka”

.

Disaat keduanya sibuk membicarakan tim, di sisi lain Jessica memandang sedih pada Yuri. Yeoja tanned itu menjadi murung setelah menghilangnya Krystal. Walaupun Yoong, Taeyeon, dan Seulgi sudah memerintahkan seluruh orangnya, namun belum ada yang menemukan keberadaan Krystal. Sedangkan Sooyoung dan orang-orang Yujin memeriksa keadaan seluruh negeri.

.

“Yul”, Jessica memanggilnya seraya menepuk pelan tangan Yuri, membuat Yuri menoleh ke arahnya.

.
“Eoh, Sica. Apa kau mengatakan sesuatu?”, tanyanya secara refleks.

.

Bukannya Jessica menjawab, ia mengambil tangan Yuri dan menggenggamnya erat lalu tersenyum ke arah gadis itu. “Aku tidak tahu bagaimana cara menghiburmu, tapi kuharap kau tidak terlalu khawatir. Mereka akan berusaha secepatnya menemukan Krys. Mungkin saja dia tersesat dan tidak tahu jalan kembali”, ujarnya tulus.

.

“Terima kasih Sica. Aku berharap seperti itu, semoga dia hanya tersesat dan secepatnya ditemukan”, Yuri membalas tersenyum.

.

“Yul”
.

“Hmmm, wae?”

.

“Apa kau …………. ??”

.

“……………………”, Yuri terlihat bingung. Ia tak bisa mendengar ucapan Jessica selanjutnya karena suara penonton yang bersorak-sorai di dalam stadion. “Apa yang kau katakan, Sica?”, tanya Yuri karena ia tak mendengar dengan baik.

.

Pipi Jessica tiba-tiba memerah dan ia langsung menarik tangannya dari tangan Yuri dan kembali melihat ke arah arena pertandingan. “Nothing”, balasnya singkat. “Lihatlah Yul, pertandingannya akan segera dimulai”, lanjutnya lagi.

.

“Stupid…” batiinya dalam hati.

.

“Sica”, suara Taeyeon menyadarkannya dari lamunan. Yeoja itu menyengir padanya dan memberikan snack untuk Jessica sambil menikmati jalannya pertandingan.

.

“Kau memang yang terbaik, Taenggo”

.

“Aku tahu”, balasnya sambil tertawa. Tak lupa yeoja imut itu juga memberikan snack untuk Yuri. “Makanlah Yul. Nikmati pertandingannya dan setelah ini Krystal akan segera kembali, hmm”

.

Yuri mengangguk pelan dan menerima pemberian Taeyeon padanya.

.

.

.

.

——————————

.

“Kita berpencar dari sini”, perintah Yoong kepada timnya.

.

“Ma—masing…masing?”, tanya Hyoyeon dengan sedikit gugup.

.

“Ya tentu saja”, Yoong membalas ucapan Hyoyeon tanpa tahu bahwa gadis itu sedang gugup luar biasa.

.

Seulgi mengangkat tangannya mengajukan keberatan. “Kita semua berpisah, tapi aku akan bersamanya?”, ucap Seulgi sambil berdiri di sebelah Hyoyeon. “Benarkan Tiff?”, lanjutnya lagi seraya meminta Tiffany mendukung ucapnnya.

.

Tiffany yang mengerti tujuan Seulgi pun mengangguk setuju. Namun hal itu membuat Yoong dan Yujin saling berpandangan dan menatap penuh kebingungan. “Kenapa kalian harus berdua? Dia kan murid Sooyoung unni, aku tidak meragukan kemampuannya walaupun dia baru kali ini bertanding di battle magic sebesar ini”, ujar Yoong lalu menatap Tiffany penuh tanda tanda.

.

“Ikuti saja perintahnya, Seulgi-ah. Disini Yoong yang memimpin”, timpal Yujin.

.

Taeyeon dapat menyaksikan perdebatan itu dari layar besar yang memang tersedia untuk seluruh penonton dapat melihat keberadaan masing-masing tim. Dan kebetulan kali ini tim Clawstar yang disorot. Masing-masing tim akan dipantau sebelum mereka masuk ke dalam hutan yang merupakan final location untuk magic battle ini.

.

“YAAH! KIM YUJIN, IM YOONG! Ikuti saja pendapat Seulgi dan Phany”, kesalnya sambil berteriak sehingga dapat didengar oleh teman-temannya. Sebenarnya tidak hanya teman-temannya tapi penonton yang ada disekitarnya dapat mendengar dengan jelas.

.

“Aish, bocah itu” umpat Seulgi dalam hati.

.

Yoong melihat ke arah Taeyeon dari kejauhan lalu memandang Yujin dan yang lain. “Ada apa dengan anak itu? Apa dia terkena serangan di bagian kepala?”, ujarnya dan justru mendapatkan tatapan tajam dari Tiffany.

.

“YOONG”, ucapnya pelan namun penuh penekanan.

.

“Arraseo Arraseo. Kau boleh pergi bersamanya, Seulgi-ah”

.

Jawaban Yoong membuat Yujin mendesah pelan karena tidak setuju. Namun ia tak mengatakan apapun. Sedangkan Seulgi dan Tiffany berpandangan diam-diam dan saling membalas senyum. Di sisi lain, tentu saja Taeyeon menghela nafas lega karena Yoong membiarkan Seulgi bersama Hyoyeon.

.

Jessica yang berada di dekatnya tertawa kecil melihat kelakuan Taeyeon barusan. Taeyeon emang yang paling berani membantah ucapan Yoong ataupun Yujin. Walaupun ujung-ujungnya terkadang ia mendapatkan hukuman dari keduanya.

.

“Tenang saja tenang, Taenggo. Kalo mereka menghukummu, aku akan memarahi mereka”

.

Taeyeon tentu saja menyengir karena senang mendengar pembelaan Jessica. Ia menepuk pelan puncak kepala Jessica dan mengusapnya. “Kau yang terbaik, Sica” ujarnya meniru ucapan Jessica beberapa saat lalu. Keduanya pun tertawa.

.

Tak jauh dari mereka, sepasang mata sedang menatap ke arah Jessica dengan intens lalu beralih ke arah Taeyeon, kemudian Yuri dan Sunny yang berada di dekat gadis yang sedang memakai syal milik Yujin itu.

.

Tak berapa lama, orang itu memutuskan untuk berpindah tempat dan berjalan ke arah row seat yang berada di atas. Cukup jauh dari row seat dimana Jessica dan yang lainnya berada. Setelah ia duduk, ia kemudian memandang ke arah layar dimana tim Clawstar sedang terlihat berbincang-bincang.

.

Pandangan lalu tepat menuju salah seorang dari tim Clawstar yang sedang tersenyum kecil. Ia memandang orang itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Detik selanjutnya ia menyeringai dan tersenyum penuh arti.

.

.

.

.

.

***

.

.

Di luar arena pertandingan….

.

.

Tap….Tap….Tap….

.

Tap….Tap….Tap….

.

Tap….Tap….Tap….

.

.

.

“Ada apa?”

.

“Tim eagle yang memeriksa daerah Utara Clawstar menemukan jejak mencurigakan. Dan lagi, salah satu desa disana hancur berantakan dan penduduknya tak ditemukan satu pun”, lapornya pada seseorang yang memimpin pasukan itu.

.

Sh t. Apa black magic mulai menyerang terang-terangan dengan meninggalkan jejak?”, pikirnya dalam hati.

.

“Perintahkan mereka untuk menutup akses menuju desa itu. Jangan sampe penduduk yang lain tahu tentang masalah ini”

.

“Baik. Saya akan melaksanakan perintah anda, wakil pemimpin Choi”

.

Sooyoung mengangguk dan membiarkan salah satu pasukannya pergi ke arah desa yang dimaksud untuk melaksanakan tugasnya. Di sisi lain, Sooyoung menghela nafasnya kasar. Ia sedikit frustasi soal informasi yang minim yang sudah ia kumpulkan bersama pasukan yang lain.

.

Ia melangkahkan kakinya keluar dari sebuah bangunan, lalu memandang ke salah satu pengawal. “Perintahkan beberapa orang untuk berjaga di gereja ini dan selidiki pelaku perusakan dan apa ini terkait dengan black magic atau tidak”

.

Sooyoung hendak meninggalkan gereja tersebut namun ia berbalik badan dan menatap sejenak ke arah gereja. Lalu ia mengangkat satu tangannya dan pandangannya beralih ke telapak tangan. Ada aura biru kelam yang masih tersisa disekitar telapak tangannya sesaat setelah ia tadi memeriksa ke dalam gereja.

.

.

.

Hosh….Hoshhhh…..

.

Hosh….Hoshhhh…..

.

.

Sooyoung yang sedang berlatih pedang seperti biasanya di halaman belakang rumah, tiba-tiba dikejutkan oleh seseorang yang baru saja muncul dari dalam hutan yang ada di dekat rumahnya.

.

“Astaga!”, ia terkejut melihat keadaan orang yang sangat dikenalnya itu dalam keadaan terluka dan berjalan dengan langkah gontai.

.

“YA! Apa yang terjadi padamu?”, ucapnya panik.

.

Orang itu menggeleng seraya menahan lukanya. “Cepat…ce..cepat…bawa aku. Ki….kita ke istana….A—aku..harus mem…memberitahu Baginda dan…..”, ia berucap dengan suara lirih dan tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.

.

Sooyoung masih tak bergerak. Ia terlalu panik melihat keadaan orang yang sangat dikenalnya itu. Tangannya memegang luka yang menyerang orang tersebut, disana Sooyoung melihat sisa-sisa aura berwarna biru kelam yang berada di sekitar daerah luka.

.

Melihat hal itu tentu saja Sooyoung melebarkan matanya karena ia terkejut untuk kedua kalinya. “Jangan bilang…..kalo yang menyerangmu adalah—”

.

“Ce..cepat… kita ha..harus ke ista…na” orang itu segera memotong ucapan Sooyoung.

.

.

.

.

Sooyoung masih diam di tempatnya. Ia masih tak mengalihkan pandangan dari arah telapak tangannya. Aura biru kelam itu semakin menipis hingga akhirnya tak lama kemudian menghilang seutuhnya.

.

Sooyoung memegang kepalanya. Ia meremas sedikit rambutnya karena merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja terpikirkan olehnya. Ia memandang ke arah gereja sekali lagi sebelum berbalik badan dan menjauh dari sana.

.

.

“Tidak mungkin! Tidak mungkin jika dia yang menghancurkannya”

.

.

.

.

.

TBC

—————————————

Yuhuuuu pic baru ^^

Jeje is Here hahahaha

HOW????

Semoga ada yang bisa menangkap kode-kode terselubung dari gue. Karena next chap, satu persatu kebenaran dan rasa penasaran akan segera terjawab.

Dia itu siapa sih?? Siapa aja yang udah memiliki hubungan? Sebenarnya rahasia paling besar apa yang sedang terjadi di Clawstar? Gimana pertandingan Grand Final magic battle? Siapa musuh yang mengintai mereka? Apa black magic seutuhnya atau ada musuh lain?

Wkwkwkwkwkwk, sabar-sabar aja nunggu pertanyaan di atas terjawab. :p

Oh ya, lupa bilang “Prepare your heart” untuk ending Butterfly Hahaha #tawajahat

Gue kabur dulu. Annyeong!!

.

.

.

by: J418

.

*bow*

90 thoughts on “ETERNITY (7)”

  1. Aing g yakin kekasihx mommy itu daddy, bisa sj kan kekasihx itu yoong 😓 tp serah dah..
    Spa yg di gereja?? Apakah itu krystal?
    Aura biru kelam?? Huhuh nuguya? Tmbah puyeng dah..
    Emak bcra ap tuh?? Ih penesran.. Jgn” ngungkapin perasaanx ke abang yul 😆

    Like

  2. huaaahh ga sabar tentang tekateki nya. siapa yg sbnrnya baik & jahat. dan hubungan masing2 setiap tokoh …. huhuhu

    Like

Leave a comment