SERIES, WHY?

WHY? (21)

Tittle                : WHY?

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Tiffany Hwang

Jessica Jung

Im Yoong

Seo Juhyun

And the others

Genre              : Gender Bender, Drama, Romance, Mature, BitterSweet

Credit Pic by K.Rihyo

Series

Copyright © royalfams418.2017. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

——————————————————————–

.

.

Part 21

.

.

.

One week later…

.

.

Keadaan Liivtt terlihat kondusif. Dari sudut manapun, murid-murid tampak menikmati hari terakhir ujian mereka dengan berkumpul bersama teman atau sekedar bersantai di lingkungan sekolah sebelum libur panjang dimulai.

.

Satu sosok pria bertubuh tegap melangkah tenang meskipun beberapa murid perempuan mencoba mencari perhatiannya. Ia hanya tersenyum ramah dan terus berjalan menuju tempat tujuannya.

.

“Hai Taeng”

.

Sosok yang disapanya menoleh dan seketika memberikan high five untuk sapaan mereka. Keduanya mengobrol sebentar tentang ujian mereka yang sudah berakhir dan Taeyeon mengajak sosok itu ke bangku taman sembari menunggu Tiffany yang belum selesai.

.

“Apa rencanamu setelah kembali ke Brisbane?”

.

Taeyeon tampak memikirkan sesuatu sejenak. “Aku tidak ingin Phany terlibat dalam urusan keluargaku. Apapun keputusan orangtuaku nanti, tidak ada yang tersakiti”, jelasnya tenang.

.

“Ya, aku juga berharap seperti itu Taeng”

.

“Apa kau sudah bicara dengan Sera?”

.

“Hmmm. Kami memutuskan untuk berpisah. Kurasa tidak adil untuknya jika dia harus memahamiku lebih banyak ketika aku sendiri masih belum bisa melupakan Stephy sepenuhnya”

.

“Kalian masih bisa berhubungan. Aku yakin, Sera pasti senang jika kau dan dia tetap berteman”

.

“Thanks Taeng”

.

Detik selanjutnya, Taeyeon mendengar sebuah suara memanggilnya. Kedua namja itu menoleh dan mendapati Tiffany yang sedang berjalan ke arah mereka.

.

“Hey”, sapa Taeyeon sembari berdiri dan mempersilahkan Tiffany duduk di sebelahnya.

.

Tiffany menyapa Taeyeon dengan senyuman bulan sabitnya, lalu beralih ke arah namja disampingnya. “Senang melihatmu kembali ke Liivtt, Erick”

.

Erick ikut tersenyum mendengarnya. “Bagaimana kabar Yuri?”

.

“Dia baik-baik saja”

.

“Sampaikan salamku untuknya dan aku juga minta maaf atas apa yang terjadi pada Stephy. Mungkin seharusnya aku sudah mengatakan ini sejak dulu”

.

“Seharusnya aku dan Yul yang melakukan itu. Kami terlalu terbawa perasaan egois saat kejadian sampai tidak ingin mendengar apapun yang harusnya kami dengar”

.

“Aku mungkin akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi kalian”, jelas Erick. “Friend?”, selanjutnya ia mengulurkan tangannya pada Tiffany.

.

Gadis itu terkejut namun Tiffany kembali tersenyum dan menyambut uluran tangan Erick dengan baik. Taeyeon yang melihat hal tersebut, juga tak bisa menyembunyikan perasaan senangnya.

.

.

.

.

.

———————————–

.

“Thank you”

.

“Untuk apa Tae?”

.

“Semuanya. Dan sekarang aku merasa lebih baik, melihatmu dan Yul mulai bisa tersenyum satu sama lain dan melupakan kemarahan yang pernah ada”

.

“Kau tahu TaeTae?”

.

“Apa?”

.

“Aku tidak pernah menyesal pernah mengenalmu. Apapun yang terjadi pada kita nantinya, aku bahagia Tae. Sangat bahagia”

.

Tanpa sadar, Tiffany menitikkan airmatanya dan Taeyeon dengan sigap memiringkan tubuhnya agar bisa memandang ke arah Tiffany. Ia dengan lembut menghapus airmata itu dengan ibu jarinya. Keduanya masih berada di dalam mobil Taeyeon.

.

“Me too, Phany-ah. Satu-satunya kebahagiaan yang kurasakan adalah saat aku mencintaimu”, ujar Taeyeon sambil menahan tangisnya. Ia berusaha tetap tersenyum agar Tiffany tidak menangis lebih dari ini.

.

“So, kemana kita akan berkencan, hmmm?” lanjut Taeyeon mencairkan suasana mereka.

.

“Seharusnya kau yang punya ide”

.

Taeyeon menyengir lalu tertawa kecil. “Baiklah, sepertinya aku tahu kemana kita harus pergi. Lets go!!!”

.

Pukulan kecil Taeyeon terima karena sikapnya yang tiba-tiba terlihat seperti anak kecil. Tapi melihat hal itu, Tiffany merasa sedikit lega. Taeyeon menepati janji padanya, bahwa namja itu akan berusaha lebih kuat dari siapapun juga.

.

.

.

Tiffany POV

.

Terkadang, orang-orang selalu bertanya tentang rasa penasaran mereka….. Kenapa aku jatuh cinta padanya?

.

Tapi aku tak pernah menjawab pertanyaan itu.

.

Bukan karena aku tak ingin berbagi perasaan bahagia itu, tetapi aku sendiri merasa sulit untuk mengungkapkan segala perasaanku terhadapnya.

.

Dia…. satu-satunya pria paling misterius yang pernah kutemui.

.

Sikapnya terkadang sulit ditebak. Dia terlalu pandai menyembunyikan perasaannya dihadapan orang lain, bahkan aku sendiri pun sulit memahaminya.

.

Jika orang-orang bertanya tentang rencana masa depanku, aku juga tidak mau menjawabnya. Terlalu banyak berharap pada sesuatu yang belum tentu terjadi, akan lebih menyakitkan daripada mengakhiri sesuatu yang tidak bisa dipertahankan.

.

Saat ini, aku memilih berjalan sesuai keinginanku. Menjalani apapun yang kupilih tanpa perlu merasa terbebani. Sama seperti aku menjalani hari-hariku bersama dengannya. Aku hanya berharap bahwa kebahagiaan yang kurasakan bersamanya akan terus hidup meskipun aku belum tahu bagaimana akhir kisah kami.

.

.

.

POV END…

.

.

.

.

“Apa kau suka?”

.

“Hmmm, sudah lama kita tidak kesini Tae”

.

Taeyeon mengulurkan tangannya pada Tiffany agar gadis itu mengikutinya dengan baik. Mereka berjalan melewati jalan-jalan kecil yang penuh rerumputan sebelum akhirnya tiba disebuah dermaga kecil yang tak terpakai lagi.

.

“Lihatlah, perahunya masih ada. Kuharap kita masih bisa memakainya”, ujar Taeyeon sembari mengecek sebuah perahu yang ada disana yang pernah mereka gunakan sebelumnya.

.

Dengan antusias, Taeyeon memeriksa kondisi perahu tersebut. Dermaga kecil ini menjadi salah satu saksi kisah keduanya. Letaknya memang cukup jauh dari kota. Taeyeon menemukan tempat ini saat ia menjalani pelatihan bersama tim baseball yang tak jauh dari lokasi.

.

“TaeTae, kau yakin ini masih bisa digunakan? Kita bisa berjalan-jalan saja di sekitar danau”, ujar Tiffany sembari mengamati gerak-gerik Taeyeon.

.

“Hanya kotor saja, Phany-ah. Aku yakin perahu ini masih bisa digunakan”

.

Mendengar jawaban Taeyeon, Tiffany pun akhirnya mengangguk mengerti. Sambil menunggu Taeyeon membersihkan perahu itu, Tiffany memilih mencari dedaunan yang lebar untuk alas duduk mereka nantinya.

.

Selesai dengan pekerjaan masing-masing, keduanya menatap perahu yang siap dipakai. Taeyeon tersenyum puas dengan hasil kerjanya, sedangkan Tiffany bersiap mengambil sekantong belanjaan yang mereka beli dalam perjalanan tadi.

.

Dengan hati-hati, Taeyeon membantu Tiffany naik ke atas perahu. Keduanya pun mulai bersiap menikmati piknik yang sudah direncanakan Taeyeon secara mendadak itu di cuaca yang menyegarkan.

.

“Aku tidak percaya kita akan melakukan ini lagi”, ujar Tiffany senang seraya mengulurkan tangannya di air danau yang bergelombang seiring dengan perahu mereka yang mulai bergerak maju.

.

“Syukurlah kau menyukainya. Hari ini kita bisa menyewa danau ini seharian tanpa ada yang mengganggu” kekeh Taeyeon diakhir kalimat.

.

Mengerti maksud jahil namja itu, Tiffany memercikkan air ke arah Taeyeon dan membuat namja itu semakin tertawa puas. Ditemani pemandangan yang menyejukkan mata, keduanya pun menikmati acara kencan mereka dengan canda tawa bahagia.

.

.

.

.

***

.

.

“Ini semua berkas yang kami terima dari kepolisian Atlanta dan berkas kasusnya sudah lengkap. Sekarang kami bisa menyerahkan ini kepada pihak keluarga”, seorang pria berseragam kepolisian menyerahkan satu map kepada Tuan Hwang.

.

Tuan Hwang yang datang ditemani sang istri di kantor kepolisian California, menerima semua berkas terkait kematian Stephy. Tuntas sudah semua misteri yang terjadi setahun lebih setelah kematiannya.

.

Antara lega bercampur luka, keduanya sudah mengikhlaskan apa yang terjadi pada putri mereka. Beberapa saat kemudian, terlihat Yuri, Yoong, dan Tuan Kwon yang baru saja datang menghampiri keduanya.

.

“Semuanya sudah selesai. Kasus Stephy resmi ditutup”, ujar Nyonya Hwang pada ketiganya lalu menyerahkan berkas yang tadi dipegang suaminya kepada Tuan Kwon.

.

Melihatnya Daddynya membuka berkas itu, Yuri pun ikut melihatnya bersama Yoong beberapa saat sebelum akhirnya Yuri menghela nafas lega.

.

“Setidaknya kita sudah mengetahui kebenarannya”

.

Meskipun berkata dengan tenang, tapi Nyonya Hwang tahu bahwa Yuri lah yang paling sedih karena kebenaran yang sejujurnya ingin ia pungkiri sebelumnya. Tapi kini Yuri menerima semua itu dan berharap bahwa Stephy bisa tersenyum disana.

.

“Kemarilah Yul”, Tuan Hwang membuka tangannya dan memberi pelukan hangat pada namja itu. “Kau sudah melakukan yang terbaik, hmmm. Apapun alasannya, kita harus menghargai keputusan Stephy”

.

“Hmmm, aku tahu Dad. Aku sudah mengikhlaskannya”

.

“Thats my boy”

.

Saat keduanya berbicara, di sisi lain Nyonya Hwang mengucapkan terima kasih pada Yoong karena sudah membantu sejauh ini. Ia tahu bagaimana persahabatan antara Yoong dan Stephy sejak dulu.

.

“Stephy pasti sudah bahagia, Mom”, ujar Yoong.

.

Nyonya Hwang ikut tersenyum. Tawa kebahagiaan itu melengkapi semuanya. Perasaan terluka ditinggal orang yang mereka sayangi, berganti dengan senyum keikhlasan. Kini mereka sudah melangkah maju, dan memilih untuk menjalani hari-hari selanjutnya dengan perasaan bahagia.

.

“Jadi, jagoan disamping Dad ini sudah memiliki kekasih, huh?”

.

Ucapan Tuan Kwon mengundang tawa renyah bagi Yuri, maupun Tuan dan Nyonya Hwang. Yang diejek hanya menyengir dan tersipu malu.

.

“Aish, pasti Yul yang berlebihan Dad. Aku dan Hyuni belum memiliki hubungan apapun”, jelas Yoong.

.

“Tapi kau akan mengantarnya ke Seoul dan menemui orangtuanya. Bukankah itu lamaran?”

.

“Yaish. Kemari kau!”, Yuri sudah lebih dulu melarikan diri dan Yoong mengejarnya.

.

Kelakuan dua namja itu membuat tiga orang dewasa yang bersama mereka tertawa melihat hal tersebut.

.

“Rasanya aku seperti memiliki banyak anak laki-laki. Yul, Yoong, dan Taeyeon”, kekeh Nyonya Hwang diikuti anggukan setuju dari suaminya dan Tuan Kwon.

.

“Tidak terasa anak-anak kita sudah tumbuh besar. Waktu berjalan dengan sangat cepat”, timpal Tuan Kwon. “Ngomong-ngomong, bagaimana hubungan Fany dan Taeyeon?”

.

“Aku membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Kau sudah tahu betapa kukuhnya Tiffany pada pemikirannya. Aku yakin dia bisa menyelesaikannya dengan Taeyeon”

.

“Kalau begitu, mungkin yang terbaik memang kita membiarkannya. Kurasa Tiffany juga perlu belajar mengambil keputusan sendiri untuk pilihannya”, sambung Tuan Kwon lagi.

.

Ucapan tersebut membuat Tuan Hwang tersenyum. “Fany pasti akan melakukannya dengan baik. Jangan khawatir”

.

.

.

.

.

—————————————–

.

“Oh, Oppa. Kau sudah datang”

.

Seohyun menyambut namja itu dengan wajah ceria. Gadis itu baru saja menyelesaikan tugasnya mengemasi barang-barang yang akan dibawa saat liburan ke Seoul bersama namja yang kini duduk disampingnya.

.

Menyadari raut muka Yoong yang lelah, Seohyun pun segera membuatkan minuman dan menyiapkan makanan untuknya. Setelah menemani Yuri kembali ke California, Yoong langsung pulang ke Atlanta untuk menemui Seohyun.

.

“Apa semua sudah selesai?”, tanya Yoong usai menghabiskan makanan yang dibuat Seohyun.

.

“Hmmm. Aku juga sudah menghubungi Appa agar jangan menjemput di bandara”

.

“Good. Aku ingin memberikan kejutan pada kedua orangtuamu”, kekeh Yoong. “Aku penasaran akan reaksi mereka melihat putri kesayangannya datang bersama pria tampan”, lanjut Yoong lagi dan kali ini Seohyun cemberut sembari memukul pundak Yoong.

.

“Why? Aku memang tampan Hyuni”

.

Tanpa ragu, Seohyun berdiri dan kembali menyibukkan diri tanpa berniat mendengar ucapan dari Yoong. Melihat reaksi Seohyun yang seperti itu, justru membuat Yoong tertawa puas. Dengan jail, ia pun menyusul Seohyun dan mengangkat tubuh gadis itu.

.

“YAA! OPPA. TURUNKAN AKU”

.

Yoong menggeleng dan masih tertawa. “Katakan dulu jika aku memang tampan”, ujarnya dengan kekehan childish dan itu membuat Seohyun makin mengembungkan pipinya kesal.

.

“Iya iya, kau tampan. Puas?”

.

“Aigoo, so pretty”, balas Yoong dengan aksen Seoul yang ia pelajari dari drama-drama korea yang biasa Seohyun tonton.

.

“Ish, menyebalkan”, kesal Seohyun dan kembali memukul pundak Yoong.

.

Setelah kejahilan Yoong selesai, Seohyun tampak mengecek sekali lagi barang-barang yang akan dibawanya lalu menoleh ke arah Yoong. Ia sedang mengistirahatkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya.

.

Perlahan tapi pasti, Seohyun berjalan mendekat dan duduk di pinggiran sofa. Menatap Yoong yang masih belum membuka matanya. “Bagaimana keadaan di Cali, Oppa?’, tanyanya hati-hati.

.

“Hmmm. Kasusnya sudah ditutup karena penyebab kematiannya sudah diketahui”, balas Yoong. “Setidaknya sekarang aku merasa lega dan Yul ataupun Fany tidak perlu saling menyalahkan diri mereka”

.

“Syukurlah. Semoga semua keluarga menerima kejadian ini dengan baik”

.

“Steph beruntung memiliki keluarga seperti itu. Apapun alasannya, aku juga tidak berhak menyalahkannya. Meski sebenarnya ada sedikit penyesalan padaku. Andai saja saat itu aku bisa memahami perasaannya, mungkin aku bisa menolongnya”

.

Seohyun mengangguk paham dengan apa yang dirasakan Yoong. Dengan lembut, ia meletakkan tangannya di atas pundak Yoong dan meremasnya pelan agar Yoong merasa rileks. “Itulah kenapa penyesalan selalu terjadi belakangan, Oppa. Dan apa yang terjadi, sudah menjadi takdirnya”

.

“Thank you Hyuni”

.

Keduanya saling berbagi senyuman menghangatkan satu sama lain. Yoong dan Seohyun sudah tidak canggung lagi untuk menatap mesra meskipun mereka belum resmi melangkah ke hubungan yang lebih serius.

.

.

.

.

Yoong POV

.

Setiap mengingat perkataan Stephy kala itu, semakin aku yakin dengan pilihanku.

.

Stephy benar…. Ada waktunya saat kita menemukan seseorang yang benar-benar kita cintai.

.

Awalnya aku sempat berpikir bahwa semua itu hanya cerita dalam sebuah film.

.

Tapi hari ini kupastikan bahwa semuanya adalah realita.

.

Mungkin aku tidak mengetahui seberapa besar rasa cinta Stephy pada sosok yang dicintainya. Aku tidak akan menyalahkannya, karena terkadang cinta membutakan. Mungkin sama seperti yang kurasakan saat ini.

.

Bedanya….

.

Cinta dan kisahku berbeda.

.

Aku sedang melangkah pasti…menggenggam tangannya yang hangat dan menunjukkan pada dunia siapa yang aku cintai. Senyumnya yang terlihat polos dan wajah cerianya yang terlihat bersinar, menjadi duniaku.

.

Karenanya…aku merasakan semua kebahagiaan yang sempat kuragukan.

.

Karenanya juga….aku merasakan setiap momen sangat menyenangkan.

.

Stephy ataupun Seohyun adalah dua sosok hebat yang pernah kutemui dalam hidupku.

.

Mulai saat ini, aku akan bahagia bersama Seohyun dan bahagia untuk kebahagiaan Stephy disana. Sahabat terbaik dan cinta terbaik dalam hidupku.

.

.

.

.

.

***

.

.

Sekembalinya berkumpul dengan orangtuanya, Yuri memilih pergi ke suatu tempat seorang diri. Meskipun terlihat lelah, namun perasaannya kini terasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Setidaknya, kebenaran yang ingin ia ketahui terungkap semua.

.

Dengan membawa sebuah buket bunga yang cantik, ia memasuki halaman pemakaman dan mencari sebuah nama disana. Begitu tiba, ia tersenyum sembari meletakkan bunga itu dan duduk di tepian.

.

“Hai Steph, aku datang mengunjungimu. Maaf jika aku terlalu lama memutuskan untuk kemari. Apa kau baik-baik saja?”

.

Yuri mengobrol seorang diri seolah Stephy ada di hadapannya. Namja itu dengan tetap tenang membersihkan beberapa rerumputan liar yang tumbuh di sekitar makam Stephy. “Aku dan Tiffany sudah baikan. Kuharap kau senang mendengarnya. Yoong juga, dia sekarang sudah berhenti menjadi playboy dan memilih satu wanita. Aku yakin Yoong benar-benar mencintainya”, lanjutnya lagi.

.

Beberapa saat, Yuri menatap tulisan nama Stephy disana. Bayangannya kembali mengingatkan ia akan hari-harinya dulu bersama Stephy. Waktu yang ia habiskan juga bersama sahabat-sahabatnya, Yoong dan Rose.

.

“Rose sudah pergi menggapai impiannya. Aku minta maaf jika aku melukai perasaannya dan tidak bisa membalas rasa itu. Tapi aku yakin Rose sudah bahagia dengan pilihannya begitu juga kau. Kuharap kau juga bahagia….aku….aku minta maaf….Steph..”

.

Tiba-tiba Yuri menangis hebat. Ia memeluk batu tulisan itu dengan erat, membayangkan jika Stephy benar ada disana. Semua perasaan yang ia tahan selama ini, akhirnya ia tumpahkan dihadapan makam Stephy. Rasa penyesalannya, rasa kesedihannya, hingga rasa kerinduannya pada gadis itu.

.

“Semua bilang, aku harus mengikhlaskanmu agar kau bahagia… Jadi kuharap, kau benar-benar bahagia, hmmm”, ucapnya diiringi isakan.

.

Setelah mulai tenang, Yuri memilih diam pada posisinya dan masih memeluk batu nisan itu. Ia kembali mengingat masa-masa bahagianya dengan Stephy, Yoong, dan juga Rose saat mereka masih bersama dulu.

.

.

.

.

“Ya~~~ jangan merusaknya”

.

Rengekan gadis itu justru semakin membuat namja tanned dihadapannya bersemangat mengganggunya.

.

“Apa ini hadiah ulang tahunku?”

.

Gadis itu akhirnya menyerah. Ia membiarkan Yuri membuka kado ulang tahunnya. Tak berapa lama, namja itu tersenyum senang lalu memeluknya. “Thank you Rose, ini favoritku”, ujarnya dengan senang.

.

“Ya ya yaaaa! Kau memberikan itu pada Yul tapi aku tidak?” Yoong yang ada disitu protes karena hadiah yang diberikan Rose untuk Yuri.

.

“What? Kau bisa beli sendiri Yoong dengan uangmu”

.

Jawaban Rose membuat Yoong cemberut. Di sisi lain, ada seorang gadis yang menatap kelakuan mereka dan hanya terkekeh melihatnya.

.

“Mungkin Rose bisa membelikanmu saat kau berulang tahun, Yoong”

.

“Ulang tahunku sudah lewat”, balas Yoong semakin mempoutkan bibirnya.

.

“Awwww, kemarilah Yoong. Aku akan memelukmu”

.

Ucapan Stephy membuat namja itu tersenyum. Dengan cepat ia bergerak menghampiri Stephy. Kali ini giliran Yuri yang protes karena kelakuan Yoong pada gadis itu.

.

“YAH! Lepaskan”

.

Bukannya melepas pelukan itu, Yoong semakin erat memeluk Stephy dan menyengir mengejek Yuri. Akhirnya ledek-ledekan itu berubah menjadi keributan. Bukan dalam hal buruk tapi keempat remaja itu larut dalam candaan mereka.

.

.

.

.

Langit mulai terlihat gelap. Perlahan tapi pasti, matahari kembali ke peraduannya. Yuri menegakkan tubuhnya dan menghapus sisa airmata di wajahnya.

.

“Aku pulang dulu, Steph. Lain kali aku akan kembali menemuimu. Membagi semua ceritaku yang aku jalankan mulai dari sekarang. Aku memutuskan untuk berhenti balapan dan fokus pada persiapan ujian masuk universitas tahun depan”, kini Yuri terlihat mengulum senyumnya setelah mengatakan hal itu.

.

“Ah, iya..Aku hampir lupa. Tiffany akan kembali ke Cali dan memutuskan untuk kuliah di UCLA. Kau pasti senang mendengarnya karena dengan begitu dia akan sering mengunjungimu”

.

Yuri segera berdiri dan membersihkan beberapa rerumputan kering yang menempel di pakaiannya. Dengan begitu ia pun melangkah pergi, meninggalkan halaman pemakaman dan menuju parkiran mobil.

.

Sigh.

.

Ia menghela nafasnya sejenak sembari menghidupkan mesin lalu memeriksa ponselnya yang ia tinggal di dalam mobil.

.

“Yul, TaeTae akan kembali ke Brisbane malam ini. Setelahnya, aku akan mengambil penerbangan pagi ke Cali. Jangan lupa untuk menjemputku”

.

Yul tiba-tiba tertawa kecil setelah membaca pesan singkat dari Tiffany. Ia pun membalasnya dan meletakkan ponselnya begitu saja. “Khaaaa~~ memang benar. Cinta butuh pengorbanan”, ujarnya sembari menggeleng pelan.

.

.

.

.

———————————-

.

“Ada apa?”

.

Taeyeon mengerutkan dahinya begitu melihat Tiffany yang tertawa sendiri dengan ponselnya.

.

“Lihatlah ini”, ujar gadis itu sembari menunjukkan sesuatu.

.

Tak lama berselang, Taeyeon ikut tertawa kecil membaca balasan yang dikirim Yuri pada Tiffany.

.

“Taeng”

.

Suara Sera membuat keduanya menoleh. Dari arah belakang, Sera baru saja kembali membeli minuman bersama Erick. Keduanya mendekat ke arah Taeyeon dan Tiffany lalu memberikan segelas minuman hangat.

.

“Semua dokumennya sudah selesai. Sebentar lagi kita bisa masuk”, ujar Taeyeon.

.

Sambil menunggu pengumuman keberangkatan, keempatnya duduk di bangku yang tak jauh dari pintu masuk keberangkatan. Tampak Erick dan Sera mengobrol santai, sedangkan Taeyeon dan Tiffany terlihat cukup serius berbicara satu sama lain.

.

“Untukmu Tae”, Tiffany mengeluarkan sebuah kotak dari tasnya dan memberikannya pada Taeyeon yang menerima kotak itu dengan baik.

.

“Kabari aku jika kau sudah kembali ke Cali, hmmm”

.

“Sure”, Tiffany mengangguk kecil.

.

Ada jeda disana. Mereka sama-sama diam dan bergelut dengan pikiran masing-masing hingga Taeyeon memecahkan keheningan itu. “I love you, Phany-ah”, ujarnya dengan penuh tatapan tulus pada gadis itu.

.

Tiffany tidak membalasnya, tapi Taeyeon tahu arti balasan dari tatapan Tiffany. Keduanya tersenyum dan Taeyeon dengan lembut menggenggam tangan Tiffany.

.

“Aku juga pasti akan merindukanmu”

.

Setelah mendengar ucapan itu, Tiffany menyikut pelan perut Taeyeon karena tersipu.

.

“Jangan menggombaliku, Tae”, protes gadis itu.

.

Taeyeon terkekeh. “Aku jadi ingat kencan saat anniversary kita. Apa kau mengingatnya?”

.

Lagi-lagi Taeyeon membuat pipinya memerah mengingat kejadian itu.

.

.

.

“JESSSS!!!”

.

Teriakan itu membuat seseorang menuruni tangga dengan terburu-buru dan masuk ke dalam sebuah kamar. “Ada apa?”, nafasnya yang tersengal dan raut wajahnya terlihat panik. Namun detik selanjutnya, sosok itu membulatkan mata tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

.

“TaeTae akan menjemputku. Apa yang harus kukenakan, Jess?”

.

“Astaga, Tiff. Jantungnya hampir copot karena kau berteriak heboh. Kupikir terjadi sesuatu”, ujarnya dengan nada kesal bercampur lega.

.

“Sorry”, Tiffany tersenyum polos. “Sudah satu jam dan aku belum menemukan pakaian yang tepat untuk kencan anniversaryku dan TaeTae”

.

Jessica menepuk dahinya dan mendengus pelan. Meskipun begitu, ia tetap membantu sahabatnya itu menemukan pakaian terbaik untuk kencan spesialnya.

.

.

.

“Kau cantik malam ini, sayang”, puji Taeyeon dan itu sukses membuat Tiffany mengembangkan senyum di bibirnya.

.

“Jessi yang membantuku”

.

“Wow.. Kalau begitu aku akan berterima kasih padanya”

.

Mereka menikmati kencan malam ini dengan perasaan bahagia. Satu tahun hubungan itu sudah terjalin. Setelah menikmati dinner, keduanya berdansa dan mulai terbuai satu sama lain dalam alunan melodi yang lembut.

 .

.

.

.

“YA~~ Jangan membahasnya lagi”

.

“Baiklah, baiklah. Aku hanya menggodamu sedikit”, kekeh Taeyeon.

.

Saat sedang asyik bercengkrama, suara pengumuman menyadarkan mereka. Perasaan aneh itu kembali muncul. Tapi keduanya berusaha untuk menahan semua itu dan mencoba menghadapinya dengan baik.

.

Sera dan Erick mendekat ke arah mereka. Sebuah senyuman tulus, gadis itu tujukan pada Tiffany sebelum memeluknya dan berpamitan padanya. Begitu Sera selesai, kini giliran Taeyeon. Saat itu, semuanya dimulai. Sebuah keputusan besar sedang mereka pikirkan untuk memilih yang terbaik untuk hidup mereka.

.

Beberapa saat setelah Taeyeon dan Sera sudah masuk ke dalam ruang tunggu, Tiffany dan Erick terlihat masih bersama. Erick bahkan mengantarkannya hingga ke parkiran mobil dan mereka terlibat pembicaraan.

.

“Kudengar kau akan kembali ke Cali dan melanjutkan kuliah disana?”

.

“Hmmm, kurasa universitas disana sama baiknya dengan universitas-universita yang ada di New York”, jelas Tiffany. “Bagaimana denganmu?”

.

“Aku?”, Erick tertawa kecil. “Mungkin aku akan lebih fokus pada band ku dan melupakan wanita sejenak. Sepertinya usiaku masih muda dan tidak harus terburu-buru soal itu”

.

Perkataan Erick ikut membuat Tiffany cukup merasa bersalah pada namja itu.

.

“Seharusnya kau membenciku dan Yul karena kami menyalahkanmu pada sesuatu yang tidak pernah kau lakukan”

.

“Hei, kenapa kau mengatakan itu lagi Fany? Aku memahami hal itu”, Erick menghela nafasnya pelan. “Aku tidak mau membenci siapapun. Apa yang sudah berlalu, tidak perlu disesali. Bukankah sekarang kita teman, hmmm?”

.

Erick mengulurkan tangannya dan tersenyum. Meminta Tiffany menyambutnya dan membuat keadaan mereka tidak perlu terus-terusan merasa canggung.

.

“Thank you”, balas Tiffany pelan.

.

“Khaa~~ sepertinya kita larut dalam suasana”, lanjut Erick disertai tawa. “What should i do?”, candanya lagi.

.

Tiffany mengulum senyumnya sembari menggeleng heran. Ada jeda sejenak disana. Tak lama Erick melihat ke arah jam tangannya lalu ke arah Tiffany.

.

“Sepertinya aku harus pergi sekarang Fany”

.

“Ah, kau ada latihan?”

.

“Hmmm. Bagaimana denganmu? Kau mau kemana setelah ini?”

.

“Aku langsung kembali ke apartemen dan beristirahat. Besok pagi penerbangan ke Cali”

.

Erick mengangguk mengerti. Keduanya saling melempar senyum dan berpamitan. “Sampaikan salamku untuk Yul”

.

“Eoh, pasti”

.

Kini tinggal Tiffany seorang diri. Ia membuka pintu mobil namun gerakannya terhenti begitu sebuah pesawat terlihat yang baru saja melakukan take off. Tatapannya mengarah ke atas langit sebelum akhirnya ia masuk ke dalam mobil sambil mengulum senyumnya.

.

.

.

.

Hope, everything will be okay from now on.

.

.

.

.

TBC

———————————————–

Yuhuuuu.. Jeje balik lagi mueheheheh

Yang penasaran sama nasib Amber, Jessica, dan Josh ditahan dulu. Sabar kkkk

Why sudah mendekati ending

(Part 22 – Ending dan Part 23 Epilogue)

Oke deh.. Besok gue usahain update BETWEEN US.

See youuuu

.

by: J418

.

*bow*

55 thoughts on “WHY? (21)”

  1. Scene yang awal berasa kayak gak ada masalah di hub. Taeny…

    Yah… Enggak rela kasus Stephy di selesaikan, tandanya harus ditutup series WHY, ah… Padahal ni FF no. 1 paling gue suka ama jalan cerita, gaya tulis yang udah mulai keubah terus konflik. Apalagi ini ngait2in Narkoba.

    Kak Je fighting!!!

    Like

  2. Udh lama gue nggak baca ff ini thor, bukan krn gue ogah tapi krn ada beberapa part yg nggak bisa gue baca krn di pw. Jd gue nggak tau gimana kisahnya…huuuuaaa…… #numpangcurhat

    Like

  3. Syukurlah kalau kasusu stephi Uda selesai tinggal melihat ke depan aja lagi melakukan apa yang harus di lakukan……. berharap mereka tetap baik baik Aja……

    Like

  4. Baru beberapa minggu yg lalu nemu wp ini (newreader)😄 , ceritanya keren2 tapi sayang banyak yg di protect jadi kadang ada yg gak mudeng😂
    Btw thor kapan ngasih semua pw’nya? ✌😂
    and punya ig gak thor? apa unamenya?

    Like

  5. Kok sedih ya tiap baca partnya taeny.makin sedih lagi kalo liat yuri.huuffftt.ada apa dg babang yul ku je???kyknya part berikutnya bakalan jelasin semua nya sejelas2 nya deh.untung ada yoong n hyuni yg memberikan kebahagiaan dan keliatannya cuma mereka yg hubungan nya jelas.yulsic???.taeny????entahlah

    Like

  6. juni kenapa tiba tiba gini ya? apa gue melewatkan sesuatu? apa gue belum baca part sebelumnya? sicabe kemana dah? yullll gue kasian sampe nangis sesegukan

    Like

  7. Hehe,,kok dikit 😀 kurang banyak J, bentar lg end, taeny,, n yulsic apa kabar ?? Judulnya ganti berlapang dada , , hehe, , mo kemana jalannya hidup cuma bisa menerima dgn senyuman. Kayake sedih ending ya,, isinya trima kenyataan. Tapi ya moga baik2 aja, Semangat deh je 🙂

    Like

  8. Agk melow nih bnyk krn scr perlhn semua mslh udh bisa diatasi . Mrk kmbli jlni hdp dgn ikhlas.. .
    Ini bkn hny soal crt cinta tp jg ttg pershbtn n cinta. Tp trkdg kita tdk th siapa yg ad di smping kita wlupn mngkn kita mngenlny.
    Sbnrny agk pesan am Kish cinta mrk.. ..

    Like

  9. Seujur nya pas baca di awal trus tau kasus steph udh kelar.. Gua nunggu” kata #flashback ngarep ad penjelasan yg pasti.. Eh teryata kagak ada… Udh gitu momen yulsicnya kagak ada juga masa… 😥 dan baru ngeh kalo dsni yuri sama steph itu kembar… Kebaca pas yuri buka kado yg di kasih sera buat stephy tpi yull yg buka trus bilang.. Ini kado ku… Hamh… Dalam hati sih ngarrp penjelasan lebih soal jessica.. Tp kek nha harus sabar nunggu next chap dah gua.. Hehhe lanjut terus kk…

    Like

  10. Telat gw bcanya.
    Kasus steph sdah slesai, ff ini udah mau end, ya ampun nggak kerasa.
    Iya ni thor gw pnsaran sm jessica, apakh nnti yulsic,?
    Gw salut sm authornya di ff nya bnyak pljaran tntang menghdapai mslah di kehidupan nyata

    Like

  11. Gw baru buka wp..😂 banyak moment taeny disini. Seperti biasa masih misteri apa tae dan panny bisa bersatu atau engga. Masih penasaran apa penyebab stephy meninggal. Mungkin ada di part selanjutnya. Wow playboy yoong udah tobat humm? Itu dia bilnh dulu mencintai stephy? Itu sebabnya mungkin dia jadi playboy y je? G nyangka bentar lagi end ini ff. Sabar bngt nunggu kelanjutannya. Tp ff lu emang kebanyakan bikin penasaran je dan banyak ada misterinya.😂😂😂😂

    Like

  12. Hahhhh roman2nya emang kudu ganti epep baru ya jeee biar ga jenuh dan pusing bgt elah mikirin teka teki teka tekimu (eaaa raisa banget 😂😂) karna bau2nya bener2 udah deket sama ending

    Yahh finally masalah stephy udah kelar tinggal tunggu kelanjutan pemain utama nih duhh nasib mereka bijimane hmm 🤔🤔🤔
    Btw kata2 panul yg ini ” Aku tidak pernah menyesal pernah mengenalmu. Apapun yang terjadi pada kita nantinya, aku bahagia Tae. Sangat bahagia” ➡ pengen gue tambahin masak hahaha , panul bilang gini juga ” apapun yyg terjadi pada kita nantinya meski tetap bersamamu / tidak aku akan tetap bahagia tae. Sangat bahagia ” eaaaa bikin mewek langsung dah ah hahaha

    Hmm gue yakin lo pasti bakal lama postingnya je , tapi gue harap dengan kelamaan lo posting ini hahaha bakal berakhir dengan hasil ending yg memuaskan 😂😂😍😍😍👏👏👏👏
    Semangat epep yuhuuu 😂😂😂

    Like

  13. Oke fine, gw gk nemu adegannya nya Sica, awalnya mikir keras banget nih, apa gw ngelewat satu part, ampe diulang dong part sebelumnya, eh ternyata authornya agak hm* wkwk, enaknya jadi reader pas cerita udah beres tuh yah gini, gak usah lama nunggu authornya comeback tapi tetep ruginya, gw gak bisa buka gegara ketinggalan brapa taun buat dpetin kodenya wkwk.

    Like

Leave a comment