SERIES, WHY?

WHY? (20)

Tittle                : WHY?

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Tiffany Hwang

Jessica Jung

Im Yoong

Seo Juhyun

And the others

Genre              : Gender Bender, Drama, Romance, Mature, BitterSweet

Credit Pic by K.Rihyo

Series

Copyright © royalfams418.2017. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

——————————————————————–

.

.

Part 20

.

.

“Ya, aku mengerti Mom. Pengobatan Sera berjalan baik. Kami akan segera pulang setelah ujian semesterku berakhir. Hmmm, love you too Mom”

.

Taeyeon mengakhiri panggilan itu diiringi helaan nafas kasar darinya. Ia memejamkan matanya sejenak lalu membukanya lagi. Disaat yang bersamaan, Sera muncul dari arah kamar mandi kemudian tersenyum menyadari Taeyeon yang sudah kembali.

.

“Kau sudah pulang. Bagaimana hasilnya?”

.

“Sangat mengejutkan”, jawab Taeyeon seadanya lalu duduk di pinggir tempat tidur sembari menatap langit-langit.

.

“Mind to share, Tae?”, Sera meletakkan tangannya diatas pundak Taeyeon dan mengusapnya pelan. Melihat wajah lelah namja itu membuatnya ikut sedih.

.

“Tiba-tiba aku benci jika mengingat orang-orang yang tidak mengenal Erick justru seenaknya menyalahkan dia atas kematian Stephy. Bukankah itu konyol? Bahkan sekarang aku berpikir bahwa Stephy bunuh diri bukan karena hubungannya dan Erick berakhir. Tapi karena dia mencintai orang lain dan perasaannya tidak terbalaskan”

.

“Apa buktinya sudah ada?”, Sera ikut terkejut dengan penjelasan itu.

.

“Belum seutuhnya. Harus ada sebuah penjelasan lain dari seseorang yang mengenal Stephy dengan baik”

.

“Kau sudah memberitahu Erick?”

.

Taeyeon menggeleng pelan.

.

“Jangan katakan ini pada Erick. Dia tidak perlu tahu. Lagian kemungkinan besar, Erick tidak ada sangkut pautnya dengan ini”

.

“Lalu bagaimana dengan gadis yang bernama Amber? Dia mengatakan akan membantu Erick”

.

“Soal itu, jangan khawatir. Aku dan yang lain akan menemuinya besok dan meminta sebuah penjelasan yang mungkin masih belum dikatakannya”

.

Penjelasan itu setidaknya membuat Sera sedikit bernafas lega. Namun tak lama, Taeyeon mengatakan sesuatu yang justru membuatnya merasa bersalah. “Mom sudah menanyakan kapan rencana kita kembali ke Brisbane. Aku menjelaskan semua padanya dan semoga rencana kita berjalan baik-baik saja”

.

“Sejujurnya aku sedikit merasa tidak nyaman. Bagaimana jika mereka kecewa dan menolaknya?”

.

“Jangan terlalu banyak berpikir, hmmm. Aku yang akan mengatasinya. Dengan kau mendukungku, itu sudah cukup”

.

Tak lama Sera pun mengangguk mengerti. Ia mendekatkan kepalanya dan bersandar di pundak Taeyeon. “Aku berharap semuanya seperti yang kita harapkan, Tae”

.

“Hmmmm, semoga saja”

.

Drtttt drrttttt~~

.

.

“Halo?”

.

“Tae…. Hikss…. Yul…hiks…..terluka…”

.

Tutt….tut…

.

Suara Tiffany membuatnya reflex berdiri. Sera yang melihat sikap Taeyeon, tiba-tiba menjadi bingung.

.

“Ada apa Tae?”, tanyanya khawatir setelah melihat Taeyeon berteriak pada ponselnya dan mencoba mendial nomor Tiffany.

.

Taeyeon tidak bisa menjelaskan karena dia juga tidak tahu apa yang terjadi. Setelah bersiap, ia pun berpamitan pada Sera dan meminta gadis itu tetap tinggal di kamar hotelnya sebelum Erick datang.

.

Sepanjang perjalanan, Taeyeon mencoba menghubungi Tiffany ataupun Yuri. Tapi tak ada satupun dari mereka yang menjawab panggilannya. Hingga tak berapa lama, ia hampir tiba di apartemen milik Tiffany dan Jessica.

.

Taeyeon melebarkan matanya begitu melihat sebuah ambulans ada di depan apartemen Tiffany dan Jessica. Bahkan disana ada beberapa mobil kepolisian. Dengan cepat, ia turun dari mobil dan mendekati kerumunan hingga melihat Tiffany yang menangis keras sembari memeluk erat tubuh Yuri.

.

Baru saja hendak bersuara, Taeyeon akhirnya menyadari bahwa satu tangan Tiffany menahan perut Yuri di bagian kanan dan seseorang yang bersama mereka terlihat sedang memberikan pertolongan pada namja itu. Yuri terluka dan Tiffany menangis.

.

“Bawa korban ke dalam ambulans”, teriak pria yang baru saja memeriksa keadaan Yuri.

.

Dengan sigap, tim medis mengangkat tubuh Yuri dan meminta Tiffany untuk memberinya ruang sejenak. Tanpa pikir panjang, gadis itu pun langsung ikut naik ke dalam ambulans dan Taeyeon pun mengikutinya.

.

.

.

.

“Shit”

.

Amber memukul keras dashboard mobilnya karena kesal. Ia dan Kai baru saja tiba di sekitar apartemen Jessica dan Tiffany. Tapi apa yang ia lihat sekarang, membuatnya marah bercampur khawatir.

.

“Apa yang akan kita lakukan, Am?”

.

Amber belum menjawab. Ia justru sibuk menatap ponselnya beberapa saat sebelum ia mengatakan nama sebuah daerah di pinggiran barat Atlanta. Tanpa banyak bertanya, Kai pun mengangguk dan bersiap memutar mobil Amber yang dikendarainya berbalik arah.

.

.

.

.

———————————–

.

Flashback…(1 hour ago)

.

“Sica”

.

Yuri tidak bisa menyembunyikan rasa ketakutannya begitu melihat Jessica membawa sebuah koper milik gadis itu. “Kau sudah pulang”, lanjutnya lagi sembari mendekat ke arah Jessica begitu pula Tiffany yang ada disebelahnya.

.

Jessica mengangguk tersenyum, menyapa ke arah Yuri lalu kemudian Tiffany. “Kalian terlihat akrab. Apa tidak terjadi perselisihan lagi?”

.

“Ah itu—”

.

“Aku ikut senang melihatnya”, Jessica memotong ucapan Yuri dan kembali tersenyum. Tak lama gadis itu menoleh ke arah Tiffany.

.

“Tiff, terima kasih untuk semuanya. Kau sudah banyak membantuku dan menjadi sahabat yang baik untukku. Aku minta maaf jika ada tindakan atau ucapanku yang tidak sengaja menyakitimu”

.

“Tidak Jessi. Kau tidak pernah menyakiti perasaanku. Dan aku juga senang bisa bersahabat denganmu”, gadis itu membalas senyum pada Jessica.

.

“Aku harus pergi”

.

Kalimat Jessica barusan, tentu membuat Yuri maupun Tiffany tersentak kaget. Yuri yang paling terkejut, langsung menggenggam kedua tangan gadis dihadapannya itu dan menatap sedih.

.

“Kenapa kau harus pergi, Sica? Katakan jika ini tidak benar. Apa ada yang mengganggumu? Apa—”

.

“Yul”, Jessica menggeleng cepat dan membuat Yuri menghentikan ucapannya. “Aku harus pergi. Kalian tidak perlu merasa kehilangan. Aku tidaklah sebaik seperti yang kalian pikirkan”

.

Yuri menentang ide ini paling keras. Ia kembali mendengar kata-kata itu dari mulut Jessica dan ia tidak menyukai hal itu. “Tidak ada yang berhak menjugdemu, Sica. Bahkan dirimu sendiri. Jangan katakan itu”

.

“Jess, apa kau ingin berbagi cerita padaku? Seperti biasanya”, Tiffany ikut menimbrung. Berusaha membuat Jessica untuk tidak bertindak sejauh ini tanpa memikirkan lagi keputusan yang dibuatnya.

.

Jessica yang sedari tadi menahan diri, langsung menggeleng dan mencoba pergi begitu saja dari hadapan Tiffany dan Yuri.

.
“SICA!!”

.

Yuri tak tinggal diam. Ia langsung mengejar gadis itu, begitu pula Tiffany yang mengikutinya ke arah depan apartemen. Yuri terlihat berusaha menahan pergelangan tangan Jessica dan meminta gadis itu untuk tetap tinggal.

.
“Katakan sesuatu, Sica. Apa yang terjadi? Aku bisa menolongmu”, Yuri menatapnya dengan penuh permohonan. Berharap gadis itu mau mendengarnya.

.

“Jess, lebih baik masuk dulu. Kau bisa membicarakan ini padaku dan Yuri”

.

Tiba-tiba seseorang berlari ke arah Yuri dan Jessica tanpa ada yang menyadarinya hingga…

.

Jleb!

.

“YURIIIIIIIIIII”

.

Tiffany refleks menjerit menyaksikan kejadian itu, sama seperti Jessica yang tiba-tiba membeku melihat Yuri merintih kesakitan. Dalam sekejap, seseorang yang baru saja menusuk Yuri langsung menarik Jessica ke dalam pelukannya dan membawa gadis itu menjauh dari sana.

.

Karena panik, Tiffany segera menghampiri Yuri yang terbaring di rerumputan tanpa menyadari bahwa seseorang baru saja membawa Jessica pergi dengan paksa dari sana.

.

“Yul! Bertahanlah, kumohon”

.

.

.

.

***

.

.

“Oppa…”

.

Seohyun menatap cemas pada namja bertubuh tinggi dihadapannya kini. Satu tangannya menahan tangan Yoong karena namja itu terlihat sangat marah atas kejadian yang menimpa Yuri beberapa saat lalu.

.

“Jika kau seperti ini, bagaimana aku bisa tenang membiarkanmu pergi, Oppa?”

.

Yoong menghembuskan nafasnya kasar dan memandang Seohyun dengan tatapan menyesal. “Im sorry”, ujarnya pelan lalu menarik Seohyun dalam pelukannya.

.

Beberapa saat, keduanya larut dalam suasana. Terlebih lagi, Yoong yang tengah berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak dihadapan Seohyun. “Aku janji tidak akan membuatmu khawatir, hmmmm”

.

Seohyun mengangguk kecil dan mencoba tersenyum. Yoong akhirnya merasa lebih baik dengan dukungan dari gadis yang dicintainya. Keduanya pun mendekat ke arah Taeyeon dan Tiffany yang juga baru selesai berbincang.

.

“Kabari aku jika ada perkembangan dari Yul”, jelas Taeyeon pada Tiffany. “Aku yakin, Yul pasti bertahan untukmu. Dia sangat kuat, Phany”

.

Keduanya berbagi pelukan. Tiffany menenggalamkan wajahnya sejenak di dada bidang Taeyeon dan menghirup aroma namja itu untu membuatnya sedikit tenang.

.

“Hyuni juga akan menemanimu disini, Fany-ah”

.

Tiffany mengangguk mengerti. Ia dan Seohyun pun menatap kepergian Yoong bersama Taeyeon meninggalkan Rumah Sakit dan ikut bersama beberapa anggota kepolisian yang bertugas menangani kasus ini.

.

Kedua gadis itu pun kembali duduk di ruang tunggu. Menanti operasi yang sedang berlangsung di dalam ruangan yang hampir membuat Yuri nyaris terbunuh.

.

“Ya Tuhan, kumohon selamatkan Yul untukku. Aku tidak ingin kehilangannya”

.

.

.

.

.

———————————-

.

“Lepaskan!!”

.

Hampir beberapa menit ia beradu kekuatan dengan namja yang kini menariknya paksa dari dalam mobil. Meskipun tidak sebanding, tapi ia tetap berusaha.

.

“Josh, lepaskan aku. Please”, ujarnya lagi kini dengan nada memohon.

.

Josh tetap tak mau mendengarkan permintaan Jessica dan tetap membawanya masuk ke dalam sebuah gudang kosong yang tak terpakai lagi. Sesampai didalam, Josh baru melepaskan gadis itu dan membuatnya terjatuh di lantai yang berdebu.

.

Beberapa meter darinya, terlihat sebuah sofa panjang yang lusuh namun masih dan meja yang membentang. Disana ada beberapa botol minuman dan makanan. Terasa bahwa tempat ini sedang digunakan.

.

“Kau menusuknya, Josh. Apa yang kau lakukan, huh?”

.

Jessica marah dengan raut wajah yang terlihat habis menangis. Kejadian yang menimpa Yuri beberapa saat lalu tentu saja membuatnya shock. Dan yang paling tidak diduga adalah kemunculan Josh disana dan menariknya paksa.

.

“Berhenti memberontakku, Sica. Semakin kau seperti ini, aku semakin tidak segan untuk melukaimu”, ancam Josh dan menyelesaikan pekerjaannya.

.

Kini Jessica terduduk di lantai dengan tangan dan kaki yang terikat sangat kuat. Gadis itu ingin kembali memberontak tapi tubuhnya terasa lelah setelah menangis dan melawan Josh sebelumnya.

.

Selesai dengan semua itu, namja itu berbalik badan dan menyandarkan tubuhnya di sofa lalu menegak seteguk botol minuman yang ada dihadapannya sebelum akhirnya ia menyalakan sepuntung rokok dan mulai mengisapnya.

.

“Aku tidak tertarik membunuh orang lain dengan tanganku sendiri, Sica. Jadi kau tidak perlu khawatir bahwa pria yang tertusuk tadi akan merenggang nyawanya. Aku cukup ahli memainkan pisau ini”, ujarnya dengan santai sembari mengisap rokok yang dipegangnya.

.

“Kau sudah keterlaluan, Josh! Seharusnya kau tertangkap dan polisi memenjarakanmu seumur hidup”

.

Josh tiba-tiba terkekeh dengan ucapan Jessica lalu menyunggingkan senyumnya seolah tidak takut dengan perkataan gadis itu.

.

“Aku tidak habis pikir, kau masih membela Amber setelah apa yang dilakukannya”, jelas Josh dengan kekehannya. “Apa kau mau tahu kejadian yang sebenarnya kenapa sahabatmu dan gadis bernama Stephy itu overdose? Bukankah sudah jelas bahwa kau penyebabnya?”

.

“A—apa…maksud…mu?”

.

Josh berdiri dengan tetap menghisap rokoknya. Ia kembali mendekati Jessica dan berjongkok di depan gadis itu.

.

“Ouch…Sayang sekali my sweetheart. Kau bahkan tidak menyadari betapa busuknya sahabatmu dibelakangmu. Dan seorang gadis lainnya yang iri denganmu. Apa Amber tidak mengatakan sesuatu?”

.

“Jangan sekali-kali membawa namanya. Amber tidak bersalah. Justru kaulah penyebab semua ini”

.

Tawa Josh menggema seiring dengan ancaman Jessica barusan. Tiba-tiba ia mengeluarkan sebuah mini recorder dari dalam saku celananya.

.

.

“Aku mohon Josh, carikan aku barang itu. Aku sangat membutuhkannya”, suara nafas terengah-engah terdengar disana.

.

“Kau berani memintanya padaku, Vic? Kau saja bahkan tidak memiliki uang untuk membayarnya”

.

“A—aku….”

.

Ada jeda sejenak beberapa detik disana sebelum gadis itu kembali bersuara.

.

“Aku akan membantumu mendapatkan Sica dan membuatnya menjadi milikmu. Apa penawaran ini cukup untukmu?”

.

“Owhh. Apa kau yakin dengan yang kau ucapkan barusan?”, balas namja itu mengejek. “Kau tahu Vic? Seseorang juga sedang memohon padaku untuk membantunya menyingkirkan Sica. Lucu sekali, bukan?”

.

Arrrrghhhhhh.. Victoria kembali meringis saat reaksi tubuhnya semakin berkeringat dan kepalanya mulai sakit.

.

“Please…please….berikan aku barang itu, Josh. Aku janji akan membantumu sepenuhnya”

.

.

.

Josh mematikan rekaman itu dan menatap ke arah Jessica dengan tujuan mengharapkan reaksi gadis itu. Tepat seperti dugaannya, raut wajah Jessica sangat terkejut dan perlahan, airmatanya mulai jatuh.

.

“Seberapa lamanya kau bersahabat dengan Victoria, itu tidak akan menjamin bahwa dia selamanya akan menjadi sahabatmu. Lihatlah, bahkan dia menusukmu dari belakang hanya karena barang haram tersebut”

.

Jessica masih tak bersuara. Ia hanya menangis dalam diamnya sembari menggeleng pelan. Berusaha menolak kenyataan yang baru ia dapatkan. “Sama seperti halnya gadis bernama Stephy. Kau tahu? Bahkan dia menghianati kekasih yang sangat mencintainya hanya karena ingin merebut apa yang menjadi milikmu. Terkadang, wanita akan bertindak lebih kejam dari apa yang terlihat sebenarnya”, ujar Josh melanjutkan ucapannya.

.

“Please…. Hentikan, Josh”, Jessica menutup matanya erat dan berusaha untuk tidak mau mendengarnya.

.

Tak lama, tangan Josh terangkat dan menyentuh dagu Jessica dengan paksa sehingga membuat Jessica melihat ke arahnya.

.

“Jangan menangis, Sica. Airmatamu sangat berharga untuk menangisi orang-orang yang sudah berbuat jahat padamu, hmmm. Dont be sad, sweetheart. I’m here”

.

.

.

.

.

***

.

.

“Yul…aku…..”

.

Ucapannya tertahan begitu sebuah pelukan hangat ia rasakan dari namja bertubuh atletis itu. “Ssshhh….kau tidak perlu mengatakan apa-apa lagi padaku, Sica”

.

Mendengar ucapan itu, kedua tangan Jessica yang berada diujung kaos Yuri, kembali mencengkramnya kuat dan isakan terdengar dari gadis itu.

.

“Maafkan aku..maaf Yul. Aku….Aku tidak ingin menceritakannya padamu”

.

Penjelasan Jessica tentu semakin membuat Yuri terluka. Bukan saja karena kenyataan yang ia dapat tapi juga karena Jessica kini menangis dipelukannya. Namja itu akhirnya memilih untuk membiarkan Jessica seperti itu hingga tangisannya mereda.

.

.

.

“Kau ingat saat pertama kali kita bertemu?”

.

Yuri mengangguk. Ia menunggu ucapan Jessica setelah Jessica merasa lebih baik.

.

“Aku tidak pernah membencimu, Yul… Bahkan saat dipertemuan pertama kita. I’m afraid, because i’m different than the others”

.

Kali ini Yuri menggeleng. Ia mengambil tangan Jessica dan menggenggamnya lembut. “Setelah aku tahu semuanya, aku tidak akan membencimu Sica. Kau harus tahu itu, hmmm. Hubungan kita tidak akan berbeda”

.

Jessica menatap namja itu. Namja yang kini menatapnya dengan tulus tapi itu justru membuat dadanya kembali sesak.

.

“Yul”

.

“Hmmmm”

.

“Apa kau mau memberiku waktu?”, tanyanya hati-hati.

.

“Sure.. Katakan padaku Sica..”

.

Jessica menggigit bibir bawahnya pelan sembari menunduk kecil. “Kuharap kau mau menjaga jarak diantara kita, Yul. Aku tidak ingin menyakitimu atau menyakiti siapapun. Saat ini…—”, ucapan itu tertahan. Jessica berusaha menyelesaikan kalimat terakhirnya.

.

“Aku masih menjadi milik orang lain”

.

Yuri tersentak mendengar permintaan itu namun sebisa mungkin ia bersikap biasa agar Jessica tidak semakin bersalah padanya.

.

“Aku janji…Aku akan menjaga jarak sebisaku darimu”, Yuri mengakhiri ucapannya dengan perasaan terluka.

.

.

.

.

“SICAAAA”

.

Satu sentakan membuat dua orang gadis yang berada di sisi ranjang menjadi terkejut. Salah satu dari mereka segera berdiri dan mendekat ke arah namja yang baru saja berteriak.

.

“YUL”, panggilnya khawatir ketika melihat Yuri tiba-tiba tersadar seperti itu.

.

Yuri yang mendengar suara tersebut, lalu memejamkan matanya sejenak sebelum membukanya kembali dan menatap ke arah gadis yang berada disampingnya.

.

“F..F…Fa…Fany…”

.

“Thanks God. Akhirnya kau sadar, Yul”, Tiffany segera menekan tombol merah di atas ranjang Yuri.

.

Gadis itu terlihat terharu sekaligus bahagia karena Yuri sudah melewati operasi dengan baik. “Ini aku, hmmm. Kau baik-baik saja disini. Dokter akan segera datang”

.

Yuri menggeleng cepat lalu menatap ke arah sekeliling dan mendapati Seohyun berada di sisi satunya sembari menatapnya dengan senyum kelegaan.

.

“Sica..Sica….Fany. Dimana dia? Dia membawa kopernya?”

.

Suara panik Yuri langsung membuat Tiffany memeluknya lembut sambil mengusap kepala namja itu agar tidak bereaksi berlebihan mengingat lukanya yang masih belum mengering. “Tenanglah Yul. Semua sedang mencarinya. TaeTae dan Yoong juga ikut mencarinya, hmmm. Kau harus istirahat dan jangan terlalu banyak berpikir dulu”

.

“Tapi….Tapi Fany…Sica…”

.

“Aku tahu kau khawatir. Aku juga mengkhawatirkannya. Tapi sekarang kau harus istirahat, aku mohon”

.

Yuri tak menanggapinya lagi dan hanya mengangguk pelan dengan raut wajahnya yang masih kelihatan kacau saat memikirkan keadaan Jessica.

.

Tak berapa lama, dokter datang untuk mengecek kondisi Yuri. Tiffany dan Seohyun pun sejenak keluar dari ruangan. Disaat bersamaan, muncul pria paruh baya yang berjalan sedikit tergesa-gesa.

.

“Fany”

.

“Dad”

.

Tiffany yang melihat pria itu segera berlari dan ia pun memeluk pria yang baru saja dipanggilnya Dad.

.

“Kau baik-baik saja, sayang? Apa ada yang terluka, hmmm?”, ujar pria itu lalu melihat ke arah Tiffany dengan seksama.

.

“Aku baik-baik saja, Dad. Yuri tertusuk dan dia masih di dalam bersama dokter yang memeriksanya. Tapi Daddy jangan khawatir, keadaan Yul mulai membaik”

.

“Syukurlah kalau begitu”, pria itu menghembuskan nafasnya lega dan kembali memeluk Tiffany.

.

Ceklek..

.

Pintu ruang rawat Yuri terbuka dan dokter yang memeriksanya baru saja keluar. Tiffany dan pria yang bersamanya pun langsung menghampiri sang dokter.

.

“Bagaimana keadaan putraku, dok?”

.

“Ah, anda pasti tuan Kwon”, dokter itu mengajak tuan Kwon berjabat tangan sejenak sebelum melanjutkan pemberitahuannya. “Keadaan putra anda baik-baik saja. Operasi berjalan dengan lancar dan lukanya tidak terlalu serius. Namun tetap saja, ia harus istirahat total sampai lukanya mengering”

.

Merasa lega dengan penjelasan dokter, Tuan Kwon pun masuk ke dalam bersama Tiffany dan Seohyun.

.

.

.

.

.

———————————–

.

“Kau hampir membuat Dad jantungan, Yul”

.

Tuan Kwon tak henti-hentinya menghembuskan nafasnya lega melihat keadaan putra semata wayangnya.

.

“Maafkan aku, Dad”

.

“Khaa~~ Tidak apa-apa. Dad senang kau baik-baik saja. Mommy mu sangat khawatir tapi belum bisa kemari untuk menjengukmu”, setelah mengatakan itu, Tuan Kwon melihat ke arah Tiffany yang berada disampingnya. “Dad juga senang kau baik-baik saja, sayang”

.

Tiffany tersenyum pada pria bermarga Kwon tersebut. “Yul melindungiku dengan baik, Dad”

.

Tiba-tiba Tuan Kwon terlihat seperti mengingat sesuatu lalu menatap Tiffany dan Yuri secara bergantian dengan dahi yang mengerut. “Apa kalian sudah baikan?”

.

Pertanyaan itu membuat Yuri tertawa keras sedangkan Tiffany mengerucutkan bibirnya sambil mengaitkan tangannya memeluk lengan Seohyun disisinya. “Dad, kau ketinggalan berita. Putramu yang tampan ini berhasil meluluhkan hati princess berkepala batu yang sangat gengsi”

.

“YAH!!”, tanpa ragu Tiffany langsung memukul lengan Yuri karena kesal dengan ucapan namja itu.

.

Tuan Kwon yang ada disana ikut tertawa sembari menggelengkan kepalanya heran. “Anak remaja jaman sekarang”, komentarnya.

.

.

.

.

.

.

.

“Disini tempatnya”

.

Amber menunjuk satu titik merah di dalam gps ponselnya dan Kai pun mengangguk mengerti. Namja itu lalu meminggirkan mobilnya dan mematikan mesin sebelum keluar disusul oleh Amber.

.

“Aku yakin Sica ada di sekitar sini. Josh tidak akan menyadari liontin yang dipakai Sica ada alat pelacaknya”, jelas Amber lagi.

.

“Kita harus berhati-hati, Am. Lukamu belum sembuh benar dan Josh memiliki senjata tajam. Kau yakin kita tidak perlu memanggil polisi? Josh sudah sangat keterlaluan”

.

“Khaa~~ aku tidak bisa, Kai. Dia satu-satunya kakak yang kumiliki meskipun aku sangat membencinya”

.

Kai menatap iba dan ia pun akhirnya mengangguk paham tanpa banyak berkomentar. Keduanya mulai melangkah meninggalkan mobil dan mengikuti arah titik keberadaan Jessica yang sudah terlacak.

.

“Apapun yang terjadi, jangan sampai ada yang terluka Kai. Aku mohon bantuanmu”, Kai kembali menganggukkan kepalanya.

.

“Kuharap Josh tidak berbuat nekat lebih dari ini”, komentar namja itu.

.

.

.

.

.

***

.

.

“Aku mengerti, syukurlah Yul baik-baik saja. Apa Daddy Kwon masih disana?”

.

“Dad akan tinggal beberapa hari sampai keadaan Yul benar-benar pulih”

.

Tak lama berselang, suara Tiffany sedikit berubah menjadi serius.

.

“Tae?”

.

“Ya?”

.

“Thank you. Thank you for everything”

.

Perkataan Tiffany tentu membuat Taeyeon bingung. Namun sebelum ia bertanya lagi, suara Tiffany kembali terdengar.

.

“Jangan menanggung beban terlalu banyak, Tae. Aku tahu seharusnya kau tidak perlu terlibat dengan urusan yang menyangkut Stephy. Seharusnya disaat seperti ini, aku yang harus banyak bertindak”

.

“Phany-ah, bukankah kita sudah membahas ini? Aku tidak merasa terbebani. Aku sanggup melakukannya. Jadi kumohon jangan membahasnya lagi, hmmm”

.

“Im sorry, Tae”

.
“Its okay”, balasnya meyakinkan. “Sampaikan salamku pada Daddy Kwon dan kau juga jangan terlalu lelah”

.

“Yes, i got it. Kabari aku secepatnya jika ada perkembangan tentang Jessi”

.

“Sure”

.

Tak lama Taeyeon mengakhiri panggilannya dan tampak mendesah pelan. Yoong yang sedang menyetir melirik ke arah namja itu dan berkomentar.

.

“Apa hubunganmu dan Fany masih diam ditempat?”, tanyanya hati-hati.

.

“Entahlah Yoong. Aku dan Phany sama-sama dihadapkan dengan keadaan yang memaksa kami harus seperti ini. Tapi aku juga tidak ingin mundur meskipun situasi ke depan tidak bisa kuprediksikan dengan baik”

.

“Kau sudah memulainya Taeng. Seharusnya kau lebih percaya diri soal hasil akhir. Yul juga sudah menerima itu semua. Sekarang tinggal kau yang berusaha lebih untuk menentukannya”

.

“Aku juga sedang melakukannya”

.

Tiba-tiba Yoong menepuk pelan pundak Taeyeon. “Aku tidak pandai soal memberimu advice. Tapi aku bisa katakan padamu jika kau sudah memilihnya maka lakukan apapun untuk mendapatkannya. Jangan terjebak disituasi yang membuat kalian sama-sama terluka. See? Yul terjebak di situasi yang menyebalkan seperti ini. Aku tidak tertarik jika sahabatku yang lain mengalami hal yang sama”

.

Taeyeon mengerti maksud ucapan yoong dan ia terkekeh pelan. “I know. Kau memang sahabat yang paling baik”

.

“Oh, itu pujian darimu? Thanks”, balas Yoong dengan cool sambil menatap ke arah jalan dan itu membuat Taeyeon menggeleng heran.

.

“Damn. You dorky”

.

.

.

.

.

——————————–

.

“Makanlah”

.

Josh sedari tadi mencoba menyuapkan beberapa makanan ke arah mulut Jessica tapi gadis itu terus menolaknya.

.

“Oh ayolah sweetheart. Aku memintamu dengan baik-baik dan jangan membuat kesabaranku habis”

.

Josh masih mengatur emosinya. Ia kembali menyodorkan makanan untuk Jessica sebelum gadis itu memakannya. Senyum Josh mengembang begitu Jessica mau memakannya, namun tak lama raut wajah itu berubah kesal.

.

Cuih…

.

Jessica mengeluarkan makanan itu dari mulutnya dan mengena wajah Josh. Karena amarah yang tiba-tiba meledak, Josh tidak segan menampar gadis itu dengan keras.

.

“You b*tch!”, kesal Josh. “Aku sudah berbaik hati padamu, Sica. Tapi kau malah seperti ini”, ia kembali menampar Jessica dan berjongkok dihadapan gadis itu sembari menarik rambutnya kasar dan memaksa Jessica melihat wajahnya.

.

“Seandainya kau bukan gadis yang aku cintai, aku akan membuatmu menyesal karena telah memancing emosiku”

.

Akkhhh…

.

Jessica mencoba menahan rasa sakit yang ditimbulkan akibat perbuatan Josh. Meskipun nafasnya mulai lelah, tapi ia berusaha sekuat mungkin untuk tetap tersadar.

.

Brakk!

.

Tiba-tiba Josh tersungkur di lantai dan Jessica terlepas dari cengkraman namja itu. Belum sempat ia menyadari sesuatu, sebuah sepasang tangan menyentuh tubuhnya dan melepaskan ikatan yang sedari tadi melilit di kaki dan tangannya.

.

“Amber”, lirihnya menyadari siapa yang datang.

.

Amber bergegas membawanya menjauh beberapa langkah dari Josh. Di sisi lain, Kai dan Josh terlibat pertarungan. Keduanya sama-sama saling mencoba menyerang satu sama lain. Melihat apa yang baru saja terjadi, membuat Josh sangat marah.

.

“DAMN IT”, ia kesal sekaligus marah karena kedatangan Amber dan Kai yang merusak suasana.

.

“Menyerahlah Josh. Aku tidak tertarik melukaimu”, ujar Kai mencoba bernegosiasi

.

“Bedebah! Beraninya kalian mengganggu waktuku dan Sica?” Josh mengarahkan pisau yang dipegangnya pada Kai lalu beralih ke Amber dan Jessica. “Jauhkan tanganmu darinya Am, atau kau mau merasakan pisau ini untuk kedua kalinya huh?”, ancamnya pada sang adik.

.

Josh hendak melangkah ke arah Amber dan Jessica tapi Kai lebih dulu menahannya dan membuat namja itu terdorong hingga tersungkur di lantai. Amarah Josh semakin memuncak dan ia kembali berhadapan dengan Kai.

.

“Kau tidak apa-apa, Sica?”, ujar Amber pada gadis itu. “Oh god! Apa yang terjadi pada wajahmu?” Detik selanjutnya Amber terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia mengambil sapu tangan miliknya dan membersihkan luka di wajah Jessica dengan hati-hati.

.

“Tenanglah, kau akan baik-baik saja. Kita pergi dari sini sekarang”

.

Dengan bantuan Amber, Jessica pun dibantu berdiri dan dipapah Amber untuk meninggalkan gudang kosong tersebut.

.

Buughhh.

.

Satu serangan membuat Kai terpukul sangat keras dan membuatnya meringis. Josh yang berhasil menyerang, akhirnya berdiri tegap dan berlari ke arah Amber dan Jessica berada. Keduanya tidak melihat bahwa Kai dikalahkan sehingga mereka tidak menyadari bahaya yang datang. Namun satu teriakan dari Kai, refleks membuat Amber dan Jessica bereaksi.

.

“SHE IS MINE”

.

Dengan satu serangan, Josh mengarahkan pisaunya ke arah Jessica hingga akhirnya…..

.

.

Jleb!

.

.

Lima detik berlalu dengan sangat lambat. Tidak ada lagi teriakan disana. Semua tatapan tertuju di satu arah. Nafas yang terengah itu lama-lama semakin menipis seiring dengan darah segar yang jatuh ke lantai.

.

.

.

.

My sweetheart…

.

.

.

.

TBC

———————————————

Yuhuuuuu

Jeje is back. Ada yang kangen sama gue? Hehehe

Ah tapi pasti ngangenin FF nya bukan authornya #plaaak

Gue balik dengan updatean WHY?

Detik-detik mendekati ending.

Semoga updatean ini berkenan. See youuuu~~

Note: Akan ada FF Baru. Tunggu tanggal rilisnya. Heheheheh

.

.

by: J418

.

*bow*

75 thoughts on “WHY? (20)”

  1. Itu siapa yang ketusuk? Jessi kah? Masa jessi kan yul abis ketusuk juga. Yaelah meskipun yulsic jodoh kalo masalah ketusuk gini jangan jodoh dong kekekeke. Pusing aing bacanya ribet banget ya ini cerita. Keren authornya bisa bikin ff ribet wkwkwkwk. Konsisten lu thor dengan keribetan lu

    Like

  2. Aduhh sebernar nya di sini yg salah si josh,amber ato jessica sihh?? Kok jadi rumit gini,tunggu kata nya di sini stephy sma vic mati karena jess?? Maksudnya?? Mereka rebutan si amber??

    Like

  3. Smakin rumit aja nii. Siapa yg ketusuk,? Sica,? Heol daebak psti sica smakin cinta ni sm amber krna amber yg nyelamatin dri josh. Kpan ni yulsicnya bersatu,? Smoga yulsic bneran yeeahh.
    Yess ff bru lgi, smoga di ff bru kwon dan kim family amin amin 😂

    Like

  4. Jejeeee,i miss u so bad😘.bukan sica kan je yg ketusuk josh??atau malah josh nya yg ke tusuk??? Akhirnya aku tau apa yg dibicarakan sica ke yul,dan semoga yul msh sabar utk jaga jarak dr sica.hhmm,beneran ini bau2 nya udh mau ending, secara semua nya udh semakin jelas.

    Like

  5. Keren jee,, 😀 ihh,, pinter ini anak. Aku setuju ama komennya mb andini,, josh aja yang ketusuk,, kykna emank dia,, hehe biar kena sakitnya ditusuk . Udh keterlaluan obsesi nya josh. Udah tercerahkan crita ini, cm gmn nasib taeny ditangan ortu ama tae?? cpt balik ya jeje,, wlupun gi sibuk,, Ok, Semangat, , 😀
    Ga sabar tau mana punyamu yang baru,,

    Like

  6. Ini sprt kerikil yg peln timpa mrk tp blm puncakny ini hny secuil yg diksh Jeje ttg semuany.
    Ini bkn ttb hub taeny, yulsic tp ttg Jessica yg justru jd point n bikin kita kaget akn kbnranny.
    Sdkit bingung awlny ampe ad kjdian yg tak diinginkn. Knp sbnrny dg Jessica ampe jd sosok yg diperbutkn. Hrsny klo jujur dr awal mgkin korban g akn berjatuhn.
    Yuri slh satuny smg bisa smbh n bisa bnt selesaikn mslh yg trjd.
    Smg jg bkn org sprt perkiraan kita, tkutny Sica😱😱

    Like

    1. Jessica nggak diperebutkan. Kan yang diperebutkan pacarnya Sica. Lagipula ini ada campur aduknya sama obat terlarang. Saat semua keinginan gak kesampaian, larinya ke brang. Sica mah gak tahu apa2 tapi jadi keseret2 karena statusnya sama pacar populer wkwkkw

      Like

  7. Haiii miss you huhu.. haduh nyeri deh baca chap ini pada main tusuk2an begitu gesrek emang dasar si josh, lagi yg ketusuk itu siapa yak si tbc segala muncul diwaktu yg ga tepat pula asem dasar tpi qw berharap yg ketusuk itu si joss dah jangan unnie kece qw pwease hehe..ditunggu next chap sama qw kaga sabar nunggu ff baruanya kyaaaaa can’t wait hehe.. Jeje Fighting!!!!! Semangat trus nulisnya!!

    Like

  8. Sejujurnya. Gua makin emesh sama hubungan yulsic… Ribet amat dah ah yak.. Buat bahagia ajjah susah .. Hihihihi.. Deket deket ending . kok gua mencium bau bau sad ya… 😀

    Like

  9. Makin runyam thor. Gw brharap yulti sm yoong g fkus k sthepy diank dsna msh ada sica yg hidup. Wlopub mreka udh brusaha. Rasanya msh g adil

    Like

  10. Teka-tekinya nambah, yg bener cuma seohyun njirr sisanya ntahlah
    Sica sama vic rebutan amber?hadeh teman
    Itu siapa yg ketusuk?:’

    Like

  11. Jejeeee finally balik. I miss youu to ffnya 😭😭😍😍😚😚😚 hahahah ✌✌✌
    Waaa itu omongannya yulsic yg di RS taman itu bukan sih je ? Kalo iya finally tau apa yg diomongin mereka hahaha 😍😍😍
    Kadang suka sedih liat scenenya yulsic tehni kalo ga bersatu keduanya sama2 ngalah buat pasangan mereka masing2 mau ending kisahnya kayak apa mereka udah rido ilahi 😔😔. Tapi serah lu lah je mau bijimana ckckck
    Itu siapa lagi yg ketusuk elah , macem sate ae ditusuk2 mulu 😂😂😂
    Ini kok bau2 mau ending gitu ya je ? 🤔🤔🤔 curigation gue ckxkxk hahaha

    Like

    1. Hahahhaha jawaban lo jujur banget ya. Gue lamain ah updatenya biar makin kangen sama ffnya daripada authornya hhihihi.
      Iya gue laper ngebayangin sate, jadi cast ikutan main tusuk2 wkwkkwk

      Like

  12. Yang ketusuk siapa je, sica?? Kenapa sica yg merasa bersalah pdhl dia cuma di manfaatkan sma sahabat nya sendiri.
    Gw agak bingung je, klu stephy minta Josh buat nyingkirin sica, trus siapa yg bikin stephy OD? Amber kah? Klu amber gw masih ngerti tp klu josh, apa untungnya buat dia??? Kan klu stephy mati jg dia g bakal dapet sica

    Like

  13. Gw yg kangen lu je, tp gw lebih kangen “why” hahahahahaha.. Ini udah mulai kelihatan semua miaterinya. Mulai dr kematian vic, trus titik terang kematiam stephy, hubungan dengan josh. Tinggal masalah tae dan fany yg masih belum. Gw ketinggalan bngt dengan updeatan lu je, kesibukan gw banyak bngt jdinya lupa ngecek ni ff. Apalagi masalah GG akhir-akhir ini banyaj bangt.😢 belum lg kasus tae kemarin di bandara. Tp btw itu yg tertusuk siapa? Sica or amber atau malah josh sendiri? GW HARAP YG KETUSUK JOSH.. 😂😂😂 lanjut lagi je, seperti biasa utamain dulu kepentingan lu. Gw anteng kok nunggu kelanjutan ni ff.😊

    Like

  14. Ini kalo bener cewek2 yang jadi orang ke3 AmSic gegara punya keiinginan miliki amber bener2 tuh orang gak laku dipasaran, ini lagi jess juga amber tu cewek kalo diterusin pun mau dibawa kemana hub. Kalian? Baby tabung gitu? Yul tuh (disini) cowok kegoda dikit ma dia ngapa? Ish.. Si Josh bodoh si Sica ikutan bodoh#maafGldnstar
    maunya tuh yang ketusuk Sica ma Josh, biar kelar trus si Sera kasih aja ke Yul, sumpah part 20 ini bikin gue sewot. Dasar si kakak Jeje#maafkak dahlah gue cabut lama-lama ka authornya yang gue semprot.

    Like

  15. Author….. Ini kapan part slanjut ny soal ny udh nggk sabr kelanjutannya… Semoga yuri bisa bersatu dengn jessica…!!! Salam kenal gue readrs baru hehh

    Like

  16. haduhhhh,,sica gak ketusuk kan????masa sica ketusuk juga kyk seobangx???
    yuri biar sakit msh saja candain fany..😁😁😁😁😁

    Like

  17. Nooooooooo why tbc Je why ??😭😭😭
    Itu siapa yg ketusuk coba ? Jessica? Atau amber ??
    Lo makin bikin gue tegang Dan penasaran Je 😣

    Like

  18. kasian banget sica . luka batin yg d berikan sangat bertubi2 . terkuak smua hubungan antara amber josh stephy victoria sica .
    Trus , yg kena tusuk sica atau amber . huhu . Josh jahat banget . dan berharap JeTi balikan lagi . dan direstuin sama ortunya taeng ..

    Like

  19. Hallo kak, salam kenal yah aku reader baru nih. Baru nemu ini ff di taun 2020 keknya udah ketinggalan banget yak wkwk but aku langsung suka sama jalan ceritanya, cast nya, pokoknya semuanya dah. apalagi di musim pandemi kayak sekarang, baca ff tuh emang pilihan terbaik buat ngilangin bosen. thankyou yah udah bikin cerita kek gini. Tapi jujur untuk cerita Why ini aku bacanya gak dari pertama, jadi gak tau cerita awalnya kek gimana wkwk maapkeun. Sumpil aku baca ngacak aja bisa langsung suka brarti emng good sangat nih cerita.
    Nah langsung ke persoalan intinya nih, cara biar aku bisa termasuk reader Why apa dong supaya bisa dpet kodenya?

    Like

    1. Halo juga. ^^ terima kasih udah mampir ke wp ini.
      Oh ya?? Thank you. Semoga suka sama ff nya sampai ending. Hehehe

      Untuk syarat dapat pw, bisa lihat di menu password ya. Dan nanti kalau udah tahu caranya, bisa email gue. Alamat email juga lengkap ada di wp. :))
      Have a nice day.

      Like

Leave a comment