SERIES, WHY?

WHY? (18)

Tittle                : WHY?

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Tiffany Hwang

Jessica Jung

Im Yoong

Seo Juhyun

And the others

Genre              : Gender Bender, Drama, Romance, Mature, BitterSweet

Credit Pic by K.Rihyo

Series

Copyright © royalfams418.2017. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

——————————————————————–

.

.

Part 18

.

.

“Masih memikirkan Jessi?”

.

Suara Tiffany membuatnya tersadar dari lamunan. Gadis itu mengambil duduk di sebelahnya dan meletakkan cokelat hangat yang sudah dibuat untuk namja yang kini bersamanya. Namja itu menghela nafas kasar. Tak lama, ia memandang ke arah langit-langit apartemen sembari bersandar.

.

“Aku tidak bisa membayangkan rasanya jadi Sica. Dia pasti sangat tertekan dan disaat itu tidak ada yang bisa diandalkannya selain melarikan diri. Aku menyesal, tidak mengenalnya lebih dulu”

.

“Sekarang kau bisa membantunya, Yul”, ujar Tiffany sambil tersenyum ke arahnya

.

Yuri tak menanggapi ucapan itu. Ia terlihat berpikir dengan pembicaraannya bersama Sica kemarin. Ada sebagian dari perasaannya menyesal, ada sebagian lagi merasa marah dengan kenyataan yang terjadi.

.

“Fany-ah, bagaimana jika Sica memutuskan untuk pergi lagi?”

.

“Kenapa kau bertanya seperti itu?”

.

“Entahlah, aku hanya menebak. Terkadang pikirannya sulit untuk dimengerti. Hubungan mereka sudah terlalu jauh. Bukankah itu sama saja aku menjadi perusak diantara hubungan keduanya?”

.

“Huh? Semenjak kapan seorang Kwon Yuri jadi seperti ini? Apa sekarang sudah menyerah?”

.

“Bukankah kau senang jika aku menyerah?”

.

Tiba-tiba Tiffany tertawa lepas seraya refleks memukul lengan Yuri. Bukan karena ucapan namja itu, melainkan reaksi yang Yuri berikan. Ia pun segera mengusap lengan Yuri dan meniupnya pelan. Menatap namja itu dengan tatapan maaf sambil tersenyum.

.

“Tidak ada yang bisa menolak pesona Kwon Yuri”, ujar Tiffany masih dengan senyumannya.

.

“Apa kau juga terpesona?”

.

Awwwww.

.

Pertanyaan bodoh itu membuat Yuri mendapatkan pukulan sekali lagi dan kali ini Tiffany tidak peduli dan memilih masuk ke kamar sembari meneriakkan sesuatu.

.

“Bersihkan dirimu sebelum kita terlambat ke sekolah!”

.

“Aish, kenapa tiba-tiba dia jadi tukang perintah”, dengusnya kesal namun Yuri tetap beranjak dari sofa menuju kamar mandi.

.

.

.

.

.

———————————–

.

Taeyeon memapah pelan tubuh Sera dengan hati-hati hingga ia berhasil membantu gadis itu duduk di ruang makan.

.

“Makanan favoritmu. Kau suka?”

.

“Hmmm, tentu saja jika kau yang membuatnya Taeng”

.

Taeyeon menyengir namun tak lama tatapannya menyelidik. “Kau jadi lebih sering memanggilku dengan nama itu?”

.

“Why? Aku menyukainya”

.

“Tapi aku akan senang jika kau memanggilku Lexy”

.

“Lalu bagaimana dengan Tiffany?”

.

Pertanyaan Sera telak membuat Taeyeon menyengir lagi sambil menggaruk tengkuknya. “Kalo itu beda cerita. Hehehehe”, ujarnya dengan wajah aneh.

.

“Kau jadi pilih kasih”, meskipun cemberut, tak lama Sera pun tertawa kecil melihat sikap Taeyeon barusan padanya. Keduanya kembali melanjutkan sarapan mereka.

.

“Apa hari ini Max jadi menemaniku pergi?”

.

“Max akan menjemputmu jam 9. Aku sudah membuat janji dengan dokter yang akan menemani terapimu. Sepulang sekolah, aku akan singgah kesana”

.

“Bagaimana dengan Erick?”

.

“Kita akan melihatnya pada jam besuk”

.

Sera langsung mengangguk menanggapi ucapan Taeyeon barusan. Setelah sarapan, ia pun meninggalkan kamar hotel dan seperti biasa menuju ke Liivtt dengan mobil kesayangannya. Sepanjang perjalanan, ia menghubungi Yoong dan membicarakan soal perkembangan kasus yang sedang menimpa Erick dan juga kematian Stephy.

.

“Aku juga akan kembali ke sekolah hari ini. Kita bertemu di kelas”

.

Suara Yoong baru bangun tidur terdengar di ponsel Taeyeon. “Aku mengerti”

.

“Yeah, aku tahu. Tidak sia-sia menjadi teman sekelasmu Taeng. Semua tugasku terselamatkan”, Taeyeon hanya tertawa begitu Yoong mengatakan hal itu. “Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Erick? Apa dia akan bertemu dengan Amber?”

.

“Belum ada keputusan. Tapi kurasa polisi akan mengabulkan permintaan kita. Lagian, Amber bisa diajak kerjasama tentang hal ini”

.

“Syukurlah. Statement Amber setidaknya bisa membuat Erick bebas bersyarat sebelum Josh benar-benar tertangkap. Aish, aku tidak percaya bahwa dia melakukan hal sebrengsek itu”, kesal Yoong diseberang sana.

.

“Semoga saja pihak kepolisian dan juga kedutaan bisa bergerak cepat. Josh tidak bisa meninggalkan Atlanta dengan mudah. Semua akses transportasi sudah diblok”

.

“Ya, kuharap begitu. Aku masih belum tenang, Taeng. Rasa penasaranku akan kematian Stephy tiba-tiba membuncah. Meskipun pada akhirnya Tiffany dan Yuri bisa terluka mengetahui fakta yang terungkap nantinya”

.

Tanpa sadar, Taeyeon mengangguk setuju meskipun Yoong tidak bisa melihatnya.

.

“Aku tahu, Yuri pasti bisa menenangkannya”, ada helaan nafas diakhir ucapan Taeyeon. Bayangannya akan apa yang terjadi, cukup membuatnya gelisah.

.

Yoong yang mengerti situasinya pun ikut memahami pikiran yang dirasakan Taeyeon. Terkadang ia merasa bersalah dengan sahabatnya karena tak bisa membantu Taeyeon memecahkan masalahnya terlebih hal itu berkaitan dengan keluarganya.

.

“Taeng, kau serius…hmmm soal rencana kepulanganmu ke Brisbane?”, tanyanya hati-hati.

.

“Aku harus pulang. Itu pilihan yang bisa aku lakukan untuk saat ini, Yoong. Aku dan Sera sepakat untuk membicarakan tentang rencana pertunangan kami. Biar bagaimanapun, kedua orangtuaku harus tahu yang sebenarnya. Aku tidak bisa berlama-lama membohongi mereka”

.

Ada helaan nafas lega dari Yoong sebelum ia mengatakan sesuatu yang membuat Taeyeon tersenyum dan berterima kasih.

.

“Setidaknya kau bukan pengecut yang melarikan diri, Taeng. Mungkin aku tidak bisa mendefiniskan hubunganmu dengan Sera, tapi aku yakin kalian sudah memilih pilihan yang terbaik”

.

“Thanks, Yoong. Kau masih mempercayaiku seperti itu”

.

“No need, buddy”, Kekehan terdengar dari suara Yoong. “Aku hanya membiarkanmu memilih menyelesaikan persoalan dengan cara yang kau buat sendiri. See? Kau bisa melakukannya”

.

“Ya ya, i know. Aku bersyukur bahwa sahabatku yang playboy sudah berubah menjadi bijaksana”

.

“Hahahahaha, kalo begitu berterima kasihlah pada Hyuni. Kau bisa memberinya hadiah”, canda Yoong.

.

Taeyeon ikut tertawa dengan celetukan itu sebelum keduanya mengakhiri percakapan mereka.

.

.

.

.

.

***

.

.

Sebuah tangan menyentuh puncak kepalanya lembut. Sentuhan itu membuatnya terbangun dari tidur dan menoleh ke arah ranjang pasien. Disana Amber tersenyum lemah, menyapa seseorang yang menemaninya.

.

“Kau sudah bangun, Am. Butuh sesuatu?”

.

Amber menggeleng. Ia meraih tangannya untuk menyentuh tangan gadis disampingnya. “Apa mereka sudah mengizinkanku bertemu Erick?”, tanyanya dengan pelan.

.

“Kurasa mereka akan mengizinkanmu, tapi untuk saat ini belum ada yang memberikan kepastian. Mungkin kita harus menunggu. Ada apa, Am?”

.

“Aku hanya merasa bosan. Sepertinya kembali ke apartemen pilihan terbaik daripada harus tinggal di rumah sakit”

.

“Tidak mungkin. Josh masih berkeliaran dan pilihan kembali ke apartemen hanya akan membahayakanmu”

.

“Tapi aku bosan, Sica”

.

Jessica kembali menghela nafas. Ia tahu sifat Amber, tapi membiarkan gadis itu memilih pulang bukanlah pilihan yang tepat. Meskipun sejujurnya, dialah yang seharusnya memikirkan dirinya. Karena tujuan Josh bukanlah Amber.

.

“Aku tahu. Tapi bersabarlah, hmmm. Setelah situasinya aman”

.

Amber tak menjawab, tapi ia mengerti maksud ucapan Jessica. Tak lama, suster pun membawakan sarapan untuk gadis itu dan Jessica dengan hati-hati membantunya. Tanpa Jessica sadari, Amber menatap dalam ke arahnya.

.

Pikiran Amber kembali mengingat kejadian saat bertemu Joseph dan keduanya mengalami perdebatan. Tapi ada satu hal yang mungkin tidak pernah orang lain tahu kecuali dirinya dan juga Josh.

.

Tatapan Ambe terlihat menyesal dan merasa bersalah. Tapi apa yang sudah terjadi di masa lalu, tak akan bisa kembali.

.

“Am”

.

Tubuhnya tersentak begitu tangan Jessica menyentuh lengannya. Ia refleks memandang Jessica yang terlihat khawatir. “Ada apa?”

.

“Nothing”, ujarnya cepat sembari menggeleng.

.

“Kalo begitu, istirahatlah. Aku harus ke sekolah karena ujian semester sudah semakin dekat. Sepulangnya nanti, aku langsung kesini lagi”

.

“Kau pergi sendiri?”

.

“I’m fine. Okay? Aku akan memesan taksi”, Jessica tersenyum meyakinkan kecemasan Amber tentang Josh.

.

“Hati-hati, Sica”

.

“Sure”

.

.

.

.

.

—————————————-

.

Suasana Liivtt terlihat seperti biasanya. Kesibukan terjadi dimana-mana. Ada yang baru saja memasuki gerbang sekolah, ada juga yang sudah memulai aktivitas kecil di dalam lingkungan Liivtt.

.

Tak jauh dari koridor kelas para senior, Tiffany muncul bersama teman-teman gengnya. Natly, Joy, dan juga ada Adam disana. Melihat ada sosok Adam, tiba-tiba suara kekehan Yoong terdengar di telinga Taeyeon. Kedua namja itu sedang mengobrol beberapa meter dari pintu kelas. Tentu saja kedatangan Tiffany dan yang lain, menarik perhatian keduanya.

.

“Melihat postur Adam, kurasa dia memang cocok berdiri di sebelah Tiffany”, celetuk Yoong yang membuat kepala Taeyeon mulai terbakar.

.

“Apa kau ingin mati ditanganku?”

.

“Oh, buddy. Keep calm”, kekehnya kembali mengejek Taeyeon namun menunjukkan wajah pura-pura takut dihadapan Taeyeon.

.

“Hey”

.

Suara Tiffany membuat keduanya menoleh. Yoong langsung membalas sapaan itu, diikuti Taeyeon yang tersenyum ke arah gadis di depannya ini.

.

“Dimana Yul, Fany-ah?”, ujar Yoong saat tidak melihat sahabatnya.

.

“Dia langsung ke kelas”

.

“Ah, i see”, kekeh Yoong lagi sambil menebak tujuan Yuri.

.

“Yul, mungkin butuh waktu”, sambung Taeyeon dan dibalas anggukan oleh Tiffany. Gadis itu menoleh ke Yoong sebelum kembali ke arah Taeyeon.

.

“Aku sebaiknya menemui Yul di kelas”

.

Tiba-tiba Yoong undur diri dan segera bergegas ke kelas tahun kedua. Taeyeon dan Tiffany tidak sempat mengucapkan sepatah kata pun pada namja kurus itu karena Yoong langsung pergi begitu saja.

.

“Dia mulai membuat alasan”, dumel Taeyeon. Ia yakin bahwa alibi menanyakan Yuri hanya dilakukan Yoong karena sebenarnya namja itu ingin melihat Seohyun yang notabene sekelas dengan Jessica dan Yuri.

.

Tiffany tertawa kecil sembari menyetujui ucapan Taeyeon. Namja itu ikut tertawa sebelum akhirnya mereka terlihat mengobrol.

.

“Apa Yuri menginap di apartemen?”

.

“Hmmm. Aku tidak bisa membiarkan dia kembali ke dorm. Itu cukup membuatku khawatir”

.

Sebuah sentuhan tangan dapat Tiffany rasakan begitu Taeyeon mencengkram lembut pundaknya. Tiffany yang mengerti pun, hanya membalas tersenyum.

.

“Sepulang sekolah nanti, aku akan menjemput Sera. Kemungkinan kami akan melihat Erick. Apa kau mau ikut, Phany-ah?”

.

“Sure. Kurasa Yuri juga ingin ikut”

.

Taeyeon mengangguk. “Pasti sulit baginya jika harus mengingat kejadian tentang Stephy dan sekarang Jessica”

.

“Aku tahu. Untuk itulah aku harus bersamanya. Aku tidak ingin dia melakukan hal konyol terhadap Josh. Biar bagaimanapun, sebaiknya polisi yang turun tangan daripada Yul terlibat”

.

“Hmmm aku setuju”

.

.

.

.

.

***

.

.

Suasana kafetaria terlihat begitu ramai. Sebagian murid-murid Liivtt memilih makan disini dan sebagian lagi mencari pilihan di foodcourt sekolah yang terletak bersebrangan dari kafetaria. Tampak dua gadis berjalan menuju ke arah kafetaria sebelum sebuah suara menghentikan keduanya.

.

“Sica”, Yuri terlihat setengah berlari dan mendekat ke arah dua gadis itu. “Makan bersama?”, tawarnya.

.

Seohyun yang berada disebelahnya mengangguk sedangkan Jessica tampak ragu. Namun sebelum ia mengatakan sesuatu, Yoong tiba-tiba menghampiri ketiganya.

.

“Wah, ternyata ketemu disini. Ayo kita masuk”, ajaknya sambil menarik tangan Seohyun.

.

Karena kejadian itu, Jessica pun tidak mengatakan apapun dan mengikuti keduanya disertai Yuri yang berjalan menyusul di belakang Jessica.

.

“Bagaimana keadaan Amber?”, tanya Yuri begitu mereka sampai di tempat duduk. Sedangkan Yoong dan Seohyun mengantri makanan.

.

“Keadaannya mulai membaik. Dia hanya bosan berada lama-lama di rumah sakit”

.

“Aku dan yang lain akan menjenguknya. Kudengar Erick juga akan bertemu Amber”

.

“Ya aku juga mendengar hal itu. Hanya saja, polisi belum mengatakan apapun tentang informasi tersebut secara pasti”

.

Yuri mengangguk mengerti. Namun tak lama, suasana kembali canggung. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Pembicaraan Yuri dan Tiffany semalam, membuat Yuri kembali sedih jika harus mengingat apa yang sudah dilewati gadis dihadapannya ini. Terlebih, semua ini ada hubungannya dengan kematian Stephy.

.

Ada rasa penasaran dalam diri Yuri untuk menanyakan Jessica tentang apa yang diketahuinya mengenai Stephy. Tapi karena kondisi saat ini, ia memilih diam dan mungkin menunggu seseorang menceritakan padanya.

.

“Unnie, pesananmu”

.

Seohyun dan Yoong kembali ke meja makan dan membawakan makan siang untuk semuanya. Ada kelegaan dalam diri Jessica begitu menyadari ia kini tidak hanya berdua saja dengan Yuri. Perasaan itu tak bisa ia hindari, dan hanya berdua dengan Yuri justru membuat segalanya kembali tak menentu.

.

“Hyuni, nanti kita ke rumah sakit bersama ya?”

.

“Huh?”, Seohyun mendadak bingung tapi karena senggolan tangan diam-diam dari Jessica akhirnya membuat dia mengangguk cepat. “Oke Unnie”

.

Tatapan Yuri sedari tadi tak lepas dari glagat Jessica. Ia menyadari gadis itu menghindarinya tapi tak ada yang bisa Yuri lakukan. Ia berusaha untuk tidak gegabah kali ini dan memilih membiarkan Jessica melakukan hal itu karena ia sudah mengetahui alasannya.

.

“Tidak bersama Yul dan yang lainnya, Sica?”, nimbrung Yoong

.

“Aku harus duluan. Kami akan menggunakan taksi saja. Kebetulan aku tidak membawa mobil”

.

Yoong pun tidak mengatakan apa-apa lagi dan hanya mengangguk paham.

.

.

.

.

.

“Apa masalahnya belum selesai, Unnie?”

.

Setelah makan siang, keduanya berpisah dengan Yuri dan Yoong. Jessica pun mengajak Seohyun untuk berjalan menuju perpustakaan dan mencari bahan bacaan untuk persiapan ujian semester mereka.

.

“Aku tidak ingin membuat Yuri terlibat lebih jauh, Hyuni. Apalagi ada hubungannya dengan Josh dan Amber. Aku paham, seperti apa berartinya Stephy dihidup Yuri. Jika semua ini pada akhirnya melibatkan masa laluku juga, sebaiknya aku berhenti dari sekarang dan membuat jarak dengannya. Aku tidak bisa membayangkan rasa benci yang akan Yuri rasakan jika tahu kebenarannya”

.

“Tapi kebenaran itu belum terungkap, Unnie. Ditambah lagi, Yuri oppa berniat membantumu”

.

“Aku tahu.. Tapi hubunganku….”, Jessica menghentikan ucapannya dan menutup mata. Berusaha menenangkan pikirannya sejenak. “Dipikir berapa kalipun, kita tidak bisa menghindari faktanya. Meskipun kebenaran itu belum terungkap, tapi aku merasa masa laluku juga menjadi penyebab kematian Stephy. Kau tahu maksudku, bukan? Yuri juga pasti akan merasakan hal itu, Hyuni”

.

Seohyun memandang iba. Ia mengangguk sebelum akhirnya memeluk Jessica. Keduanya berhenti sejenak di koridor yang tak jauh dari perpustakaan. Beruntunglah jalan menuju perpustakaan terlihat sepi saat jam makan siang.

.

“Jess?”

.

Suara lain membuat keduanya cukup kaget dan menoleh. Ternyata terlihat Tiffany yang baru saja keluar dari perpustakaan bersama Joy dan Natly. Ada raut kebingungan di wajah kedua gadis itu mengingat Tiffany yang baru saja menegur Jessica. Siswi Liivtt yang akhir-akhir ini nama terekspos karena terlibat dengan Yuri dan Erick.

.

“Aku akan menyusul kalian di kelas”, ujar Tiffany cepat dan meminta teman-temannya untuk pergi lebih dulu sebelum ada pertanyaan yang muncul dari keduanya.

.

Setelah Joy dan Natly pergi, Tiffany pun membawa Jessica dan Seohyun ke kursi panjang yang berada di dekat perpustakaan.

.

“Ada apa Jess? Terjadi sesuatu?”, tanyanya perhatian begitu melihat raut wajah sedih sahabatnya itu.

.

“Nothing”, jawabnya bohong.

.

Pandangan Tiffany pun beralih ke Seohyun dan gadis itu mengucapkan satu kata tanpa suara yang akhirnya membuat Tiffany mengerti. Tapi Tiffany tidak membahasnya dan memilih menenangkan sahabatnya itu.

.

“Jika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, kau bisa cerita padaku. Hmmm”

.

“Thanks Tiff”

.

Tiffany mengangguk. “Apapun yang kau pikirkan saat ini, kuharap itu tidak membuatmu merasa terbebani. Kau bisa membaginya denganku atau yang lain. Ingat Jess, apa yang terjadi pada Stephy bukanlah kesalahanmu”

.

Setelah mengatakan itu, Tiffany pun memeluk Jessica sejenak sebelum ia pamit pada keduanya dan kembali ke kelas. Tidak ada pembicaraan lagi. Seohyun masih duduk disana, menunggu Jessica yang masih diam hingga akhirnya Jessica menatap ke arahnya.

.

“Sebaiknya kita masuk sebelum bel istirahat berakhir”

.

.

.

.

.

***

.

.

Sesuai rencana, Yuri, Tiffany, dan Taeyeon pergi bersama menjemput Sera sebelum mereka ke rumah sakit. Dari arah lobby, terlihat Erick didampingi dua polisi dan salah satu pengacaranya duduk disana.

.

Sera yang berjalan dibantu Taeyeon, mendekat ke arah Erick diikuti Tiffany dan Yuri. Sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Erick membuatnya khawatir. Sera pun memeluk Erick sejenak sebelum mereka semua menuju kamar rawat dimana Amber berada.

.

Begitu sampai disana, dokter yang baru saja memeriksa Amber pun undur diri. Karena tidak boleh terlalu banyak orang, hanya Erick bersama Taeyeon, polisi dan pengacaranya. Sedangkan yang lain menunggu di luar.

.

“Aku turut menyesal dengan apa yang terjadi padamu, Am”

.

“Its okay. Ini hanya kesalahpahaman. Seharusnya aku meminta maaf padamu tentang hal ini”, Keduanya saling berjabat tangan dan tersenyum satu sama lain. “Lalu, apa sudah ada tanda keberadaan Josh?”

.

“Sejauh ini tim sudah bergerak mendekati keberadaannya. Hanya saja kepastian dia dimana belum terungkap”, jelas salah satu polisi.

.

“Kurasa Kai bisa membantu. Dia cukup memiliki kenalan yang lingkupnya tidak jauh berbeda dengan Josh. Tapi sebelum itu, biarkan aku menemui Josh. Aku ingin menyelesaikan masalah diantara kami”

.

Polisi tampak menimbang permintaan Amber sebelum akhirnya menyetujui hal itu.

.

.

.

.

Karena pengakuan yang diberikan Amber pada pihak kepolisian, Erick pun dapat dibebaskan dengan syarat. Taeyeon dan Sera pun menemani namja itu pulang dan menyisakan Yuri, Tiffany, dan Seohyun disana bersama Jessica dan Amber.

.

“Kau yakin ingin menemui Josh?”

.

“Hmm. Aku harus menemuinya, Sica. Setidaknya, aku ingin mencoba berbicara dengannya”

.

“Tapi Am—”

.

“Jangan khawatir, hmmm”, Amber memotong ucapannya dan menenangkannya.

.

Tak lama ia menoleh ke arah Tiffany. Ada keheningan disana begitu ia menatap lekat gadis itu. Wajah Tiffany benar-benar sangat mirip dengan Stephy.

.

“Aku tahu, mungkin permintaan maafku tidak cukup untuk menggantikan apa yang sudah dilakukan dan aku juga minta maaf soal Josh”

.

Tiffany menggeleng pelan sembari tersenyum. Kesedihan dan kemarahannya tentang kematian Stephy sudah perlahan menghilang. Gadis itu memilih mengikhlaskan apa yang telah pergi daripada terlarut dalam luka mendalam. Ia sudah menyakiti dirinya sendiri, dan juga menyakiti orang yang menyayanginya.

.

“Aku mencoba melupakan hal itu dan menerima bahwa tidak ada yang bisa diubah. Tapi, apa aku boleh bertanya satu hal padamu?”, tanya Tiffany hati-hati.

.

“Ya. Katakan saja apa yang ingin kau tanyakan”

.

“Hmmm”, Tiffany memandang ke arah Yuri sejenak. Ia terlihat berpikir sebelum akhirnya kembali memandang ke arah Amber.

.

“Apa kau bertemu dengan Stephy sebelum kejadian itu?”

.

“Aku dan Stephy tidak pernah lagi bertemu sekitar tiga bulan. Dan suatu malam, aku tidak sengaja melihatnya berkumpul bersama teman-temannya yang belum pernah kulihat. Tapi disana, ada Josh. Saat itu aku tidak berpikir terlalu jauh sehingga tidak ada kecurigaan disana”

.

Statemen Amber, membuat hati Tiffany tersentak. Ia tidak pernah mengetahui hal ini, terlebih lagi Yuri. Namja itu berusaha sebisa mungkin menahan amarahnya. Meskipun Jessica yang duduk di sisi tempat tidur bisa melihat jelas reaksi yang barusan Yuri berikan.

.

“Hubunganku dan Josh memang tidak baik. Dia membenciku karena merasa orang-orang disekitar kami lebih memilihku daripada dirinya”

.

“Berarti, Josh mendatangimu beberapa kali di apartemen yang kau tempati sekarang?”

.

Tiba-tiba suara Seohyun menimbrung. Ia jadi ingat tentang kejadian saat dia dan Yoong mendatangi apartemen Amber dan bertemu dengan salah satu tetangga disana.

.

Amber menggeleng. “Tidak pernah. Aku tidak tahu jika Josh akan menemukan tempat tinggalku. Saat kejadian itulah pertama kali Josh datang kesana lalu tiba-tiba menusukku”

.

Jawaban Amber membuat Jessica refleks memejamkan mata. Perasaannya merasa ngilu dan membayangkan kejadian itu. Luka yang dialami Amber cukup parah meski tidak menyentuh bagian vital tubuhnya.

.

“Am, istirahatlah. Aku dan yang lain akan keluar”, Jessica berdiri dari kursinya dan meminta ketiganya untuk meninggalkan ruangan.

.

Gadis itu akhirnya menghela nafas kasar dan bersandar di dinding koridor rumah sakit.

.

“Apa kami terlalu banyak bertanya hal yang berat padanya?”

.

“Tidak Tiff”, Jessica menggeleng pelan. “Maaf, aku hanya tidak sanggup mendengar ulang kejadian itu dan membuat pikirannya bertambah. Hubungan mereka memang tidak baik, tapi aku tahu Amber masih menghargai Josh sebagai kakaknya”

.

Tiffany pun mengerti. Di sisi lain, Yuri terlihat memandang ke arah Jessica diam-diam. Ada keinginan untuknya memeluk Jessica saat ini juga dan membuat gadis itu tenang. Tapi ada hal yang lain yang mengingatkannya untuk berhenti melakukannya. Karena saat ini gadis itu masih berstatus milik orang lain.

.

“Apa kau menginap disini lagi, Jess? Aku akan membawakan beberapa pakaian jika kau menginginkannya”

.

“Sepertinya aku pulang saja dan mengambilnya sekalian beristirahat sejenak di kamar”

.

“Kalo begitu kita bisa pulang bersama”

.

“Aku akan memberitahu Amber dulu”

.

.

.

.

.

————————————–

.

“Kai”

.

“Yoong”

.

Kedua namja itu berjabat tangan dan saling menyapa. Yoong yang sudah menyadari kedatangan Kai, mengingat siapa jati diri Kai.

.

“Dunia benar-benar sempit, huh?”, kekeh Yoong dengan candaannya.

.

“Ya, sepertinya begitu. Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi dalam suasana seperti ini”

.

“Bagaimana kondisi Amber?”

.

“Sejauh ini sudah membaik. Aku sudah mendengar ceritanya”

.

Yoong mengangguk. “Ya, sebelumnya aku berterima kasih atas kerjasamanya. Mungkin dengan bantuanmu, kita bisa menemukan Josh secepatnya”

.

“Berapa lama kau sudah mengenal Josh, Yoong?”

.

“Hmm sekitar setahun lebih. Dia menjadi salah satu staff di tim Youngstar. Rasanya hampir tak percaya ketika mendengar pengakuan Sica tentang Josh”

.

“Aku mengenal keduanya dengan baik. Tapi apa boleh buat, hal yang tidak disangka-sangka ternyata terjadi juga. Josh memang sedikit lebih bermasalah daripada Amber”

.

Kai sepakat mencari keberadaan Josh bersama Yoong karena permintaan Amber. Keduanya pun mulai mencari tempat-tempat yang memungkinkan Josh berada.

.

“Kudengar salah satu temanmu juga terlibat masalah obat, Yoong”

.

“Ya, dia juga sahabat Stephy. Tapi syukurlah, dia tidak kecanduan dan berhasil rawat jalan” jelas Yoong menceritakan tentang keadaan Rose. “Ngomong-ngomong, apa kau pernah bertemu dengan Stephy?”

.

Kai mengangguk mengiyakan sambil menoleh ke arah Yoong yang sedang menyetir sebelum pandangannya kembali ke arah depan. “Tidak terlalu sering, tapi setiap aku berkumpul bersama yang lainnya, kadang aku bertemu dengan Stephy”

.

“Itu berarti kau juga tahu hubungan Stephy dengan kekasih Jessica?”

.

“Lebih dari tahu, Yoong”, jujur Kai pada namja itu. “Sayangnya, dia terlalu mengorbankan banyak hal untuk kebahagiaan Sica tanpa sadar dia juga ikut menyakiti dirinya sendiri dan juga Sica”

.

“Sejauh itu?”

.

“Jessica mempunyai kebebasannya. Ia bahkan tidak peduli dengan omongan orang lain yang tidak menyukainya. Awalnya, aku sempat berpikir bahwa hubungan mereka akan terus baik-baik saja. Tapi Josh mengubah semua itu. Permainannya yang berbahaya membuat orang lain ikut kehilangan nyawa”

.

“Segitu besarnya perasaannya pada Sica”

.

“Kurasa tidak. Josh hanya terobsesi. Ia ingin memiliki Jessica karena ingin membuat gadis itu menderita”

.

“Oh shit!”, maki Yoong mendengar cerita Kai. “He’s fcking bastard”

.

Tak terasa, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Yoong turun dari mobil diikuti dengan Kai. “Tempat siapa ini?”, ujar Yoong.

.

“Salah satu kenalan Stephy. Kuharap dia masih tinggal disini”, jelas namja itu sambil mengambil langkah lebih dulu dan disusul Yoong dibelakangnya.

.

.

.

.

Kai terlihat menahan seorang gadis yang hendak melangkah pergi dan tak menghiraukan ucapannya. “Aku tidak akan mengganggu waktumu terlalu lama. Five minutes, please?”, pinta Kai pada gadis itu.

.

“Sudah kukatakan kita tak memiliki urusan. Lagipula, kenapa kau membawa nama Stephy lagi? Aku tidak tahu apa-apa”, jelas gadis itu dengan kesal.

.

“Aku hanya ingin bertanya tentang tempat-tempat yang pernah didatangi Stephy. Itu saja”

.

“Kau tidak perlu takut, polisi tidak akan melibatkanmu. Aku jamin soal hal itu”, Yoong ikut menimbrung dan membantu Kai meyakinkan gadis itu.

.

Setelah beberapa menit, akhirnya gadis itu menyerah dan memberitahu semua hal yang diinginkan oleh Kai dan Yoong. Selesai mendapatkan apa yang mereka inginkan, keduanya pun bergegas pergi dari sana dan memulai pencarian kembali.

.

.

.

.

.

***

.

.

“Tidak usah, Tiff. Aku baik-baik saja”,

.

Tiffany mendesah pelan. Sudah jam 9 malam setelah Jessica memutuskan akan kembali ke Rumah Sakit. Tiffany meminta Yuri mengantar gadis itu namun ditolak oleh Jessica.

.

“Kau tidak merepotkanku, Sica. Aku senang membantumu”, Yuri bersuara. Menengahi perdebatan Jessica dan Tiffany.

.

“See? Yuri tidak keberatan. Jika kau tidak yakin, aku juga akan ikut mengantarmu, hmmm”

.

“Bukan seperti itu, Tiff, Yul. Kalian juga harus istirahat. Kejadian ini cukup menguras pikiran dan tenaga. Aku tahu perasaan kalian”

.

Jessica tidak bermaksud menolak. Tapi gadis itu ingin menghargai perasaan Tiffany, terlebih Yuri.

.

“Tae!”

.

Panggilan Tiffany membuat Yuri dan Jessica menoleh. Dari halaman parkir, terlihat Taeyeon memberhentikan mobilnya dengan kondisi kaca jendela yang terbuka di sisi kemudi. Namja itu turun dan menghampiri ketiganya yang masih berada di teras rumah.

.

“Kau sendiri, Tae?”, tanya gadis bereyes smile itu.

.

“Erick sedang istirahat. Dia membutuhkan waktu untuk menenangkan pikirannya setelah apa yang menimpanya. Ada Max dan Sera yang menemaninya. Ngomong-ngomong, kenapa kalian di luar?”

.

“Jessi akan kembali ke Rumah Sakit”, ujar Tiffany.

.

“Kalo begitu, kuantar saja Sica. Kebetulan aku juga ingin bertemu dengan Amber. Erick memintaku untuk membawakan makanan karena dia tahu Amber tidak menyukai makanan rumah sakit. Tapi sebelum itu, aku memang sengaja mampir kesini terlebih dulu”

.

“Ada sesuatu, Tae?”

.

“Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan padamu, Phany-ah”

.

.

.

.

Setelah Taeyeon dan Tiffany selesai berbicara, namja itu pun bersiap pergi menjenguk Amber bersama Sica.

.

“Aku pergi dulu, Tiff, Yul”, pamitnya pada keduanya.

.

“Hmm, jaga dirimu Jess. Besok, aku dan Yul akan ke rumah sakit lagi. Sampaikan salamku untuk Amber”, ujarnya. “Tae,  hati-hati”

.

Sebelum Jessica masuk ke dalam mobil, Yuri memberikan sebuah syal dan membantu gadis itu memakaikannya. “Kau juga harus jaga kondisimu, Sica”. Ucapnya perhatian.

.

“Thank you, Yul”

.

Setelah kepergian keduanya, Yuri masih berdiri disana. Helaan nafas terdengar dari mulutnya dan Tiffany yang juga masih berdiri disebelahnya, memeluk namja itu dari samping. Tak lama, keduanya pun masuk kembali ke dalam apartemen.

.
“Jangan khawatir. Jessi akan baik-baik saja, Yul”

.

.

.

.

.

————————————-

.

“Apa ini tempatnya?”

.

Yoong kembali melihat sebuah alamat di ponselnya. Ia menoleh ke arah Kai yang juga tampak ragu. Mereka tiba di sebuah gudang bekas tempat penyimpanan mobil. Ini sudah tempat ke empat yang mereka datangi.

.

“Apa mereka pernah berkumpul di tempat seperti ini?”, heran Yoong lagi sembari melihat ke arah sekeliling.

.

“Aku belum pernah mendengar tempat ini. Tapi tidak ada salahnya kita coba melihat ke dalam”, ujar Kai lalu mengambil ponselnya dan menyalakan flashlight.

.

Keduanya pun masuk ke dalam gudang yang terlihat tak terpakai itu. Beberapa ban mobil terlihat berceceran disana dan ada bekas sisa kebakaran yang pernah menimpa gudang ini. Langkah mereka terlihat hati-hati dan waspada ketika masuk ke dalam.

.

Suara berisik hasil injakan kaki keduanya, membuat suasana hening menjadi lebih bersuara. Beberapa peralatan bengkel pun terlihat berceceran didalam gudang.

.

“Lihatlah, gudang ini sudah 4 tahun yang lalu terbakar. Kurasa kita salah tempat”, ujar Yoong sambil menunjukkan ponselnya. Disana ia baru saja melakukan pencarian info terkait gudang yang mereka datangi.

.

“Tidak mungkin dia memberitahu alamat yang salah, Yoong. Dia cukup bisa dipercaya. Sebaiknya kita melihat ke sisi lain”, saran Kai dan Yoong pun menyetujuinya.

.

Keduanya bergerak ke sisi belakang gudang, masih dengan bantuan cahaya dari ponsel masing-masing. Tapi ternyata, hasilnya nihil. Di sisi belakang, kondisinya tak jauh berbeda dengan yang terjadi di depan. Hanya ada ban-ban bekas yang berserakan dan keduanya memilih untuk keluar.

.

Disaat hendak berbalik badan, ponsel Kai tak sengaja mengarah ke sebuah pintu yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

.

“Tunggu, Yoong”

.

Kai segera mendekat ke arah pintu itu disusul Yoong.

.

“Dikunci. Sepertinya sudah lama tidak dipakai”

.

“Dobrak saja”, Kai pun mengangguk dengan pendapat Yoong.

.

Keduanya bersiap mengambil aba-aba dan mendobrak pintu itu dengan sekali dorongan kuat.

.

Saat dua flashlight mengarah ke dalam ruangan, Yoong dan Kai dibuat terkejut. Ternyata itu sebuah ruangan yang cukup luas. Ada beberapa kursi dan meja disana layaknya bar kecil. Di salah satu sudut, ada dua rak berisi bekas-bekas botol wine atau pun jenis alkohol lainnya.

.

Pandangan Yoong melihat ke arah ruangan hingga tak lama sesuatu tertangkap oleh matanya.

.

.

.

“Oh shit!”

.

.

.

.

.

TBC

—————————————————

Hai Hai!

WHY is back

Buat reader yang baca part diprotect, pasti nyambung sama ceritanya.

Yang belum baca part diprotect, resiko ya harus ngeraba hehehe.

See you~~

.

by: J418

.

*bow*

62 thoughts on “WHY? (18)”

  1. Yuhuuuu akhirnya why update juga ceritanya makin seru, penasaran sama apa yg di liat sama Yoong ……

    Thanks Thor Uda update ditunggu kelanjutannya……😉

    Like

  2. Sejujurnya agak lupa sm part sebelumnya je,hheehe.yoong udh kyk detective aja ya,btw agak miris ya liat hubungan yulsic disini jadinya mereka ngerasa sama2 bersalah.moga aja josh segera ketemu deh biar semua masalah nya clear.

    Like

  3. Agak lupa sih ya.. Sama kelanjutan cerita nya.. Kayak nha perlu flas ke chap 17 biar paham.. Hehehe mian kk blom smpet nyari pw love me the shame.. Lavi sibuk.. Kakek ku meninggal jadi fokus sama tahlilan :’) ga sempet ubek” clue pw

    Like

    1. Its okay. Take your time aja. Ff ini hanya sekedar sampingan. Gak harus diutamain. Mgkn kalo emang lagi butuh hiburan yang mengajak otak beradu, boleh dicoba hehehe

      Like

  4. itu si tae mw tunangan sama sera je ??? lha tiffany gmn dong ???

    yul kelihatan memelas bngt je petah hati gara2 sica ?
    overall mg2 josh cpt ketangkap deh je

    Like

    1. Yul gak patah hati sih untuk saat ini. Dia dan sica cuma lagi mengalami sesuatu yg jawabannya belum ditemukan.
      Tiffany?? Hmmm tunggu aja entar dia sama siapa ehhehe

      Like

  5. Syukurlh udh update. Agk lh jg am part sblmny, tp suasana udh kondusif. Wlupn msh pnsaran akn sbb kmtian Stephy. Hub Taeny jg ush mmbaik.
    Cm utk saat ini sprtiny kereshn Sica blm teratasi. Setuju jg mrk pd ngrti keadaan Sica. Terutm Yuri yg msh khwtr am Sica. Yoong mmg bisa diandalkn smg pncarian ini mmbk tabir misteri yg tjd.

    Like

  6. Jee,, suka bnget km bikin orang ngeraba2,, hehe,,
    Tapi josh kok lum temu2 nih ya,, bnr ternyata stephi pernah ama amber,nah gmn nih ntr sica pilih yang lama apa yang baru,, apalagi sbnrnya lum pernah putus. Padahal biasanya seseorang tuh ya,,pling deket dihati itu cinta pertamanya,,kykna si item kudu trima kenyataan nih,,apalagi sicanya kaya msh blum bsa move on dari amb,, kasian si item manis nih jee klo kejadiannya gitu. Ortu tae,,moga isa terimalah ksian anaknya,, 😀
    Thor jee,,bsok yang gampang y,, pwnya,, hehe,,kali2 😉

    Like

      1. Hehe,,pengalaman abg suka galau ya,,hihi,, *canda jee,,
        Oke,, ditunggu ya, nih udh nengokin,kali update lagi 😀

        Like

  7. Semoga YulSic bisa nyatu, gua kasian ngeliat mereka disini sama2 ngerasa bersalah
    Semoga aja keluarganya Tae ngewajarin kasian fanynya:(
    Semoga aja masalah sama joshep cepet selesai

    Like

  8. Ge penasaran sica terlibat hal apa dalam kematiannya stephy. Yg kebaca orang yg paling berpengaruh atas kematian stephy adalah josh, tp amber dan sica pasti juga ada hub dengan kejadian itu. Apa sica masih ada perasaan sama amber? Ato udah mulai ke yul tapi karna dia ngerasa bersalah tentang kejadian stepy makanya dia ngejauh. Btw hub tae dan sera? Gw harap rencana tae bilng ke orang tuanya g ada kendala. Kalo ada makin panjang ini ff jadinya..😂 di part ini g ada hal romantisnya, semuanya menjelaskan lanjutan fakta part yg di protect sebelumnya. Good job J, maaf hanya baca ff ini aja. Lumayan sibuk juga dan karna why udah dr awal diikuti y penghibur moment mereka. Thanks J.😊

    Like

  9. Kasian hubungan yulsic jadi agak canggung gitu, semoga hubungan yulsic bisa kembali membaik.
    Semoga josh cepet ketangkep n semua bisa kembali normal seperti sebelumnya.

    Like

  10. Auh.. Bisa ngerasain ngilu yang dialami Jess, cuma bedanya si Yuri yang kesakitan (dimata gue).
    Tunggu aja nextnya-lah.. Gue udah pasrah yul gak bisa satu ma Jess. Datengi Krys klo bisa ka, kesian Yul.

    Like

  11. Oh shitt knapa harus tb,,,
    Satukan yulsic donk thor, semoga masalah nya cpet terpecah kan,,,

    Author kasih clue pw LMTS nya ga kira” ga ada yg bisa gua pecahin,,,

    Like

    1. Hahahah sabar sabar. Namanya juga proses dari klimaks menuju penyelesaian hehehe.
      LMTS?? Ada yang bisa pecahin cluenya kok. Pasti bisa kalo keyword nyari di googlenya benar

      Like

  12. Oh shitt knapa harus tbc,,,
    Satukan yulsic donk thor, semoga masalah nya cpet terpecah kan,,,

    Author kasih clue pw LMTS nya ga kira” ga ada yg bisa gua pecahin,,,

    Like

  13. Karena part sebelumnya kalo ga salah di pw jadi gue belum baca wkwkwkwkwk. Jadi pas disini agak bingung why elah bingung aing. Makin kesini makin menguras otak ya kekekeke. Tapi gue suka sama alur cerita sama penulisaannya enggak tau kenapa kagak baca novel aja gitu. Enak banget dibuat baca, pas baca jadi kek ada adegan adegannya di otak gue kekekeke. Jarang cerita kek gini kan

    Like

  14. Jessica bener2 di lema.
    Jessi harus terus menghindari yuri.
    Semoga yoong menemukan sesuatu yg berkaitan dgn kasus stephy.
    Reaksi yoong bener2 bikin penasaran.

    Like

  15. Masih berharap yulsic, semoga aja amber mau nge selain sica hehe
    Yoong mah modus, blg aja mau ketemu hyunie wkwk
    Btw apaan yg d liat Yoong, smg ada hubungannya nya sma kasus nya stephy.

    Like

  16. Akhirnya yg di tunggu2 update jga😂.
    Ini ff blm ada cri2 mau end 😄.
    Mslah mreka ckup rumit di usia muda bgtu hrus mnjalani mslah2 yg berat tpi smoga cpat slesai mslahnya. Amsic dan yulsic, galau bgt lihat yulsic mna sica jga nggak ada respon sm yul yg sabar ya yul, tpi smoga yulsic brsatu 😂😂 . Dan jga taeny smoga org tuanya tae mngrti dgan hbungan taeny 😂. Jgan lma2 update yaa jeje 😄

    Like

    1. Part kemarin klimaksnya sekarang mulai penyelesaiannya. Jadi ya mgkb bbrapa chap lagi ending.
      Sebenarnya masalahnya gak rumit. Cuma soal pergaulan sama obat2an tp yg bikin rumit krna sangkut paut dgn kematian stephy

      Like

  17. yeyy akhirnya why lanjut lagi 🎉
    tapi makin banyak yang belum terpecahkan dan itu bikin penasaran, terus gimana dong hubungan yulsic 😭 kasian mereka huwee. dan apa sebenarnya yang di liat yoong hayati juga penasaran, jangan jangan . . .

    Like

  18. Yayyy finally update juga ye (ini bukan karna di teror kan suruh update why ?) Wkwkwk
    Hmm agak lupa sama eps seblumnya yang pasti keknya yulsic lagi omongin sesuatu ya lu ga kasi tau je. Nah skrng gue kepo banget apa yg di omongin mereka berdua waktu di RS apa taman ya itu ? Lupa hahaha, soalnya nih berdua lagi ababil nih sama perasaannya mau cinta sama y tapi kok si mbak enjess keknya masih belum putus + belum bisa move on dr amb hmm susah kan hayati 😥 wkwkwk
    Ngeganfung lah hub.an si yulsic
    Ini gue lupa si taeny jadi putus apa diambang putus apa masih break sih kok hub.annya biasa ini wkwkwk lupa je gue haha
    Kunci utama di josh
    Tinggal tunggu yg yulsic omongin + josh dimana dah

    Kepanjangan ya sih komen gue yalord 🙊 maapken 🙏 hahaha
    WHY doloooo plissss jeee

    Like

    1. Nggak lah. Hahahahah emang harus update. Yang di taman belum diungkap mereka ngomongin apa. Tenang aja entar dikasih tahu.
      Kadang kita pengen lupain masa lalu, tapi kadang ada perasaan kecil yg pengen masa lalu itu balik. Sica galau habis sama yul wkwkwkw
      Taeny, statusnya mengambang. #eh
      Sip sip. Tunggu aja next update. Bentar lagi ^^ diusahakan

      Like

  19. Ngeraba abis. Krn emang g baca setiap chapter yg dprotect jd g bs komen dan g dpt pw. Tapi akhirnya ini ff ada klanjutan Wkwkwk thanks y thor. Ngerti sedikit2. Ff yg ini emang penuh teka teki mnrut gw. Jd sambung mnyambung jd 1 penting bgt. Kyknya taeny udh baikan ya. Dan yulsic yg renggang. Mdh2n chapter slanjutnya gw g mraba lagi

    Like

  20. Yulsic jadi sama” canggung, sama” takut kalo nantinya mereka berdua malah saling menyakiti..
    Semoga rencana tae buat balik ke Brisbane berjalan dengan baik, dan taeny bisa sama” tanpa ada yg harus ditutup” lagi..
    Dan semoga pencarian yoong dan kai nyari Josh berhasil, karna Josh kunci dari masalah stephy 😥

    Like

      1. Iya bener bgt tuh, jadi baper kan 😂😂
        Kaga usah Je si taeng udah ngajak gue kemaren, wkwkwkwkwk

        Like

  21. Akhirnya bisa selesai juga qw baca part ini sorry qw ga bisa komen panjang2 qw mau buru2 baca next chap deg2annya masih brasa jadi harus cuz buru2 ke next chap hehe mian jeje-nim qw pngen komen banyak tpi haha qw mau langsung cuz haha

    Like

  22. woahh . akhirnya bisa baca lagi . YulSic masihh ada jarak nihh . belum bisa terbuka lagi . hubungan Taeny gue rasa lancar2 aja . tggl nynggu restu nihh . joshh belum ketwmu2 nih , trus apa yg d lihat josh dan kai ya di gudang itu ? petunjuk nihh . gak sabar untuk lanjut baca .

    Like

Leave a comment