LOVE ME THE SAME, MINI-SERIES

LOVE ME THE SAME (4)

1478423086109

Tittle                : LOVE ME THE SAME

Cast                 : Im Yoona

Krystal Jung

Tiffany Hwang

Choi Sooyoung

Jessica Jung

Kwon Yuri

Im Nayeon

Kim Taeyeon

Genre              : Gender Bender, Family, Drama, BitterSweet, Angst, Romance

Mini-Series

Copyright © royalfams418.2016. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

—————————————————————-

.

.

Part 4

.

.

“Kau sudah beranjak dewasa, sayang”, ucap Krystal saat menemani putri bungsunya yang sedang istirahat di atas tempat tidur. “Gantilah setiap 5 atau 6 jam sekali”, lanjutnya lagi.

.

Nayeon masih mempoutkan bibirnya. “Ini sangat aneh, Mom. Aku merasa tidak nyaman dengan sesuatu yang mengganjal diantara selangkanganku”, keluhnya.

.

“Sayang, kau belum terbiasa. Ini hari pertama. Unniemu juga mengalami hal yang sama. Hanya sebulan sekali mengalaminya, jadi cobalah untuk merasa nyaman”

.

Krystal selembut mungkin memberi pengertian pada Nayeon tentang tamu bulanan yang akan ia alami mulai dari sekarang. Tangannya bergerak mengusap kepala Nayeon sebelum merapikan selimut yang dikenakan putri bungsunya.

.

Tak lupa ia mengecup kening Nayeon sebelum keluar kamar, membiarkan putrinya beristirahat lagi karena perutnya yang masih sakit. Tujuan Krystal berpindah ke kamar yang bersebelahan dengan Nayeon. Ia tampak menarik nafasnya sebelum membuangnya secara perlahan dan membuka pintu kamar milik Sooyeon.

.

Dengan hati-hati, Krystal memeriksa meja belajar putrinya dan mencari sesuatu yang mungkin menjawab pertanyaannya sedari tadi. Sebenarnya apa yang Sooyeon lakukan di dalam gedung sebuah agensi khusus untuk model?

.

Setelah memeriksa beberapa barang, Krystal akhirnya berlabuh pada laci meja Sooyeon. Ia membuka dengan perlahan dan menemukan sebuah buku tebal disana lalu membukanya. Ternyata isi buku itu adalah potongan berbagai model pakaian lengkap dengan namanya yang telah dipotong Sooyeon dari majalah dan menempelkannya di dalam buku tersebut.

.

Krystal membuka satu per satu dan membaca setiap note singkat yang Sooyeon tuliskan. Hampir seluruhnya adalah perasaan senang Sooyeon dan hal itu berkaitan dengan fashion dan modeling.

.

.

“Bagaimana hari pertamamu di Hanlim, sayang? Apa kau senang bisa diterima di jurusan musik?”

.

Sooyeon memandang Mommynya dengan sebuah senyum kecil di sudut bibirnya. “Ya, aku senang” jawabnya singkat.

.

.

“Ya Tuhan, apa yang sudah aku dan Yoong lakukan? Apa selama ini dia tidak menyukai jurusan musik dan sebenarnya tertarik dengan jurusan lain?”, Hati Krystal kembali tersayat.

.

Saat sedang membuka buku tersebut, sebuah ketukan terdengar dari luar dan suara Ahjussi Jang membuat Krystal mempersilahkannya masuk. Pria itu mendekati Krystal dan memberi salam padanya.

.

“Saya sudah mendapatkan info yang anda minta, Nyonya. Berdasarkan yang saya dapat, Nona Sooyeon mendaftarkan diri sebagai salah satu calon model untuk sebuah brand yang akan segera dirilis. Dan…..”

.

“Dan….???”, Krystal menunggu lanjutan kalimat dari Ahjussi Jang.

.

“Saya minta maaf Nyonya. Saya rasa jika Tuan Im mengetahui ini, beliau akan marah besar”

.

“Maksud Ahjussi?”

.

“Jajaran direksi di HEX agensi baru saja mengalami pergantian dalam 6 bulan terakhir. Ini daftar nama para direksi disana”, Ahjussi Jang mengeluarkan selembar kertas dan memberikannya pada Krystal.

.

Tak membutuhkan waktu lama hingga raut wajah Krystal berubah semakin gelisah dengan kenyataan yang didapat.

.

“Brand yang akan mereka rilis ternyata menjadi salah satu partner dari proyek baru yang akan diresmikan oleh Tuan Im dalam perjamuan makan malam ini”

.

“Ahjussi, kita kesana sekarang. Aku harus bertemu Yoong sebelum dia mengetahui hal ini lebih dulu”, perintah Krystal dan ia segera bersiap-siap.

.

Saat menuruni anak tangga, bel rumah keluarga Im justru berbunyi. Disana ada salah satu maid yang membukakan pintu untuk sang tamu. Krystal berjalan ke arah pintu diikuti oleh Ahjussi Jang.

.

Pintu utama pun terbuka dan muncullah satu sosok yang membuat wajah Krystal berubah saat seorang pria yang tak sengaja bertemu dengannya kemarin justru berada di rumahnya sekarang. Namun, ada wajah lain yang Krystal lihat. Ada Taeyeon disana.

.

.

.

.

.

——————————

.

Yuri membuka lebar kedua tangannya dan memeluk Sooyeon begitu gadis itu keluar dari gedung agensi. Tak berapa lama, Yuri pun melepaskan pelukan itu dan terlihat bingung dengan ekspresi Sooyeon yang tidak begitu baik.

.

“Wae? Seharusnya kau senang karena bertemu dengan Designer favoritmu”, jelas Yuri.

.

Sooyeon belum menjawab. Ia justru berjalan lebih dulu diikuti Yuri. Mereka akhirnya berhenti di dalam sebuah gang sempit dan mencari tempat tersembunyi. Tangan Sooyeon terulur dan tatapannya masih sulit terbaca.

.

“Berikan aku satu batang lagi Yul. Setelah ini aku akan menceritakannya padamu”

.

Yuri tak bisa menolaknya terutama karena raut wajah Sooyeon yang kurang baik. Ia pun memberikan satu batang rokok untuk Sooyeon dan membantu menghidupkan pemantiknya. Setelahnya Yuri juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan gads itu.

.

Selesai merokok, Sooyeon memakan perment mint untuk menghilangkan aroma rokok dari mulutnya. Ia memandang ke arah Yuri yang tampak menunggunya bercerita. Sooyeon mendesah dan pundaknya seakan terasa lemas.

.

Ia menceritakan tentang kejadian tak sengaja menabrak designer favoritnya, Seo Juhyun dan juga tentang perkataan Tiffany yang masih terngiang di telinga. Tiffany sudah mengatakan bahwa ia terpilih langsung oleh sang designer tapi permasalahannya ia harus mendapat izin dari orangtuanya. Bahkan Tiffany mengatakan bahwa designer Seo Juhyun bersedia bertemu dengan orangtuanya.

.

“Jadi, kau sudah terpilih dan itu pilihan langsung designer Seo? Oh god, Sooyeon-ah. Kebetulan yang tidak disengaja. Lalu apa tanggapanmu?”

.

“Mungkin aku akan meminta waktu agar bisa berbicara dengan designer Seo secara khusus. Tapi setelah itu, aku akan mundur. Aku tidak peduli jika harus melakukan seleksi di lain kesempatan. Cukup bertemu dan mengobrol dengan designer Seo, sudah menghilangkan rasa penasaranku akan sosoknya”

.

Yuri mengangguk. Ia cukup mengerti, karena sedari awal tujuan Sooyeon memang hanya ingin bertemu dan berbicara dengan designer favoritnya. Tapi lebih dari itu, Sooyeon memang tertarik di dunia fashion dan modeling.

.

“Tapi apa kau yakin? Maksudku, kau punya kesempatan lebih lama untuk bisa bertemu dan berbincang dengannya berkali-kali. Bahkan kau terpilih secara langsung olehnya”

.

“Entahlah Yul. Aku belum siap mengatakan ini pada Mommy dan Daddy”

.

Melihat raut wajah Sooyeon yang seperti itu, Yul segera mengambil air minum yang ada di tasnya dan memberikannya pada Sooyeon. Tak lama setelah Sooyeon cukup tenang, ia tersenyum lalu menggandeng tangannya.

.

“Kajja. Sebaiknya kita pulang sekarang. Aku tidak ingin Mommymu curiga. Soal keputusanmu, aku percayakan seutuhnya padamu. Pikirkan dan pilihlah apa yang kau inginkan, hmmm”

.

Perkataan Yuri membuat senyum mengembang di bibir tipis Sooyeon. Meskipun hanya sedikit tapi ada perasaan lega dalam diri Sooyeon, ada rasa kepercayaan darinya terhadap dirinya sendiri.

.

Sooyeon mengiyakan ucapan Yuri dan mereka pun kembali menghentikan taksi. Kali ini taksi berhenti lebih dulu di depan rumah Sooyeon. Gadis itu turun diikuti oleh Yuri yang mengantarnya

.

“Gomawo Yul”

.

Satu kata Sooyeon membuat Yuri mengulum senyumnya. Namja tanned itu menyelempangkan tasnya dan kembali menoleh ke arah Sooyeon. “Tidak perlu kau katakan aku sudah tahu dari caramu tersenyum”, ucap Yuri.

.

“Kau cenayang?” Kekeh Sooyeon lalu memberikan pelukan singkat pada Yuri sebelum Yuri masuk ke dalam taksi. Keduanya pun saling melambaikan tangan sebelum taksi yang membawa Yuri menjauh pergi. Saat berbalik badan, Sooyeon menyadari seseorang menatapnya dari jarak yang cukup jauh namun ia bisa melihat wajahnya. Ternyata itu Taeyeon, tetangganya yang menyebalkan.

.

Ia mengendikkan bahu tak peduli dan berjalan masuk ke halaman rumahnya. Tanpa Sooyeon sadari, Taeyeon sedang menatapnya dengan wajah sedih dan dipenuhi oleh rasa bersalah.

.

.

.

.

.

***

.

.

“Maaf”, orang itu bersuara. Seorang gadis. “Maafkan saya”, lanjutnya lagi dengan sopan dan terdengar menyesal.

.

Hyejeong turut membantu Seohyun berdiri selain gadis tersebut. Tak berapa lama, Seohyun menganggukkan kepalanya lalu menoleh ke arah orang yang tak sengaja menabraknya. Belum sempat Seohyun mengatakan apapun, gadis itu kembali bersuara.

.

“Oh my god”

.

Seohyun dan Hyejeong kaget dengan reaksi gadis muda yang kini menatap Seohyun dengan wajah terkejut. Wanita itu segera melihat nametag yang ada di dada sang gadis, nametag khas untuk peserta interview yang akan dilakukan beberapa saat lagi.

.

“Apa kau terluka?”, tanya Seohyun lembut.

.

Sooyeon terdiam saat tangan Seohyun menyentuh lengannya. Perasaannya bercampur aduk. Bagaimana mungkin tiba-tiba dia bertemu dengan sosok yang dikaguminya selama ini padahal dia belum terpilih sebagai model yang akan memakai rancangan dari designer sekaligus CEO berbakat, Seo Juhyun.

.

Di sisi lain, Hyejeong membisikkan sesuatu pada Seohyun. “Dia gadis yang kukatakan itu, Unnie”, bisiknya. Seohyun mengangguk menanggapi bisikan Hyejeong.

.

“Saya tidak apa-apa. Sekali lagi saya minta maaf”, sesal Sooyeon dan membungkuk beberapa kali dihadapan Seohyun.

.

.

.

.

.

“Apa kau tetap yakin memilihnya, Hyuni?”

.

Suara Tiffany membuat Sooyeon tersadar. Ia menganggukkan kepalanya pelan lalu menyandarkan tubuhnya di kursi miliknya.

.

“Aku tidak meragukan kemampuanmu ketika memilih seorang model secara spontan meski baru bertemu dengannya tidak lebih dari 2 menit. Tapi ini akan sulit mengingat gadis itu tidak memiliki izin dari orangtuanya”, jelas Tiffany setelah sebelumnya ia sudah menceritakan problem yang dimiliki oleh Sooyeon.

.

Seohyun menghela nafas. Ia sedikit kecewa karena ternyata saat ia sudah menemukan pilihannya, justru ada masalah lain. “Aku melihat ada aura bintang dalam dirinya. Atau….apa sebaiknya aku berbicara dengan kedua orangtuanya? Mengingat dia anak dari sahabat suamimu, Unnie. Mungkin ada solusi yang bisa kita dapatkan”

.

“Sejujurnya aku sedang bimbang. Dia memohon padaku untuk tidak mengatakannya pada orangtuanya”

.

.

Tookkk..tok…..

.

.

Suara ketukan pintu menginterupsi pembicaraan mereka. Saat itu juga masuklah Hyejeong membawa beberapa map.

.

“9 calon model sudah melakukan interview dengan tim produksi. Besok mereka akan memberikan 2 nama yang dinyatakan lolos sesuai kriteria. Total ada 3 model jika ditambah dengan 1 nama yang tadi sudah kau pilih langsung, Unnie”, jelasnya sambil memberikan berkas itu pada Seohyun.

.

“Gomawo, Hyejeong-ah”

.

Hyejeong mengangguk. “Ah satu lagi Unnie. Aku menerima pesan dari asistenmu bahwa Unnie jangan melupakan perjamuan makan malam ini”

.

“Oppa benar-benar berlebihan. Aku sudah memasang pengingat pada ponselku”

.

“Ya, mungkin Oppa hanya khawatir karena tidak bisa menemanimu malam ini, Unnie”, timpal Hyejeong. “Kalo begitu, sekarang aku permisi dulu”, ia memberikan salam pada Seohyun maupun Tiffany sebelum akhirnya keluar dari ruangan.

.

Tiffany kembali memandang Seohyun dan keduanya pun saling memikirkan sesuatu.

.

“Kuharap Unnie bisa membantuku menemukan solusinya. Aku berharap gadis bernama Sooyeon ini bisa menjadi salah satu yang akan memakai rancanganku”, Seohyun bersuara.

.

“Akan kupikirkan, Hyuni. Secepatnya aku akan memberi tahu”

.

Seohyun mengangguk. Ia berdiri dan memberi pelukan pada Seohyun. “Terima kasih Unnie. Aku sangat terbantu”

.

Tiffany terkekeh. “Itu sudah tugasku, hmmm”, Seohyun pun tersenyum.

.

“Maaf Unnie. Aku tidak bisa berlama-lama disini. Ada perjamuan dan aku harus segera pergi”

.

“Ya, silahkan. Be careful on your way and enjoy tonight”

.

Seohyun dan Tiffany berpelukan lagi sebelum akhirnya keduanya keluar dari ruangan bersama-sama.

.

.

.

.

.

——————————-

.

Sepeninggal tamunya, Krystal membawa Taeyeon ke depan teras rumah. Wajah gelisah tak bisa ditutupinya lagi terlebih Taeyeon sudah melihat dan mendengar semua yang tidak seharusnya.

.

“Aunty…”, Taeyeon menatap iba. Wajah Krystal benar-benar kacau.

.

“Taeyeon-ah, kau pasti sangat terkejut. Tapi aunty mohon jangan katakan pada siapapun tentang apa yang kau ketahui tadi”

.

Taeyeon tak menjawab. Ia hanya mengangguk dan meyakinkan Krystal. “Apa mereka tahu, aunty?”

.

Krystal menggeleng.

.

“Daddy dan Mommyku?”, tanya Taeyeon lagi.

.

“Hanya Daddymu”

.

“Aunty, apa sebaiknya dirahasiakan saja? Jika kedua putrimu tahu, ini pasti menyakitkan untuk mereka”

.

“Terima kasih, Taeyeon-ah. Tapi cepat atau lambat, mereka akan tahu. Lebih baik mengetahuinya langsung dari kami daripada orang lain. Mau tidak mau, aunty dan uncle akan melakukannya.”

.

Taeyeon tak bisa lagi berkomentar. Ia memandang sedih dan iba. Detik selanjutnya ia memeluk Krystal dengan hangat. “I’m sorry to heard that, aunty”

.

.

.

.

.

.

“Arrrghh!”, Taeyeon melempar  batal dan gulingnya ke arah lantai. Sedangkan ia duduk di atas kasur dengan perasaan kacau. Entah kenapa, tiba-tiba ia menjadi peduli dan merasa kasihan dengan apa yang menimpa keluarga Im.

.

Merasa menemukan ide, Taeyeon turun dari tempat tidur dan mengambil ponsel. Tangan satunya sedang mengetikkan sesuatu disana sebelum akhirnya ia berganti pakaian. Tak berapa lama, Taeyeon pun keluar kamar dan turun ke lantai satu.

.

“Apa sudah datang semuanya?”, tanya Taeyeon saat melihat salah satu maid meletakkan beerapa item di atas meja.

.

“Sudah Tuan muda. Semua pesanan anda baru saja tiba beberapa saat lalu”

.

Taeyeon mengangguk mengerti. Ia pun mengambil item-item tersebut sebelum keluar rumah. Tujuannya ternyata adalah ke rumah tetangganya. Di depan teras, Taeyeon disambut Ahjussi Jang yang tersenyum padanya lalu mempersilahkan Taeyeon masuk.

.

“Taeyeon?”, Krystal terkejut dengan kedatangan putra tunggal dari pasangan Soofany itu. Namun ia tetap menerima Taeyeon masuk dan mempersilahkannya duduk di ruang makan sembari Krystal dan maidnya sedang menyiapkan makan malam.

.

“Kuharap semua orang di rumah ini menyukainya”, jelasnya seraya mengeluarkan kue serta beberapa dessert yang tadi dipesannya.

.

“Oh my god. Thank you, Taeyeon-ah”, Krystal tersenyum dan berterima kasih pada namja muda ini. “Apa Daddy dan Mommymu belum pulang?”

.

Taeyeon menggeleng.

.

“”Kebetulan. Kau bisa ikut makan malam disini bersama-sama. Kedua orangtuan uncle Yoong juga akan datang. Mereka sudah dijemput dari bandara dan sedang menuju kemari”

.

CRAP!

.

Taeyeon mendesis pelan tanpa Krystal mendengarnya. Sejujurnya ia suka ide makan malam bersama tapi tidak dengan tamu lain yang belum dikenalnya meskipun itu adalah orangtua Yoong.

.

.

.

.

.

***

.

.

“Apa anda ingin pulang dulu, Tuan?”

.

“Langsung saja ke tempat tujuan. Mungkin aku hanya akan menyapa beberapa kolega dan sponsor. Rasanya hari ini ingin cepat pulang dan melihat kedua putriku”, Yoong mengucapkannya sambil tersenyum.

.
Sekretarisnya pun memberi kode pada supir untuk membawa mereka ke tempat berikutnya.

.

“Ini pasti karena nona Nayeon tadi menelpon anda”

.

“Eoh. Dia merengek padaku. Apa ini hal biasa yang harus kuhadapi saat putriku sedang kedatangan tamu? Mereka sensitive sekali”, kekeh Yoong. “Tapi rasa-rasanya, Sooyeon selalu sensitive setiap hari padaku”

.

“Hormon remaja akan berubah dengan cepat, Tuan. Sebenarnya itu menjadi misteri”

.

“Ya, kau benar. Krys selalu memperingatkanku tentang ini. Mungkin jika Sooyeon dan Nayeon sudah memasuki usia 20-an, mereka bisa mengontrol diri dengan baik”

.

“Tentu Tuan. Putri-putri anda akan melewati proses itu”

.

Yoong mendesah. “Khaa~~ kenapa tiba-tiba aku tidak ingin pergi dan pulang saja”, ucapan Yoong membuat sekretarisnya tertawa kecil.

.

“Saya minta maaf Tuan. Tapi sepertinya anda bisa melakukannya setelah acara”

.

“I know. Ngomong-ngomong, apa Haejoon sudah menuju bandara untuk menjemput orangtuaku?”

.

“Sudah Tuan, tiga puluh menit yang lalu” Yoong mengangguk menanggapinya..

.

Mobil yang membawa Yoong melaju membelah jalan ibukota Seoul. Yoong terlihat seperti larut dalam pikirannya sembari menatap keluar jendela dan melihat pemandangan malam hari. Tanpa terasa, mobil yang membawanya tiba di sebuah restoran berbintang. Yoong turun dan disambut beberapa karyawan disana.

.

Didampingi sekretarisnya, Yoong masuk ke dalam dan menyapa tamu undangan. Malam ini adalah peresmian dibukanya kerjasama IKAGroup dengan beberapa partner untuk sebuah bisnis di pusat berbelanjaan. Dan malam berikutnya adalah puncak acara ulang tahun perusahaan tersebut.

.

Yoong memberi pidatonya dan mendapatkan sambutan hangat. Para tamu undangan pun mulai menikmati hidangan yang disediakan. Beberapa dari mereka membentuk group untuk mengobrol lebih intens. Tak terkecuali Yoong.

.

Saat serius mengobrol, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya. Yoong menoleh dan mendapati sekretarisnya sudah berdiri didekatnya.

.

“Maaf Tuan, beberapa perusahaan yang menjadi sponsor sudah datang. Mereka berada di bagian sebelah kanan”, Sekretarisnya menunjuk ke arah yang dimaksud. Yoong kembali lagi pada koleganya dan undur diri untuk menemui para sponsor.

.

.

.

.

.

.

“Aku minta maaf karena tidak bisa menemanimu”

.

“Its okay Oppa. Aku sudah sampai dan sekarang sedang berjalan menuju venue utama. Apa Oppa punya kabar baik untukku?”

.

“Eoh, kupikir ini cukup baik untukmu. Aku sedang mengirimkannya semua padamu. Mungkin butuh beberapa menit hingga semua file terkirim”

.

“Aku mengerti. Terima kasih Oppa”

.

“Hmmmm. Nikmati pestanya dan semoga kerjasama itu membantumu membangun koneksi yang lebih luas”

.

“Ne… gomawo Oppa”

.

Ia mematikan panggilan tersebut. Saat tiba di pintu utama, ia disambut oleh dua security. Selesai diperiksa, langkah kakinya mulai mendekat ke arah meja pertemuan. Seseorang yang melihat kedatangannya langsung menghampiri orang tersebut.

.

“Selamat datang, CEO Seo. Senang melihat anda. Saya pikir anda tidak bisa hadir malam ini”

.

Mendengar suara seseorang, Yoong pun membalikkan badannya. Saat itu juga, kedua pasang mata itu bertemu. Dalam hitungan detik, seolah dunia keduanya berubah. Yoong merasakan seluruh otot kakinya terasa lumpuh. Sedangkan wanita yang tak jauh darinya berdiri, seolah merasakan ribuan pedang kembali menusuk hatinya.

.

Drrtttt….drttt…..

.

Ponselnya bergetar. Dengan cepat ia menyingkirkan perasaan itu dan melihat pesan yang diterimanya. Ternyata itu dari asistennya. Untuk kedua kali, hatinya kembali terluka ketika melihat  foto keluarga dari pria yang ada dihadapannya. Dan salah satunya adalah yang selama ini dia cari.

.

.

.

.

——————————-

.

PLAAAAKKKK

.

Tamparan keras itu tepat mendarat di pipi kanannya. Tidak hanya sekali, tapi tiga kali. Seorang namja berdiri dengan kokoh meski tamparan itu menyakitkan. Sedangkan seorang gadis, terlihat diam dan tak mengeluarkan suara apapun saat berdiri di sebelah namja itu.

.

“Berani-beraninya kau mempermalukan appa, huh? Apa kata orang-orang di luar sana? Kau mau kemanakan harga diri appa?”

.

“………………….”

.

“YAA!! Jawab Appa”, kesal pria paruh baya itu.

.

Tatapan keduanya bertemu. Sang anak menatap nanar sedangkan appanya penuh kemarahan. “Apa cinta harus diukur dari derajat seseorang, Appa?”

.

PLAAAAAKKKK
.

Satu tamparan mendarat lagi.

.

“Pikirkan kesalahanmu, dan kembali jika kau sudah menyingkirkan gadis ini dari hadapanku. Jangan berani-berani membawanya kemari!!”

.

Dengan begitu, pria itu berbalik tanpa memandang gadis yang bersama namja itu. Baginya, tak ada siapapun disana kecuali putra tunggalnya.

.

.

.

.

.

“APA??? Tidak mungkin. Bagaimana bisa dia merebut cucuku?”

.

Seorang wanita paruh baya menangis histeris saat beberapa orang berseragam pengadilan datang ke rumah kecilnya dan mengatakan bahwa bayi yang ada dipelukan putrinya sekarang menjadi seorang Im.

.

“Kalian bisa mengambilnya lagi jika menang dipengadilan. Mengingat bahwa putra dari Tuan Im lebih berkompeten memberikan kehidupan yang layak bagi putrinya, maka hak asuh akan seutuhnya menjadi milik mereka”

.

Dengan sekuat tenaga, gadis itu mempertahankan bayinya yang baru lahir seminggu ini. Airmata tak berhenti mengalir melihat keadaan ibunya yang mengemis pada pihak pengadilan untuk tidak mengambil sang cucu. Sedangkan ia mendekap putri kecilnya agar tak direbut siapapun. Tapi apalah gunanya, mereka tak punya kekuatan sama sekali untuk melawan. Hari itu adalah hari terakhir untuknya bisa memeluk sang buah hati.

.

.

.

.

.

Ciiiitttt…..

.

Sebuah mobil berhenti mendadak di jalanan yang lenggang. Hanya beberapa centi lagi, bemper depan hampir menabrak pagar pembatas yang disebelahnya langsung berhadapan dengan sungai Han, yang menjadi ciri khas kota Seoul.

.

Ia mencengkram kuat setir kemudinya seraya airmata deras mengalir. Cintanya kembali bersamaan dengan sebuah luka yang tak pernah termaafkan. Putrinya pergi dan ibu satu-satunya yang berjuang hidup untuknya harus meninggalkan ia selamanya.

.

Im Yoong.

.

Nama itu muncul setelah 17 tahun berlalu. 17 tahun yang membuatnya harus merasakan pahitnya kehidupan dan ketidakadilan yang menggerogoti kebahagiaannya.

.

Khaa~~ khaa~~~

.

Seohyun mengatur nafasnya yang tercekat. Ponsel di sisi kanannya sedari tadi tak berhenti berdering. Ia mengabaikan panggilan itu hingga puluhan menit berlalu. Ia butuh sendiri, setidaknya untuk saat ini.

.

.

.

.

.

***

.

.

Suasana makan malam kali ini berbeda dari biasanya. Entah itu perasaan Taeyeon, ataupun memang suasana disekitarnya. Ia tak pernah merasakan makan malam utuh bersama kedua orangtuanya sejak berumur 12 tahun. Bahkan Taeyeon lupa bagaimana rasanya.

.

Jika bukan Sooyoung, maka Tiffany yang akan pergi bekerja lebih dulu. Atau bahkan keduanya. Sehingga terkadang Taeyeon memilih makanan praktis di luar dan menikmati suasana sekitar daripada duduk di meja makan yang besar seorang diri meskipun para maid menghidangkan masakan yang lezat.

.

Kasih sayang yang Tiffany dan Sooyoung berikan tak pernah berkurang, tapi semakin hari waktunya bersama kedua orangtuanya semakin sedikit. Ia tak banyak protes, hanya terkadang Taeyeon ingin menikmati waktu yang spesial bersama orangtuanya.

.

“Taeng, kau mau nambah lauknya?”, ujar Krystal pelan ke arah namja itu.

.

Taeyeon yang tersadar, langsung menoleh. Ia tersenyum lalu mengangguk.

.

“Makanlah yang banyak agar kau menjadi laki-laki yang kuat, nak. Sama seperti putraku”, suara Tuan Im menimbrung dalam interaksi Taeyeon dan Krystal.

.

Taeyeon tersenyum lagi. Kali ini tersenyum canggung. Detik selanjutnya, matanya mengarah pada Sooyeon yang berada dihadapannya. Entah sudah berapa lama gadis itu membisu. Dia terlihat tidak tertarik pada perjamuan makan malam ini. Baik Tuan Im maupun istrinya juga tampak baik-baik saja dan tak mempermasalahkan sikap Sooyeon.

.

“Apa cucuku sudah makan malam, sayang?”

.

Ucapan Nyonya Im membuat Krystal menghentikan kegiatannya sejenak. “Sudah Umma. Sebelum kedatangan kalian. Dia masih merasa tidak nyaman dengan  kondisinya, dan aku memintanya untuk tidur lebih awal”

.
“Sayang sekali. Padahal aku sudah lama tidak bertemu dengannya. My little grandchild”, ucap Nyonya Im disertai tawa renyahnya.

.

“Biarkan dia istirahat. Besok kau juga akan melihat cucumu itu”, timpal Tuan Im dengan kekehannya.

.

Krystal hanya tersenyum lalu melanjutkan kembali makannya. Namun suara Sooyeon kali ini menginterupsi, diiringi suara kursi yang terdorong pelan ke belakang.

.

“Mom, aku sudah selesai. Aku ingin berjalan sebentar di sekitar perumahan”

.

Tanpa menunggu Krystal mengucapkan sesuatu, Sooyeon langsung berlalu begitu saja. Sooyeon tidak menyadari bahwa sepasang mata memandangnya intens.

.

“Lihatlah, anak itu tak pernah bersikap sopan”

.

Krystal diam tak bereaksi. Di sisi lain, Taeyeon memahami situasinya. Ia tiba-tiba menjadi kesal pada dirinya sendiri. Bahkan ia mengeratkan genggaman sendok ditangan. Dengan cepat, Taeyeon menyelesaikan makan malamnya dan undur diri dari meja makan.

.

.

.

.

—————————–

.

“Hey”

.

Suara Taeyeon terdengar kaku. Sikapnya juga menunjukkan hal itu. Tangannya tak berhenti mengusap tengkuknya karena canggung. Ia berhasil menemukan Sooyeon yang duduk di kursi panjang yang berada di taman kecil sekitar perumahan mereka.

.

Sooyeon tak menanggapi kehadiran Taeyeon. Sikapnya sama saat tadi berada di ruang makan. Tatapannya pun menghadap ke arah depan dan tak terusik sedikitpun dengan keberadaan Taeyeon yang duduk disebelahnya.

.

Tiba-tiba tangan Taeyeon terulur ke arah depan Sooyeon setelah mengambil sesuatu dari kantong jaketnya.

.

“Aku tidak punya rokok jika itu yang kau harapakan. Tapi setidaknya aku yakin permen manis ini bisa membuat perasaanmu lebih baik”

.

Perkataan frontal Taeyeon membuat Sooyeon menolehkan kepalanya ke samping. Tatapan gadis itu kosong, tidak seperti sebelumnya setiap mereka bertemu. Ia akan menatap sinis pada Taeyeon.

.

“Jika kau berpikir aku memberitahu orang-orang tentang kelakuanmu di belakang, hell No. Aku tidak tertarik mencampuri urusan orang. Jadi, kau mau mengambilnya tidak? Kalo kau tidak mau ya sudah”

.

Taeyeon hendak menarik tangannya. Namun sebuah tangan lebih cepat merampas sebatang lolipop dari tangannya.

.

“Woah, kukira kau tidak menganggapku ada disini”, lanjut Taeyeon lagi begitu melihat reaksi Sooyeon.

.

“Shut up!”, balas Sooyeon sambil membuka bungkus lolipop tersebut.

.

“Terima kasih, itu yang benar”, Taeyeon mendengus.

.

“Lolipop ini tidak seberapa dengan makanan yang masuk ke dalam perutmu beberapa saat lalu”

.

Taeyeon membuka mulutnya tak percaya. Gadis ini pandai membalas kata-katanya. Walaupun tidak kasar, tetap saja tidak enak didengar.

.

“Selain mendendam, kau juga perhitungan”, ucap Taeyeon dengan sinis tapi detik selanjutnya dia mengulum senyum diam-diam.

.

Sooyeon tak menanggapi lagi. Ia menikmati lolipop itu dan keheningan diantara mereka menyeruak kembali. Tanpa Sooyeon sadari, Taeyeon memperhatikan gadis itu.

.

“Hmmmm”, ia kembali bersuara tapi ada sedikit keraguan disana. “Apa aku boleh bertanya sesuatu?”

.

Satu alis Sooyeon terangkat. “Apa?”

.

“Bagaimana rasanya memiliki Grandma dan Grandpa yang masih lengkap?”

.

Pertanyaan itu membuat tubuh Sooyeon menegang. Tapi gadis itu menjawabnya pasti.

.

“Biasa saja dan aku tidak peduli akan hal itu”

.

“Kenapa? Padahal kau bisa bersama mereka ketika orangtuamu sibuk. Ya, mungkin juga itu harapanku. Mengingat orangtuaku sangat sibuk. Cukup membosankan berada di rumah dan tak bisa melakukan apapun kecuali bersama dengan para maid”

.

“Jika kau ingin menanyakan hal yang tidak penting, sebaiknya menyingkir dari sini”, ketus Sooyeon pada akhirnya.

.

“Wow….take easy. I’m just asking”

.

Tatapan sinis Sooyeon muncul lagi. Meskipun menunjukkan sikap takut, tapi dalam hati Taeyeon merasa lega. Setidaknya untuk saat ini ia melihat Sooyeon baik-baik saja. Tapi ia tak bisa membayangkan apa yang terjadi jika Sooyeon dan Nayeon mengetahui apa yang disembunyikan kedua orangtua mereka.

.

Sooyeon berdiri. “Kurasa sudah cukup mencari udara segar”, ia berbalik lalu melangkah pergi. .

Walau tak ada ucapan Sooyeon mengajakanya pulang, tapi Taeyeon tetap mengikutinya beberapa langkah di belakang gadis itu. Tanpa ada kata-kata lagi, Taeyeon hanya bisa mendesah. Di sisi lain, perasaannya tiba-tiba tak tenang karena membayangkan sesuatu akan terjadi secepatnya.

.

.

.

.

.

***

.

.

Yoong mengusap pelipisnya beberapa kali sembari mendengarkan ucapan kuasa hukumnya lewat telpon. Supir ataupun sekretarisnya tak ada yang berani mengeluarkan suara sepanjang perjalanan.

.

“Krystal tidak memberitahuku tentang ini”, desahnya.

.

“Maaf Tuan, Nyonya Krys baru tadi sore menyampaikannya. Mungkin beliau tidak ingin mengganggu waktu Tuan”

.

“Jadi mereka bergerak lebih cepat dari yang kuperkirakan”

.

“Saya mendapat info bahwa Nyonya Seohyun kembali ke Korea dua tahun belakangan. Terakhir yang saya dengar, dia hanya akan ada di Seoul sementara waktu terkait posisi CEO yang dipegangnya disebuah agensi modeling. Dan juga, dia sedang mengembangkan bisnis fashionnya disini”

.

“Dimana dia selama ini?”

.

“Di Jepang, Tuan. Bisnisnya disana berjalan lancar. Tapi koneksi Nyonya Seo dengan para pebisnis Korea memang sedikit. Beliau lebih berkembang di beberapa kawasan Amerika. Dugaan saya, tujuannya ke Korea sudah jelas. Bukan soal bisnis tapi untuk memperkarakan kasus ini kembali sesuai waktu yang telah ditentukan sebelumnya”

.

“Apa informasi yang didapat terpercaya?”

.

“90 persen, Tuan. Begitu Nyonya Krystal memberitahukan perihal ini, saya dan tim langsung mencari informasi”

.

Yoong mendesah. Ia terdiam beberapa saat tanpa ada satupun kata yang keluar. Pikirannya kembali pada pertemuan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Ternyata salah satu sponsor yang terlibat adalah perusahaan yang kini dipimping oleh Seohyun.

.

“Tunggu kabarku selanjutnya. Aku akan membicarakan ini dengan istriku”

.

Ia mengakhiri panggilan tersebut. Selanjutnya ia terdiam. Berbagai pikiran mulai mengusik benaknya. Tak terasa, belasan tahun berlalu. Dan sekarang ia harus menghadapi hal yang sama. Siapa yang menang dan siapa yang kalah masih belum diketahui. Tak satupun dari mereka bisa memprediksinya.

.

.

.

.

.

Krystal mencoba tersenyum saat Yoong tiba di rumah. Sejujurnya hal itu akan sulit mengingat apa yang sudah terjadi hari ini.

.
“Apa semuanya sudah tidur?”

.

“Hmmm. Appa dan Umma langsung istirahat, begitu juga dengan putri-putri cantikmu”, kata terakhir cukup menusuk Krystal.

.

Yoong bisa merasakan aura itu. Ia segera memeluk sang istri dengan penuh kehangatan. Mencoba mengatakan pada dirinya dan juga Krystal, bahwa semua akan baik-baik saja.

.

“Appa dan Ummamu belum tahu. Kuharap mereka tidak terlibat, Yoong”, bisik Krystal dalam pelukan suaminya.

.

“Kupastikan mereka tidak ikut campur. Setelah acara besok, aku akan membuat Appa dan Umma pulang”, sekali lagi Yoong mencoba untuk menyakinkan dirinya dan Krystal bahwa mereka baik-baik saja.

.

Krystal mengangguk. Keduanya lalu melepas pelukan mereka.

.

Baik Yoong dan Krystal sama-sama tak menceritakan apapun yang mereka alami hari ini. Pertemuan dengan Seohyun cukup membuat kepala Yoong penat. Dan Krystal, mengetahui putrinya membolos, diskorsing, dan pergi ke agensi modeling, telah menguras pikiran dan perasaannya.

.

Didampingi Krystal, Yoong berjalan masuk ke kamar putri bungsunya. Disana mereka bisa melihat Sooyeon memeluk Nayeon dengan protektif. Karena sempat terbangun, Nayeon meminta kakaknya untuk menemaninya tidur. Hal yang biasa mereka lakukan ketika keduanya ingin tidur bersama.

.

Yoong menunduk dan mengecup kening kedua putrinya bergantian. Begitu pula dengan Krystal. Ia juga tak lupa membenarkan selimut yang menghangatkan tubuh putri-putrinya.

.

“Aku akan berusaha semampuku untuk mempertahankan kebahagiaan keluarga kita, hmmm”, bisik Yoong pelan tapi penuh ketegasan.

.

Dengan begitu, Yoong menggenggam tangan Krystal. Ia mengangguk percaya saat Yoong mengatakan hal itu. Keduanya pun melangkah pelan dan keluar dari kamar tanpa membuat suara.

.

.

.

Dan selanjutnya…..

.

.

.

.

.

.

“prepare your heart, my lovely reader” kkkkkkkkkkk

.

——————————————-

HAI ^^ HAI

Lambai tangan dan pasang muka polos.

Sekarang gue mau ke Wonderland dulu wkwkwkwkwk.

See you di part ending ETERNITY

.

Annyeong!

.

.

by: J418

.

.

*bow*

121 thoughts on “LOVE ME THE SAME (4)”

  1. Gue sempet nebak kalo sooyeon itu emang bukan anak kandungnya YoonKrys, eh tapi ternyata dia itu emang anaknya yoong tapi sama seohyun 😱😨
    Yaampun jadi kasian sama Krystal, dia padahal udah sayang bgt sama sooyeon 😭😭
    Taeyeon juga jadi ikutan galau gitu gara” mikirin masalah keluarga Im 😥

    Like

    1. Semuanya bakalan nyesek. Masalahnya bersangkutan sama perasaan. Hiks
      Tapi itu yg bikin author suka dan ketawa jahat. Muehehee sabar ya Keluarga im, authornya udah siapin badai XD

      Like

  2. Walah gmn Yoongkrys gk pusing kepala coba masalah yg 1 muncul aja blm selesain ini dtg lg masalah yg baru
    Aku makin yakin anak yoong ama seohyun itu pst sooyeon, soal’y sikap org tua yoong yg keliatan gk suka gt ama sooyeon giliran nayeon mah perhatian bgt
    Ya gmn gk suka, org tua yoong kan benci ama seohyun jd pst kebawa sebel jg kali ama anak’y
    Taeyeon pst udh tau tau masalah ini krn nganterin org yg ketemu ama dia kan, hyoyeon bkn sih org’y? Hehe asal nebak aja
    Udh deh gk tau mau komen gmn lg ama permasalahan keluarga Im rumit bgt dan next mngkn di part” berikut’y bakal bikin nangis kali hemm bnr” hrs siapin diri lahir batin ini mah
    Duh taeyeon ko ngomong gt, berasa dia kurang dksh perhatian bgt ama SooFany krn mrk sibuk kerja jgn sampe ntr giliran keluarga SooFany yg ada masalah
    Ihh taeyeon mulai coba pedekate ama sooyeon yah? Tp sooyeon’y msh jutek tp gpp lama kelamaan jg luluh ko
    Awal yg baik buat hubungan taengsic

    Like

  3. Huuuuff.. sekarang krys mulai menyalahkan dirinya yang tidak mengerti keinginan anaknya.
    Taeyeon mendengar semuanya? Ahhhh jadi penasaran sama masa lalu yoong..

    Like

  4. jadi sooyeon bukan anak kandung mommy krystal? Kok nyesek yahh , dan lg sikap ortu yoong ke sooyeon kek gak suka gitu ,.kesian sooyeon , dia pasti bakal terpukul bgt kalorau semuanya😢 baper sampe netes air mata 😢😂

    Like

Leave a comment