SERIES, WHY?

WHY? (9)

1471669406314

Tittle                : WHY?

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Tiffany Hwang

Jessica Jung

Im Yoong

Seo Juhyun

And the others

Genre              : Gender Bender, Drama, Romance, Mature, BitterSweet

Credit Pic by K.Rihyo

 

Series

Copyright © royalfams418.2016. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

——————————————————————–

.

.

Part 9

.

.

Yuri menunggu di depan kelas dengan berbagai macam kemungkinan yang ada di kepalanya. Sudah hampir 30 menit sejak Jessica keluar dari kafetaria karena permintaan Erick. Entah apa yang akan mereka bicarakan, yang jelas Yuri berharap gadis itu segera kembali ke kelas karena pelajaran akan dimulai.

.

Tapi harapannya pupus. Ia menendang tembok dengan kesal begitu Seohyun memberitahunya bahwa ada surat izin Jessica yang didapat gadis itu dari petugas piket. Seharusnya Seohyun yang membawa tas Jessica, tapi Yuri berinisiatif mengantarkan tas itu ke apartemen.

.

.

.

.

“Jangan berlebihan. Dia bahkan bukan kekasihmu, Yul. Berhentilah bersikap seperti itu”, suara Tiffany membuat Yuri yang hendak masuk ke dalam mobil pun menoleh.

.

Terlihat Taeyeon dan Tiffany sedang berjalan ke arahnya.

.

“Shit”, Yuri membanting pintunya dan berbalik badan sembari menyandarkan punggungnya di pintu mobil.

.

“Aku tidak akan percaya apapun tentang Erick”, ujar Yuri dengan nada kesalnya.

.

“Apa sekarang kau merasa kau lebih baik dari Erick, huh?”

.

Tiffany dan Yuri saling menatap intens. Ada kemarahan, kesedihan, dan kekesalan disana. “Ini membunuhku secara perlahan. Kenapa dia ada di Liivtt dan sekarang bertingkah seolah dia adalah pria yang baik”

.

“Guys, tenanglah”, Taeyeon kini bersuara. Menghentikan perang antara sahabat dan kekasihnya. “Yul, jaga sikapmu”, Taeyeon mengingatkannya sambil melirik ke arah Tiffany.

.

“Kapan kau berubah mengendalikan sifat pemarahmu itu? Apa perlu kejadian seperti sebelumnya terjadi dan akhirnya kau menyesal?”

.

Pertanyaan Tiffany membuat Yuri menghela nafasnya kasar. Yuri tidak menjawab dan berbalik badan lalu membuka pintu mobil dan masuk begitu saja.

.

“Apa perlu aku yang mengantarmu pulang?”, ujar Taeyeon setelah melihat sikap Yuri.

.

“Pergilah. Kau ada latihan sore ini Tae. Aku akan pulang bersamanya”

.

Taeyeon mengangguk mengerti lalu memberikan pelukannya untuk Tiffany. “Aku akan mampir ke apartemen setelah latihan berakhir”, jelas Taeyeon.

.

“Hmmmm, aku mengerti. Bye Tae”, Tiffany tersenyum sebelum akhirnya berjalan ke sisi kanan dan masuk ke dalam mobil Yuri.

.

Taeyeon mendekat ke sisi kemudi dimana Yuri berada. “Yul, kuharap kau tidak membuatnya marah”, ujar Taeyeon pada sahabatnya dan Yuri hanya mengendikkan bahunya.

.

Tiffany dan Yuri pamit. Namja tanned itu siap menginjak pedal gas dan akhirnya mobil pun mulai bergerak meninggalkan parkiran sekolah. Menyisakan Taeyeon yang memandang mobil Yuri hingga keluar gerbang.

.

Tak berapa lama, Taeyeon merogoh ponselnya dan melakukan sebuah panggilan disana.

.

“Aku akan segera kesana. Apa kau ingin makan sesuatu yang lezat?”

.

“……………….”

.

“Hmmmm baiklah. Apapun yang kau mau. Bersiaplah”

.

Taeyeon mematikan ponselnya dan langsung berjalan menuju arah mobilnya berada. Ia melirik jam tangannya sejenak sebelum masuk ke dalam mobil.

.

.

.

.

——————————–

.

“Mau pulang bersama?”

.

Sebuah suara membuatnya menoleh ke belakang. Disana berdiri Yoong yang sedang menyengir karena gadis itu terkejut.

.

“Kau seperti melihat hantu, huh?”, kekeh Yoong.

.

“Aish, oppa. Kau mengagetkanku”, balasnya diiringi protes karena Yoong tiba-tiba muncul dari belakang.

.

Keduanya pun pulang bersama. Yoong mengantarkan Seohyun menuju kawasan dorm khusus bagi murid-murid yang berasal dari wilayah Asia Timur. Ini pertama kalinya Seohyun mempersilahkan Yoong masuk ke dalam kamar tempat tinggalnya.

.

“Woah, tempat ini menyenangkan”, jujur Yoong sembari mengamati isi ruangan.

.

Seohyun hanya tersenyum sebelum ia pergi ke dapur dan menyuguhkan cemilan serta minuman untuk Yoong.

.

“Kemana teman sekamarmu?”, tanya Yoong membuka percakapan.

.

“Dia bekerja paruh waktu di salah satu kafe yang ada di pusat kota”

.

“Ah, begitu. Lalu bagaimana denganmu? Kau punya kegiatan selain sekolah?”

.

“Aku juga bekerja paruh waktu tapi hanya weekend”

.

Yoong menganggukkan kepalanya menerima jawaban gadis itu. “Kau benar-benar mandiri. Jarang ada yang melakukan hal seperti itu di usia muda”, jujur Yoong.

.

Seohyun tergelak. Ia tak menyangka Yoong akan berkomentar seperti itu. Sejujurnya, hal itu budaya yang biasa di negerinya. Saat mereka beranjak dewasa, anak-anak berusaha mandiri untuk membalas jasa orangtua mereka dan sebagai bentuk rasa terima kasih.

.

“Bagaimana denganmu, Oppa? Kenapa kau memilih balapan? Bukankah itu sangat beresiko?”

.

Yoong sedikit berpikir sambil memilih kalimat yang tepat. “Hmmm, aku sendiri tidak yakin. Tapi karena sedari dulu aku terbiasa menyaksikan sebuah balapan, aku jadi tertarik ingin melakukannya. Sampai detik ini aku belum bisa menentukan pilihan yang terbaik untuk masa depanku”, Yoong mengakhiri kalimat itu dengan tersenyum tipis.

.

“Mungkin kau belum menemukannya Oppa. Aku yakin setiap orang pasti akan memiliki pilihan di waktu yang tepat dan kita hanya perlu memilih yang mana yang terbaik”

.

Ucapan Seohyun membuat Yoong berdecak sembari menggelengkan kepala. “Geez. Baru kali ini ada seseorang yang berani menasehatiku”, ujarnya disertai kekehan.

.

“Hmmm apa itu salah?”, tanyanya yang mendengar ucapan Yoong barusan.

.

“Tidak, tidak ada yang salah. Aku hanya merasa sedikit aneh mendengarnya, karena sebelumnya aku tidak pernah membicarakan hal seperti ini”

.

“Sepertinya begitu. Ini cukup aneh, Oppa”

.

Yoong berdiri dari sofa dan mengambil jaketnya. “Apa kau makan bersamaku? Mungkin kita bisa mencari restoran Korea dan aku ingin mencicipinya”, tawar Yoong.

.

“Apa tidak merepotkan, Oppa?”

.

“Oh ayolah Hyuni. Jangan seperti itu. Kita ini teman, bukan?”, Yoong tertawa kecil melihat reaksi Seohyun yang terkejut dengan tawarannya.

.

“Hmmm, kalo begitu aku akan mengganti bajuku”

.

“Okay, take your time. Aku menunggu di parkiran”. Akhirnya Seohyun menyetujui ajakan namja itu.

.

.

.

.

.

***

.

.

 

Yuri memberhentikan mobilnya tepat di halaman depan apartemen Jessica dan Tiffany. Namja itu turun dan menutup pintu mobilnya lalu mengikuti Tiffany masuk ke dalam apartemen. Setiba di dalam, Tiffany memilih ke kamar sedangkan Yuri menuju dapur untuk mengambil minuman.

.

“Fany-ah, apa yang ingin kau makan?”, teriak Yuri dari dapur. Satu tangannya memegang botol air minum satu tangannya lagi menahan pintu kulkas sambil mencari bahan makanan disana.

.

Tak berapa lama, Tiffany keluar kamar dan menyusul Yuri. Dia sudah berganti pakaian yang lebih nyaman.

.

“Terserah, apapun itu”, jawab gadis itu lalu meneguk air mineralnya dan membiarkan Yuri berkutat di dapur.

.

Dalam diamnya, Tiffany hanya memperhatikan gerak gerik Yuri. Entah sudah berapa lama, tiba-tiba ia sebuah senyuman tipis terukir di bibirnya saat Yuri tak sengaja hampir menjatuhkan spatula yang dipegangnya.

.

“Kau masih saja ceroboh”

.

“Cant help”, balas Yuri namun tetap fokus pada masakannya.

.

Tiffany kembali diam dan hanya memperhatikan Yuri dengan tenang. Di sisi lain, Yuri hampir menyelesaikan masakannya. Ia mematikan kompor dan berbalik badan untuk mencari sesuatu. Tak sengaja pandangannya mengarah ke Tiffany. Gadis itu masih diam namun matanya tetap menuju Yuri.

.

Ada keheningan beberapa saat, sebelum Yuri bersuara. “What?”, tanyanya pada gadis itu.

.

“Kemarilah”

.

Suara Tiffany terdengar tenang. Di lain sisi, Yuri mulai melangkahkan kakinya dan mendekat ke arah Tiffany. Tangan gadis itu terangkat saat Yuri sudah berdiri di depannya. Masih dalam posisi duduk, Tiffany tiba-tiba mengusap bagian rahang kanan Yuri dan merasakan ada sebuah luka bekas yang tak bisa hilang disana.

.

Selesai mengusap bagian itu, kini kedua tangannya menuju ke kancing kemeja Yuri dan melepaskannya satu persatu. Yuri menunjukkan wajah protes tapi Tiffany menatapnya serius sehingga Yuri memilih mengalah.

.

Awwww.

.

Namja itu akhirnya meringis saat telapak Tiffany yang cukup dingin menyentuh daerah pinggang bagian kanannya dan sedikit menekannya. Sedari tadi Tiffany memperhatikannya dalam diam karena ia menyadari keanehan pada tubuh Yuri saat namja itu bergerak.

.

“Apa kau berkelahi lagi?”, ucap Tiffany dengan nada serius saat melihat lingkaran biru kehitaman di area pinggang yang disentuhnya.

.

Yuri menyingkirkan pelan tangan Tiffany. “Its fine. Hanya kecelakaan kecil saat sesi latihan”

.

Tiffany hendak bersuara lagi. Namun suara pintu apartemen terbuka membuat keduanya tersadar bahwa ada seseorang yang baru saja datang. Tak membutuhkan waktu lama sebelum orang itu masuk ke dalam dapur dengan kerutan di dahinya saat melihat situasi antara Yuri dan Tiffany.

.

“Kau sudah pulang, Jessi”, Tiffany membuka suara dengan tenangnya.

.

“Eoh. Erick baru saja pulang mengantarku dan langsung pergi”

.

“Pergi? Jadi dia hanya datang ke sekolah untuk menemuimu?”

.

“Ya, tournya belum selesai. Dan kami hanya berbicara beberapa hal”, jelas Jessica tanpa menyadari perubahan wajah Yuri.

.

Tiffany mengangguk sebelum pergi untuk mengambil sesuatu di kotak kesehatan yang berada di ruang tamu. Ia kembali lagi ke dapur dan mengoleskan minyak pada bagian pinggang Yuri yang memar.

.

“Apa yang terjadi padamu Yul?”

.

Jessica yang berada disitu dapat melihat luka memar itu. Namun sejujurnya ia sangat terkejut dengan apa yang Tiffany lakukan pada Yuri. For god sake! Tiffany sedang mengobati Yuri. Apa ada sesuatu yang dia lewatkan? Kalimat itu yang kini berputar dibenaknya.

.

“Sesi latihan yang kurang beruntung”, balas Yuri.

.

Tiffany menyelesaikannya dengan baik dan Yuri kembali lagi pada kegiatannya menyiapkan makanan. Jessica pun akhirnya bergabung di meja makan dan mereka bertiga mulai menyantap apa yang disajikan Yuri.

.

.

.

.

.

——————————-

.

“Ah, udaranya begitu menyejukkan”

.

Gadis itu menutup matanya sembari menikmati terpaan angin-angin sejuk yang mengenai wajahnya.

.

“Duduklah Sera. Kau sudah lama berdiri disana”, namja yang duduk tak jauh darinya itu memanggilnya dan meminta untuk mendekat. “Apa kau senang hari ini, hmmm?”

.

Setelah Sera duduk di sebelahnya, namja itu merapikan rambut hitam Sera yang sedikit berantakan. Sera mengangguk sembari tersenyum menjawab pertanyaan namja di sebelahnya.

.

“Aku jadi bisa menebak alasanmu jarang pulang, Lexy”

.

Lexy tertawa. “Benarkah? Apa itu?”

.

“Kota ini sangat menyenangkan. Aku jadi ingin tinggal lebih lama”, jujurnya.

.

“Kau boleh melakukannya”, Sera langsung memeluk Lexy dari samping setelah namja itu menyetujui permintaannya. Keduanya saling melempar senyum.

.

“Sekarang, mau kemana? Kita masih punya waktu 2 jam sebelum aku pergi ke kantor”

.

Sera menunjukkan senyumnya pada Lexy dan tatapannya seolah bersinar. “Hmm aku tidak membawa banyak pakaian, jadi—”

.

“Okay”, Lexy tak perlu Sera menyelesaikan kalimatnya karena ia sudah mengerti kemana permintaan gadis itu.

.

Ia pun berdiri dan membantu Sera. Keduanya jalan perlahan menuju mobil Lexy berada.

.

Setiba di salah satu pusat perbelanjaan, mereka langsung menuju ke beberapa toko pakaian dan Lexy membiarkan Sera memilih apa yang diinginkannya. Ia hanya sesekali memberikan jawaban “YA” pada gadis itu saat hendak menentukan pilihan.

.

Ddrttttt.

.

.

Lex, ada beberapa dokumen yang harus selesai minggu ini. Kuharap kau tidak keberatan untuk datang lebih awal.

.

Lexy membaca pesan itu dan segera membalasnya.

.

Aku akan datang ke kantor pada pukul 8 malam.

.

.

“Lex”

.

Suara Sera membuatnya segera memasukkan ponselnya dan mendekat. “Sudah selesai?”

.

Sera mengangguk. Lexy pun membawa kantong belanjaan yang ada di tangan Sera dan membawanya ke meja kasir untuk membayar semua tagihan.

.

Sepanjang perjalanan menuju hotel, suasana di dalam mobil terasa sepi. Lexy fokus menyetir mobil sedangkan Sera sudah tertidur di sebelah Lexy.

.

“Apa ada yang bisa saya bantu?”, seorang petugas hotel mendekat saat melihat Lexy keluar dari mobil sambil membawa beberapa kantong belanjaan dan sebuah tongkat di tangannya sedangkan dia juga harus mengangkat tubuh Sera karena tidak tega membangunkan gadis itu.

.

Lexy menyerahkan semua barang pada petugas dan membopong Sera dengan bridal style. Saat menunggu di depan lift, tiba-tiba seseorang menyapanya.

.

“Apa anda lupa? Saya Rose, yang kemarin mengurus dokumen kepindahan ke Seoul”, ujarnya.

.

“Maaf, aku tidak menyangka kita bertemu disini. Ngomong-ngomong, jangan terlalu formal padaku”, Lexy tersenyum.

.

Rose balas tersenyum, sebelum detik selanjutnya ia mengerutkan kening saat melihat gadis yang bersama namja dihadapannya ini. “Hmmmm”

.

“Ah, dia Sera”, jelas Lexy mengerti maksud Rose.

.

“Jadi namanya Sera?”

.

Kini Lexy yang terlihat bingung. “Huh? Kau mengenalnya?”

.

“Kami tidak sengaja bertabrakan kemarin. Aku minta maaf karena membuatnya terjatuh”

.

“Sera tidak mengatakan apapun padaku. Jadi kupikir dia baik-baik saja”

.

“Syukurlah, aku benar-benar tidak enak padanya”

.

Pintu lift terbuka. Lexy undur diri bersama Sera dan petugas hotel yang membantunya. Meninggalkan Rose yang hendak keluar dari hotel.

.

.

.

.

***

.

.

Bruukk..

.

Seorang yeoja berambut pendek dengan langkah terburu-buru baru saja bersenggolan dengan seorang namja dan menyebabkan tas yang dibawanya terjatuh. Namja itu segera refleks membantu yeoja itu namun keduanya sama-sama terkejut begitu akhirnya saling bertatap muka.

.

“Erick?”

.

“Amber?”

.

“Oh god. Its you”, yeoja bernama Amber sedikit meninggikan suaranya begitu mengenali namja itu.

.

Keduanya akhirnya berpelukan sejenak sebelum saling melihat satu sama lain.

.

“Aku tidak percaya kita bertemu disini”, jelas Erick. “Apa kau tinggal di Albany sekarang?”

.

“Tidak. Aku hanya menghadiri salah satu pesta kenalanku disini semalam. Dan sekarang aku akan pulang ke Atlanta”

.

“Atlanta?”

.

“Ya, aku sudah di Atlanta sekitar 2 bulan. Ada urusan yang aku lakukan disana”

.

“Oh damn it! Aku juga baru tinggal di Atlanta Am dan aku pindah sekolah”

.

Amber terlihat senang mendengar ucapan namja itu. “Takdir benar-benar bersahabat saat ini dengan kita”, kekeh Amber.

.

“Yeah, i guess”, balas Erick sembari tertawa.

.

“Erick, ayo kita berangkat ke lokasi konser”, panggil sang manajer.

.

“Sorry Am, aku harus pergi sekarang”

.

Amber mengerti. Keduanya pun bertukar nomor telpon sebelum akhirnya berpisah. Yeoja bernama Amber itu melanjutkan langkahnya menuju lobi hotel dan menyerahkan kunci kamar yang disewanya.

.

Amber keluar dari hotel dan melihat mobil yang menjemputnya sudah menunggu. Ia memberikan tasnya pada sang supir sembari tangannya sibuk memainkan ponsel yang ada digenggamannya.

.

Tak lama, wajahnya terkejut tapi detik selanjutnya ia tersenyum begitu melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

.

.

.

.

.

——————————-

.

Jessica keluar dari kamar mandi dan mendapati Yuri sudah duduk di meja belajarnya. Ia melihat sekilas apa yang Yuri lakukan.

.

“Kau jadi kutu buku sekarang?”

.

Yuri menyengir mendengar ucapan Jessica. Ia mengangkat buku yang dibacanya.

.

“Seriously Kwon?” Jessica mendelik begitu menyadari apa yang dibaca Yuri. Ternyata sebuah majalah fashion wanita miliknya dimana semua modelnya adalah gadis-gadis Amerika. “Shit”, umpat Jessica dan Yuri mendengarnya.

.

“Oh come on, Sica. Jangan mengumpat seperti itu, kau terdengar sexy”

.

Jessica memutar bola matanya begitu mendengar ucapan Yuri yang berlebihan. Ia meletakkan handuk di gantungan pakaian dan mengambil duduk di sebelah Yuri.

.

“Apa yang kau bicarakan dengan Erick?”

.

Jessica memandang Yuri dengan alisnya yang bertautan.

.

“Aku hanya bertanya. Apa terdengar aneh?”

.

Jessica berdecak. “Kau seperti menginterogasiku”, ujarnya dan membuat Yuri tersenyum.

.

“Indeed! So, what are you talking about with him?”, tanya Yuri sekali lagi.

.

“Nothing important, Yul. Just asking about my feeling after issues and random things”

.

“Jangan terlalu dekat dengannya, Sica”

.

Kalimat Yuri membuat Jessica menggenggam tangan namja itu dan menatapnya tenang. “Yul, aku dan Erick hanya berteman. Aku menikmati waktu yang kita lakukan jadi jangan merusak suasana, hmmm. Enough to talk about me or you. Clear?”

.

Yuri menghela nafasnya dan memandang Jessica dengan sesal. “I got it, Sorry”

.

Jessica tersenyum lagi dan mengangguk. “Jadi, apa kita akan jogging sore ini?”

.

“Sure”

.

Yuri berdiri dari kursinya dan mengembalikan majalah Jessica ke tempatnya. Gadis itu pun berdiri namun tiba-tiba Jessica menangkup wajah Yuri dengan kedua tangannya sebelum mencium bibir Yuri beberapa detik dan melepaskannya.

.
“Jangan memasang wajah cemburu seperti itu. Kau terlalu banyak memikirkan Erick, tsk”, Jessica berdecak diiringi tawa renyahnya.

.

“What?”

.

Ia bingung saat Yuri memandangnya saat ini tapi belum mengeluarkan sepatah kata pun. Beberapa saat kemudian Yuri menunjukkan senyum kekanakannya lalu kini dia yang mengecup bibir Jessica.

.

“Ini baru adil. Skor kita 1-1”

.

Detik selanjutnya Jessica tertawa menyadari maksud Yuri. Ya, namja itu membicarakan taruhan yang mereka buat secara rahasia.

.

.

.

.

***

.

.

Hari menjelang senja. Matahari siap kembali ke peraduannya. Sebuah mobil dari kejauhan terlihat mendekat dan memasuki sebuah halaman. Tak jauh dari mobil itu, terlihat dua insan sedang bercanda sembari berlari kecil ke arah yang sama.

.

Saat pemilik mobil keluar, ia justru dibuat terkesima dengan pemandangan yang ia lihat.

.

“Wow, apa aku sedang berhalusinasi?”, ujarnya sembari terkekeh.

.

“Shut up, Kim”

.

Orang yang bersuara selanjutnya adalah Yuri. Ia dan Jessica baru saja tiba di apartemen setelah jogging selama satu jam di sekitar lingkungan ini.

.

“Hai Sica”, sapa Taeyeon pada Jessica dan tak menghiraukan Yuri yang mendengus kesal.

.

“Hai Taeng. Habis latihan?”

.

Taeyeon hanya mengangguk dan sedikit tersenyum.

.

“Aku masuk dulu. Hati-hati Sica. Jika sesuatu terjadi padamu, teriak saja. Aku akan memakai tongkat baseballku”, Taeyeon tertawa puas setelah mengatakan itu dan Yuri hanya mengerang kesal.

.

Jessica menggeleng melihat kelakuan Yuri dan Taeyeon. Keduanya tak jauh berbeda saat Yuri bertemu Yoong.

.

.

Di dalam, Taeyeon membuka pintu kamar Tiffany dengan pelan. Ternyata gadis itu sudah menyadari kedatangan Taeyeon saat di depan pintu apartemen. Tiffany langsung menyambut Taeyeon dan memeluknya.

.

“Kau telat setengah jam”, protesnya walaupun ia terlihat senang dengan kedatangan Taeyeon.

.

“Maaf sayang, aku kembali ke dorm dulu. Apa mau pergi sekarang?”

.

Tiffany mengangguk. Ia kemudian mengambil handbag miliknya lalu kembali di sisi Taeyeon dan mengalungkan lengannya dengan milik Taeyeon. Sesampai di luar, keduanya melihat Jessica dan Yuri yang sedang duduk di kursi teras. Mereka pun berpamitan dan pergi meninggalkan apartemen.

.

“Apa Yuri belum pulang sejak mengantarmu?”, Taeyeon membuka percakapan di dalam mobil.

.

“Hmm. Dia memasakan makanan untukku dan Jessi setelah itu keduanya terlihat bersama sedari tadi”

.

“Aku cukup terkejut saat tiba di halaman tadi. Untung saja Yuri tidak menanyakan apapun padaku”

.

Tiffany tersenyum lebar, mengerti apa yang Taeyeon rasakan. “Sometimes, he is stupid”, kekehnya. “Dan dia tidak akan menyadarinya dalam waktu dekat”.

.

“Aku senang mendengarnya”, Taeyeon berkata seperti itu sambil mengambil tangan Tiffany dan menggenggamnya. Sedangkan ia menyetir cukup menggunakan satu tangan. “Kalian terlihat baik-baik saja. Apa ini karena Sica?”

.

“Dont, Tae. I dont wanna talk about it”

.

“Maaf sayang. I am just curious”

.

Saat sedang mengobrol, pandangan Tiffany tak sengaja mengarah ke dashboard. Tangannya yang tidak digenggam Taeyeon mencoba membuka dashboard tersebut. Niat Tiffany mencari CD untuk ia nyalakan di mobil Taeyeon tapi sebuah kotak menarik perhatiannya.

.

Tiffany segera melepaskan genggaman Taeyeon dan mengambil box itu. Di sisi lain Taeyeon hanya melirik namun ia pandangannya segera fokus ke arah jalan.

.

“Kau membeli perlengkapan baseball lagi?”, tanya Tiffany.

.

“Tidak. Itu kiriman dari Brisbane”, jawab Taeyeon sambil menoleh sejenak sebelum kembali fokus.

.

“Aku yakin Mommy merindukanmu Tae. Apa belum ada rencana pulang?”

.

“Entahlah, aku belum bisa memastikannya sayang. Jadwalku untuk satu semester ini begitu padat”

.

“Carilah waktu yang kosong dan izin selama seminggu. Mungkin itu cukup untuk kau pulang”

.

Wajah Taeyeon sedikit berubah ketika Tiffany mengatakan hal itu. Helaan nafas terdengar dari namja itu. Taeyeon mencengkram stir kemudinya tanpa Tiffany sadari.

.

“Sayang, bisakah kita tidak membicarakan ini?”

.

Suara Taeyeon terdengar tenang dan biasa saja tapi tidak dengan hatinya. Entah kenapa tiba-tiba ia ketularan sifat Yuri yang berubah mood dalam hitungan detik.

.

“Aku tidak bermaksud mengguruimu, Tae”, Tiffany menyesal begitu ia melihat raut wajah Taeyeon.

.

Tapi jauh di lubuk hatinya, kadang ia berharap Taeyeon bersedia membicarakan tentang keluarganya secara detail. Namun selama ini Taeyeon hanya menceritakan hal yang standar dan seringkali tidak suka jika ada yang menanyakan keluarganya atau hanya sekedar bertanya kapan namja itu pulang. Di sisi lain, Tiffany tak bisa memungkiri bahwa ia ingin mengenal keluarga Taeyeon meskipun ia harus terbang dari Atlanta menuju Brisbane yang memakan waktu lebih dari 9 jam.

.

“Aku yang harus minta maaf”, ujar Taeyeon. “Khaa~~”, ia menghela nafas lagi. “Seharusnya sekarang kita menikmati momen ini hmmm. Aku tidak ingin kehilangan setiap detiknya denganmu untuk membicarakan hal lain”

.

Tiffany akhirnya bisa tersenyum dan bernafas lega saat melihat Taeyeon kembali seperti sedia kala.

.

Setiba di tempat tujuan, Taeyeon dan Tiffany mulai memilih barang-barang yang hendak mereka pesan. Keduanya benar-benar menikmati waktu mereka dan hanya candaan dan tawa yang menghiasi wajah Taeyeon dan Tiffany.

.

“Apa kita juga perlu membeli ini?”

.

Tiffany melihat apa yang Taeyeon maksud. “Apa tidak terlalu lama? Natal masih sebulan lagi”

.

“Kita akan menanyakan ini saat di kasir. Sekarang kita memesannya dulu, how?”

.

“Okay”, Tiffany menyetujui saran Taeyeon.

.

Hampir 1 jam lebih mereka memilih banyak pernak pernik dan barang-barang yang ingin mereka beli. Saat menyadari semua list yang ditulis Tiffany terpenuhi, keduanya pun menuju kasir. Sebelum pulang, Taeyeon membawa Tiffany bersantai di salah satu foodcourt untuk membeli es krim.

.

“Apa yang kau lamunankan, sayang?”

.

Taeyeon memecahkan lamunan Tiffany saat kekasihnya sedang menunggu dirinya mengantri untuk dua es krim.

.

“Nothing. Hanya memikirkan ide pesta yang akan kita buat”

.

Taeyeon tertawa kecil lalu mengusap rambut Tiffany dengan lembut. “Apapun ide yang kau inginkan, pasti brilian”, Taeyeon meyakinkannya.

.

“Kau memang menyebalkan jika bertingkah sok bijaksana”

.

“Hahahahaha, bingo”, kekeh Taeyeon dan Tiffany ikut tertawa.

.

Keduanya menghabiskan es krim yang mereka beli sebelum akhirnya kembali ke apartemen. Senyuman tak lepas dari kedua wajah pasangan itu meskipun tidak ada yang tahu bahwa salah satu diantara mereka sedang menangis dalam senyumannya.

.

.

.

.

.

***

.

.

Lampu warna warni berkelap kelip mengiringi susana diskotik malam ini. Di setiap sudutnya sudah terisi anak-anak muda maupun yang dewasa untuk bersenang-senang. Tak jauh dari lantai dansa, terlihat Yoong duduk bersantai bersama teman-temannya.

.

Mereka terlihat menikmati suasana diskotik yang sangat berisik. Pemandangan erotis terlihat dimana-mana. Bahkan tak jauh dari tempat Yoong berada, ada dua insan yang tengah making out tengah liarnya.

.

“Hai Yoong”

.

Tiba-tiba seorang wanita sexy menghampiri Yoong. Namja itu mengenal siapa yang menyapanya. Tapi sikap Yoong terlihat biasa saja saat wanita itu duduk di pangkuannya. Wanita itu bahkan meliukkan badannya untuk menarik perhatian Yoong.

.

“Aku sedang tidak mood”, ujar Yoong singkat pada wanita itu.

.

“Apa kau sudah menemukan wanita lain, huh?”

.

Ucapan Yoong membuat wanita yang bersamanya tampak marah.

.

“Oh god. Berhentilah kekanakan. Aku sedang tidak mood dan tak ingin membuat scene disini. Kau bisa mencari yang lain. Bukankah itu mudah?”

.

Sang wanita langsung berdiri dari pangkuan Yoong dan menghentakkan kakinya dengan kesal. Ia sempat mengeluarkan umpatannya pada Yoong sebelum pergi dari sana.

.

“Seorang Im Yoong menolak wanita? Wow? Apa sesuatu terjadi padamu?”

.

Salah seorang teman Yoong terkekeh seraya menggodanya. Tapi Yoong hanya mengendikkan bahu lalu meneguk minumannya.

.

“Oh shit! Jangan katakan padaku jika kau sedang jatuh cinta?”, sambung seorang temannya yang lain.

.

Yoong mendengus dan menatap tajam temannya. “Shut up!”

.

“Hahahahahaha, aku tidak tahu pasti tapi aku menduga kau benar-benar sedang jatuh cinta, brother”, lanjut temannya itu. “Siapa yang berani bertaruh denganku bahwa Im Yoong menyukai seseorang?”

.

Beberapa temannya mengangkat gelas sambil mengeluarkan uang dan meletakkannya di atas meja. Mereka lalu mengeluarkan pendapat yang ada di benak masing-masing. Yoong hanya menggeleng seraya tertawa melihat kelakuan temannya.

.

“Bertaruhlah dengan benar. Bagaimana jika aku bisa menaklukkannya sebelum natal? Aku akan mentraktir kalian selama sebulan full tapi jika aku menang, kalian yang melakukannya”

.

Semua saling bertatapan satu sama lain sebelum akhirnya menyetujui ucapan Yoong.

.

“Deal”

.

.

.

.

—————————

.

“You f cking shit, Im Yoong”, rutuk wanita itu sembari duduk di meja bar dengan wajah penuh amarah.

.

“Wine?”

.

Seseorang mengulurkan gelas berisi wine padanya. Wanita itu menoleh dan melihat orang tersebut. Wajahnya bersih dan terlihat masih muda. Secara fisik, dia cukup atletis dan tatapan matanya membuatnya terlihat kuat dan smart.

.

“I prefer tequila”

.

Orang itu tersenyum mendengarnya. “I guess you are Mexicans”, ujarnya sebelum menoleh ke arah bartender. “Tolong berikan kami tequila”

.

Sang bartender memberikan tanda oke. Keduanya pun melakukan cheers sebelum meneguk tequila, lagi dan lagi. Keduanya menikmati momen itu tanpa merasa peduli bahwa mereka sebetulnya belum saling mengenal.

.

“Kulihat kau baru saja pergi dari meja itu dengan kesal. Why?” ujar orang itu seraya mengajak ngobrol.

.

“He is one of my partner. But tonight, he is annoying”

.

Orang itu tertawa. “No wonder, you are upset”

.

“Yeah”

.

Mereka kembali meneguk tequila. Hingga beberapa menit kemudian, orang itu mengajak wanita yang tadi menggoda Yoong untuk turun ke lantai dansa. Karena masih kesal dengan Yoong, wanita itu pun setuju.

.

Keduanya menikmati alunan musik dan menari dengan intens bahkan jarak diantara keduanya semakin tipis. Tak membutuhkan waktu lama, wanita itu mengalungkan tangannya di leher sang misterius.

.

Tangan orang itu pun tak tinggal diam dan meletakkannya di pinggang si wanita. Jarak diantara mereka kini benar-benar tidak ada lagi. Kedua tubuh itu saling bersentuhan dan menari mengikuti alunan musik DJ.

.

Nafasnya hangat keduanya mulai memburu. Si wanita yang agresif dengan cepat menyambar bibir orang yang bersamanya kini. Tanpa protes, orang itu pun menerimanya dengan baik hingga keduanya berperang lidah.

.

.

.

.

“Look. Your bitch with another person”

.

Seorang namja yang duduk di sebelah Yoong mengatakan itu padanya. Yoong mengikuti arah pandang temannya dan melihat bahwa salah satu partnernya sedang bercumbu dengan sosok yang tak bisa ia lihat karena sosok itu membelakanginya. Sedangkan Yoong dan temannya bisa melihat jelas ekspresi wanita itu yang terlihat menikmati ciuman mereka.

.

“I dont need her”, jawab Yoong santai dan temannya hanya tertawa menanggapinya.

.

.

Tanpa melepaskan ciuman itu, sang wanita mengatakan sesuatu yang cukup didengar oleh sosok yang bersamanya. Mereka pun meninggalkan lantai dansa dan pergi ke luar diskotik dan berakhir di dalam mobil wanita itu.

.

Keduanya kembali melakukan ciuman intens dan tangan-tangan nakal keduanya mulai bergerilya di tubuh partnernya. Hingga hampir mencapai level teratas, wanita itu tiba-tiba terdiam dan wajahnya terlihat shock. Tatapannya bertemu dengan sosok itu.

.

Senyuman terlihat di wajah sang misterius. Ia berbisik sesuatu sebelum melanjutkan kembali pekerjaannya.

.

.

.

“Its okay sexy. Aku jamin kau akan menikmatinya”

.

.

.

.

TBC

——————————————–

Hai Hai Jeje menyapa

APAAN INI????

Biasa aja kali, gak usah capslock jebol. XD

Tenang aja, sama kayak ff ini yang mungkin akan mengalahkan chapter The Heirs.

Hmmmm mari kita bicara wkwkwkwkwk

Jika berpikir bahwa ff ini banyak cast, No No No *kayak lagu APink #Plaaak

Castnya cuma itu aja HANYA banyak selingan dan guest di ff ini. XD

Ih jeje mah gaya pake guest segala, kekekeke. #Biarin :p

Authornya lagi suka ngajak ribut, jadi silahkan dibaca DENGAN TELITI kalo perlu setiap CHAP diingat. Hihihi, jadi entar nggak ada yang nanya “Lho kok bisa?” pertanyaan yang sedikit menyebalkan.  Karena sesungguhnya setiap teka teki akan selalu ada jawabannya dan jawaban itu tertulis di chapter yang lo baca.

So, enjoy this story~~

Annyeong!

.

.

by: J418

.

.

*bow*

131 thoughts on “WHY? (9)”

  1. apaan tuh taruhannya yulsic ? lexy sera ,, gue kenal gak ? wkwkkwk . yoong kok nolak cewek itu sih ,, ato emang bener dia lgi jatuh cinta ,, sama siapa tapinya ..

    Like

  2. Yul cmburu bgt klo liat sica ma erik,pdhal mreka jga lum da hubungan yg pasti…klo taruhan’a kya gtu,yul mnang bnyk thor…yoong dah mulai ga terpesona ma cewe bgtu,soal’a dia kya’a mlai da persaan ma seo..

    Like

  3. Karna masih ttm itu yg bikin yul gampang cemburu hahahah dan suka sama couple yoongseo ,msh bertahap tp bikin greget hehehe

    Like

  4. Gw pnsaran apa yg bt amber kaget trus snyum? Dan lexy kyk nya mang taeng scara taeng trtutup.bgt sm fany soal kluarganya. Kira2 bs jd alasan g y nyurigain taeng t lexy?

    Like

  5. Entah knp jd ngerasa yakin kalo lexy itu taeng, tp knp pas rose ketemu lexy dia biasa aja, apa emg rose gak kenal taeng(?)

    Like

  6. Iya sempet pikir kalo ini castnya banyak 😄😄
    Tapi pas d akhir partnernya yoong siapa? Trus s namja misterius itu siapa? Suka kalo ffnya banyak tekateki gni bkin jadi mkir ga monoton.. Like it 👍👍

    Like

  7. Im Yoong fall in love ? Hohohoo I hope that girl is Hyunnie hehe *jiwa shipper kumat :v
    yulsic semakin dekat aja cieee haha bagus deh, walaupun masih kesal sama si erick- dan kenapa juga si taeyeon ? Gue gak ngerti. Dia lebih cocok dapat gelar swing mood ketimbang yuri :v

    Like

  8. Gue nunggu si yoong bner2 jatuh cinta biar dia tau rsa wkakakakaakaa.. entah itu hyuni ayo krystal..
    Nah loh si amber jadi cwek😂😂😂 trus nanti krys jadi cwoknya aja dex😅😅

    Sumpah yulsic belom jadian udh main2 di kamar terus apa lgi ntar udh jadian bisa ga keluar2 kamar nih😂😂😂

    Like

  9. hububgan yulti semakin membaik ya??
    Cie yulsic kisseu2 mulu, btw mereka punya tartuhan apa ya??
    Yoong tatuhan buat dapetin hyuni ya????

    Like

  10. level teratas.. hmmm apa itu? wikikik
    cie yoong ngapel ke dorm seobeybeh
    wkwk
    tinggal nunggu yulsic jadian nih..
    taeyeon penuh misteri..
    faneh, gue gangerti sama laki lu 😅

    Like

  11. Lexy sama sera siapa sih njir-_-
    Tampaknya masalah taeny dari tae buktinya dia ga terbuka sama fany:(

    Like

  12. Keknya bingung juga ada di posisi yuri, mau cemburu juga gak ada hak, tapi liat gebetan jalan bareng orang keknya emng bikin naek darah

    Like

Leave a comment