SERIES, WHY?

WHY? (6)

1471669406314

Tittle                : WHY?

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Tiffany Hwang

Jessica Jung

Im Yoong

Seo Juhyun

And the others

Genre              : Gender Bender, Drama, Romance, Mature, BitterSweet

Credit Pic by K.Rihyo

 

Series

Copyright © royalfams418.2016. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

——————————————————————–

.

.

Part 6

.

.

I love you…

.

Even its hard for us

.

.

WHY?

.

.

.

.

———————————–

.

Hari mulai pagi. Taeyeon bangun dari tidurnya dan segera membersihkan diri untuk bersiap pergi. Ia sudah membuat janji bertemu dengan seseorang setelah semalam Yoong menjemputnya di bandara.

.

“Iya, aku akan segera kesana”, Taeyeon mengakhiri telpon itu dan keluar dari dormnya.

.

Di dalam mobil, ia mulai menghirup nafasnya dalam dan membuangnya secara perlahan. Berusaha merilekskan pikiran dan juga hatinya. Tak lama, ia mulai menjalankan mobilnya dan melewati jalanan kota Atlanta.

.

Seseorang mengangkat tangannya saat Taeyeon memasuki sebuah kafe. Namja imut itu pun segera menghampiri.

.

“Apa aku telat?”

.

Orang yang diajaknya bicara melihat jam tangan dan menggeleng. “Aku baru 10 menit disini. So, ada yang kau inginkan?”

.

Taeyeon pun segera duduk di kursi yang kosong sembari menyebutkan pesanannya kepada pelayan yang sudah berada di dekatnya. Setelah pelayan itu pergi, Taeyeon memulai percakapannya sambil mengeluarkan kertas yang dibawanya..

.

“Bisa kau membantuku?”, tanyanya dan orang itu mengambil kertas yang Taeyeon berikan.

.

Tidak terlalu lama sebelum orang itu selesai membaca. Ia tersenyum lalu memandang Taeyeon penuh tanda tanya. “Untuk apa? Kau masih seorang pelajar, Kim. Kau tahu kan aturannya?”

.

“Oh ayolah Max. Kau satu-satunya temanku dari Brisbane yang aku kenal disini. Setidaknya kau sudah mengenal Brisbane dan juga Atlanta. Sama sepertiku”

.

“Untuk apa kau melakukan ini?”

.

“Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang. Bisa kan kau membantuku? Tapi jangan mengganggu jadwal sekolahku dan juga baseball”

.

“Akan kuusahakan. Secepatnya aku akan memberitahumu. Lalu apa rencanamu nanti?”

.

“Entahlah. Aku belum begitu yakin”

.

Taeyeon menghembuskan nafasnya kasar. Ia juga sedikit meremas rambutnya karena memikirkan sesuatu dan hanya dia yang tahu.

.

“Kuharap, kau bisa menemukan pilihan yang terbaik menurutmu, Taeng”

.

“Thanks Max”

.

.

.

.

.

—————————-

.

“Thank you, Erick”

.

Jessica tersenyum lalu melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil. Begitu pula dengan Erick. Namja itu menatapnya dengan sebuah senyuman. Keduanya berjalan menuju halaman depan apartemen Jessica dan Tiffany.

.

“Seharusnya aku yang berterima kasih karena hari ini aku memiliki sedikit pengetahuan lebih dari gadis genius sepertimu”

.

Jessica terkekeh. “Semua orang bisa jika mereka mempelajarinya”, ujarnya.

.
“Ya, aku setuju”

.

Keduanya saling melempar senyum.

.

Tak berapa lama mengobrol, sebuah taxi berhenti disana.

.

“Kalo begitu, aku pulang dulu”, pamitnya.

.

“Be careful on your way. Maaf karena kau harus mengantarku dengan mobilku”

.

“Mungkin lain kali, aku bisa menjemputmu dengan mobilku. Jika kau tidak keberatan”

.

“Aku hargai tawarannya”

.

Erick tersenyum lagi. Detik selanjutnya ia memberanikan diri mengecup pipi Jessica sebelum membuka pintu taxi. “Bye Jess”, ucapnya dan dibalas anggukan oleh gadis itu. Jessica pun kemudian melangkah masuk ke dalam apartemennya.

.

Merasa kelelahan, Jessica memilih duduk di sofa ruang tengah setelah mengambil air minum di dapur. Badannya terasa berat melangkah ke kamar, hingga dia memilih untuk beristirahat sejenak disana.

.

.

.

.

.

San Fransisco, 4 years ago…

.

.

Seorang gadis berusia 14 tahun duduk di bangku teras rumahnya dengan ekspresi datarnya. Ia menatap kosong arah pantai yang tepat berada di depan tempat tinggalnya. Angin yang berhembus cukup kencang, tak membuatnya merasa kedinginan.

.

“Kenapa tidak masuk, sayang?”

.

Ia menggeleng saat seorang wanita paruh baya dari dalam rumah membuka pintu dan menyapanya. Belum ada jawaban pasti, tapi gadis itu membuang nafasnya kasar.

.

“I failed, mom”

.

“Kau bisa mencobanya lagi, lagi, dan lagi. Hmmmm”

.

“Aku seperti tidak berminat melakukannya”

.

.

.

.

.

Ia mendorong keras tubuh orang dihadapannya itu dengan perasaan kesal.

.

“Whats wrong with you?”

.

“Go to the hell!!”

.

Orang itu mencoba mendekat lagi namun kembali mendapat dorongan untuk kedua kali.

.

“You are fvcking shit. Just go”

.

“Sometimes, i dont understand about you”, ujar orang itu dan berbalik badan meninggalkan lawan bicara.

.

.

.

.

“Jessica…..”

.

“………………”

.

“JESSICA”

.

Jleb

.

.

Ia segera terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tercekat dan perasaan yang terkejut. Orang yang membangunkannya pun segera mengambil segelas air putih dan memberikannya pada gadis itu.

.

Setelah tenang, Jessica memejamkan matanya sekali lagi dan mengatur nafasnya. Ia membuka matanya dan mendapati Taeyeon memandangnya dengan khawatir.

.

“Taeng??”, Jessica segera menoleh ke sekitarnya tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Tiffany.

.

“Jika kau mencari Phany, dia akan pulang besok malam. Karena ada urusan, aku pulang lebih dulu”, jelas Taeyeon sebelum Jessica bertanya tentang Tiffany.

.

Ia pun membulatkan mulutnya dan mengangguk mengerti.

.

“Are you okay?”, tanya Taeyeon lagi.

.

“I’m fine. Hanya sedikit mimpi yang kurang menyenangkan”

.

“Aku baru saja berbelanja. Mungkin kita bisa makan siang bersama. Kupikir kau tidak keluar hari ini”

.

Jessica menatap dirinya. Ia belum berganti baju setelah pagi hingga siang tadi pergi bersama Erick.

.

“Ide bagus. Kalo begitu, aku ke kamar untuk mengganti pakaianku”

.

“Hmmm, baiklah. Aku akan menyiapkan makanan untuk kita. Kuharap kau tidak keberatan jika membantuku menyiapkan meja makan”, Taeyeon menyengir seperti anak kecil.

.

“No problem, Taeng. Aku ke kamar dulu”

.

.

.

.

.

***

.

.

Di sebuah lintasan balapan, dua motor terus melaju saling memacu kecepatan. Sudah lebih dari 10 laps tapi keduanya belum berhenti untuk sekedar beristirahat. Hingga tak lama, seorang timer yang sedari tadi melihat kecepatan kecepatan mereka akhirnya mengangkat papan waktu untuk menghentikan laju kedua motor itu.

.

“Kau lebih cepat 8 detik dari race sebelumnya, Yul. Dan kau Yoong, waktumu lebih cepat 6 detik. Ini waktu terbaik kalian dalam sesi latihan”

.

“Thanks Josh” ujar keduanya bersamaan

.

Yuri dan Yoong melakukan high five pada Josh sebelum mereka menuju locker room dan mengganti pakaian.

.

“Ada apa dengan wajahmu, Yul? Kutebak ini karena gadis itu”

.

“Oh sh*t! Jangan memperjelasnya”

.

Yoong tertawa melihat raut wajah sahabatnya itu. “Kau dan Taeyeon sama saja. Kalian terlihat menyedihkan jika berurusan dengan asmara. Love is just some bullshit”, komentarnya.

.

“Kau tidak mengerti Yoong, begitu juga aku”

.

“Apa akhirnya kau menemukan gadis yang istimewa?”, Yoong selesai mengganti kaosnya dan menyandarkan tubuhnya di loker, menghadap ke arah Yuri yang masih berganti pakaian.

.

“She’s not special. But, there’s something with her”

.

“Really, Yul? Oh brother. Indeed, you are crazy”

.

Yoong tertawa kecil sebelum akhirnyaa memakai jaket kulitnya. “Percayalah Yul, wanita adalah makhluk yang paling misterius dengan sejuta teka-tekinya. Jika kau bosan, pergilah ke klub dan hibur dirimu disana”

.

“Oh goddamnit Yoong!” Yuri menunjukkan wajah meringisnya mendengar saran Yoong.

.

“Prove it, Yul. Satu Liivtt membicarakan kebrengsekanmu”

.

“Thanks brother. But i don’t care about some shit”

.

“Yeah, i know”, Yoong kembali terkekeh.

.

.

.

.

.

.

“Tumben kau pakai mobil”

.

Yuri menatap heran sahabatnya itu. Keduanya bersiap pulang setelah latihan.

.

“Kau harus berterima kasih padaku karena aku cukup baik meladeni keinginan Rose. Dia benar-benar patah hati karenamu dan sebagai sahabatnya, aku menghiburnya dengan baik”

.

“Kau bersama Rose?”

.

“Ya, aku mengantarnya pulang pagi tadi. Semalam setelah menjemput Taeyeon, dia menghubungiku dan memilih minum beberapa wine di apartemenku. Hingga akhirnya aku membiarkannya menginap”

.

Yuri mengerutkan ekspresinya dan Yoong hanya menepuk pundaknya pelan. “Jangan merasa bersalah Yul, ya meskipun itu cukup menyakitkan buatnya. Tapi sebentar lagi dia akan bertemu idola tampan di Korea. Mungkin kau bisa terlupakan”

.

“Setidaknya aku senang kau yang menghiburnya”

.

“Damn you. Jangan mengatakan hal itu lagi di depanku Yul. Kau membuatku merinding mendengarnya”

.

“You dork”, Yuri langsung memeluk lehernya namja itu dan memberinya sedikit pelajaran.

.

.

.

.

.

————————————

.

“Sweety”

.

“Oh Mom”

.

Tiffany tersenyum begitu mendapati Mommynya datang ke kamarnya dan membawa segelas jus strawberry.

.

“Mau pergi sekarang? Apa perlu Daddy mengantarmu?”

.

“Tidak Mom. Aku lebih baik sendiri dan memiliki ruang yang cukup mengobrol bersamanya”

.

Mommy Hwang mengangguk mengerti. Ia lalu memberikan minuman yang dibawanya, dan merapikan rambut putrinya agar terlihat semakin cantik. Selesai dengan persiapannya, Tiffany memeluk sang Mommy untuk berpamitan.

.

“Hati-hati di jalan, sampaikan salam sayang Mom untuknya”

.

“Hmmm akan kusampaikan. Aku akan membawakan bunga yang paling indah”

.

Mommy Hwang tersenyum melihatnya. Tiba-tiba, ia membingkai kedua wajah Tiffany dan memberinya kecupan di pipi. Lalu memandang sejenak wajah putrinya, dari alis, mata, hidung, hingga bibir yang juga sedang tersenyum itu. “Mom jadi merindukan saudaramu”

.

Tiffany hanya tersenyum.

.

“Sekarang pergilah sebelum kesorean”

.

Tiffany mengangguk dan memeluk Mommynya sekali lagi sebelum pergi ke tempat tujuannya.

.

.

.

.

.

.

Langit sore California terasa begitu nyaman dan udaranya cukup menyejukkan. Tapi tidak sesejuk perasaan Tiffany saat ini begitu memasuki sebuah halaman luas yang sangat sepi. Ditangannya, sebuah buket bunga yang sangat cantik, ia dekap dalam pelukannya. Langkahnya terhenti ketika telah sampai pada tujuannya.

.

Ia meletakkan bunga itu di depan hadapan sebuah makam. Tersenyum sejenak lalu meletakkan kedua lututnya hingga menyentuh rerumputan disana.

.

“Hey”, ia tersenyum pada tulisan yang ada di nisan itu.

.

“Aku tahu kau pasti marah, bukan begitu? Maaf, aku agak lama tidak mengunjungimu. Kau tahu kan kesibukanku sebagai siswi Liivtt? Mungkin kau bersyukur karena sekarang kau tidak perlu lagi menghadapi ujian atau tugas-tugas melelahkan semacamnya”

.

Tiffany berhenti sejenak lalu menengadah ke atas langit. “Jangan tertawa, aku tahu kau bahagia karena aku menderita menghadapi masa-masa menyebalkan di sekolah. Kha~~ Aku berharap tahun ketiga segera berakhir dan aku bisa memilih universitas yang aku inginkan di tahun keempat”, lanjutnya lagi.

.

.

.

.

.

California 3 years ago….

.

.

“Stephi!!”

.

Teriakan itu membuat seorang gadis terkejut.

.

“Astaga!! Kau membuatku terkejut”

.

“Hehehehe sorry. Aku cuma mau menunjukkan ini”, Tiffany dengan bangga memperlihatkan selembar kertas dan Stephi membacanya.

.

“OH MY GOD! Congrats~~”

.

Keduanya berpelukan dan tersenyum bersama.

.

“Aku tidak percaya ini. Apa kau baru saja menggoda pria culun jenius yang ada di sekolah hingga kau bisa mengerjakan soal-soal itu dengan baik? Damn it, Fany. This is Liivtt. The most popular school in Atlanta. Okay im done!”

.

“Kau terkejut? Aku memiliki kejeniusan yang tersembunyi dan sekarang aku bisa mengalahkanmu”, ia menyengir.

.

“Unfortunately, No”

.

“Huh? Why?”, Tiffany terlihat bingung.

.

“Aku tidak mengambil ujian masuk Liivtt karena aku terlalu mencintai California. Aku lebih baik sekolah disini daripada tinggal di Atlanta. Jadi, kau belum mengalahkanku”

.

Wajah Tiffany berubah. Ia terlihat tidak suka dengan berita tiba-tiba yang disampaikan gadis dihadapannya ini.

.

“Yo are no fun!”

.

Tiffany menyobek kertas yang dibawanya dan berbalik badan meninggalkan gadis itu tanpa ingin mendengar sebuah penjelasan.

.

.

.

.

.

“Kau tahu? Kadang aku berharap aku bisa memutar waktu dan mengomelimu lebih lama lagi karena kau tidak mengikuti ujian masuk Liivtt. Tapi saat itu aku hanya mengatakan satu kalimat. Oh god, seharusnya aku mengomelimu lebih lama hingga kau menyesal dan akhirnya memilih Liivtt ketimbang tinggal disini dan bertemu dengan dia, dia yang merusak semua kebahagiaanmu”

.

Tidak ada kesedihan atau airmata semacamnya. Karena ini bukan pertama kalinya ia berkata seperti itu. Setiap berkunjung kemari, Tiffany hanya akan mengatakan hal yang sama. Ia menghela nafas sejenak sebelum akhirnya berdiri.

.

“Ah aku lupa. Ada salam dari Mom. Bersyukurlah jika dia masih mengingatmu”, Tiffany tertawa kecil. “Aku pulang dulu Steph. Dan saranku, jangan terlalu sering bercinta dengan pria-pria tampan di atas sana” ujarnya sembari menatap langit California.

.

.

.

.

.

.

***

.

.

Senin, hari yang mungkin dibenci hampir seluruh murid karena menjadi hari pertama setelah weekend. Dari arah parkiran Liivtt, seorang siswi turun dari mobilnya dengan membawa beberapa buku dalam dekapannya. Siapa lagi jika bukan Jessica.

.

Hari apapun itu, tidak akan menjadi masalah baginya karena ia selalu bersemangat mendengar setiap pelajaran. Sepanjang perjalanan ke koridor kelasnya, ia melewati semuanya seperti biasa. Tidak ada sapaan ataupun senyuman dari murid-murid yang mengobrol di koridor. Dan itulah hal yang paling ia sukai.

.

Setiba di loker, Jessica dibuat terkejut saat hendak memasukkan buku-buku yang dibawanya. Ia menemukan beberap note di pintu lokernya. Bukan surat cinta atau sebuah pujian, tapi semuanya berisi umpatan dan makian dari orang-orang yang tak dikenal.

.

“What the hell?”

.

Dengan sedikit kesal, ia menyingkirkan note-note itu dan membuangnya ke tempat sampah. Pikirannya tiba-tiba menjelajah ke beberapa hal yang ia lakukan. “This shit is happening again”, pikirnya.

.

Tak jauh dari sana, Jessica tidak menyadari bahwa seseorang sedang menatapnya intens. Ia memperhatikan setiap gerakan gadis itu, hingga tak lama kemudian Jessica mengambil salah satu bukunya dan pergi menuju kelas.

.

Hal mengejutkan berikutnya terjadi saat jam makan siang. Seperti biasa ia menuju kafetaria seorang diri. Tapi ada yang berbeda. Beberapa orang kini menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa. Dan saat itulah Jessica mulai risih tapi ia seolah menutup rapat mata dan telinganya. Ia memilih tetap melanjutkan makannya ketimbang memikirkan tatapan beberapa siswa/i padanya.

.

.

.

.

.

.

.

“Rose”, namja itu langsung merangkul pundak gadis yang disapanya.

.

“Ish. Kau mengejutkan saja”

.

Yoong tertawa seraya mengacak rambut Rose dengan usil. “Bagaimana latihanmu, hmmm?”

.

“Berjalan lancar. Setelah lulus audisi, aku harus berlatih lebih giat lagi”

.

“Aku tahu kau akan menjadi idol hebat nantinya. Jangan lupakan temanmu yang tampan ini jika terkenal nanti. Kau bisa mengenalkanku pada gadis-gadis Korea disana”

.

Rose langsung menyikut perut Yoong dan membuat namja itu menyengir.

.

“Mereka tidak akan mudah kau tiduri”, sindir Rose.

.

“Benarkah? Sayang sekali”, Yoong kembali tertawa dan Rose menggeleng heran.

.

Keduanya berjalan melewati daerah khusus mading yang terletak diantara laboratorium-laboratorium yang dimiliki Liivtt. “Tumben mading rame”, komentar Rose.

.

Yoong mengangkat bahunya tak peduli. Mereka pun melewati daerah mading itu tanpa berniat melihat apa yang ada disana. Namun, tanpa sengaja Yoong mendengar ucapan seorang siswi yang sedang membelakanginya karena gadis itu menghadap ke mading.

.

“Siapa dia? Bahkan tidak terkenal di Liivtt dan berani-beraninya berdekatan dengan dua pria populer disini. Dia tidak tahu diri”

.

Entah kenapa Yoong berhenti dan menoleh ke arah mading, begitu pula Rose yang terpaksa berhenti karena Yoong menghentikannya. Baru saja ia hendak membaca, tiba-tiba seseorang yang sangat dikenalnya muncul dan mendatangi mading itu. Yoong dan beberapa lainnya yang ada disana sontak terkejut dengan tindakan orang itu.

.

“Yul”

.

Yuri seperti tidak menganggap panggilan Yoong dan pergi begitu saja setelah merobek kertas di mading itu.

.

“Ada apa dengannya?”

.

Yoong mengangkat bahunya menjawab pertanyaan Rose. “Mungkin seseorang membuatnya kesal”, tebak Yoong dan langsung mengajak Rose melanjutkan langkah mereka lagi.

.

“Aku pergi. Kau masuklah”

.

“Hmmm. Thank you Yoong”

.

Yoong mengantar Rose ke ruang klub musik dimana gadis itu merupakan anggota disana. Ia pun segera pergi dan mencari keberadaan Yuri. Walau sekilas, tapi ia bisa melihat wajah Yuri seperti ingin membunuh seseorang.

.

“Awwwww”

.

Seseorang mengaduh kesakitan begitu Yoong bertabrakan dengannya di ujur persimpangan koridor. Yoong segera menolongnya dan keduanya saling menghela nafas lega begitu tatapan mereka bertemu.

.

“Oh Oppa. Maaf aku tidak sengaja”

.

“Tidak apa-apa. Aku juga salah. Kau sedang buru-buru?”

.

“Aku mencari Jessica unnie, Oppa. Sesuatu tak terduga terjadi hari ini”

.

“Huh?”

.

Yoong tidak mengerti dengan ucapan gadis itu yang tak lain adalah Seohyun. Seohyun pun segera menunjukkan ponselnya pada Yoong. Saat itu juga Yoong menemukan jawaban yang sebelumnya ingin ia temukan.

.

“Sepertinya di beberapa mading sudah terpasang”

.

“Oh shit! Ini buruk. Aku baru saja melihat Yul merobek kertas mading, jadi kupikir sekarang dia mencari Jessica. Sebaiknya kita pergi bersama dan menemukannya”

.

Seohyun tidak berpikir panjang lagi dan mengangguk karena gadis itu khawatir pada Jessica.

.

.

.

.

.

——————————–

.

“Khaa~”

.

Jessica mendesah pelan. Ia menyandarkan tubuhnya pada satu-satunya kursi panjang yang ada disini hingga pandangannya menuju ke atas langit. Tak berapa lama, ia memasang earphone ditelinganya dan mendengarkan sesuatu yang selalu ia dengar lalu menutup matanya rapat.

.

Kejadian yang ia alami di loker dan kafetaria, membuat gadis itu memilih menjauh dari keramaian. Sejujurnya pulang adalah pilihan terbaik, tapi….Hell No! Jessica tidak akan pulang hanya karena persoalan seperti itu.

.

Ia tidak tahu dengan pasti tapi ia yakin mulai ada rumor yang beredar tentang dirinya. Dan Jessica membenci itu, ia benci pada kenyataan bahwa beberapa murid mulai melihatnya dan mungkin mulai mengetahui namanya.

.

“Syukurlah aku menemukanmu disini”

.

Tiba-tiba saja, earphone yang dikenakannya tidak bertahan lama di telinganya ketika seseorang melepasnya. Jessica pun membuka mata dan mendapati namja yang membuat moodnya dalam dua hari ini berubah-ubah.

.

“Aku tidak tertarik berdebat denganmu”

.

Jessica hendak memasang lagi earphone itu, tapi namja itu menghalanginya dan menarik tangan Jessica agar ia berdiri. “Aku akan mengantarmu pulang. Sebaiknya kau tidak mengikuti kelas apapun setelah ini”, ujarnya.

.

Seketika Jessica menepis tangan itu dan menatap tajam. “Apa yang kau lakukan huh? Mengaturku?”

.

Namja itu mengerang frustasi dan meremas rambutnya menahan kesal. “Oh god! Jessica!! Aku bukan mengaturmu. Aku kemari hanya ingin menyelamatkanmu dari hal bullshit yang sedang terjadi padamu”

.

“Hal bullshit? Apa yang kau bicarakan, Kwon Yuri?”

.

Yuri segera mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya pada Jessica. Ia menyadari bahwa itu adalah salah satu sns Yuri, tapi bukan itu persoalannya. Yang membuat matanya fokus adalah ketika membaca homepage yang ada di twitter Yuri dan semua itu membicarakn tentangnya, Yuri, dan Erick.

.

Tidak hanya sebuah tulisan tapi semua lengkap dengan adanya foto-fotonya bersama Yuri di parkiran mobil saat ia datang ke balapan Yuri dan foto-fotonya bersama Erick ketika dia pergi ke salah satu pusat perbelanjaan bersama namja itu.

.

Jessica tertawa kecil. Funny? Yeah.

.

Yuri menatap penuh selidik. Apanya yang lucu? Bahkan di sns tersebut banyak yang sudah berkomentar negatif tentang Jessica. Dan kini? Gadis itu tertawa bahkan setelah Yuri khawatir tentangnya.

.

“Apa itu sikapmu saat semua orang sedang mengumpatmu?”

.

“Biarkan saja. Mereka berhak berpendapat apapun tentangku”

.

“Tapi tidak denganku. Berhentilah bersikap seperti ini. Aku tahu kau pasti juga kesal dan marah. Too much attention and you dont like it”

.

Jessica mengerang. Ia segera berdiri dan mendorong tubuh Yuri. “Shit dan this nonsense shit”, umpatnya sekali lagi sebelum meninggalkan rooftop disusul oleh Yuri.

.

Di sudut lain sekolah, Taeyeon melepas topinya dan mengelap keringat di wajah dengan lengannya. Ia berjalan menuju arah bench pemain dan mengambil sebotol air minum dalam tasnya. Ia meneguk minuman itu sembari melihat ke arah lapangan baseball.

.

Latihan sudah selesai dan ia memilih beristirahat sejenak. Tak lama, sebuah pesan ia terima dan itu dari Max. Senyumnya mengembang begitu Max memberikan kabar baik meskipun sedikit dengan persyaratan. Saat hendak menutup ponselnya, tiba-tiba ID Tiffany terpampang disana.

.

“Hey”, Ia tersenyum mengangkat panggilan tersebut.

.

“Kau dimana, Tae?

.

Taeyeon mengerutkan keningnya begitu mendengar suara Tiffany yang berbeda.

.

“Aku baru saja selesai latihan, sayang. Why? Kau jadi kan pulang malam ini?”

.

“Iya, aku akan pulang malam ini. Jadi, kau tidak melihat sns? Orang-orang mulai membicarakan Jessica, Erick, dan Yuri. Aku tidak bisa menghubungi Jessica dan aku harap kau segera mencarinya. Setidaknya, bawa dia pulang ke apartemen. Oh damn, aku tidak mengira berita seperti ini akan muncul”

.

“Wait. Aku akan melihat sns. Akan kuhubungi lagi nanti jika Jessica sudah bersamaku”

.

Taeyeon memutuskan panggilan itu dan mengecek sns. Benar saja, orang-orang sedang membicarakan Jessica dan hampir semua tulisan sangat tidak enak untuk dibaca. Ia segera mengemasi perlengkapannya ke dalam tas lalu pergi untuk mencari Jessica.

.

.

.

.

.

.

***

.

.

“Kau tahu? Kau tidak perlu memikirkan apa yang terjadi tadi. Itu omong kosong”

.

Gadis itu menghela nafasnya lagi. “Dengar Yuri, aku tidak tahu apa yang membuatmu begitu khawatir padaku. Kita baru saja kenal. For god sake, it just a week ago”

.

Keduanya kini berada di dalam mobil Jessica. Mereka sedang menunggu Seohyun yang pergi mengambilkan tas Jessica. Setelah dibujuk Yoong, Seohyun, dan Yuri agar Jessica pulang, akhirnya dia menyerah dan tak mau berdebat lagi.

.

Drrttt

.

Jessica mengangkat ponselnya begitu melihat ID Taeyeon. Ia tak memberi kesempatan Taeyeon bicara lebih dulu. “Aku tahu apa tujuanmu menelponku, Taeng. Tapi aku baik-baik saja dan katakan itu pada Tiffany. Aku sengaja tidak mengangkat panggilannya karena aku tahu dia akan menanyakan banyak pertanyaan yang untuk saat ini aku malas menjawabnya”

.

Dengan begitu ia menutup panggilan itu dan mendesah pelan. Taeyeon benar-benar tidak diberi kesempatan oleh Jessica untuk bicara. “Kau juga, Yuri. Sebaiknya keluar dari mobilku. Aku bisa pulang sendiri. Bukankah kau sedang marah padaku? You have problems with your mood”

.

“Kau tidak baik-baik saja dan kau sedang menahan emosimu sekarang. Ya aku masih marah padamu tapi aku akan tetap mengantarmu pulang”, jika Jessica keras kepala, Yuri bisa lebih keras kepala dari gadis itu.

.

Tak berapa lama kemudian, Yoong dan Seohyun muncul. Namja itu menemani Seohyun.

.

“Thanks Hyuni”

.

Seohyun mengangguk. “Hati-hati Unnie”

.

Yuri menyalakan mobil Jessica dan menekan pedal gas. Keduanya pun meninggalkan Seohyun dan Yoong di parkiran Liivtt. Setelah mobil Jessica menghilang dari pandangan mereka, Yoong merasakan ponselnya bergetar.

.

From: Kwongul

Yoong, tolong cari tahu siapa yang memulai postingan itu.

.

.

“Ayo kita masuk ke dalam”

.

Yoong menutup ponselnya sembari mengajak Seohyun kembali ke sekolah. Yoong bahkan mengantarnya sampai depan kelas. “Apa kau mau pulang bersamaku nanti?”, tanyanya to the point dan tentu saja Seohyun terkejut.

.

Disaat situasi Jessica sedang tidak kondusif, justru dirinya mendapatkan kejutan lain dari Yoong. Dan itu membuat jantung Seohyun berdetak mulai tak beraturan.

.

“Ngghh”, Seohyun tampak ragu. “Sebenarnya…….”

.

“Sebenarnya?”, tanya Yoong menunggu ucapan Seohyun.

.

“Aku tidak langsung pulang, melainkan mampir ke satu tempat”

.

Yoong tertawa kecil. “No problem. Hari ini aku free. So, kau mau?”

.

Dengan sedikit tersipu, Seohyun mengangguk lagi.

.

“Baiklah. Aku akan menunggu di parkiran”

.

Yoong pamit dari sana dan meninggalkan Seohyun untuk masuk ke dalam kelas.

.

.

.

.

.

Yoong menatap takjub tujuan Seohyun. Ia berpikir bahwa gadis itu mungkin akan mengajaknya mampir ke pusat perbelanjaan atau tempat hiburan, mengingat tidak heran bagi seorang remaja seusia Seohyun menyukai hal itu. Tapi Seohyun bukan seperti remaja kebanyakan.

.

“Oppa”

.

“Huh?”, Yoong tersadar dari pemikirannya.

.

“Apa ada yang aneh?”

.

“Hmmm”, Yoong mencari kata-kata yang tepat. “Hanya sedikit terkejut saja”, jujurnya.

.

Seohyun dan Yoong masuk ke dalam sebuah taman bermain anak-anak. Namja kurus itu mengikuti Seohyun yang berjalan mendekati dua buah ayunan yang kosong. Begitu Seohyun duduk, Yoong pun ikut duduk. Keduanya mulai mengayun pelan.

.

“Oppa, kau bisa pulang jika kau mau. Aku tahu ini aneh”, ujar Seohyun.

.

Yoong menoleh dan menunjukkan wajahnya yang biasa-biasa saja. Ia memang terkejut tapi ia tak menganggap itu aneh. Setiap orang menyukai sesuatu, dan setidaknya hari ini Yoong tahu apa yang disukai gadis itu.

.

“Aku juga menyukai ini. Jadi mengingat masa kecil. Apa kau sering kemari?”, tanyanya.

.

“Tidak terlalu. Aku hanya akan mampir disana aku ingin melakukannya”

.

Keduanya tetap mengayunkan kaki dengan pelan. Menikmati setiap gerakan yang dihasilkan oleh ayunan yang mereka duduki.

.

“Aku akan kemari jika merindukan Seoul, Appa, dan Umma”, lanjutnya lagi.

.

“Apa kotamu begitu menyenangkan?”

.

“Hmmm. Semuanya begitu menyenangkan. Tidak pernah aku berpikir untuk meninggalkan kota itu karena sebuah impian. Tapi ketika berusia 15 tahun, aku memiliki impian dan pilihannya aku harus ke Liivtt dan tinggal jauh dari kedua orangtuaku”, Seohyun mengakhirinya dengan sebuah senyuman.

.

Yoong melihat senyuman itu. Tak ada kata penyesalan dalam setiap ucapan Seohyun. Mereka belum terlalu lama mengenal, tapi ternyata mendengarkan cerita orang lain sungguh menyenangkan. Dalam hidupnya, Yoong tidak terlalu tertarik mengetahui kehidupan orang lain kecuali para sahabat dan teman terdekatnya.

.

“Aku yakin, Rose juga akan menemukan kebahagiaannya disana”, senyumnya ketika mengingat gadis itu.

.

Seohyun yang mendengarnya kini berbalik menatap bingung pada namja itu. Rose? Who? Itulah yang ia pertanyakan dalam hati.

.

“Dia sahabatku” ujar Yoong seolah tahu apa yang dipikirkan Seohyun. “Dia lulus audisi menjadi calon idol group di Korea. Dia suka musik dan bernyanyi. Apa yang kau sukai, hmmm Hyuni?”, Yoong memanggil nama panggilan gadis itu dan sudah dipastikan Seohyun senang mendengarnya.

.

Seohyun menggeleng. “Aku tidak memiliki hal spesifik yang aku sukai, tapi jika melakukan sesuatu yang menyenangkan, maka jawabanku adalah datang ke tempat ini dan mengingat semua tentang Seoul”

.

“Sepertinya aku tidak terkejut dengan jawabanmu karena aku bisa menduganya”

.

Keduanya tanpa sadar tertawa bersama setelah Yoong mengatakan kalimat itu.

.

.

.

.

.

——————————

.

“Aku tidak sengaja melihat Sica bersama Erick. Apa kau mendukungnya daripada aku? Atau haruskah aku menghampiri mereka dan memukul Erick?”

.

“Berhentilah, Yul. Dia bukan milikmu dan jangan pernah mencoba membuatnya masuk ke dalam hidupmu”

.

“Phany-ah—”

.

.

.

Tiffany menutup kopernya lalu duduk di pinggir ranjang. Ia mengingat kembali percakapannya dengan Yuri kemarin. Gadis itu larut dalam pikiran untuk beberapa menit lamanya sebelum pintu kamarnya terbuka dan muncul Daddy Hwang diambang pintu.

.

“Kau sudah siap, sweety?”

.

“Hmmm. Sebentar Dad”

.

“Daddy tunggu dibawah bersama Mom”

.

Tiffany mengambil handbagnya sebagai barang terakhir yang dibawa lalu turun untuk menemui kedua orangtuanya.

.

“Safe flight, sweety. Baik-baik dengan Taeyeon, hmmm” ujar Mommy Hwang. “Dan…… juga Yuri. Sampaikan salam Mom untuknya”

.

“I know, Mom”, Tiffany hanya menjawab datar karena nama itu dan Mommy Hwang cukup mengerti.

.

“I’m sorry sweety”

.

“Its okay Mom. Ia memberikan pelukan erat sebelum benar-benar berpamitan dan Daddy Hwang yang mengantarnya ke bandara.

.

.

.

.

“Welcome!”

.

Taeyeon menyengir menyambut kekasihnya keluar dari pintu kedatangan. Dengan sigap, ia membawakan koper Tiffany lalu memberikan kecupan di dahi gadis itu. Ia pun membawa Tiffany menuju mobilnya.

.

“Ada makanan kesukaanmu dari Mom”, ujarnya begitu masuk mobil.

.

“Benarkah? Ah, aku akan menelponnya setelah ini”, balas Taeyeon senang.

.

“Dan berikan juga padanya”

.

Taeyeon mengangguk mengerti karena ia tahu siapa yang Tiffany bicarakan tanpa menyebut namanya. “Well, uhmmmm dia ada di apartemen”, jujur Taeyeon

.

“APA??”
.

“Yul….hmm maksudku dia…Dia merasa bertanggung jawab atas beredarnya rumor Sica hari ini. Jadi, dia ada di apartemen sampai sekarang dan Jessica masih belum mau keluar kamar”

.

Tiffany menutup matanya untuk menenangkan moodnya sejenak sebelum membuka mata. Tapi ia tidak mengatakan apapun setelahnya.

.

“Aku dengar Sica datang ke balapan karena ajakannya. Itu artinya Sica menerima dan tidak dalam paksan. Percayalah ini bukan salah siapa-siapa kecuali pecundang yang menyebar foto mereka”

.

“Aku tahu Tae”, Tiffany menoleh sembari tersenyum kecil. “Izinkan aku tidur sampai tiba di apartemen”, pintanya.

.

Taeyeon meraih tangannya di sisi jok kursi dan mendorong kursi Tiffany sedikit ke belakang. Ia tahu Tiffany pasti lelah mendengarnya terutama tentang keterlibatan Yuri. “Tidurlah. Aku akan membangunkanmu setiba disana”, ia mengusap rambut Tiffany sebelum fokus menyetir kembali.

.

.

.

.

.

DAN?? Bagaimana pertemuan Taeny dan Yulsic di apartemen? HAHAHA SEE YOU~

.

.

.

TBC

——————————————

Kode-kode mulai bertebaran. Hahahha hayo, siapa yang masih penasaran dan siapa yang udah bisa menebak rasa penasaran itu?

Selamat menikmati chapter ini

Annyeong!

.

.

by: J418

.

*bow*

156 thoughts on “WHY? (6)”

  1. Wahh mulai terjawab nih misterinya sedikit demi sedikit ☺
    Tapi apa yg sedang taeyeon lakukan dengan max ?
    Gak sabar mau tau bagaimana ntar taeny dan yulsic ketemu😁😁

    Like

  2. hais gw deg deg an sama apa yg bakal tae lakuin
    gw penasarannnnnnn aaaaaa
    hmm sodara kembar pany ? pernah sama yul ? trus meninggal gr2 yul kah ?
    hmm jadi itu yg buat pany benci bgt sm yul ckkckc
    wah ada kemajuan hubungan yoongseo hahahah
    yulsic sm2 keras kepala ckckckc
    ditunggu kelanjutannya thor ^^

    Like

  3. Taeng penuh mistery ya… Hubungan Taeny rumit deh kayaknya… Erick dont touch kepunyaan Yuri ntar namamu berubah jadi Kerik loooh.. Wkwk

    Like

  4. Stephi itu kembaran apa sodaranya pany ?? Dia meninggal karna cowo ? Ntah kenapa ko pikiran gue langsung ke yuri ya 😂 soalnya si pany sebel banget sama yuri dari awal. Masih bingung sebenernya apa sih yg selalu di dengerin sica lewat eraphonenya dan apa rencana tae sama max. Cerita ini susah di tebaknya pas baca chap pertama udah punya feeling pasti ffnya meinstream banget karna udah nyangkut cinta”an tapi semakin kesini konflik sama misterinya jadi banyak banget wkwk good job je buat ceritanya 😆

    Like

  5. wah, si yul perhatian bngt nih sama sica ! samapai segitunya ngelindungin sica biar g sakit hati aciyeee
    moga j sica cepet sadar deh jadi mereka b2 bisa jadian
    kyknya yoong ud ketemu sama seo nih dan mngkin tanda yg bagus

    Like

  6. Ini sih cuma feeling gue doang, kenapa tiffany bisa benci bgt sama yul itu pasti ada hubungannya sama sodara nya tiffy yg udh meninggal. Masih penasaran apa yg mau taeng lakuin sebenernya dan siapa pula itu penyebar foto nya, masa gue curiga nya sama rose dah wkwkw. Tapi entah lah yaaa, krn gue pun gabisa membaca pikiran sang author haha. Cieee yoonhyun makin deket ajanihh, tolong dikondisikan detak jantung nya seohyun wkwkw

    Like

  7. hm,, erick main nyosor aje..
    coba yul?
    oohh,,Stephi and Tiffany.. ok uda mulai kelihatan,

    aku suka cara panny jagain sica.. friendship goals

    Like

  8. Keknya yuri ad hubungan dg steph…. Dan steph itu sodara kembar atau kk fany… Dan knp fanny benci yull.. Cz mybe yull penyebab steph meninggal… Mknya fanny antipati sm yull..

    Dan soal rumor… Penasaran siapa penyebar beritanya… 😀

    Bener g tuh tebakan gua..

    Tebak menebak di remang remang.. 😀

    Like

  9. Wkwkwk ternyata dugaan aing “hampir” benar..
    Tuh kan mommy marah grgr yul udh nyakitin saudranya.. Emmm stephi meninggal grgr ap? Apa jgn” saat bersama yul dia mengalami kecelakaan?? Huh hnya Je* yg tau 😪
    Melihat mommy khawatir bgt ma emak, lyaknya seorg pacar😅 njirr! Aing pengen JeTi aj drpd TaeNy or YulSic.. Wkwkwwk #lupakan
    .
    Siapa yg nyebarin tuh foto?? Kasihan emak, abang yul jg khawatir..
    Sikp daddy mencurigakan 😏
    Ciee yoong udh mulai dket ma seobaby..

    Like

  10. phany punya sodara kembar n yul kah yg buat kembaranx phany meninggal?pantas aja tiffany benci sama yuri…
    cieee yoongseo jalan bareng..jadian aja gih..

    Like

  11. enak banget ,, siapa jga yg gak iri sica deket sama dua cowok terpopuler di sekolahnya .. jadi penasaran siapa tuh yg nyebarin gosip itu . taeng kmu selalu bikin penasaran ,, apa coba yg hendak kamu lakuin ? jeng2 yulsic dan taeny mau ketemuan ,, gmana reaksinya ya ..

    Like

  12. Entah kenapa, tiba tiba gue benci sama taeyeon :v gegara di berdebat sama si itembuluk dan gue juga benci tiffany gegara dia kaga setuju sama yulsic. And what the f*ck, damn for erik :@ gue kesel setengah mati baca part ini. Mulai dari jessica yang dibully dan itu buat perasaan gue gak enak. Dan siapa pulak stephi ?

    Liked by 1 person

  13. Mistery mulai terungkap dkit demi dkit hahahhaa… dan itu menyenangkan…

    Tae mau apa neh sma max???
    Ciee yoonhyun kencan ahaaayy

    Like

  14. Sedikit demi sedikit misterinya mulai terjawab..
    Fany benci banget sama yul tuh kayanya gara2 sodaranya fany meninggal ada hubungannya sma yul..
    Erick apaan dah deket2in sica gtu, sica mah punyanya si yul..

    Like

  15. Sedikit demi sedikit misterinya udah terjawab..
    Fany benci sama yul kayanya ada hubungannya sama kematian sodaranya fany..
    Taeng nyembunyian sesuatu apa si?
    Erick apaan dah deket2in sica gtu, sica mah punyanya si yul

    Like

  16. Kayaknya tiffany punya saudara perempuan deh dan siapa lelaki berengsek yg menghancurkan hidup stephi ya jadi penasaran. Kira kira taeyeon merencanakan apa ya sama max

    Like

  17. Jadi fany punya sodara? Jangan bilang kalo fany masuk liivtt atas nama steph? Hmmm
    Semoga bukan tae yg nyebar foto itu

    Like

Leave a comment