SERIES, WHY?

WHY? (4)

1471669406314

Tittle                : WHY?

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Tiffany Hwang

Jessica Jung

Im Yoong

Seo Juhyun

And the others

Genre              : Gender Bender, Drama, Romance, Mature, BitterSweet

Credit Pic by K.Rihyo

 

Series

Copyright © royalfams418.2016. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

——————————————————————–

.

.

Part 4

.

.

There’s no secret between us..

.

But the truth is…..

.

.

.

———————————

.

“Hai Fany”

.

Tiffany menoleh ke belakang dan mendapati Adam sudah ada dibelakangnya.

.

“Hai”, balasnya tersenyum.

.

“Mau pulang? Tidak bersama Taeyeon?”

.

“Ya. Dia ada latihan tambahan bersama tim baseball jadi aku memilih pulang duluan”

.

“Ingin pulang bersama? Gratis tanpa ongkos”, kekeh Adam karena ia tahu Tiffany biasanya akan menggunakan transportasi umum.

.

“Tawaran yang menyenangkan”, Tiffany kemudian ikut terkekeh.

.

Sepanjang perjalanan, keduanya tengah asik mendengarkan lagu-lagu dari berbagai genre. Bagi Tiffany, Adam adalah teman berbagi tentang musik terlebih namja itu memiliki koneksi yang cukup bagus sehingga ketika ada konser, mereka akan sering pergi bersama.

.

“Aku pikir semua penyanyi menulis pengalamannya lewat lagu”, komentar Adam.

.

“Ya, sepertinya sebagian besar sepertu itu”

.

Adam lalu tertawa kecil. “Jika aku penyanyi, mungkin aku sudah mengeluarkan banyak lagu untuk pengalamanku tentang cinta”

.

Tiffany memukul pelan pundak Adam. “Aku tidak akan menjadi fansmu karena pengalamanmu terlalu datar, Adam”, Ejeknya.

.

“Pujianmu menyakitkan sekali, huh”

.

“Hahahaha aku senang melakukannya”, Tiffany menyengir.

.

“Kudengar Yuri kembali ke sekolah”

.

“Hmmm”, Jawab Tiffany biasa saja”.

.

“Aku baru tahu hari ini, dan sebelum pulang tadi beberapa siswa membicarakannya”

.

“Bukankah biasanya seperti itu?”

.

“Ya, tapi kudengar dia memukul Siwon karena dia dan teman-temannya bercanda di koridor tak jauh dari perpustakaan. Dan seseorang hampir terluka oleh sebuah basket”

.

“Childish”, komentar Tiffany.

.

Tak terasa mobil Adam sudah berhenti di depan Apartemen. Gadis itu turun seorang diri tanpa Adam membuka pintu atau keluar dari sana. Tiffany beralih ke sisi Adam saat namja itu membuka kaca mobil.

.

“Thanks Adam. See you”

.

Adam mengangguk. “Masuklah, setelah itu aku akan pergi”

.

“Okay. Be careful on your way”

.

Tiffany berbalik dan melangkahkan kakinya menuju pintu apartemen. Ia tersenyum sejenak dan melambaikan tangan sebelum menutup pintu itu. Adam menoleh lalu tatapannya fokus ke arah depan. Diam-diam ia menghela nafasnya sebelum akhirnya melajukan kembali mobil dan pergi dari sana.

.

Sesampai di dalam, Tiffany merebahkan diri di ruang sembari memainkan ponselnya dan melihat SNS. Entah kenapa, tangannya bergerak ke app bernama instagram. Disana ia melihat-lihat moment yang sudah diuploadnya. Tanpa sengaja matanya menangkap sebuah foto yang sudah cukup lama diunggahnya. Ia menghela nafas dan memandang sendu foto itu. Namun setelahnya, ia mencoba tersenyum.

.

“Sudah lama sekali”, gumamnya pada foto itu

.

.

.

.

Ceklek

.

Tiffany menutup ponselnya dan memandang ke arah pintu masuk. Ia hendak menyapa Jessica tapi gadis itu seperti tak menyadari kehadiran Tiffany. Gelagat Jessica juga terlihat aneh dimata gadis bereyes smile itu.

.

“Jessi”

.

Teguran Tiffany dan tangannya yang menyentuh pundak Jessica, membuat gadis itu kembali ke kenyataan.

.

“Oh, hai Tiff. Tumben kau sudah pulang”

.

“Are you okay?”, Tiffany tak menanggapi ucapan Jessica itu. Ia lebih konsen pada sikap Jessica.

.

“Yes. Why?”

.

Ia memandang Jessica intens dengan tatapan menyelidik. Di sisi lain, Jessica menyadari maksud Tiffany. Dengan susah payah ia berusaha terlihat biasa saja.

.

“Nothing”, ujar Tiffany pada akhirnya dan itu membuat Jessica diam-diam menghela nafas lega.

.

“Kalo begitu aku ke kamar dulu”

.

Tiffany hanya mengangguk dan membiarkan Jessica naik menuju kamarnya. Tapi tatapan gadis itu tak beralih sekalipun dari Jessica hingga punggung gadis itu menghilang dari pandangannya.

.

“Huft. Mungkin hanya perasaan khawatirku saja yang berlebihan”, batinnya.

.

.

.

.

***

.

.

Suasana sore ini cukup bersahabat untuk orang-orang yang ingin menikmati waktu luangnya dengan bersantai atau sekedar berjalan di sekitar taman. Tak jauh dari sana, sebuah mobil menepi dan mengambil jalur parkir.

.

Drrrttt…..

.

Tiba-tiba ponselnya bergetar dan sebuah panggilan masuk dengan ID yang tertera disana. Ia menghembuskan nafasnya sejenak, menenangkan moodnya yang sedang buruk lalu mengangkat panggilan tersebut.

.

“Ya Dad” sapanya.

.

“Kepala sekolah menelpon Daddy barusan”

.

“Aku minta maaf Dad”

.

“Kau baik-baik saja, Yul?”

.

Yuri tertawa kecil saat Ayahnya tidak menanggapi permintaan maafnya justru bertanya keadaannya.

.

“Aku baik-baik saja Dad, karena aku yang memukul bukan dipukul”

.

Yuri tak dapat melihat bahwa kini Ayahnya menggelengkan kepala mendengar ucapan putranya. “Kudengar kau kembali ke lintasan. Jaga dirimu Yul dan jangan terlalu merindukan Daddy dengan cepat”

.

“You are so funny, Dad. Aku baru seminggu ini kembali ke sekolah, jadi aku belum merindukan Daddy”

.

“Hahahaha you little brat. Baiklah, Daddy harus pergi sekarang. Ingat, jaga dirimu baik-baik Yul”

.

“Ya, aku mengerti Dad”

.

“Hmmm, Daddy menyayangimu”

.

“Aku tahu”

.

.

Yuri menutup panggilan tersebut. Tak lama ia bersantai di sebuah bangku taman yang kosong dan memejamkan matanya. Entah berapa lama ia tertidur disana, yang jelas hari mulai gelap dan sebuah pesan masuk di ponselnya membuatnya terbangun.

.

.

From: Yoong

Kau tidak melupakan latihan malam ini, bukan?”

.

.

Yuri segera melihat jam di ponselnya. Masih ada waktu 30 menit untuknya sampai di sirkuit meskipun jarak seharusnya menghabiskan sekitar 45 menit. Dengan mengandalkan kemampuannya sebagai pembalap, Yuri melajukan mobil kesayangan pemberian Ayahnya dengan kecepatan tinggi.

.

“Yoong!”

.

Ia berjalan mendekat ke arah Yoong yang tengah duduk. Namja itu menatap Yuri sejenak, lalu menggeleng heran sebelum akhirnya melemparkan botol minuman ke arah Yuri yang ditangkap baik oleh namja tanned itu.

.

“Wow. Kau baru kembali tapi namamu sudah ada di papan point yang berada di ruang konseling”

.

“Aish, aku tidak berniat membahasnya. Itu kejadian menyebalkan”

.

Yoong mengangkat satu alisnya. “Hahaha, satu tahun membuatmu sedikit berubah. Senang mendengarnya”

.

Yuri tak menanggapi itu dan langsung menuju pit-stop diikuti Yoong. Seperti biasa keduanya melakukan sesi latihan untuk menguji berapa lama waktu yang mereka tempuh untuk satu putaran.

.

“Jika seperti ini terus, aku yakin kita bisa mencetak poin di balapan yang akan tiba”

.

“Aku tidak butuh point Yoong, yang aku butuhkan naik ke podium dan mengocok wine lalu kita berpesta”

.

“Yeah, i know dan kau akan mendapatkan satu wanita saat itu juga”

.

Yuri tertawa mendengar komentar Yoong. “You are the most playboy”, ejek Yuri.

.

Yoong hanya menyengir lalu keduanya berjalan bersama menuju locker room untuk berganti pakaian sembari mengobrol.

.

“Apa kau punya rencana malam ini, Yul?”

.

“No”

.

“Rose mengadakan birthday party. Mau datang bersama?”

.

Yuri tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk setuju.

.

.

.

.

Seorang gadis berambut pirang dengan balutan dress selutut dan beberapa aksesoris di tubuhnya itu berjalan bak putri karena dialah yang memiliki acara ini.

.

“Yoong”, ia menghampiri Yoong dan memberikan pelukan. “Terima kasih sudah datang”

.

“Hmmmm. Happy birthday, Rose”,

.

Rose tersenyum lalu pandangannya beralih pada namja yang berada disebelah Yoong.

.

“Happy birthday, Rose”

.

“Terima kasih Yul. Senang melihatmu kembali”

.

Malam semakin larut dan puncak pesta dimulai. Semua yang hadir menyanyikan lagu happy birthday untuk Rose dengan diiringi musik EDM yang menggema. Acara tiup lilin dan potong kue pun sukses dilakukan.

.

.

“Ngghhh…hmmmmm”

.

Kedua bibir itu saling bertautan dengan agresif. Tangan si pria sukses membuat tubuh lawan jenisnya bergelora penuh gairah. Dengan dress selutut yang dikenakannya, ia dapat merasakan bahwa lutut sang pria berada diantara kedua kakinya.

.

Baru saja tangan halusnya menuju ke arah ikat pinggang, tangan pria itu menahannya. “Tidak Rose”, pria itu menggeleng.

.

Tatapan kecewa dapat ia lihat dari wajah Rose. “Why? Apa aku masih tidak memenuhi kriteriamu, Yul?”

.

Yuri membawa tangan Rose ke arah jantungnya berdetak. “Kau bisa merasakannya? Dia berdetak dengan normal dan aku minta maaf soal itu”, jujur Yuri.

.

Detik selanjutnya, tubuh Yuri terdorong sedikit ke arah belakang. Airmata gadis itu mengalir. “Harapanku untuk melihatmu kembali terkabul tapi tidak dengan ending seperti ini setelah sekian lama aku mengkhawatirkanmu. Dan bertanya, apa kau akan kembali atau tidak. I hate you, Yul”

.

Rose berbalik badan dan pergi dari sana untuk kembali ke dalam pesta miliknya. Meninggalkan Yul yang menatap gadis itu lalu menghela nafasnya.

.

“Kupikir aku akan melihat sebuah pemandangan indah, ternyata tidak terjadi apapun”

.

Yuri menoleh dan melihat Yoong berdiri tak jauh dari sana tepat bersandar di sebuah pilar sambil menghisap rokoknya.

.

“Shut up, Yoong”

.

Yuri berlalu melewatinya dan keluar dari tempat pesta diikuti Yoong yang berjalan dibelakangnya sambil tertawa.

.

.

.

.

***

.

.

Taeyeon tersenyum begitu membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Tiffany masuk.

.

“Aku senang hari ini kita pergi ke sekolah bersama”, ujar Taeyeon dengan antusias.

.

Tiffany menoleh dan tersenyum sejenak sebelum pandangannya kembali ke arah depan. Tak lama, Taeyeon mulai melajukan mobilnya menuju Liivtt.

.

.

“Taeng!”, Seseorang menyapa Taeyeon saat ia baru saja keluar dari mobil. “Ada kiriman untukmu. Saat baru tiba di sekolah, petugas kiriman meminta tolong padaku”

.

“Thanks”, ujarnya.

.

Tiffany yang baru turun, langsung mendekati Taeyeon. “Apa itu?”

.

“Entahlah. Aku akan mengeceknya nanti”, Taeyeon memasukkan kotak kecil itu ke dalam mobil. “Ngomong-ngomong, mau sarapan bersama atau kau mau langsung ke kelas, Phany?”

.

“Aku memilih pilihan pertama”

.

Taeyeon menyengir lalu menggandeng tangan Tiffany dengan protektif. Beberapa murid menyapa mereka, siapapun tahu keduanya populer meskipun kepopuleran Taeyeon tidak sebesar seperti kepopuleran Yoong, Yuri, atau mungkin Erick.

.

Saat masuk kafetaria, Taeyeon melihat beberapa teman tim baseballnya berada disana untuk sarapan. Ia pun mengajak Tiffany bergabung dengan mereka meskipun ada pemandangan yang kurang menyenangkan di mata Tiffany saat melihat Hyuna, bercumbu dengan salah seorang dari tim basketball.

.

“B*tch”, batin gadis itu seraya memutar bola matanya.

.

“Hey Taeng”, sapa Jorge salah satu temannya diikuti yang lainnya untuk menyapa Taeyeon dan juga Tiffany.

.

Taeyeon hendak mengambil makanan, tapi Tiffany menahannya. Ia memilih melakukan itu daripada emosinya tidak terkontrol saat melihat wajah Hyuna disana meski gadis itu biasa saja dengan kehadirannya bersama Taeyeon.

.

“Kau sudah dengar apa yang terjadi pada salah satu anggota tim basket?”

.

“Huh?” Taeyeon bingung dengan ucapan Jorge

.

“Yuri memukul Siwon”

.

Mendengar nama Yuri, tentu Taeyeon terkejut.

.

“Dari cerita yang beredar, Siwon tak sengaja melempar bola dan tepat saat itu dia tidak menyadari jika seorang siswi berjalan disekitar mereka. Saat itu, Yuri menangkap bola itu tapi yang terjadi berikutnya ia memukul Siwon”

.

“Siswi?”
.

“Ya, sepertinya dia berada di tahun kedua”

.

“Apa siswi yang kau maksud berambut cokelat keemasan?”, tanyanya pelan.

.

Jorge mengangkat bahunya. “Aku tidak tahu dengan detail, tapi yang kudengar dia dari kelas science”

.

“Hey”

.

Taeyeon tersentak saat Tiffany sudah tiba dengan makanan dan minuman yang dibawanya. Gadis itu duduk dan memberikan milik Taeyeon. Hal itu membuat Taeyeon tersenyum.

.

“Sedang berbicara tentang apa?”, tanya Tiffany.

.

“Yuri memukul Siwon”

.

Taeyeon langsung menendang kaki Jorge dari bawah meja. Memandang namja itu dengan tatapan diam dan jangan mengatakan apapun.

.

“Kau pasti tidak akan tertarik mengetahuinya, sayang”

.

Tiffany memandang Jorge lalu ke arah Taeyeon. “Ya sebaiknya aku tidak mendengar nama itu agar selera makanku tidak hilang”

.

Diam-diam Taeyeon menghela nafasnya lega.

.

.

.

.

Setelah sarapan, Taeyeon dan Tiffany masuk ke kelas bersama dan mendapati Yoong sudah duduk tenang dibangkunya seraya mendengarkan musik. Ia langsung melepas earphonenya saat Taeyeon dan Tiffany mendekat. Melihat Joy dan Natly belum datang, Tiffany memilih bergabung bersama kedua namja itu.

.

“Kukira kau tidak akan datang karena latihan”, Taeyeon membuka percakapan.

.

“Aku memilih latihan malam”

.

Yoong menggeser duduknya ke bangku Taeyeon dan ia mempersilahkan Tiffany duduk di bangkunya sedangkan Taeyeon duduk di atas meja milik Yoong.

.

“Weekend ini kuharap kalian datang. Aku bisa menyediakan tiket VIP”, ujar Yoong seraya melihat ke arah Taeyeon lalu ke Tiffany.

.
“Maaf Yoong, sepertinya tidak bisa. Aku akan ke Cali Weekend ini karena Mom dan Dad menginginkanku pulang. Mungkin TaeTae bisa membatalkan kepergiannya untuk melihatmu balapan”

.

Yoong menggeleng cepat. “No no no no. Sebaiknya bocah tengil ini menjadi pengawalmu sepanjang perjalanan”, Yoong tersenyum namun setelahnya mendapat jitakan di kepala dari Taeyeon.

.

Tiffany tertawa lalu detik selanjutnya ia memeluk Yoong. “Kau tahu Yoong? Kau selalu menjadi favoritku karena selalu memahamiku”, ujarnya dengan cukup mesra.

.

“Ya Ya Ya!”, Taeyeon bereaksi atas pernyataan itu. “Kau termakan tipuan, sayang. Menjauh dari pria ini yang hanya bisa menggombali perempuan. Urrgghh”

.

“Itulah kenapa aku populer darimu Taeng”

.

“Aish, minggirlah. Aku ingin menikmati waktuku dengan Phany”, Taeyeon menarik Yoong untuk berdiri dari kursinya dan kini ia yang menempati bangku itu”

.

Yoong dan Tiffany tertawa melihat kecemburuan Taeyeon. Namja itu akan marah jika pria lain mendekati Tiffany tapi dia akan kehilangan seribu kata-kata jika Yoong sudah menggodanya.

.

“Yoong”

.

Seorang siswi berdiri di ambang pintu kelas dan tersenyum ke arah Yoong.

.

“See? Aku menang” Yoong menyengir sebelum membiarkan keduanya memiliki waktu bersama sedangkan Yoong pergi bersama gadis yang memanggilnya itu.

.

“Aish, he’s so lucky”, dumel Taeyeon pelan tapi ternyata Tiffany mendengarnya.

.

“WHAT??”

.

“Hehehe”, ia menatap Tiffany polos dengan kedua jarinya membentuk tanda peace. “Tidak sayang, kau tetap yang terbaik”

.

.

.

.

.

***

.

.

“Hai Jess”

.

Erick muncul di koridor ketika jam makan siang dimulai. Tak sengaja ia berpapasan dengan Jessica.

.

“Mau kemana?”, Erick melihat sesuatu yang dibawa gadis itu.

.

“Ah, ini. Aku ingin menikmati makan siangku di rooftop”, jelasnya.

.

“Apa aku boleh ikut? Hmmm”, Erick menggaruk tengkuknya. “Aku belum terbiasa makan di kafetaria dan berakhir seorang diri”

.

Jessica tertawa kecil. “Apa kau tidak se-terkenal itu di Liivtt? Bukankah banyak siswi yang bersedia duduk bersamamu untuk makan siang bersama vocalist NES?”

.

“Seriously, Jess? Kau mengejekku sekarang?”

.

“Mungkin”

.

Erick ikut tertawa lalu menggeleng pelan. “Jadi, apa aku bisa makan siang denganmu?”

.

Jessica memandang kotak makan siangnya. Ia tidak keberatan tapi makanan yang dia punya tidak akan cukup untuk dua orang. Tiba-tiba Erick mengangkat tangan kanannya yang sedari tadi ia letakkan di belakang punggung. Melihat apa yang Erick tunjukkan, membuat Jesisca tertawa sekaligus merasa lega.

.

“Kau cukup kreatif, huh”, Jessica melihat kotak makan siang yang ada ditangan kanan Erick.

.

Erick menyengir. “Kuanggap itu sanjungan”

.

.

Keduanya menuju ke arah rooftop dan menikamti makan siang sembari mengobrol hal-hal ringan. Jessica tidak terlalu tahu tentang musik dan juga tentang NES, tapi Erick dengan senang hati menceritakan beberapa kegiatannya pada gadis itu.

.

“Aku suka ide sosial itu”

.

“Benarkah?”

.

Jessica mengangguk. “Kedengarannya tidak seperti yang dilakukan kebanyakan band. Tapi kau melakukannya dengan teman-temanmu. Rasanya terdengar lebih berguna karena berbagi pada yang membutuhkan”

.

“Entah kenapa, mendengarmu mengatakan itu aku merasa sudah melakukan sesuatu yang baik”

.

“Itu memang sesuatu yang baik”, Jessica berbicara sesuai fakta.

.

Saat asik mengobrol, Erick terpaksa harus pergi lebih dulu karena ada tugas kelompok yang dia kerjakan bersama teman di kelasnya. Setelah kepergian namja itu, Jessica memilih membaca buku yang dibawanya.

.

Tapi keinginannya tidak berjalan mulus saat pintu rooftop terbuka dan muncullah sosok yang paling ingin dihindarinya. Jessica menutup bukunya dan berhenti menyantap makan siangnya. Ia berdiri dan hendak pergi, namun tertahan oleh tubuh yang lebih tinggi darinya.

.

“Aku sengaja mencarimu”, ujarnya.

.

“Kau mengikutiku?”balasnya tidak senang. “Bisakah kau berhenti melakukannya? Kau sudah cukup membuatku tidak nyaman di kelas karena kau terus melihat ke arahku. Apa maumu Kwon Yuri?”

.

“Permintaan maaf dan kita bisa berteman. Sama seperti kau dengan Tiffany atau kau dengan Taeyeon…hmmm atau juga dengan teman sebangkumu itu”

.

Jessica tak menjawab dan melangkah lagi, namun Yuri lebih keras kepala dari ini. Dia bertekad untuk menyelesaikan persoalan kemarin karena itu benar-benar mengusiknya. Hal yang aneh, karena seharusnya dia tidak terganggu soal itu. Tapi melihat ekspresi Jessica, membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang.

.

“Jessica”, panggilnya dengan lembut

.

“Jika kau mau meminta maaf, lakukan itu pada orang yang kau pukul. Bukan aku”

.

“Aku sudah melakukannya sebelum bertemu denganmu. Jadi sekarang bagaimana jika kau menerima tawaran berteman denganku?”

.

“Untuk apa aku harus menerima tawaranmu?”

.

“Karena jika kau menolaknya, aku akan terus memandangimu selama di kelas atau terus mengikutimu”, ucap Yuri dengan tegas.

.

Jessica menghentakkan kakinya kesal. Ia menatap ke arah Yuri dan keduanya kini saling berpandangan. Mata yang penuh kegelapan itu, kini tidak ada lagi. Mata itu kembali berbeda dan sedikit lebih berwarna seperti cahaya.

.

“Pergilah. Aku tidak tertarik dengan one night stand

.

Dahi Yuri menekuk. “Kau selalu berpikir jika aku akan mengajakmu seperti itu atau justru kau berharap melakukannya denganku?”,

.
Jessica tentu terkejut dengan ucapan Yuri. “In your dream”, kesal gadis itu.

.

Yuri menahan senyumnya melihat reaksi Jessica. “Kau gadis yang sulit ditebak”, jujurnya pada Jessica.

.

“Whatever”

.

Yuri menahan lengan Jessica dan memandangnya intens. “Aku serius dengan tawaran itu”

.

“Sebenarnya apa maumu?”

.

“Berteman. Mudah bukan?”

.

Jessica menghela nafasnya sekian lagi. “Lepaskan tanganmu”, pintanya dan Yuri menuruti. “Aku terima. Kau puas?”

.

Meskipun Yuri tahu Jessica kesal padanya, tapi jawaban Jessica membuat senyumnya melebar dan perasaan excitednya tak bisa ia sembunyikan. Yuri merogoh koceknya dan memberikan selembar kertas pada Jessica.

.

“Kau bisa menggunakan tiket ini untuk menontonku bertanding di lintasan. Sabtu ini jam 4 sore”, ia mengakhiri ucapannya dengan senyumnya.

.

Yuri tak ingin mendengar balasan Jessica karena ia tidak ingin gadis itu mengubah jawabannya. Dengan cepat ia berlari ke arah pintu keluar dan pergi dari rooftop. Meninggalkan Jessica yang menghela nafasnya sekali lagi.

.

.

.

.

.

“OH MY GOD!”

.

“YA!”

.

Jessica memukul lengan Seohyun karena gadis itu bereaksi berlebihan. Untung saja, suasana perpustakaan tidak terlalu ramai saat ini meskipun ada beberapa anak yang menoleh ke meja mereka karena menimbulkan keributan beberapa detik.

.

“Katakan sekali lagi padaku, Unni”

.

Jessica memutar bola matanya. Ia yakin seratus persen bahwa Seohyun mendengarkan dengan jelas apa yang dia katakan meskipun dengan suara pelan.

.

“Apa kau mau menemaniku menonton race weekend ini?”, ulang Jessica dengan setengah hati.

.

Seohyun mengangkat kedua tangannya ke udara tanpa menimbulkan suara. Ia menatap Jessica dan tersenyum penuh arti. “Aku tidak tahu sesuatu apa yang baru saja memukul kepalamu Unni. Tapi dengan senang hati aku akan menemanimu. Ini akan sangat langka karena si genius Liivtt akhirnya keluar dari persembunyiannya pada weekend”

.

“Sh*t! Shut up, Hyuni!”, umpat Jessica seraya berbisik.

.

.

.

.

.

***

.

.

Taeyeon memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah kecil. Selesai latihan, ia tidak kembali ke dorm melainkan singgah ke tempat ini. Baru saja hendak keluar, sudut matanya menangkap sesuatu di mobil. Sebuah kotak yang tadi pagi ia terima.

.

“Brisbane?”, batinnya.

.

Ia langsung membuka kotak itu dan melihat isinya. Taeyeon tersenyum melihat barang yang diterimanya namun namja itu tertarik pada selembar surat yang terbungkus rapi. Ia membuka amplopnya dengan cepat dan membaca isi surat tersebut.

.

Beberapa detik senyumnya masih mengembang, tapi setelah itu sebuah tulisan di paragraf terakhir mengubah raut wajahnya. Tak lama Taeyeon meremas surat itu lalu stir mobilnya dengan cukup keras.

.

“Khaa~”

.

Taeyeon memasukkan barang itu kembali ke kotaknya dan surat yang sudah diremasnya sebelum ia menaruhnya ke dalam dashboard. Ia menghela nafas dan akhirnya keluar dari dalam mobil.

.

.

.

.

.

“Kau gila?”, tanya Yoong.

.

“Why?”

.

“Karena kupikir kau harus segera masuk rumah sakit jiwa” balas Yoong dengan sarkas.

.

Yuri menyengir lagi lalu kembali tersenyum seorang diri. Perasaannya semakin excited ketika membayangkan tamu spesialnya duduk di kursi VIP dan menyaksikannya balapan. Tentu saja Yuri harus menang agar tidak sia-sia mengundang Jessica.

.

Pikirannya tiba-tiba terusik dengan suara Yoong yang menyapa Taeyeon. Ia pun menoleh ke arah pintu dan mendapati Taeyeon berjalan menghampiri mereka. Keduanya sedang bersantai di basecamp yang merupakan sebuah rumah kecil yang dibeli oleh Yuri, Yoong, dan Taeyeon.

.

“Taeng”, Yoong terkejut. Tiba-tiba saja Taeyeon menarik kerah baju Yuri hingga namja itu berdiri dari tempat duduknya.

.

“Ada apa ini?” bingung Yoong.

.

Taeyeon terlihat kesal dan detik selanjutnya ia mendorong Yuri dengan cukup keras. “Berhentilah Yul. Sica bukan tipemu dan bukan seperti gadis kebanyakan yang gampang tergila-gila padamu. Hentikan, sebelum Tiffany mengetahui ini”

.

“Apa maksudmu, Taeng?”

.

“Aku tahu kau mengerti maksudku. Jangan lakukan Yul, aku mohon”

.

“Okay. Aku benar-benar bingung. Jika kalian ingin berdebat tentang gadis bernama……hmmm, Sica?? Sebaiknya aku masuk ke kamar”, Yoong tak ingin ikut campur lalu beranjak pergi.

.

Yuri menjambak rambutnya dan menatap Taeyeon frustasi. “Kau tidak akan mengerti, Taeng”, jelasnya.

.

“Kalo begitu katakan padaku agar aku mengerti!”

.

Yuri menggeleng. “Aku juga tidak tahu cara menjelaskannya”, ucapan itu membuat Taeyeon mengangkat alisnya. “Tubuh dan pikiranku bereaksi setiap mengingatnya. For god sake! Aku baru mengenalnya seminggu ini tapi tidak bertemu dengannya sehari saja rasanya membuatku hampir gila”

.

“Kau berlebihan”, komentar Taeyeon.

.

“Ya, aku tahu dan entah kepada siapa aku harus menyalahkan tentang ini”

.

Taeyeon menutup matanya sejenak lalu membuka kembali. Ia menghela nafas dan detik selanjutnya duduk di sebelah Yuri. Taeyeon langsung mengambil remote tv dan menyalakannya.

.

“Kau tahu aku tidak akan melakukannya?”, Yuri memandang sahabatnya yang kini fokus ke layar tv.

.

“Aku tahu, tapi tidak dengan Tiffany”

.

Yuri tersenyum lalu menepuk pundak Taeyeon pelan. “Apapun yang aku lakukan, Tiffany akan tetap seperti itu. Tapi aku jamin aku tidak akan membuat hubunganmu dan Tiffany berantakan karena ini”

.

“Kau terdengar sok bijaksana”

.

Dan Yuri hanya bisa tertawa puas. “Hahahaha, terima kasih pujiannya”

.

Taeyeon kembali fokus menonton namun Yuri belum mengalihkan pendangannya dari namja itu karena ia menangkap sesuatu yang janggal. “Ada apa dengan wajahmu? Terjadi sesuatu? Atau jangan katakan padaku bahwa kau dan Tiffany putus”, tanya Yuri dan detik selanjutnya mendapatkan jitakan di kepalanya.

.

“Nothing. Jangan bicara sembarangan” Taeyeon tak beralih memandang Yuri dan itu membuat Yuri semakin curiga.

.

“Taeng, kau bisa cerita apapun”

.

“Serius Yul. Tidak ada apapun dan hubunganku dengan Tiffany baik-baik saja”, Taeyeon menepuk pundak Yuri.

.

“Yoong! Kau mau pizza? Aku ingin memesannya”, teriak Taeyeon.

.

Yuri mendesah pelan begitu Taeyeon mengalihkan pembicaraan mereka. Dan ia memilih untuk tidak memaksa.

.

“Tidak! Aku sudah memiliki rencana untuk pergi dengan gadisku”

.

Taeyeon dan Yuri saling berpandangan saat mendengar jawaban Yoong dari dalam kamar.

.

“Sh*t. Why he’s so lucky, huh? Berapa banyak gadis di Atlanta ini yang bertekuk lutut didepannya?” umpat Taeyeon.

.

Yuri mengangkat bahunya sambil terkekeh.

.

“Hanya dia sendiri yang tahu jawabannya Taeng”

.

.

.

.

.

***

.

.

“Hai Unni”

.

Gadis itu menyapa Jessica dengan semangat dan ceria seperti biasanya. Hal itu membuat Jessica terkadang bertanya dalam hati, apa Seohyun meminum sebuah obat yang membuatnya seperti itu terus?

.

“Kupikir kau hanya tertarik menonton sebuah konser daripada balapan motor?”, tanya Jessica saat Seohyun sudah masuk ke dalam mobilnya.

.

“Aku menyukai banyak hal Unni, tidak hanya buku”, kekeh Seohyun seraya menyindir Jessica.

.

Jessica menatap tajam gadis itu dan kembali fokus.

.

“Tidak sabar melihat penampilan Yoong Oppa secara langsung. Selama ini hanya melihatnya saja melalui siaran televisi”, ucap Seohyun.

.

“Yoong?”, Jessica langsung menyadari sesuatu. “Banyak sekali namja diluar sana yang kau kagumi, huh? Para personil NES, Yoong, dan entahlah siapa lagi itu. Sebenarnya seberapa banyak waktu yang kau miliki sampai memiliki puluhan idola?”

.

“Unnie~~ kau berlebihan. Tidak sampai puluhan, mungkin….” Seohyun mulai menghitungnya dengan jari tangan dan ia menyengir. “Tidak lebih dari sepuluh. Tenang saja” ia menyelesaikan kalimatnya dengan kekehan. “Dan mungkin Yoong Oppa berada di urutan teratas, walaupun dia belum tentu mengenalku”, lanjutnya lagi kali ini dengan suara pelan.

.

Jessica memandang Seohyun dengan tatapan tak percaya dan menggeleng heran. “Kau memang aneh”, ujarnya.

.

“Kau harus mencobanya Unni, setidaknya memiliki satu idola saja. Mungkin bisa menjadi hiburan untukmu saat kau lelah dengan pacarmu yang tebal-tebal itu”

.

“Aku tidak tertarik”

.

“Tidak asik”, gerutu Seohyun dan kali ini Jessica yang terkekeh.

.

.

.

Penonton mulai memenuhi isi tribun yang ada di sirkuit. Cuaca sore yang bersahabat ini menambah semaraknya suasana sirkuit terlebih pada semangat pendukung masing-masing pembalap ataupun pembalapnya sendiri.

.

Di luar sirkuit, Jessica terus memegang tangan Seohyun dan mencoba mencari pintu masuk. Namun perjalanannya terhenti ketika seseorang melambaikan tangan padanya dan tersenyum. Seohyun yang mengenal sosok itu dibuat terkejut terlebih mengingat bahwa Jessica bukanlah seseorang yang memiliki banyak teman.

.

“Un..ni….dia….dia…..”

.

Seohyun tak bisa menyelesaikan kalimatnya karena sosok itu menegur Jessica.

.

“Kau datang?”, suaranya terdengar tidak percaya tapi dalam hati ia berteriak senang.

.

“Apa kau menganggapmu bukan seorang penepat janji?”

.

“Ouch. Kau mudah sekali bereaksi keras atas ucapanku. Aku hanya senang saja ternyata kau datang. Terima kasih, Jessica”

.

“Syukurlah kau ada disini. Aku dan temanku belum menemukan pintu masuk karena ini kali pertama kami kemari. Dan lagi, bisa kan tiket ini untuk dua orang? Aku tidak tertarik duduk seorang diri.

.

Orang itu menatap Jessica dengan takjub. Entah Jessica terlalu polos atau memang dia gadis yang terlalu gampang to the point.

.

“Bahkan jika kau bersama Taeng dan Tiffany, kalian tetap bisa masuk dengan tiket itu. Aku sengaja menunggumu agar kau tak tersesat”, Jelas Yuri. Setelah itu ia melihat ke arah Seohyun yang masih terdiam karena terkejut melihatnya. “Hmmm ngomong-ngomong aku belum tahu namamu walaupun kita satu kelas”

.

Yuri mengulurkan tangannya. Seohyun menoleh ke arah Jessica lalu memandang Yuri ragu sebelum akhirnya ia membalas jabatan tangan itu. “Seohyun”, ucapnya memperkenalkan diri.

.

“Panggil saja aku Yuri atau Yul juga boleh”, Yul melebarkan senyumnya. “Senang berkenalan denganmu, Seohyun”

.

Tiba-tiba saja ponsel Yuri berdering dan ia mengangkat panggilan itu. “Iya, aku akan segera kesana”, Yuri menutup telponnya.

.

“Ayo”

.

Yuri pun mengajak kedua gadis itu untuk mengikutinya masuk ke dalam sirkuit.

.

.

.

.

.

Ia menghela nafasnya lagi. Entah sudah keberapa kali sejak pesawat lepas landas. Sedari tadi tatapannya ke arah luar jendela tanpa menyadari bahwa namja disebelahnya itu terus memperhatikannya.

.

Tak berapa lama, namja itu menggenggam tangannya lembut. “Masih memikirkan Sica?”, tanyanya dan gadis itu mengangguk.

.

“Aku mengkhawatirkannya. Dua hari sebelumnya ia terlihat aneh, kupikir terjadi sesuatu”

.

Ia tahu apa yang dimaksud gadis itu, tapi sepertinya sang gadis tidak tahu apa yang terjadi.

.

“Bukankah kau selalu saja khawatir setiap pulang ke Cali? Pada akhirnya Sica tetap baik-baik saja, hmmm”, ia menghiburnya dengan berbicara sesuai fakta. Tiffany jauh lebih protektif pada Jessica dari siapapun.

.

“Aku tahu, tapi entah kenapa kali ini perasaan khawatirku berbeda”

.

Namja itu tersenyum kepada gadis itu lalu merangkul pundak dan membawa kepala gadis itu bersender dibahunya. “Kau hanya terlalu kepikiran, sayang. Sekarang stirahatlah, 30 menit lagi kita mendarat di Cali. Setelah itu kau bisa menelpon Sica selama yang kau inginkan dan memastikan dia baik-baik saja, hmmm”

.

“Kau pandai sekali berkata manis Tae”

.

Dengan cepat ia mengecup bibir gadis itu lalu menyengir. “Itu sudah tugasku, sayang. Membuat Tiffany Hwang selalu merasa aman dan nyaman”

.

“Dork” Tiffany memukul lengan Taeyeon pelan sebelum memejamkan mata.

.

Disisi lain, Tiffany tidak menyadari bahwa Taeyeon sebenarnya juga khawatir tapi pada sesuatu yang berbeda.

.

.

.

“Kuharap kau tidak membuatku marah, Yul”

.

.

.

.

.

.

TBC

—————————————-

Yuhuuuuuuu~~

Pasti makin kepo sama Yuri XD. Kekekekeke. Step by step, nikmatin aja alurnya ^^

Berbicara soal next update, mungkin membutuhkan waktu. Disamping kesibukan gue, juga ada faktor lain. ETERNITY satu-satunya FF gue sampai detik ini yang bikinnya susah minta ampun. Gue harus berimajinasi out of the box tentang Clawstar, para penyihir disana, dan tentang dunia mereka yang kita aja belum tentu percaya.

So, mungkin kali ini gue akan lebih “Pemilih” untuk kasih password saat gue pengen protect sebuah part suatu saat. Begitu pula part 10 (sebelumnya) yang udah gue protect. Jadi harap dimaklumin kalo gue gak kasih PW karena ID yang digunakan “Tidak Memenuhi Syarat”. Dan mau ingetin aja, jangan nebak jawab setiap pertanyaan. Sebaiknya cari dulu baru kalo udah yakin dengan jawabannya, kirim ke gue. Karena gue gak bisa ngecek email ataupun twitter setiap saat. Thanks, see you di ETERNITY :))

 Annyeong!

.

.

.

by: J418

.

.

*bow*

169 thoughts on “WHY? (4)”

  1. Jessica sebel yuri, yuri deketin jessica mulu, taeyeon sama tiffany khawatir plus gak mau kalo yuri deket sama jessica. Sebenarnya yuri kenapa sih ka jeje. Annyeong ^^ hwaiting! 😍

    Like

  2. Sejujurnya gua lebih penasaran ada apa dan kenapa fanny antipati bgt sama yuri…????

    Gua jamin hellfanny mode on kalo tau yulsic ketemuan.. Hahah

    Gua yakin juga fanny g tau kalo gadis yg disebut” itu jess….

    Btw.. Gua sengaja g ngikutin eternity mu kk.. Cz itu ff berat bgt dan gua ga mampu… Hahaha jujur kan gua. Ya

    Like

  3. sumpah, makin penasaran sama nih ff tetutama tentang si yul ! dy suka sama sica yah ? moga2 mereka cepet jadian deh ! he he
    tu bapaknya yul asik bngt yah ? pengen punya bpak kek gt ke ke ke

    wah si tae emang setia bngt yah sama si fany

    Like

  4. Skrg ke kepoan gua bertambah, sebelumnya kepo tentang yul dan kenapa fany sebegitu benci nya sama yul. Sekarang kepo juga sama sesuatu tentang taeny, ada hubungan apa fany dan adam sebelumnya sama apa isi paket dan siapa yg ngirim paket buat teyon
    Next chap taeny moment di cali yeaayyy, suruh mereka ke disneyland LA dong wkwkwk

    Like

  5. Lagi lagi yul buat penasaran jaa nihh Je, hyunii segitu nya idola’in yoong..tp emg yg begitu wajar jg di kagumi la Je 😄

    yuL udah kayak dapat kado special bget lihat dtg y sica diacara nya..
    Taeny ke cali..daah kayak pergi berkencan Je 😁

    ku penasaran dgn surat yg dibaca taeyeon tu isi nya apaa..knp smp buat taeyeon jd marah
    Semoga yul ga playboy lagii 😄
    buat author Jeje fighting yaa dgn karyanya yg makin keren ..apalagi ff satu lagi ide lu berlian bget dgn cerita yg menegangkan,penuh konflik dan nuansa negeri nya pun bikin gue penasaran ..😊😆 daebak lahh

    Like

  6. suatu keberuntungan buat yuri, dimana yg kita kenal sica yg begitu dingin dan cuek, dengan mudah datang ke acara race yuri,,, hmm >-<)/

    Like

  7. Yul itu tuh bikin gue penasaran setiap baca nih ff 😁😁
    Tulisan apakah yg dibaca taeyeon ya disurat itu? Trus akan terjadi apakah pada Yuri atau Jessica yg bikin taeny khawatir gitu terlebih ke sica? 😱😱

    Like

  8. Dpt notif chap 5 udh update tp pas baca baru inget chap 4nya blm kebaca 😂 itu barang yg di kirim buat tae isinya apa ya ? Berhubungan sama yuri kah ? Terus knp tiffany khawatir bgt sama sica padahal kan mereka bukan temen lama, makin penasaran sebenernya kisah apa yg yuri sembunyiin dulu sampe dia cuti sekolah 😂

    Like

  9. Makin penasarn nih dengan yulti knpa ppany ga suka bnget yaa ama yul..
    Taeng nyembuin sesuatu nih, ada apa sbnranya dipket kiriman itu taeng??

    Like

  10. Kepooo bgt ama yulll … dan msalah dia , fanny ama taeng eummm

    Ciee sicca lg d dekitin erick uhuukkk *keselekduren

    Kisah y yoonseo gmnaa yaa gak sabar tumben krystal kg muncull ehh ckckck

    Jejee sicca unn mw fan meeting d indonesia asikk y jeje psti dateng nih semangat

    Like

  11. Rose disini gue bayangin si rose Blackpink, cie.. Jess liat racenya Yul.
    Pas kalimat paling akhir itu siapa yang bilang kalo tiff, berarti pembatas antara YulSic yang dibangun tiff dah dibuka meski tipis.

    Like

  12. Njirrr, aing pnasran bgt sma yul.. Msa lalux kyk gmna sih? Sampai” mommy marah bgt klo yul dketin emak..
    Trus mommy lihat fto spa? Apa jgn” shbatnya, tp udh meninggal grgr yul.. Wkwkw apaan sih aing 😁
    Ciee.. Ciee.. baru kenal ma emak udh jatuh cinta aj..

    Like

  13. photo apa ya yg diliat sam fany di sns ad hubungannya sama yuri ???
    sica jd respon ke yuri kwkkwkw
    mantep dah thorrr ff nya bikin penasaran
    😉

    Like

  14. asekk sica sdh temenan sama yul . knp fanny protektif banget sama sica klo soal yul ? dulunya yul itu apanya fanny ,, ada hubungan kah ? trus ,, apa jga maksud taeng ,, berharap klo yul gak buat marah dia ? wahhh penasaran ..

    Like

  15. Aish apalagi ini ? Senangnya yulsic bisa baikan, dan sekarang giliran taeny yang weird ~ penasaran sama paket yang taeyeon dapat dan apa hubungannya sama yuri ?? Aigoo bikin kepala pusing saja. Entah kenapa, aku tidak suka dengan seseorang bernama erik -..-

    Like

  16. Gue masih penasaran knp fany benci sma yul ckckckkckck…
    Aaah akhirnya yulsic mau ke tahap lbih baik walau sica msih jutek hahahaha

    Like

  17. Masih penasaran tentang yul ama fany, sbenernya meraka itu ada apa? Sampe fany takut gitu ninggalin sica sendirian..
    Taeng juga itu kenapa? Nyembunyiin sesuatu tuh tntang kotak itu
    Ahh bner2 penuh misteri ini mh

    Like

  18. adam ini kyknya suka sama tiffaneh..
    ehem… sicah udh mau dateng nonton yul balapan tuh, kemajuan pesat. seneng dah lu yul wkwk
    itu taeny yg lagi naik pesawat ttdj ya.

    Like

Leave a reply to yulsic221 Cancel reply