BUTTERFLY, SERIES

BUTTERFLY (15)

IMG_20160419_231512

 

Tittle                : BUTTERFLY

Cast                 : Kim Taeyeon

Tiffany Hwang

Kwon Yuri

Jessica Jung

Son Naeun

Im Yoona

Krystal Jung

Bae Irene

Seo Juhyun, Song Jieun, Nam Jihyun, Mark Tuan, James, and others

Genre              : Gender Bender, Action, Romance, Adult, Friendship, 18++

Credit Pic by K.Rihyo

 

Series

Copyright © royalfams418.2016. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

————————————————————

.

.

Part 15

.

WARNING: TIDAK UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR

.

.

BUTTERFLY

  • I don’t know what it is about you, that makes me want you so badly

.

Kupu-kupu adalah simbol dari kesempurnaan hidup dimana ia melewati banyak proses sebelum menjadi begitu mengagumkan. Dia lahir dan tumbuh dengan dikuasai nafsu dan keegoisan, namun ia begitu mengagumkan sehingga banyak orang yang menginginkannya. Tapi ia tak seindah kupu-kupu pada kenyataannya. Dia akan menjadi terlalu berbahaya jika kita bermain dalam dunianya.

.

.

.

————————-

.

Yuri berusaha memberontak untuk melepaskan tali yang mengikatnya di kursi. Ia mencoba untuk melawan karena ingin membantu Jieun. Sedari tadi, Yuri hanya mendengar teriakan Jieun dari satu ruangan lainnya yang berada di ruangan sebelah tepat ia berada.

.

Namja itu begitu clueless, ia tidak tahu apa yang terjadi pada Jieun di dalam ruangan sana. Namun yang pasti, suara teriakan Jieun adalah suara kesakitan. Ia tak mempedulikan tangannya yang mulai tergores karena gesekan dengan tali.

.

“Ya Tuhan!” Yuri mengerang. Ia terus berusaha melepaskan ikatan yang membelenggunya.

.

.

Arrggghhhhhhhhhhh!!!

.

.

Kerongkongan Yuri tercekat manakala teriakan panjang dari Jieun. Ia sudah membayangkan hal yang paling mengerikan. Namun sebisa mungkin Yuri harus tetap tenang dan fokus membuka ikatan itu.

.

Ceklek..

.

Seseorang masuk ke dalam ruangan dan sebuah cahaya langsung menyinari wajah Yuri. Ia tak dapat melihat jelas siapa orang yang berdiri tak jauh darinya itu karena pencahayaan yang begitu terang.

.

“Senang bertemu denganmu, Yuri”

.

“T…Tu…Tuan Park…”, ucap Yuri dengan sedikit keraguan setelah mendengar suara yang begitu familiar.

.

“Aku tidak menyangka jika kita harus berhadapan seperti ini. Kau salah satu atlet yang kuandalkan, tapi sayangnya kau justru menjadi saksi pemboman yang terjadi di gedung partai milikku”

.

“Ma—Maksud anda apa, Tuan Park?”

.

“Seseorang yang tertangkap kamera cctv rahasia yang kupasang di setiap lantai. Kau mengikuti namja yang naik ke rooftop, bukan? Apa kau mengenalnya? Dia yang menghancurkan gedung itu”

.

Yuri kembali teringat dengan kejadian itu. Namun dengan cepat ia mengelaknya. “Tidak, aku tidak mengenalnya”, ujarnya begitu lantang.

.

“Hmmm begitu ya”

.

Tuan Park menjentikkan jarinya dan dua pria berbadan besar datang ke ruangan itu dengan membawa Jieun. “Kau tahu Yul? Dua anak buahku sudah menikmati gadis ini. Apa kau yakin tidak mengenal namja itu?”, ujarnya dengan tenang.

.

Meskipun cahaya itu masih menyinari wajahnya, namun Yuri berusaha melihat Jieun yang tergeletak di lantai. Pakaian yang dikenakan sudah berantakan dan ia bisa mendengar isakan dari gadis itu.

.

Yuri menunduk seraya mengepalkan tangannya. “Sica, Taeng, maafkan aku”, lirihnya tanpa siapapun mendengar.

.

“Bagaimana Yul? Kau benar-benar tidak mengenal namja itu? Apa mungkin kau ingin melihat gadis ini melayani pria lain lagi? Atau haruskah aku membawa Appamu kemari?”

.

Yuri semakin mengepalkan tangannya mendengar ucapan Tuan Park. Dengan lantang ia berteriak. “Aku tidak mengenal namja itu!”

.

.

Braaaakkk!

.

.

.

.

——————————–

.

Sirine polisi dan ambulance saling bersautan sama lain. Beberapa mobil sudah tiba di lokasi kecelakaan mobil yang menimpa letnan muda kepolisian Seoul dan beberapa anak buahnya.

.

“Bagaimana?”, tanya seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisiannya.

.

“Semuanya tewas, pak. Tubuh mereka terbakar dan membutuhkan waktu untuk otopsi jasad”

.

Pria itu menghembuskan nafasnya kasar. Tak dapat dipungkiri bahwa mereka baru saja kehilangan rekan-rekannya di kepolisian dalam peristiwa naas itu.

.

“Sekelompok gengster menyerang partai Republik beberapa saat lalu. Sepertinya kecelakaan ini juga disebabkan oleh mereka”, lapor salah satu polisi.

.

“Laporkan semua kejadian ini. Sepertinya ini bukan permasalahan kecil”, jelas pria paruh baya itu.

.

“Tapi Pak, kita tidak memiliki surat perintah. Kapten Hyukjin yang menangani kasus ini”

.

“Hyukjin? Pantas saja pekerjaan ini tidak beres. Aku tidak peduli dengan surat perintah. Kerahkan semua tim dan kita akan membongkar masalah ini. Terlalu dibiarkan, terlalu banyak korban dari pihak polisi, anggota partai, ataupun kelompok gengster itu.

.

“Baik Pak, perintah anda akan saya laksanakan”

.

Namja itu segera pergi dari sana untuk mengumpulkan tim sesuai instruksi sang komandan.

.

“Juhyun-ah”, lirihnya seraya menatap tiga mobil polisi yang terbakar itu.

.

.

.

.

***

.

.

Taeyeon, Jessica, Tiffany, dan Sooyoung sudah berdiri di samping mobil yang terparkir cukup jauh dari gedung partai Republik. “Yoong masih belum memberi kabar”, ucap Taeyeon.

.

“Bagaimana dengan para shadow milikmu, Taeng?”, tanya Sooyoung.

.

“Mereka juga sedang bergerak tapi belum ada satupun dari mereka memberi kabar”

.

“Sebaiknya kita sekarang menuju tempat Sunny berada. Dia sudah menunggu”, jelas Sooyoung lagi.

.

Setiba di tempat Sunny, ketiganya dibuat terkejut karena melihat Stephany yang sedang membalut luka Sunny.

.

“Sunny-ah”

.

Sooyoung mendekati kekasihnya itu dan melihat luka ditangannya. “Are you okay?”, tanyanya dengan perasaan khawatir.

.

“Hmmm, i’m okay. Ini hanya luka biasa, Youngi”, jelasnya meyakinkan Sooyoung. “Pria tua itu ada disana”, ucap Sunny saat memandang ke arah Taeyeon.

.

“Kerja bagus Sunny”, Taeyeon tersenyum padanya.

.

Stephany kembali ketakutan saat melihat Taeyeon dan Jessica. Namun karena Sunny, wanita itu jadi sedikit lebih tenang meskipun ada kejanggalan yang ia rasakan terlebih saat melihat Tiffany bersama kelompok itu. Gadis itu duduk tenang dan tak bersikap apapun saat melihat ibu tirinya. Hal itu membuat Stephany memiliki banyak pertanyaan di dalam hatinya.

.

“Aku dan Sica akan melihatnya”, ucap Taeyeon pada Sunny dan Sooyoung.

.

Sooyoung yang sedang mengobati luka Sunny mengangguk mengerti dengan ucapan Taeyeon iikuti gadis itu.

.

Braakkk..

.

Taeyeon membuka pintu dengan sedikit kasar lalu berjalan masuk bersama Jessica. Keduanya dapat melihat PM Hwang yang tak sadarkan diri dengan kondisi terikat.

.

Sudah hampir 10 menit, namun baik Jessica ataupun Taeyeon hanya berdiri disana tanpa melakukan apapun.

.

“Aku menyesal, tidak membunuhnya saat itu juga ketika kita menerobos kediamannya”

.

Jessica tertawa kecil mendengar ucapan Taeyeon. “Jika kau membunuhnya saat itu, permainan kita tidak akan seekstrim ini untuk membuatnya menderita Taeng”

.

“Yeah, itu benar”, balas Taeyeon diikuti kekehannya.

.

Tiba-tiba Taeyeon mengeluarkan usb dari saku jaketnya. Ia memandang usb itu sejenak sebelum menggenggamnya.

.

“Seandainya dulu aku bisa mendapatkan ini lebih cepat, publik tidak akan menyalahkan Appa”

.

Jessica tak berkomentar. Ia masih memandang PM Hwang dengan berbagai pikirannya. Tak berapa lama, Jessica justu berbalik badan dan meninggalkan ruangan itu tanpa kata-kata. Taeyeon hanya melihatnya namun tidak berusaha menahan Jessica untuk pergi dari sana.

.

.

.

.

———————–

.

.

“Noona”

.

“Hmmm”, Jessica yang sedang fokus menatap api unggun terpaksa menoleh ke arah Yoong yang memanggilnya.

.

“Apa balas dendam kita ini akan berhasil?”, tanyanya.

.

“Wae? Apa kau tidak percaya pada dirimu sendiri?”

.

Yoong menggeleng. “Aku…Aku hanya tidak ingin ada yang terluka diantara kita”, jawabnya dengan pelan.

.

Jessica memandang namja itu dan tersenyum. “Kematian adalah sesuatu yang tak bisa dihindarkan, Yoong. Apapun yang kita pilih, semua pasti ada resikonya. Kau bisa mundur kapanpun dari misi ini”, jelasnya diakhiri senyuman.

.

Yoong menatap Jessica dengan intens sebelum akhirnya ia mendesah pelan. “Terlalu banyak yang sudah kita lalu. Kau bahkan menanggung semua pengobatan Rumah Sakit Umma dan Taeng hyung bersusah payah menemukan lelaki brengsek yang sudah membuat Ummaku seperti itu”

.

Jessica masih tersenyum. Dengan sayang, ia mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Yoong. “Karena kita ini……”

.

“Keluarga”, Yoong memotong kalimat Jessica. Namja itu ikut tersenyum.

.

“Lain kali, jangan memanggil ayahmu dengan sebutan itu Yoong. Biar bagaimanapun, tanpa dia kau tidak akan ada”, jelas Jessica.

.

Yoong mengepalkan tangannya setiap mengingat pria itu. Pria yang sudah ia habisi. Pria yang menjual Ummanya pada laki-laki hidung belang hingga akhirnya ummanya menderita sakit jiwa.

.

“Aku jadi iri. Noona pernah merasakan kehangatan sebuah keluarga”, Jessica kali ini merangkul dan memeluknya. Yoong pun menggenggam tangan Jessica dan keduanya saling memeluk.

.

“Noona”

.

“Hmmm”

.

“Bagaimana rasanya hidup di keluarga yang penuh kasih sayang dan memiliki uang?”

.

Jessica terkekeh dengan pertanyaan namja itu. “Bukankah kau sudah mengalaminya. Keluarga kita penuh kasih sayang dan punya uang”, jawab Jessica.

.

“Bukan yang sekarang, Noona”, Yoong mempoutkan bibirnya.

.

“Ah, tampannya my dongsaeng”, kekeh Jessica.

.

“Noona~~”, Yoong protes.

.

“Hahaha iya iya. Hmmmm”

.

Jessica tampak berpikir sejenak sebelum ia menceritakannya pada Yoong.

.

“Semuanya terasa menyenangkan, sebelum akhirnya hilang dalam semalam. Keluargaku tidak memiliki kekayaan berlimpah. Daddy hanya seorang anggota partai yang memperjuangkan hak rakyat, dan Mom…hmmm Mom seorang ibu yang luar biasa. Walau tak sedarah, tapi kasih sayangnya padaku begitu hangat”

.

“Aku jadi mengingat kejadian pertama kali kita bertemu. Saat itu kupikir Noona sedang melarikan diri dari sebuah pesta karena mengenakan gaun yang sangat indah”

.

Ucapan Yoong membuat Jessica tertawa. “Semua itu bukan milikku Yoong. Aku terpaksa menjalani kehidupan bersama pria ambisius yang telah membunuh…..”

.

Kalimat Jessica terhenti. Tanpa diteruskan, Yoong sudah tahu apa yang ingin diucapkan oleh Jessica. Gadis itu menggeleng untuk menyingkirkan airmatanya yang hendak jatuh lalu tersenyum.

.

“Semua hanya menjadi masa lalu. Sekarang aku bahagia, memilikimu, Kimmie, Irene, Yul, dan yang lainnya”, ucapnya diakhiri sebuah senyuman kebahagiaan.

.

“Aku tahu. Aku juga bahagia, Noona”, akhirnya Yoong menyengir dan tersenyum lebar. Hal itu membuat Jessica tertawa karena tingkah dorknya.

.

.

.

.

Yoong bersiap dengan pistolnya dan bersembunyi di balik pilar.

.

Doorr…

.

Doorrr…

.

Yoong mulai bergerak dan menembak beberapa pria berjas hitam yang ada di unit apartemen ini, tepatnya di lantai 15 tempat Taecyeon berada. Semua bodyguard langsung bertindak begitu melihat penyerangan ini. Dengan seorang diri, Yoong terus bertarung.

.

“Keluar kau brengs k”, maki Yoong agar Taecyeon mendengarnya.

.

Doorr…

.

Doorrr…

.

Yoong tetap menembak meskipun alarm apartemen sudah berbunyi keras karena keributan yang ia buat. Dengan cepat, Yoong bergerak menuju ruangan dimana Taecyeon berada. Tentu saja namja itu terkejut karena salah satu anggota butterfly bisa menembus persembunyiannya.

.

“Bedebah”

.

Yoong melihat Taecyeon sedang menyetubuhi seorang wanita di tempat tidur apartemennya. Ia segera menarik Taecyeon dan memukul namja itu bertubi-tubi dengan sangat keras. Seluruh amarahnya ia luapkan pada Taecyeon hingga namja itu tak sempat untuk bernafas lega. Satu hal yang tidak pernah Yoong suka dalam hidupnya, melihat seorang wanita, siapapun itu diperlakukan dengan rendahan.

.

.

.

.

.

***

.

.

Sebuah mobil berhenti tak jauh dari taman. Tak berapa lama, dua gadis kecil berlari ke arah mobil itu saat seorang pria paruh baya keluar dari dalam mobil.

.

“Ahjussi!!”, salah satu dari mereka memanggil pria itu. Ia lalu memeluk pria itu dengan senyuman lega. Namun tak dapat dipungkiri bahwa airmata menghiasi wajahnya.

.

“Dad…Daddy….Beberapa orang membawa Daddy dan Aunty Jieun” ucapnya dengan tersedu. “Mom…Irene ingin ketemu dengan Mommy”, pintanya.

.

Ahjussi itu mengeratkan pelukannya untuk menenangkan Irene. Ia merupakan orang kepercayaan Jessica dalam melindungi putrinya. Di lain sisi, Krystal yang belum mengenal ahjussi itu hanya diam seraya mengusap airmatanya akibat menangis juga.

.

“Kajja, kita pergi dari sini. Kita pasti akan bertemu dengan Mom hmmm” ucapnya dan dijawab anggukan oleh Irene maupun Krystal.

.

Di dalam mobil, kedua gadis kecil itu tertidur karena kelelahan sehabis menangis. Sambil konsen menyetir, pria itu terlihat sibuk dengan obrolannya di sambungan telpon. Sekitar setengah jam, akhirnya mobil itu berhenti di suatu tempat.

.

Ia keluar dari mobil dan bersandar di pintu mobil untuk menunggu seseorang. Tak berapa lama, dari arah seberang, seseorang berlari ke arahnya.

.

“Ahjussi”, ucapnya seraya tersengal karena berlari.

.

“Maaf, aku membawa Irene dan Krystal kemari”

.

Orang itu mengerutkan dahinya begitu mendengar penjelasan pria itu. “Mereka ada disini?”

.

Ahjussi pun mengangguk. Ia menceritakan semuanya yang diceritakan Irene padanya. Wanita itu cukup terkejut dengan semua yang baru saja ia dengar.

.

“Mereka ingin bertemu dengan Nona Jessica, tapi situasinya tidak memungkinkan”, jelasnya.

.

“Ahjussi benar. Keadaan sedikit kacau. Aku belum bertemu dengannya sejak tadi siang. Sebaiknya ahjussi membawa mereka ke tempat persembunyian. Aku akan segera memberitahukan hal ini padanya dan yang lain”, ujarnya.

.

“Baiklah jika itu keputusannya. Aku akan membawa mereka ke tempat yang aman”

.

Orang itu mengangguk. “Hmmm, berhati-hatilah Ahjussi dan tolong jaga mereka dengan baik”

.

Ahjussi itu pun mengangguk mengerti sebelum akhirnya pamit. Tak berapa lama, ponsel orang itu berdering.

.

“Wae?”

.

“…………………….”

.

“Ne, aku akan segera kesana”

.

.

.

.

————————-

.

Yoong mendorong kasar tubuh Taecyeon yang sudah tak berdaya. Meskipun masih bernafas, tapi namja itu menderita luka yang cukup banyak karena kemarahan Yoong. Ia memasukkan tubuh namja itu ke dalam bagasi mobil.

.

Setelah melajukan mobilnya cukup jauh dari apartemen Yoong, namja itu menepikan mobil di daerah Hangang. Ia turun dan duduk di salah satu kursi panjang dan menikmati pemandangan malam hari di tepi sungai.

.

Ia terdiam cukup lama disana seraya menatap kedua tangannya. Masih ada sedikit bekas darah yang menempel di telapaknya akibat penyerangan beberapa saat lalu.

.

.

“Maaf, Ibu anda mengalami gangguan kejiwaan tingkat akut. Tekanan dan stress yang dialami membuat saraf kesadarannya hampir rusak”

.

.

Kalimat sang dokter terus menghantui pikirannya selama 10 tahun. Berbagai cara Yoong lakukan agar Ummanya kembali sehat, namun hal itu belum kunjung berhasil.

.

“Aku sudah membunuh kedua pria brengs k itu. Tapi kenapa perasaanku tidak puas”, lirihnya sambil memandang kedua telapak tangannya.

.

Huft.

.

Yoong menghembuskan nafasnya kasar lalu menyandarkan kepala dan menghadap ke langit malam. Disana ia meluangkan sejenak waktunya untuk melepaskan semua beban yang masih ada di dalam dirinya.

.

Tiba-tiba ia merogoh saku celananya dan sebuah kotak kecil berwarna biru ia angkat lalu Yoong tersenyum kecil.

.

“Setelah ini, kita harus hidup dengan lebih baik. Dan saat itu tiba, aku akan membawamu utuh ke dalam kehidupanku, Naeun-ah”, ucapnya pada diri sendiri.

.

.

Drrrtt…..drttttt….

.

.

From: Young Hyung

Yoong, kami menunggumu di titik poin terakhir.

.

.

Yoong memasukkan kembali kotak kecil itu. Ia segera kembali ke mobil dan menuju ke tempat dimana kelompok mereka akan berkumpul. Tak jauh dari sana, seseorang meneteskan airmatanya begitu melihat punggung Yoong mulai menjauh.

.

.

.

.

***

.

.

Jessica menutup mulutnya tak percaya, sedangkan Taeyeon diam membeku. Angel1, kode dari salah satu shadow Taeyeon baru saja menemui mereka dan memberitahukan apa yang telah disampaikan orang kepercayaan Jessica padanya dan yang lain.

.

“Aku sudah menyuruh Ahjussi untuk membawa Irene dan Krystal pergi meninggalkan Korea”, jelasnya pada Jessica dan Taeyeon.

.

Tangan Taeyeon mengepal keras mendengar cerita yeoja itu. Meskipun tak jauh berbeda dengan Jessica, namun wanita itu berhasil menahan emosi dan kesedihannya. “Kerja bagus, setidaknya kedua putriku sudah aman. Sekarang pergilah, bersiaga di tempatmu”, ucapnya pada yeoja itu.

.

Taeyeon dan Jessica kembali ke ruangan dimana Sooyoung dan yang lainnya berada. Merasa ada yang tidak beres, Sooyoung pun meminta Jessica dan Taeyeon untuk duduk lebih dulu sebelum menjelaskan situasinya pada mereka.

.

“Wae?”, tanya Sooyoung dengan hati-hati.

.

“Ada yang membawa Jieun dan Yul”

.

Jawaban Taeyeon tentu saja membuat Sooyoung dan Sunny terkejut. Sooyoung pun langsung melihat ke arah Jessica yang masih diam tak berbicara apapun.

.

“Kita harus menunggu kabar salah satu shadowku yang lain. Mungkin mereka bisa menemukan dimana keberadaan Jieun dan Yul”, jelas Taeyeon.

.

Semuanya mengangguk mengerti kecuali Jessica yang masih terdiam. Taeyeon yang sedari tadi tak bisa menahan emosinya, akhirnya tumpah juga. Ia memeluk Jessica sambil terus meminta maaf. Sooyoung dan Sunny yang mengerti perasaan Taeyeon dan Jessica pun memilih untuk memeluk keduanya. Setidaknya berharap mengurangi beban mereka.

.

“Kita lengah”, hanya itu kalimat yang muncul dari bibir Jessica.

.

.

.

.

Setelah Yoong ikut bergabung bersama yang lain, Butterfly pun merencakan Plan terakhir mereka. Karena Jieun dan Yul ikut terlibat, Taeyeon pun sedikit mengubah rencana mereka. Sunny dan Tiffany akan bergerak menuju Blue House untuk memberikan semua file terkait kejahatan koalisi partai dan kepemimpinan PM Hwang.

.

Di lain sisi, Yoong akan pergi ke redaksi berita dan mengungkap semua isi yang ada di dalam usb yang sudah diberikan Taeyeon padanya. Sedangkan Taeyeon, Sica, dan Sooyoung akan bergerak menuju keberadaan Jieun dan Yul setelah salah satu shadow Taeyeon memberitahukan keberadaan mereka.

.

“Aku masih tidak mengerti, kenapa aku menyetujui permintaan Sunny untuk membebaskan wanita itu”, kesal Taeyeon di dalam mobil selama perjalanan.

.

Sooyoung yang sedang menyetir langsung tertawa. “Sudahlah Taeng, kita tidak membutuhkan wanita itu lagi”, responnya.

.

Taeyeon menghela nafasnya. Ia lalu memandang ke arah Jessica yang duduk di kursi belakang. Jessica sedari tadi hanya memandang ke arah luar jendela. Taeyeon ikut memandangnya dengan perasaan sedih.

.

“Berikan dia waktu sebelum kita tiba di lokasi. Kau tahu, Sica hanya merasakan perasaan bersalah”, Sooyoung menepuk pundak Taeyeon dan menenangkan pikirannya.

.

Taeyeon mengangguk. Keheningan kembali melanda mereka, ketiganya sibuk dengan pemikiran masing-masing. Tak berapa lama, akhirnya mereka tiba di lokasi dimana Yul dan Jieun disekap.

.

Ketiganya turun dari mobil. Sooyoung dan Taeyeon mengeluarkan tubuh PM Hwang dan Taecyeon. Jessica jalan lebih dulu untuk memasuki gedung tua itu diikuti Taeyeon yang membawa tubuh PM Hwang dan Sooyoung yang membawa tubuh Taecyeon.

.

Banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka. Para anak buah Tuan Park memberi jalan untuk Taeyeon dan yang lain menuju tempat keberadaan Yuri dan Jieun. Disana, Jessica sebisa mungkin menahan emosinya untuk tidak menghabisi musuhnya saat itu juga. Yang terpikirkan olehnya saat ini adalah keselamatan Yuri dan juga Jieun.

.

Proookk…proookk…

.

Dari lantai 2, tepukan tangan membuat ketiganya menoleh. Disana Tuan Park berdiri dengan senyum penuh kemenangan.

.

“Aku tidak menyangka, Sooyeon-ah. Kau berada di dalam kelompok itu dan menjadi mata-mata di partaiku, huh”

.

Sooyoung dan Taeyeon menjatuhkan tubuh PM Hwang dan Taecyeon ke lantai. Tuan Park hanya bisa tertawa melihat kejadian itu.

.

“Dua orang yang sudah tidak berguna lagi untukku. Apa kalian membawanya untuk memperlihatkan padaku? Well, aku tidak tertarik sama sekali”, ujarnya sambil tertawa.

.

“Dimana mereka?”, ucap Jessica dengan tetap tenang.

.

“Siapa yang ingin kau temui lebih dulu, Sooyeon? Pria yang kau cintai atau wanita bernama Jieun, hmmm?”

.

“Brengs k!!”, Taeyeon yang paling bereaksi keras ketika Tuan Park menyebutkan nama Jieun dengan seringaian yang menyebalkan.

.

“Taeng, tenanglah”, Sooyoung menahannya dan mengingatkannya.

.

Terdengar suara pintu terbuka. Ada dua sosok pria yang mendekati Tuan Park. Yang mengejutkan adalah, ketiganya bisa melihat bahwa seorang pria lain yang dibawa adalah Yuri dengan tubuhnya yang penuh luka.

.

“Bagaimana Sooyeon? Apakah pria ini sudah sama seperti yang kau bawa, hmmm?”, ujar Tuan Park sambil memandang ke arah Taecyeon.

.

Jessica sudah tidak tahan lagi. Ia segera bergerak untuk berkelahi dengan anak buah Tuan Park. Melihat tindakan Jessica, Sooyoung pun segera membantunya.

.

“Taeng, pergilah”, teriak Sooyoung.

.

Taeyeon berlari ke arah yang berlawanan. Dari arah sana, muncul Hyoyeon bersama Naeun. Mereka langsung terlibat perkelahian untuk melindungi Taeyeon.

.

Jleeb..

.

Jleeb…

.

.

Jessica membunuh musuhnya seperti biasa dengan pisau miliknya. Dengan gerakan cepat ia berlari ke arah tangga dan menuju lantai 2 dimana Yuri dan Tuan Park berada. Namun, di tangga sudah ada beberapa anak buah Tuan Park yang siap menghadangnya.

.

“Sica, berlarilah terus. Aku akan mengurus bagian ini”, ucap Sooyoung dari arah belakangnya.

.

Jessica mengangguk dan menaiki anak tangga. Ia tetap memberikan perlawanan pada anak buah Tuan Park. Di sisi tangga, Sooyoung menghabisi satu per satu dari mereka yang menghalanginya.

.

.

“Naeun-ah”

.

Hyoyeon membantu Naeun berdiri begitu gadis itu terpukul oleh salah satu anak buah Tuan Park. Tak jauh dari sana, Taeyeon langsung menembak pria yang telah melukai Naeun.

.

“Kalian berhati-hatilah”, Taeyeon memperingatkan keduanya.

.

Hyoyeon dan Naeun kembali menyerang lagi. Di sisi lain, Taeyeon terus memandang jam tangannya. Ia harus selalu standby menunggu laporan dari Sunny maupun Yoong. Namun pandangannya tertuju pada sisi lain yang berada di selatan tangga naik. Diam-diam, Taeyeon bergerak ke arah sana selama dua shadownya bertarung.

.

“Sica!”

.

Jleebb.

.

Sooyoung sedetik lebih cepat daripada musuh yang hendak menyerang Jessica. Namja itu tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya. “Aku tahu perasaanmu sedang kalut, tapi tetaplah fokus Sica”, ujar Sooyoung.

.

“Maafkan aku, Youngi”, Jessica memeluknya seraya mengucapkan terima kasih.

.

“Hmmm berhati-hatilah”

.

Jessica mengerti. Keduanya lalu bergegas ke lantai 2. Melihat anak buahnya yang mulai berkurang di lantai 1, Tuan Park segera membawa Yuri kembali ke ruangannya sebelum salah satu dari Butterfly tiba di lantai 2.

.

.

.

.

***

.

.

Irene menggeleng. Ia menolak makanan yang baru saja tiba di meja mereka. Gadis kecil itu masih marah karena buttlernya justru membawanya ke Bandara bersama Krystal.

.

“Irene tidak mau. Irene mau ketemu Mommy dan juga Daddy”, kesalnya sambil terisak menahan tangisannya.

.

“Irene-ah, Mommy sama Daddy nanti akan menyusul Irene, hmmm. Sekarang makan dulu ya, sebentar lagi penerbangan kita”, bujuk Ahjussi itu.

.

Krystal yang melihat sikap saudaranya itu, ia memilih mendekati Irene dan memberikan sendok sup dari tangannya. “Makanlah. Ahjussi sudah bilang kalo Mom sama Dad akan menyusul”

.

“Tapi Daddy sama Aunty Jieun dibawa orang yang tidak dikenal. Bagaimana bisa Mom dan Dad menyusul kita?”, jelasnya pada Krystal.

.

Gadis kecil itu akhirnya memandang pria paruh baya yang bersama mereka. Meminta Ahjussi itu untuk menjelaskannya pada Irene, karena Krystal sendiri juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

.

Ahjussi itu pun menghela nafasnya. Tak lama, ia mengeluarkan ponsel miliknya lalu membujuk Irene lagi.

.

“Bagaimana kalo Nona Irene menghabiskan makanan ini, sedangkan Ahjussi akan menelpon Mommy. Setuju?”, ucapnya.

.

Tanpa berpikir lagi, Irene mengangguk setuju.

.

.

.

.

“Ada apa Sica?”, Sooyoung mengerutkan keningnya begitu Jessica berhenti tiba-tiba.

.

Jessica menunjukkan ponselnya yang menyala. Disana tertera sebuah nama yang sudah Sooyoung kenal.

.

“Angkatlah. Pasti ini tentang Irene”, saran Sooyoung.

.

Jessica akhirnya mengangkat telpon itu, dan Sooyoung menjaga situasi mereka saat ini.

.

“Halo sweety”, ucapnya Jessica dengan suara yang tidak terlalu keras.

.

“Mommy~~ hiks hiks”, ada suara isakan disana. “Irene….Irene melihat Daddy dan Aunty…Aunty Jieun dibawa pergi sama…sama orang asing”, adunya pada Jessica.

.

“Sweety, dengarkan Mommy, hmmm. Ikutlah bersama Ahjussi. Daddy dan Mom akan segera menyusul. Jangan menangis, okay?”, Jessica mencoba membuat gadis kecilnya itu tenang.

.

“Promise?”

.

Jessica menutup matanya sejenak. Apa mereka akan baik-baik saja? Ia sendiri tidak bisa menjawabnya dengan yakin.

.

“Promise. Sekarang ikuti semua ucapan Ahjussi, mengerti?”

.

“Ne mom”

.

“Sekarang berikan ponselnya pada Krys”, pintanya.

.

“Mom”, sapaan Krystal terdengar di telinganya.

.

“Krys, dengarkan Mommy. Bermainlah bersama Irene selama disana, jangan bertengkar, dan jangan membuat Ahjussi kerepotan. Apa Krys bisa menolong Mommy?”

.

“Ne Mom”

.

“Good. Setelah ini, peluk Irene. Katakan padanya jangan menangis lagi, hmmm”, Krystal mengangguk meskipun Jessica tidak melihatnya. “Jaga diri kalian, Mom dan Daddy akan menyusul”

.

Jessica segera menutup telponnya. Ia memandang sejenak fotonya bersama Yuri dan kedua putri mereka di screen ponselnya sebelum akhirnya Jessica mematikan ponselnya itu.

.

.

.

.

——————————

.

Pelaku penyerangan di empat gedung partai telah terungkap. Mereka merupakan sekelompok gengster yang mencoba menghancurkan koalisi partai pendukung PM Hwang dan juga merupakan kelompok oposisi. Beberapa anggota kepolisian juga menjadi korban dari penyerangan ini. Hingga berita diturunkan, seluruh kepolisian Seoul sudah mulai bergerak mencari pelaku.

.

.

.

Pria gagah berseragam kepolisian itu mengepalkan tangannya usai melihat berita yang ia saksikan di dalam mobil. “Siapa yang mengeluarkan berita ini?”, marahnya pada sang ajudan.

.

“Maaf Pak, kapten Hyukjin memerintahkan redaksi berita untuk menyiarkannya”, jelasnya. “Dan seluruh kepolisian setuju dengan tindakan ini”, lanjutnya lagi.

.

“Perintahkan tim untuk bergerak lebih cepat. Berita ini sama saja merusak harga diri kepolisian. Hyukjin hanya mengambil kesimpulan konyol ketimbang menyelidiki realita. Dan satu lagi, kerahkan tim handal untuk bisa menemukan keberadaan anggota kelompok itu”

.

“Baik Pak”

.

Mobil itu akhirnya menepi ke jalan dan ajudan yang bersamanya tadi keluar dari mobil. “Jangan membuat kesalahan. Aku tidak ingin ada korban yang tidak bersalah”, ucapnya lagi sebelum menutup kaca mobil.

.

“Baik Pak, akan saya laksanakan”

.

.

.

Di tempat lain…

.

Yoong memukul keras tembok di depannya karena kesal. “Sial. Mereka sudah membuat berita terlebih dulu”.

.

“Yoong, kau dengar aku?” .Suara Sunny dari alat komunikasi membuyarkan pikirannya.

.

“Eoh, Noona. Kau sudah di Blue House? Apa kau mendengar beritanya?”

.

“Ya, aku sudah mendengarnya”

.

“Bagaimana Noona? Kita harus menyusul Taeng Hyung dan yang lainnya. Alat komunikasi mereka tak ada yang bisa dihubungi”

.

“Tidak Yoong, kita tidak boleh kesana”

.

“Kau gila Noona! Polisi sedang mencari kita, dan kau menyuruhku untuk tidak kesana?”

.

“Kau tidak ingat yang Taeyeon katakan? Apapun yang terjadi, tetap selesaikan tugasmu. Kau dengar aku Yoong?”

.

“Arrrghh!”, Yoong semakin kesal dengan perkataan Sunny. Tapi mau tak mau dia harus menerimanya karena itu perintah yang sudah diberikan Taeyeon untuk misi ini.

.

“Lakukan saja tugasmu Yoong. Aku yakin mereka bisa mengatasinya. Ingatlah, sebentar lagi semuanya akan berakhir jika tujuan kita sudah tercapai. Jangan lupakan itu”, Suara Sunny kali ini melembut dari sambungan telpon.

.

“……………….”

.

“Yoong”

.

Yoong tidak menjawab lagi. Ia memilih mematikan sambungan itu.

.

“Damn it!” kesalnya lagi dengan nafas memburu. “Aku akan menghancurkan siapapun yang berusaha merusak keluargaku”.

.

Yoong memandang usb yang ada di telapak tangan lalu menggenggamnya.

.

.

.

“Publik harus tahu apa yang sebenarnya telah terjadi”

.

.

.

.

.

TBC

—————————————-

Hai Hai

*lambai tangan* *senyum*

Gue gak akan banyak cuap-cuap, semoga readers gue menikmati part ini.

NOTE: PART 16 dan PART Ending (PART 17) di FF Butterfly akan gue protect XD

^^

See you~~

.

.

.

by: J418

.

*bow*

187 thoughts on “BUTTERFLY (15)”

  1. Misinya hampir selese dan nambah greget, untung si yuri sama jieun dah ketemu tinggal nyelamatin mereka doang. Je three shadow satunya siapa si ? Penasaran ga sabar nunggu part selanjutnya

    Like

  2. Keren… Huwaaaaa aku kesel sendiri ngebaca part si kutubeleguk Park itu.. Authorrrrrr jangan bikin sad please, hayati enggak sanggup ngebaca part yang anggota buterfly death… Huwaaaaa semoga jieun baik – baik saja
    .. Lanjuuuuut

    Like

  3. Cuma 1 harapan gw, semua kisah para cast berakhir happy ending…… dendam mereka terbalaskan, dan mulai hidup lbh baik dan bahagia….
    Btw, minal aidin walfaidzin, maaf lahir bathin ya thor….

    Like

  4. Seru” tindakan buterfly walaupun agak lengah yg mengakibatkan yul ama jieun ketangkep, mr park harus d bunuh tuh jgn d biarin hidup

    Like

  5. Tujuan utama mereka hampir tercapai. kasian sama jieun tubuhnya udh sempet di cicipin sama pria2 bejat-,- semoga misinya bisa selesai tanpa ada yg harus meregang nyawa lagi dan kalau pun mesti terluka, semoga ga parah2 amat lukanya

    Like

  6. misi’y tgl dkit lgi. .
    smga mereka bsa nolong yul sma jieun,,
    dn smga mereka selamat smpe akhir biar prjuangan’y gk sia” hehe

    Like

  7. Apa polisi slain hyukjin t jg trlibat thor?knp kesannya nyolot bgt y dia. Waaah yuri sm jieun kasian bgt. Smoga aj pd akhirnya mreka bs nyelesain smuanya. Tp apa nanti mreka jg akan mmpertanggung jawabkan tinfakan mteka sbg gengster?

    Like

  8. yah sedih sica ksian blum ketemu anaknya, dsr org partai licik si park udh tua aneh2 aja. shadow msh tanda tanya satunya lg? hyuni beneran kebom ya, dia bukan shadow dr polisian hehee?? author butterfly na dibuat happy ya cm luka dikit gpa asal hidup, yoong cpt publikasi yaa biar semua org tau kebenarana, semangat thor,, hehe lgs lanjut lg,, moga dpt pwnya juga,, klo perlu ga diprotek coz suka ga bisa isi teka-teki saya, ksian ga bsa tau detail crita klo ga bisa buka thor,, hehe maunya minta gampang,, maap ya,, mksh udh diijinin baca lagi 🙂 nagih baca tulisanya

    Like

    1. paling gampang kalo ikutin aturannya, pasti gak masalah kalo chapnya di pw ^^
      shadow taeyeon satu lagi tuh spesial jd terungkap di next part. hehehehe.
      iya, gpp. gue mah okay okay aja. lo mau baca yang mana :)) feel free aja

      Like

  9. Astaga… jantung gw berdetak thor…. jantung gw berdetak…
    Aish… yul ama jieun babak belur. Kurang ajar bener tuh mr.parkir…
    Taeng lo harus bisa nyelesain misi lo… harus… gw greget liat mereka yg berjuang kali ini…
    pasti mereka bisa menang… ayo yoong semangat….
    Astaga dasar author… kalo nulis itu suka buat redersnya pangling… huah… kalian pasti bisa taeng!!!!!!
    Aish thor plis jgn ada yg mati…
    see u thor n hwataeng!!!

    Like

  10. Makin gemeter saja sy melihat ini sperti film action luar 😆 thor benarkah itu Tiffany ?! Mau sampai kpn Tiffany hanya diem sperti robot😐 gak ada efek samping gitu😐😑

    Like

  11. Bru bisa baca nii,. Smakin menegangkan, misinya hampir slesai tpi smakin banyak hambatan apa lagi sica udah ragu,. Smoga di part selanjutnya tidak ada yg terluka, huuffttt

    Like

  12. tegang,, baca beginian..
    seruu,, tp napa gw takut ntar napa” ma butterfly..
    gue berharap yg terbaik buat mereka..

    wuahhhh,, mrka sialan berani nya pake sandera..
    takut napa” ama si sica

    Like

  13. Yaampun jieun yg gak tau apa” harus ikut jadi korban juga 😭😭
    Yoong harus mengungkap semuanya, biar gak makan banyan korban lagi..
    Aduhh gue makin gak sabaran sama next chapter 😁😁😁

    Like

  14. astaga jieun kenapa digituin dia salah apa cobaaa miris gue bacanya btw thor lo ga tegakan buat mereka ga ngumpul bareng lgii, jadi mereka semua harus selamat ya thorr
    tinggal satu langkah terakhir lagi dan gue harap itu berakhir bahagia kalau engga happy end berarti gue kudu beli tissue satu karung ni buat nangis entar

    Like

  15. ahh annyeong ka jeje^^ aku telat baca aku sibuk banget mianhae 😔 ah gila seru yee si eunji kesian banget diperkaos. Sangar jessica beraksi wkwk penasaran sama shadows satu lagi siapa. Segini aja deh, sekali lagi mian 🙏 great chapter! Bye kaka wkwk

    Like

  16. Aigoo gua pikir ini udh chap ending. Pertama baca ttg karakter Sica yg pertama terlintas itu sadis dan pas baca chap ini ternyata sica jauh lebih sadis kalau lagi marah. Oke, shadow pertama itu Hyo dan kedua Naeun dan ketiganya siapa(?) masih menjadi misteri. Semoga Yul sama jieun (bener gak tuh gua lupa namanya) bisa terselamatkan dan misi Yoong&sunny sukses. Fighting untuk authornya dan gua bener-bener suka sama FF ini

    Like

  17. 3 shadow mulai terungkap, hyo, naeun dan?
    Rencana berubah saat jieun dan yul tertangkap. Penasaran dengan masalalu keluarga taeng dan sica, dan hub dengn kejadian 15thun yg lalu? Tinggal 2 part lagi, tp kata author di protect. Semoga masih bisa baca.

    Like

  18. tegang n greget bgt krn th yuri n jieun diculik n yup bnr dugaanku ini ulh mr park,krn dialh dlg semuany. ini dgnkn sbg umpn itk taeng cs. tp justru yg q g bs byngin ap akbt yg akn ditrm mr park nntiny terutm oleh sica.
    salut utk irene yg sigap n igt ucpn mommy.

    Like

  19. Aigoo jieun kasihan bnget, dan mr park dgn santainya mnyruh pengwalx mnyetbuhi jieun.. Aahh aing g tega 😭 #nyesek
    Biadab bgt dah! Udh ngancurin hidup jieun (?) skrg bkin uncle yul babak belr…
    Semoga g ada yg terluka lagi, cukup uncle yul dan jieun yg trakhir.. Huhuh ini menyakitkan 😢

    Like

  20. Aduh ini misi ko kagak kelar” gereget baca’y jg
    Kasian Jieun, ah ottokhe taeyeon bisa ngamuk klo liat kondisi jieun kya gt
    Ayo donk buruan selamatkan Yul ama Jieun trs yoong jg ungkap kejahatan yg terjadi ke publik, semua tinggal selangkah lagi dan misi akan terselesaikan
    Berharap part berikut’y happy ending, semua bisa selamat dan hidup bahagia sesuai impian mrk masing”

    Like

  21. Thor kok lu jahat ama jieun:( kasian dia semoga aja mereka selamat
    Kisah nya Sica banyak bett badai lau jahat thor:'(
    Semoga happy ending, Amin

    Like

  22. kok aku kesel sendiri ya jieun di gituin, klau sampai taeyeon tau bakalin habis tu orang…
    padahal misinya tinggal dikit lagi..
    semoga aja dapat selesai…

    Like

Leave a comment