INDESTRUCTIBLE II, MINI-SERIES

INDESTRUCTIBLE II (6)

1461328609268

Tittle                : INDESTRUCTIBLE II

Cast                 : Kwon Yuri

Kim Taeyeon

Tiffany Hwang

Jessica Jung

Krystal Jung

Im Yoona

Girls Generation Member and Others

Genre              : Gender Bender, Sweet, Comedy-Romance, Friendship

Credit Pic by K.Rihyo

 

Mini-Series

Copyright © royalfams418.2016. Allright Reserved

This is just my imagination & don’t copy paste without permission

——————————————————————–

“The Truth”

.

.

Part 5

.

.

BUGH….

.

Namja itu memukul sekali lagi temannya. Ia terlihat kesal dan amarah benar-benar menguasainya. “Apa yang kau pikirkan, bodoh? Kau kira kau bisa lolos begitu saja, hah? Bagaimana jika mereka memakai polisi?”

.

Ciiihh..

.

.

Temannya meludah dan mengeluarkan darah dari sudut bibirnya. Ia sama kesalnya dengan namja itu.

.

“Dia sudah memukulmu dan aku hanya membalaskannya saja. Seharusnya kau berterima kasih padaku”

.

“Terima kasih? Kau membawaku ke dalam masalah. Dan sekarang kau bilang aku harus berterima kasih? Ambil kata-kata itu untuk dirimu saja”

.

Merasa semakin kesal, namja itu membalikkan badan dan pergi begitu saja dari hadapan temannya dan beberapa teman lainnya yang sedari tadi hanya bisa menonton keduanya berdebat tanpa berani melerai.

.

Setelah berjalan meninggalkan basecamp, ia memilih masuk ke dalam kamar dan duduk di tepi ranjang.

.

.

.

“Maaf, aku tidak sengaja merusak mainanmu”, seorang anak laki-laki menangis karena merasa bersalah telah merusak mainan teman barunya itu.

.

“Tidak apa-apa. Aku bisa meminta orangku untuk membeli mainan ini”

.

.

Anak laki-laki itu memandang dengan tatapan tidak enak. “Maaf, aku tidak bisa ikut piknik itu. Noonaku belum bisa membiayainya”

.

“Tenang saja, aku yang akan meminta orangku membayarkannya untukmu”

.

.

dan suatu hari….

.

Praangg!

.

Anak laki-laki itu terkejut ketika temannya tidak sengaja memecahkan bola crystal salju yang dipajang di meja belajar sederhananya. Dengan perasaan sedih, ia memungut pecahan itu dan menatapnya dengan perasaan terluka.

.

“Aku tidak sengaja menyenggolnya. Tapi tenang saja, aku akan menyuruh orangku untuk membelikanmu bola crystal salju yang baru”

.

Bukannya senang, anak laki-laki itu terlihat marah mendengar ucapan temannya. Dia berdiri lalu mendorong temannya itu dengan keras dan memukulnya hingga terduduk di lantai.

.

Khaaa…..khaa……

.

“KAU PIKIR SEMUA HAL BISA KAU BELI DENGAN UANG?” teriaknya dengan amarah meluap. “Aku tidak butuh uangmu. Jika kau ingin menggantinya, temui kedua orangtuaku di surga dan katakan pada mereka untuk memberiku satu kenangan lagi”

.

Temannya terdiam. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Mereka memang baru mengenal karena anak itu adalah murid baru di sekolah. Dan anak laki yang sedang marah ini, salah satu yang bersedia menjadi temannya.

.

“Ma….Ma…Maafkan aku”

.

“Sebaiknya kau pulang saja”, usirnya dengan kasar.

.

Anak berusia 9 tahun itu pun akhirnya terpaksa pulang dengan perasaan yang bercampur aduk.

.

.

.

Huft..

.

Namja itu menghela nafasnya untuk kesekian kali.

.

“Buttler Hong, tolong urus semua ini. Berikan berapapun kompensasi yang diminta dan jangan sampai hal ini diketahui publik. Sooyoung bisa membuat masalah untuk Appanya”

.

“Baik tuan muda, akan saya laksanakan”

.

Ia mengepalkan tangannya dengan kuat dan matanya penuh amarah. Dari balik dinding itu, ia memilih berbalik badan dan meninggalkan lokasi.

.

.

.

“Apa semua orang kaya seperti itu?”, batinnya.

.

.

.

.

———————————

.

“Yul”

.

Yuri tersenyum menyambut kekasihnya yang baru saja bangun dari tidur cantiknya. Namja tanned itu dengan protect memeluk tubuh mungil Jessica dan mendekapnya ke dalam rangkulan. Tak lupa merapikan rambut-rambut kecil Jessica yang sedikit berantakan.

.

“Morning baby”, Kali ini ia mengecup puncak kepala Jessica.

.

Gadis itu melebarkan senyumnya mendapati Yuri yang memeluknya sepanjang malam. Jessica memegang lengan Yuri dan memijitnya pelan-pelan. “Apa tanganmu pegal?”, tanyanya dengan penuh perhatian.

.

Yuri justru terkekeh dengan pertanyaannya. Ia lalu mengecup dahi Jessica dan menatap kekasihnya dengan senyuman hangat.

.

“Pegal untukmu, tidak apa-apa”, tawa Yuri ringan.

.

Jessica langsung memukul lengan namja itu dan mempoutkan bibirnya karena ucapan Yuri. “Sweet talker”, cibirnya lalu kemudian menyibakkan selimut dan turun dari tempat tidur menuju kamar mandi.

.

Yuri yang masih berada di tempat tidur kembali tertawa melihat kelucuan kekasihnya yang terkadang menggemaskan dan berkelakuan seperti anak kecil. Selama Jessica di kamar mandi, Yuri menyibukkan diri dengan mengecek ponselnya.

.

Jadwal kuliah dan latihan basketnya selama seminggu harus terbengkalai karena ia memilih untuk menemani Jessica. Meskipun begitu, ia tidak pernah absen melihat perkembangan mata kuliah dan basket secara bersamaan melalui salah satu rekannya di London.

.

Saat sibuk mengecek ponsel, tiba-tiba hape Jessica berbunyi. Namja itu awalnya tidak berniat membuka pesan yang masuk, namun dahinya mengkerut manakala melihat sebuah nomor asing tanpa nama.

.

Walaupun Yuri tidak membuka ponsel itu, namun dari menu lock screen ia bisa membaca pesan singkat yang masuk. Sica, aku ada di bawah. Kumohon, temui aku. Begitulah isi pesan yang terbaca oleh Yuri.

.

Yuri tampak berpikir dengan isi pesan itu. Ingin sekali ia mengecek ke lantai bawah, apakah orang yang mengirim pesan benar-benar ada disana. Tapi logikanya mengatakan bahwa ia lebih memilih menunggu Jessica dan melihat reaksi kekasihnya saat membaca pesan itu.

.

Pintu kamar mandi akhirnya terbuka. Jessica sudah terlihat segar setelah mandi. Ia berjalan mendekati Yuri yang terlihat sibuk dengan ponselnya. Dan pada akhirnya, gadis itu mengecek isi ponsel miliknya.

.

Yuri sedikit melirik dan mendapati ekspresi Jessica yang tampak tidak senang dengan pesan itu. Jessica pun berbalik dan meletakkan ponselnya begitu saja lalu keluar kamar dengan tergesa-gesa.

.

Sesampai di ruang tamu, suara teriakan Jessica dapat Yuri dengar. Dengan cepat ia turun menyusul kekasihnya itu dan melihatnya bersama seorang namja yang baru saja ditampar oleh gadis itu.

.

“Sudah kukatakan jangan menggangguku lagi. Aku tidak mau mengenalmu bahkan jika kau masih memiliki hubungan baik dengan Oppa!!”, teriaknya.

.

Buugghh…

.

.

“Yul!!”

.

Jessica terkejut karena Yuri baru saja memukul namja bernama Donghae itu. Ia dengan lantang menyuruh namja itu keluar dari rumah ini.

.

.

“Apa kau sudah menemukan yang kuinginkan?”

.

“Ini semua yang kau cari. Ngomong-ngomong, untuk apa Yul? Yang aku tahu kau bukan tipikal seseorang yang ingin ikut campur urusan orang lain”

.

“Ini untuk menjaga Sica. Kondisinya sedang tidak memungkinkan untuk ia mengalami traumanya lagi. Aku hanya ingin tahu seperti apa hubungannya dengan namja di dalam berkas ini”

.

“Oh begitu. Yasudah, aku pergi dulu Yul”

.

“Eoh, sekali lagi thanks Jo untuk bantuannya”

.

“No problem”

.

.

.

“Pergilah. Kau akan memperburuk keadaannya. Jika kau masih merasa bersalah, perbaiki itu dengan tidak menemui kekasihku lagi dan jangan membuatnya mengingat kejadian itu”

.

Tak ada kemarahan dalam nada bicara Yuri, namun sebuah ketegasan agar Donghae tidak terus mencoba menemui Jessica. Karena dengan caranya, Yuri sudah mengetahui alasan Jessica tidak ingin bertemu Donghae lagi. Teman masa kecilnya sekaligus seseorang yang menyebabkan ia mengalami trauma yang luar biasa.

.

“Sica……”

.

Jessica menggeleng. “Don’t! Don’t looking for me again, Hae. Please”, Jessica memohon kepada namja itu.

.

Hubungan keluarga Kim dan keluarga Lee memang terjalin baik karena kedua orangtua mereka sama-sama bersahabat. Namun, Jessica tidak pernah menceritakan kepada kedua orangtuanya tentang apa yang Donghae lakukan saat penculikan dulu. Hanya Taeyeon yang mengetahui hal ini.

.

Donghae menghela nafasnya kasar dan berdiri seraya memegang wajahnya yang sakit akibat pukulan Yuri. “Maafkan aku Sica. Aku hanya mencoba agar pertemanan kita masih seperti dulu”, jelas namja itu. Ia pun akhirnya pamit dengan berat hati karena Jessica masih menolak kehadirannya.

.

Setelah kepergian Donghae, Yuri segera memeluk gadis itu agar tetap tenang. Kedua saling berpelukan dan dalam dekapan Yuri, setidaknya Jessica tersenyum lega karena namja yang memeluknya ini terus bersamanya.

.

.

.

.

***

.

.

Sooyoung bersandar di pintu ruang inap dan hanya diam memperhatikan Krystal yang terlihat menggenggam tangan Yoong. Namja itu baru beberapa saat lalu tertidur pulas akibat obat bius yang diberikan dokter.

.

.

“Hyung…..”, dengan suara rendah Yoong mencoba bersuara.

.

Sooyoung yang memang berada disitu mendengarnya. Ia menemani proses penanganan Yoong sedangkan Krystal menunggu di luar, karena gadis itu akan semakin panik jika melihat keadaan Yoong yang masih babak belur terlalu lama.

.

“Berhentilah berbicara. Dokter sedang menanganimu”, jelas Sooyoung yang tidak mau Yoong banyak mengeluarkan suara.

.

Yoong meringis saat dokter baru saja menempelkan cairan antiseptik ke bagian lukanya. Dengan tangannya yang bebas, Yoong mengambil ponsel di saku celananya dan memberikan pada Sooyoung.

.

“Bu..ka…gale..ri..nya”, dengan suara pelan ia mencoba memberitahukan maksudnya.

.

Saat Yoong sedang ditangani tim medis, Sooyoung pun memilih membuka galeri milik Yoong. Disana ia melihat beberapa foto yang diambil beberapa saat lalu tepatnya sekitar siang hari, sebelum dirinya dan Krystal menemukan Yoong tergeletak di taman.

.

.

“Aku akan pergi menemui Taeyeon, Krys. Apa kau baik-baik saja jika kutinggal sebentar?”

.

Krystal hanya menggangguk. Ia mulai terlihat kelelahan.

.

“Oppa sudah memesankan makan malam untukmu dan Yoong. Dia juga pasti tidak akan menyukai makanan rumah sakit setelah sadar nanti. Setelah makan, istirahatlah. Nanti Oppa akan kembali lagi kesini”

.

“Hmmm gomawo Oppa”

.

“Kalo begitu, Oppa pergi dulu”

.

Sepeninggalan Sooyoung, Krystal berdiri dari kursinya dan memilih ke kamar mandi untuk mencuci muka agar kembali segar. Setelah selesai, ia keluar dan disambut dengan Yoong yang sudah siuman.

.

Yoong menoleh dan tersenyum lemah. Akhirnya ia bertatap muka dengan kekasihnya itu meskipun keadaannya menjadi buruk seperti ini. Setidaknya, Yoong menyadari bahwa Krystal tidak membencinya karena gadis itu peduli padanya.

.

Suasana canggung menyelimuti keduanya. Tak ada yang hendak bersuara sebelum seseorang mengetuk pintu kamar dan masuk. Ternyata makanan yang dipesan Sooyoung sudah datang.

.

“Young Oppa yang membelinya. Makanlah, kau pasti butuh tenaga”, meskipun terkesan cuek, namun gadis itu memperhatikannya. Krystal mengambilkan makanan itu dan menyiapkannya.

.

Yoong menikmati makanannya seorang diri. Krystal memilih duduk di sofa yang berada di depan tivi dan menonton sembarang channel disana. Ia belum tertarik untuk makan tapi lebih tepatnya belum siap untuk banyak berbicara dengan Yoong dalam keadaan seperti ini.

.

Sambil mengunyah, Yoong terus memperhatikan kekasihnya. Sesekali ia tersenyum melihat wajah Krystal dari arah samping yang menunjukkan bermacam ekspresi saat menonton sebuah film yang dipilihnya secara acak tadi.

.

“Seingatku kau tidak suka nonton drama, sayang”, ujar Yoong berusaha mengajaknya mengobrol.

.

“Aku hanya iseng”, balasnya tanpa menoleh ke Yoong.

.

Tiba-tiba saja ia mendengar suara lain dan mendapati Yoong turun dari ranjangnya dan membawa tiang cairan IV menuju tempatnya berada. Sontak, Krystal terkejut dan segera mendekatinya.

.

“YA! Apa yang kau lakukan?”, ucapnya panik.

.

“Ingin menonton juga”, balas Yoong dengan cengirannya.

.

“Ish, selesaikan makananmu dulu”

.

“Aku sudah kenyang dengan melihatmu”, Krystal memutar bola matanya begitu ucapan itu keluar dari mulut Yoong. Karena kesal, ia tidak jadi menolong Yoong dan kembali duduk di sofa lalu melanjutkan aktivitas menontonya.

.

“Kau tidak jadi membantuku kesana, princess?”

.

“Kau punya kaki, gunakan saja dengan baik”

.

Yoong terkekeh dengan dumelan Krystal. Dalam hati ia bersorak senang, biar bagaimana pun juga, Krystal meresponnya.

.

Dengan perlahan, Yoong duduk di samping Krystal dan ikut menonton film itu. Kedua remaja itu tiba-tiba menjadi terbawa suasana dengan film yang ditonton. Keheningan kembali melanda hingga tanpa aba-aba Krystal langsung mengambil remote dan mematikannya.

.

“Ceritanya sungguh menyebalkan”, kesalnya.

.

“Wae? Wae? Wae?”, Yoong bereaksi atas ucapan itu. “Pasangan itu kan kembali bersama lagi”, ucap Yoong dengan nada senang.

.

“Terlalu klise”

.

Krystal berdiri lalu mengambil air minum yang berada di meja kecil dekat tv. Yoong terus memandangnya dengan senyum lebar yang cukup menyebalkan.

.

“Jangan berharap seperti film itu”, celetuk Krystal meskipun pada kenyataannya pipinya sudah memerah.

.

Jika Yoong mempertahankan gengsinya untuk sesuatu yang menurutnya benar, Krystal memiliki gengsi untuk tidak mengatakan apapun lebih dulu diantara dirinya dan Yoong.

.

“Aku tidak mengatakan apapun”, balas Yoong seraya berdiri dari sofa.

.

Saat Krystal hendak menuju sofa lagi, Yoong menahan lengannya. “Jangan tidur di sofa, badanmu akan sakit. Tidurlah di ranjangku dan aku tidur disini”

.

Tuuuk..

.

Krystal menyentil dahi Yoong pelan. “Bodoh. Apa sekarang aku yang jadi pasien, huh?”

.

“Kalo begitu ayo tidur bersama. Lagian kasurku cukup untuk kita berdua” ia menyengir lagi.

.

“In your dream. Aaaakkkkhhh”

.

Tiba-tiba tubuh gadis itu terangkat ke udara. Ulah siapa lagi jika bukan Yoong. Ia melepas jarum infus dari tangannya dan menaikan tubuh Krystal di pundaknya lalu membawanya ke tempat tidur.

.

“YA! Kau berdarah”, ucap gadis itu begitu melihat darah mengalir di punggung tangan Yoong. “Ish, kau ini”, omelnya lagi lalu menekan tombol merah yang berada di dekat tempat tidur Yoong.

.

Tak berapa lama, dokter datang bersama suster. Yoong kemudian mendapat penanganan dan punggung tangan satunya tertancap jarum infus kembali.

.

“Berhentilah melakukan hal konyol”, omel Krystal lagi.

.

“Ahhhh, malam ini pasti nyenyak”, Ia pura-pura menguap dan melebarkan tangannya. Merilekskan semua tubuh sebelum akhirnya berbaring dan membawa tubuh Krystal ikut berbaring.

.

Dengan cepat Yoong memeluknya dari belakang dan meletakkan satu kakinya diatas kaki Krystal agar gadis itu tidak bisa kabur.

.

“YA! Lepaskan!”, pinta Krystal.

.

“Good night princess”

.

Setelah mengucapkan itu, Yoong memejamkan matanya dan langsung mendengkur pelan. Krysta lalu memukul lengannya. “Dork”, ucapnya sebelum akhirnya ikut menyusul Yoong. Keduanya memejamkan mata dengan senyum yang terukir di bibir masing-masing.

.

.

.

.

***

.

.

Taeyeon menghela nafas untuk kesekian kalinya. Ia hanya berdiri melihat Seohyun yang terlihat melamun namun dengan airmata yang terus membasahi pipi wanita itu. Seohyun memutuskan untuk keluar dari rumah keluarga Kim karena tak ingin memperburuk kondisi Jessica.

.

Namun Taeyeon tetaplah Taeyeon, ia tidak akan membiarkan siapapun yang dianggapnya keluarga mengalami kesulitan. Ia memutuskan untuk membeli sebuah rumah yang masih berada dalam kawasan yang sama, agar mudah menjenguk Seohyun.

.

“Noona, beristirahatlah. Dari semalam kau belum tidur”, pinta Taeyeon.

.

Seohyun tidak menanggapinya. Hal itu membuat Taeyeon khawatir. Namja itu memilih untuk mengambil sarapan yang sudah disiapkan oleh maid dan membawanya di sebelah Seohyun. “Kalo begitu, setidaknya makanlah dulu. Kau membutuhkan banyak asupan, hmmm”

.

Kali ini Seohyun mengangguk dan Taeyeon membantu menyuapinya. Setelah menyelesaikan makanannya, tiba-tiba pintu kamar Seohyun terbuka dan muncullah gadis bereyes smile. Ia melihat keduanya di balkon dan datang mendekat.

.

“Kau sudah datang, Phany-ah”, Taeyeon membawa gadis itu dan memeluknya.

.

“Maaf Tae, ada kelas pagi”

.

“Hmm, aku mengerti. Maaf juga, aku tak bisa menjemputmu dan meminta butler Hong yang menggantikannya”

.

“Tidak apa-apa”, jelasnya sembari melihat pergelangan tangannya. “Ini sudah jam 10, kau nanti bisa terlambat meeting”

.

“Ah iya”, Taeyeon lalu memandang ke arah Seohyun. “Noona, aku harus pergi. Phany yang akan menemanimu, hmmm. Kumohon istirahatlah setelah ini”, Taeyeon memberi pelukan pada wanita itu dan keluar kamar diantar oleh Tiffany.

.

“Kau sudah makan?”, Pertanyaan Tiffany membuat Taeyeon menepuk jidatnya dan menyengir.

.

Tiffany menggeleng heran. Ia sudah tahu jawabannya tanpa Taeyeon berucap. Akhirnya ia meminta Taeyeon untuk makan lebih dulu sebelum pergi.

.

“Aaaaaaaaaa”

.

“Tae, seharusnya kau yang makan. Bukan aku”, tolak Tiffany saat Taeyeon hendak menyuapinya.

.

“Ini aku makan. Tapi kau juga makan, biar aku tidak sendiri”, senyumnya dengan childish.

.

“Ish”

.

Tiffany pun membuka mulutnya dan menerima suapan dari kekasihnya itu. Keduanya mengobrol ringan sembari memiliki waktu berdua.

.

“Sica masih marah padamu?”

.

“Tidak lagi, setelah aku Noona pindah kemari”

.

Tiffany mengangguk mengerti. “Oh ya, bagaimana persiapan festivalnya? Sepertinya kita mulai jarang berkumpul”, tanya Taeyeon.

.
“Youngi bilang dia yang akan mengurusnya. Yoong dan Krys sedang dalam masa break, Sica belum kembali ke kampus, dan kita sedang membantu Seohyun Unni”

.

“Khaa~~ sayang sekali. Padahal ini festival pertama kita”

.

“Eoh, dan ini ideku tapi Youngi yang menghandlenya”, timpal Tiffany.

.

“Masih ada 4 hari sebelum festival. Bagaimana kalo besok kita mengumpulkan semuanya dan membicarakan ini sebelum hari H tiba”

.

“Hmm aku setuju. Nanti aku akan memberitahu yang lainnya”, jelas Tiffany disetujui anggukan Taeyeon.

.

“Tae?”

.

“Hmmm”

.

“Apa wartawan masih mencari keberadaan Unnie?”

.

“Hmmm. Setelah keluar dari grupnya, Noona memutuskan kontak dengan semua orang di Seoul dan datang ke Paris. Ia juga sudah menyerahkan surat perceraian pada pengacaranya, tapi kupikir Noona sangat sedih dengan keputusan ini”

.

Taeyeon menghela nafas. Tiffany menggenggam tangannya dan mencoba menyemangati namja itu. Tiba-tiba ia tersenyum ke arah Taeyeon.

.

“Wae?”, heran Taeyeon.

.

Tiffany menggeleng. “Tidak. Aku hanya merasa bersalah karena sempat marah denganmu waktu itu. Tapi TaeTae yang kukenal memang namja yang baik dan hangat”, Tiffany tersenyum lagi.

.

“Oh ya? Aku bisa menghangatkanmu malam ini jika kau mau sayang. Awwwww!”

.

Tiffany melepaskan genggaman tangannya dan memukul pundak Taeyeon dengan cukup keras. “Kau merusak suasana”, kesalnya.

.

“WAE??” Protes Taeyeon. “Aku tidak mengatakan hal yang aneh”, belanya.

.

“Ish, sudahlah. Cepat pergi sebelum kau telat”

.

Taeyeon menaik turunkan alisnya. Ia senang sekali jika membuat Tiffany kesal seperti ini. Sangat lucu.

.

“Aku serius, sayang. Aku bisa menghangatkanmu malam ini jika kau mau” Taeyeon terkekeh.

.

“YAH! Cepat pergi sana”, kesal Tiffany lagi.

.

“Hahahahaha, iya iya” balas Taeyeon.

.

Baru saja melangkah, Taeyeon berbalik lagi dan mengecup pipi kanan Tiffany dan bibirnya. “Aku pergi dulu Nyonya Kim”, goda Taeyeon lagi dengan tawa khasnya.

.

“IIISSHHHH”

.

Setelah mengantar Taeyeon ke pintu depan, Tiffany kembali masuk ke kamar Seohyun. Ia melihat wanita itu hendak naik ke atas tempat tidur. Dengan hati-hati, Tiffany membantunya.

.

“Pelan-pelan Unni”, ucapnya.

.

Tiffany tak lupa merapikan selimut yang menyelimuti tubuh Seohyun. Gadis itu sesekali tersenyum saat Seohyun tak sengaja memandang ke arahnya. “Istirahatlah Unni, katakan apapun jika kau membutuhkan sesuatu. Aku akan ada disini”, jelasnya lagi sebelum duduk di kursi empuk yang berada di samping tempat tidur.

.

Agar tidak bosan, Tiffany memilih membaca majalah. Namun tatapan beralih ke arah Seohyun lagi begitu menyadari bahwa Seohyun sedang memandangnya tapi tak mengucapkan satu kata pun.

.

“Ada apa Unni? Kau membutuhkan sesuatu?”

.

“…………………..”

.

“Unnie….”, Tiffany menutup majalahnya dan cemas begitu melihat Seohyun meneteskan airmata lagi. “Unnie, ada apa?”, tanyanya sekali lagi.

.

Seohyun menggeleng pelan. Mengusap airmatanya dengan tisu yang baru saja diberikan oleh Tiffany. Setelah selesai, ia kembali memandang Tiffany dan menarik lengannya. Gadis bereyes smile itu cukup terkejut saat Seohyun memeluknya.

.

Keduanya terdiam beberapa saat sebelum akhirnya Seohyun melepaskan pelukan itu lalu mengulum senyumnya pada Tiffany. “Terima kasih karena kau sudah ada untuk Taeyeon”

.

Lagi-lagi Tiffany dibuat terkejut. Namun secepat mungkin ia membalas senyuman Seohyun.

.

“Setelah berpisah, aku membuat hidupnya menjadi player. Tapi sekarang, aku bisa melihat Kim Taeyeon yang dulu. Hangat dan selalu menghargai siapapun yang berada didekatnya”

.

“Ya aku setuju. Tapi itu pelajaran hidup, Unnie. Begitu juga denganku. Jika aku tidak bertemu Taeyeon, mungkin aku bukan Tiffany seperti sekarang ini”

.

Keduanya saling berpandangan lalu tiba-tiba saling tertawa menyadari bahwa mereka sedang mengagumi sifat seseorang yang sama bernama Kim Taeyeon.

.

“Ingat pertama kali kita bertemu dulu?”, Tiffany mengangguk.

.

“Itu pertama kalinya Taeyeon membawa seseorang dihadapanku dengan serius setelah perpisahan kami”, Seohyun berhenti sejenak dan tersenyum. “Ternyata pilihannya tepat, dan kini aku bisa melihatmu lagi dan masih bersamanya. Terima kasih Tiffany”

.

Tiffany tak dapat menyembunyikan senyum bulan sabit miliknya. Kini giliran ia yang memeluk Seohyun. “Terima kasih Unnie. Benar kata Taeyeon, Unnie seorang wanita yang lembut dan bijaksana yang pernah ia kenal”

.

Seohyun tertawa kecil. “Benarkah? Kalo begitu Taeyeon terlalu berlebihan berbicara tentangku padamu, huh”, Tiffany membalasnya dengan mengendikkan bahunya.

.

“Tapi dia memang suka berlebihan”, kekehnya dan diikuti anggukan setuju dari Seohyun.

.

Tak berapa lama setelah mengobrol, Tiffany menatap Seohyun dengan serius. “Unnie, apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?”, tanyanya hati-hati.

.

“Hmm tentu saja. Apa itu?”

.

Tiffany menggigit bibir bawahnya dan tampak ragu lalu kemudian menghembuskan nafasnya pelan. Di sisi lain, Seohyun menatapnya seolah sedang menunggu gadis itu mengucapkan kalimatnya.

.

.

“Apa Unnie masih mencintai Taeyeon?”

.

.

.

.

***

.

.

Sooyoung menutup layar ponsel Yoong yang ada ditangannya. Dari matanya, ia mulai terpancing amarah setelah melihat foto-foto yang ada di galeri ponsel Yoong. Ia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke sebuah apartemen sederhana.

.

Di tangan Sooyoung, ada selembar kertas kecil berisi sebuah alamat. Ia menuju ke alamat tersebut. Begitu menekan bel, tak berapa lama seorang namja keluar dan membukakan pintu untuknya.

.

Belum saja namja itu bereaksi, Sooyoung sudah mencengkram kerah bajunya dan mendorongnya ke dinding dengan cukup kuat. Namja itu meronta kesakitan.

.

“Apa yang kau lakukan?”, ucapnya tercekat.

.

Sooyoung melepaskan cengkeraman itu dan mengeluarkan ponsel milik Yoong. “Apa mereka teman-temanmu, huh? Dan kau menyuruh mereka untuk memukuli Im Yoong?”, tanya Sooyoung dengan tegas.

.

Namja itu kini menyadari siapa yang berada di depannya. Tanpa sadar, ia mengepalkan tangannya lalu memukul Sooyoung tepat di wajahnya hingga tersungkur.

.

“Astaga!!! Apa yang kau lakukan?”

.

Seseorang baru saja keluar dari arah lift dan terkejut melihat kejadian barusan. Sooyoung ikut menoleh dan terkejut juga karena melihat orang yang dikenalnya.

.

“Sunny?”

.

Gadis itu segera mendekat ke arah Sooyoung dan membantunya berdiri. Setelah itu ia menampar namja yang memukul Sooyoung tadi. “Kau berkelahi lagi, Josh!!”, marahnya pada namja itu.

.

“Dia yang memulainya, Noona. Dan dia juga yang sudah menabrak Hara”, tunjuk Josh pada Sooyoung dengan kesal karena baru saja ditampar oleh Sunny.

.

“APA?”, Sunny menoleh ke arah Sooyoung.

.

Mendengar nama Hara, membuat Sooyoung semakin terkejut. “Kenapa ada yang bisa mengetahui kejadian itu?” pikirnya.

.

“Dia orang kaya yang aku ceritakan padamu, Noona. Menabrak Hara, lalu meminta orangnya untuk mengurus semuanya dan memberikan uang sebagai ganti rugi. Apa uang mereka bisa menggantikan tangan kiri Hara yang tidak bisa berfungsi lagi?” Josh kali ini berteriak.

.

Sunny memandang Sooyoung dengan tatapan kecewa. Ternyata namja di depannya ini yang sudah membuat salah satu sahabat Josh tidak bisa menggunakan tangan kirinya lagi.

.

Di lain sisi, Sooyoung tak bisa menyembunyikan keterkejutannya mendengar kondisi gadis yang tidak sengaja ia tabrak beberapa waktu lalu.

.

“Aku mencoba tidak mempedulikan perkataan teman-temanku mengenai kalian, tapi kalian sama saja. Hanya bisa mengandalkan kekayaan orangtua”

.

“DIAM”, Sooyoung tersulut emosi lagi begitu Josh mengatakan kalimat itu. Kalimat yang tak pernah ia suka sama sekali. Mengandalkan kekayaan orangtua. Sedangkan dia sendiri selalu berusaha keras dengan caranya untuk mendapatkan yang diinginkan.

.

Plaaak

.

Sooyoung memegang pipinya yang baru saja ditampar Sunny. Gadis itu terlihat marah. “Pergi dari sini, sebelum aku memanggil petugas keamanan”, ancamnya.

.

“Sunny-ah”, Suara Sooyoung melembut.

.

“Jangan mendekat”, ucapnya begitu Sooyoung hendak melangkah ke arahnya.

.

Sunny dengan cepat menarik tangan Josh dan membawa adiknya itu untu masuk ke dalam apartemen mereka. Meninggalkan Sooyoung yang terdiam.

.

Yoong yang pernah memukul Josh

.

Josh adik Sunny

.

Hara sahabat Josh dan sekarang tidak bisa menggunakan tangan kirinya dengan baik.

.

Lalu, orang-orang yang memukul Yoong

.

“Hubungan macam apa ini?”, ucap Sooyoung frustasi. “Arrghh!! Shit! Aku harus memberitahu tahu Yoong dan Taeng soal ini”

.

.

.

.

——————————

.

Usai meeting, Taeyeon pergi ke kampus untuk menghadiri satu mata kuliah. Selesai kelas, namja itu memilih untuk singgah di hall basket dan melihat latihan tim Sorbonne disana. Begitu tiba, ia mengerutkan dahinya karena tidak melihat Sooyoung ataupun Yoong di lapangan.

.

Baru hendak melangkah untuk mendekati para anggota tim yang sedang latihan, matanya menangkap sosok Krystal yang baru saja masuk ke dalam hall bersama tim cheersnya untuk latihan di hall basket kampus Sorbonne ini.

.

“Krys!”, panggilnya seraya berlari kecil untuk mendekat ke arah Krystal.

.

“Oppa, tidak biasanya kau disini”

.

“Iya, aku hanya mampir sebentar. Ingin melihat tim latihan, tapi aku tidak melihat Sooyoung dan Yoong. Apa kau melihat mereka?”

.

“Ah soal itu….”, Krystal menghela nafasnya sejenak lalu menceritakan apa yang terjadi pada Yoong.

.

Taeyeon yang memang tidak tahu, tentu saja terkejut dengan berita ini. Terlebih Sooyoung juga tidak menceritakan apapun padanya. Padahal, Sooyoung lah yang selalu memberi kabar untuknya.

.

“Aku yang melarang Sooyoung Oppa menceritakannya padamu, Oppa”, jelas Krystal saat menyadari tatapan kecewa dari Taeyeon.

.

“Bagaimana Yoong sekarang?”, tanyanya lagi.

.

“Dia sudah lebih baikan, tapi harus istirahat cukup lama. Yoong tidak akan tampil di Final”

.

“Sudah ketemu pelakunya Krys?”

.

Krystal menggeleng. “Tapi Sooyoung Oppa sedang mencarinya”

.

“Baiklah kalo gitu. Nanti aku akan menjenguknya di Rumah Sakit. Kalo begitu, Oppa pamit dulu. Jaga dirimu baik-baik Krys”

.

“Hmmm, baik Oppa”

.

Taeyeon berpamitan dan meninggalkan hall basket. Belum jauh ia melangkah, seseorang berlari ke arahnya dan memanggil Taeyeon. Seorang namja dengan postur dan tinggi yang hampir mirip seperti Yuri.

.

“Jinwoon”, ucap namja itu memperkenalkan diri. “Aku ketua klub Basket di kampus ini”, jelasnya lagi.

.

Taeyeon akhirnya mengangguk mengerti. Memang setelah mundur dari tim basket, ia tidak mengetahui perkembangan organisasi. Ia hanya mengikuti pertandingan-pertandingan untuk menonton Sooyoung ataupun Yoong bertanding.

.

“Aku mendengar kejadian yang menimpa Yoong”

.

“Ah soal itu”

.

“Huum. Aku turut menyesalkan kejadian itu. Tapi sekarang tim butuh seorang kapten sementara untuk menggantikan Yoong. Aku tahu reputasimu dulu saat di high school, jadi kupikir aku ingin meminta bantuanmu, Taeyeon”

.

“Aku? Tapi aku sudah tidak bermain basket. Lagian masih ada Sooyoung, dia pasti bisa diandalkan jika harus menggantikan Yoong”, ia memberikan saran pada Jinwoon.

.

“Tapi Sooyoung akhir-akhir ini sering absen karena ia juga terlibat dalam kepanitian festival. Tim takut itu justru membebaninya”

.

Taeyeon tampak berpikir. Selain sibuk dengan perusahaan dan kuliah, ia juga sibuk dengan kesembuhan adiknya dan masalah Seohyun. Namun tatapan Jinwoon menatapnya penuh harapan.

.

“Hmmm, bagaimana jika kupikirkan terlebih dahulu. Secepatnya akan kuberitahu”

.

Meskipun belum lega, tapi Jinwoon akhirnya mengangguk. Keduanya bertukar nomor ponsel. Jinwoon pamit dan Taeyeon juga langsung menuju parkiran. Disana buttler Hong sudah menunggunya di mobil.

.

“Kenapa dengan wajah anda, tuan muda?”

.

Taeyeon masuk ke dalam mobil diikuti oleh buttler Hong.

.

“Ada sedikit masalah dengan tim basket dan ketua klub baru saja memintaku untuk mejadi kapten tim dalam pertandingan final nanti”

.

“Kenapa tidak anda setujui saja?”

.

“Huft. Paman pasti tahu kesibukanku akhir-akhir ini”

.

“Maka dari itu, bersenang-senanglah sejenak. Nikmati pertandingan itu. Pasti tuan muda juga merindukan kembali ke lapangan, bukan?”, Taeyeon mengangguk.

.

Drttt….drttt…

.

From: Youngi

Taeng, ada yang harus aku bicarakan padamu. Aku sedang menuju ke rumahmu.

.

.

To: Youngi

Tidak usah, Soo. Kita bertemu di Rumah Sakit saja tempat Yoong dirawat. Aku baru saja mengetahuinya dari Krystal.

.

.

.

“Paman, kita ke arah Hospital B. Aku akan bertemu Sooyoung dan Yoong”, buttler Yoong mengiyakan permintaanya.

.

Sepanjang perjalanan, Taeyeon masih berpikir tentang tawaran Jinwoon.

.

“Huft, apa aku masih bisa bermain seperti dulu lagi?”, batinnya.

.

.

.

.

TBC

———————————-

Jeje is BACK XD

Sorry for late update. Semoga updatean ini berkenan.

Ada yang gak sabar nungguin ETERNITY? Sabar ya. Gue usahain segera.

See you ^^

.

.

by: J418

.

*bow*

66 thoughts on “INDESTRUCTIBLE II (6)”

  1. Duh thor gue suka bgt kopel yong krys asaa gimanaa gitu kaya percintaan anak remaja kekinian bgt hahahaha bikin oneshot dong buat kopel yongkrys thor🙏🙏🙏

    Like

  2. up date lg thor eternity biar ga lups critana. disini ksian sooyoung, tae istrinya rukun2 pa ga ntar 😀 oke critanya thor cuma msh teka-teki lagi, cpt update lg ya thor, semangat!!

    Like

  3. niceee,, semua nya sudah direncanakan kan dan tersusun dengan sangat rapi.. niceee.. cooolll :***

    tangan nya si sunny ringan banget
    belum tentu si josh salah atau soo benar..
    *Wooooyyy, Sunny ANAK mana loeee*
    /ngelusinpipisoo/ kesian pipi soo jadi bengkak. *Wooyy sunny mana loee*

    Lucu ama tingkah laku YoonKrys kyak anak kecil mreka..

    wishhh,, Yuriii My Soeoboeang kelennnn.. /awwww/ ntar malam jan lupa mampir ya,, bhuakakkak

    “Aku pergi dulu Nyonya Kim”, goda Taeyeon
    “yes, my heart, my kim, my lover, my kimmy… arkhhhh #WHY #Taeyeon

    Like

  4. Gw penasaran sama jawaban Seohyun, terus kalo jawaban y iya reaksi fatini kaya gimana y ? Gw tunggu kelanjutannya aja lah Thor hehe

    Like

  5. Akh jadi Josh sama yoong itu temen masa kecil toh huh? 😓
    Omo ternyata alasan sica gak mau ketemu donghae lagi tuh karna has terlibat saat penculikan sica dulu 😨😨
    Aishh yoong bisa aja godain krystalnya, tapi krystalnya tetep gengsi gitu 😁😁😁
    Kasian seohyun sedih bgt kayanya 😭 Guess penasaran apa jawabannya seo ke fany 😏
    Sunny jadi salah paham gitu ke sooyoung 😥

    Like

  6. Masalah tambah rumit ketika soo tahu kalo josh adik sunny dan teman dekat hara, terlebih hara tangannya g bisa gerak. Apa jawaban soe setelah panny bertanya tentang perasaannya? Komplit bngt semuanya, ini benar-benar maslah komplit.

    Like

  7. Njirr, kptong komenx..
    Duh mommy aing pengertian se x..
    Duh jwabn seo ap y ? *penasaran* semoga aj sih udh g ada rasa lg ma daddy.. Takutx klo msh ada rasa mommy pst sakit hati tp trgntng daddy yg menyikapinya…
    Kasihan youngie, udh d tonjok d tampr, d usir lagi 😢
    Wahh jgn” si jinjin itu ada rncana jahat untk daddy..

    Like

  8. yoong ciee deket lagi nih sama krystal .. yulsic adem ayem aja nih , hehhhehe .. oo ,, jadi josh adik nya sunny , trus hara sahabtnya josh ,, ihh rumit banget . banyak hubungannya ya .. fanny akur2 aja ya sama seohyun . taeng trus aja loe godain fanny , wkwkwkwkw

    Like

  9. fanny ama hyuni berhubungan baik, disini hyuni dipanggik nunna yak hehehe… apa jwbn hyuni ya?
    pasti jinwoon slh satu dlm kelompok musuh itu huufft….
    uhh yul disini gentle bet deh ah~
    yaaaahh gmn kisah soosun, baru aja soo dpt yeoja yg bikin deg deg deg……. malah begini.
    taengsooyoongyul hrs segera tau semuanya biar ga jd bikin malu tim A sorbonne..

    Like

  10. Berarti yg liat tabrakan itu josh, trs anak kecil yg berantem pas pecahin bola crystal itu jg josh kn yah, dan josh adik sunny tp apa bener yg suruh gebukin yoong itu josh? Scr klo diliat dr percakapan ada org lain yg lbh pny dendam ke yoong
    Lumayan ada moment so sweet yoonkrys walaupun krystal msh ngambek
    Kenyataan apalagi ini, sunny marah sama sooyoung trs hubungan pedekate mrk gmn donk yg ketunda lagi deh,
    Aduh pertanyaan tiffany ke seohyun malah ditunda kan penasaran apa dia msh suka atau gk sama taeyeon

    Like

Leave a comment