RAIN, SERIES

RAIN (16)

Tittle                : RAIN

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Jessica Jung

Tiffany Hwang

Kim Hyoyeon

Lee Sunkyu

Girls Generation Member and Others

Genre              : GirlxGirl, Friendship, BitterSweet, Romance

Series

——————————————————————————-

RAIN……

– There’s a thin line between being in love and being stupid –

.

.

PART 16

.

.

Seluruh media massa mulai memberitakan presscon yang membuat publik gempar. Para fans mulai histeris karena idola mereka akan mengundurkan diri dari sebuah agensi besar. Karir RAIN mulai dipertanyakan jika hal itu terjadi. Netizen mulai mengungkapkan pendapat positif dan negatif mereka mengenai keputusan Jessica dan RAIN terlebih lagi konser ASIA mereka yang kini dipertanyakan kelanjutannya.

.

Pihak agensi sendiri merasa rugi dengan pemberitaan ini. Bahkan dengan jelas, Jessica dan member RAIN telah melanggar kontrak mereka. Yuri mulai menjauh dari media untuk sementara waktu, Hyoyeon kembali fokus dengan rehabilitasi jalannya dan kesehariaannya, sedangkan Taeyeon dan Jessica hanya menjalani kehidupan privasi mereka.

.

Member RAIN sendiri, tak ada satupun yang mengungkapkan statemen apapun setelah pernyataan Jessica. Jelas, bahwa RAIN tidak akan bersama BCEnt lagi. Jessica dan member lain sudah sepakat untuk jalan dengan rencana mereka. Semuanya hanya tinggal menunggu prosedur dan planning RAIN untuk mengatakannya di depan publik. Tapi tidak untuk sekarang.

.

Sesuai janji, Taeyeon dan Jessica bertemu di apartemen Taeyeon dan keduanya memutuskan pergi menuju lantai paling atas apartemen dengan ditemani pemandangan Seoul. Taeyeon mengambil sebatang rokok dan menyulutnya.

.

Jessica tertawa menyadari aksi Taeyeon. “Kupikir sekarang kau yang tergila-gila pada rokok”, ucapnya pada Taeyeon.

.

“Mungkin”, jawab Taeyeon cuek seraya menghisap rokoknya dan menghembuskan perlahan. “Setidaknya aku tidak kecanduan sepertimu. Efek Tiffany begitu besar untuk menghentikanmu, huh” ejek Taeyeon.

.

Jessica tertawa lagi. Ia lalu berjalan mendekat ke pagar pembatas dan meletakkan kedua sikunya disana dan menatap lurus ke arah depan. Hamparan gedung-gedung tinggi menyelimuti kota ini.

.

“Kupikir Yuri akan menolakku” ucap leader RAIN itu.

.

“Yuri sudah menjadi bagian dari jiwamu, Sica. Dia orang pertama yang selalu mendukungmu”

.

Jessica tersenyum mendengarnya. Yuri memang selalu menjadi penyemangatnya selama ini dan selalu mendesar keluh kesahnya.

.

“Aku berharap Yuri dan Hyo tidak salah memilih pilihan mereka. Cukup kita yang terjebak dalam pilihan ini, Taeng”

.

“Aku tahu, dan aku juga berharap begitu”

.

Jessica menatap Taeyeon tepat di matanya. Kemudian ia tersenyum saat melihat mata tajam Taeyeon yang terlihat teduh saat ini. “Terima kasih, kau sudah percaya padaku”, ucapnya.

.

“Aku mengenalmu lebih dari siapapun”, meskipun terasa datar saat mengucapkan itu, namun Jessica senang bisa mendengar Taeyeon yang dulu berbicara dengannya saat ini.

.

Keheningan menyelimuti keduanya sejenak sebelum Taeyeon bersuara lagi. “Apa kau mendengar tentang Yoona dan Seohyun?”

.

“Yeah. Aku membaca berita itu”

.

“Aku sempat membayangkan bagaimana reaksi publik jika tahu kita sama seperti Yoona”

.

“Lalu, apa yang kau dapatkan?”

.

“Cukup mengerikan”, ia tertawa saat mengucapkan hal itu

.

Jessica ikut tertawa dan mengangguk setuju. “Kurasa fangirl fanatikmu di luar sana akan sangat bahagia”, jelas Jessica.

.

“Aku berani bertaruh, kau yang lebih dulu dilamar oleh maomaos fanatikmu”

.

Keduanya tertawa membayangkan hal itu.

.

.

“Bagaimana pertemuan dengan Daddymu?”

.

“Juyeon sudah mengatakan semuanya, dan kurasa Daddy mengubah pikirannya”

.

Taeyeon mengangguk mengerti dengan maksud Jessica. “Sudah seharusnya begitu. Kau dan Tiffany” jelas Taeyeon tulus.

.

“Ada yang ingin kukatakan padamu”, lanjut Taeyeon lagi dengan nada serius.

.

“Apa itu?” Jessica menangkap keseriusan Taeyeon dan itu membuatnya sedikit khawatir dengan apa yang akan Taeyeon ucapkan.

.

“Alasan kenapa aku memilih mengakhiri hubunganku dengan Jinwoon dan juga hubungan persahabatan kita”

.

Jessica terdiam. Ia tak pernah membayangkan hal ini akan Taeyeon katakan. Gadis itu terlalu tertutup dan keras kepala mengenai keputusan dirinya. Terkadang siapapun tak akan mengerti pemikiran Taeyeon karena ia membuat sebuah tembok penghalang bagi siapapun untuk bisa mengerti dirinya.

.

“Aku dan Krystal menjalin hubungan. Krystal Jung, sepupumu”

.

“…………………..”

.

“Sica…”

.

“…………………..”

.

Jessica masih tak bereaksi, pandangan tepat menuju mata Taeyeon dan Taeyeon berani bertaruh bahwa pikiran Jessica dan tatapannya saat ini sangat berbeda dan unpredictable.

.

“Aku ingin mengatakan kejujuran itu pada Jinwoon, tapi takdir berkata lain. Aku belum sempat mengatakan apapun padanya”, jelas Taeyeon.

.

Ia kembali mengingat betapa bersalahnya dirinya pada Jinwoon karena tak bisa mengatakan kejujuran pada saat itu. Tapi Taeyeon yang dulu hanyalah gadis remaja yang ingin merasakan gairah perasaannya namun tidak pada Jinwoon, melainkan Krystal. Dan tragedi yang menimpa Jinwoon adalah awal dari semua hal yang mengubah Taeyeon menjadi gadis yang dingin dan tertutup.

.

“Apa kau yakin dengan perasaanmu padanya?”, tanya Jessica pada akhirnya.

.

“Huh?”

.

Taeyeon terkejut dengan pertanyaan Jessica.

.

“Apa kau yakin dengan perasaanmu pada Krys?”, tanyanya lagi dan kali ini Taeyeon mengangguk.

.

“Aku tak berhak melarangmu, sejujurnya itu pilihanmu Taeng. Tapi aku minta pikirkan baik-baik”, Jessica tersenyum padanya. “Sampai bertemu lagi, Taeng”

.

Jessica pergi dan membuat Taeyeon memikirkan perkataannya barusan. Apa yang Jessica sembunyikan? Sesungguhnya itulah pertanyaan yang ada dibenaknya saat ini. Kenapa Jessica tidak marah padanya? Seharusnya Jessica memakinya karena perbuatannya. Itulah yang Taeyeon pikirkan.

.

.

.

.

————————

.

Juyeon menyandarkan kepalanya di tembok dengan posisi berdiri. Sedangkan kedua tangannya dilipat di depan dadanya dan memandang ke arah lawan bicaranya yang duduk di sofa dengan perasaan iba.

.

“Kau bermain api. Itulah yang bisa kukatakan”, ucapnya pada lawan bicaranya.

.

“………………”

.

“Kau ingin bertemu dengannya? Aku bisa melakukannya Aku tahu dimana dia berada saat ini”, lanjut Juyeon.

.

“Just shut up”, orang itu berteriak pada Juyeon.

.

Juyeon terlihat tetap tenang. Matanya seolah menelanjangi lawan bicaranya dengan pandangan intimidasinya. Ia tersenyum saat orang yang di depannya ini mulai terlihat berkeringat dan tangannya bergetar hebat.

.

“Kau butuh perawatan, aku bisa membantumu jika kau—”

.

Praanng…

.

Gelas itu pecah tak jauh dari kaki Juyeon saat orang itu mencoba melempar ke arahnya. Juyeon menggeleng melihat kelakuannya. Dokter mengatakan kau sudah hampir melewati batasmu. Lakukan pengobatan sebelum terlambat.

.

“Shut up, Juyeon… shut up.. Just shut up your f cking mouth”, teriaknya lagi pada Juyeon.

.

Juyeon menghela nafasnya dan memilih meninggalkan ruangan. “Aku ada di sebelah, panggil aku jika kau butuh sesuatu”, Juyeon pergi dan menutup pintu ruangan dengan hati-hati.

.

.

.

***

.

.

Gadis itu terlihat hati-hati saat turun dari mobilnya dan menoleh ke arah sekitar, berharap tak ada yang melihatnya. Ia masuk ke dalam gedun tinggi itu dan langsung menuju lift. Setiba di lantai 17, ia berjalan menuju satu unit dengan perasaan yang bercampur aduk.

.

Ting….tong…..

.

.

Ia menekan bell itu dua kali. Tak berapa lama seseorang membuka pintu. Namun bukan orang yang dia harapkan.

.

“Oh! annyeonghaseyo”, ucap orang itu ramah padanya.

.

Gadis itu tahu siapa yang ada di depannya. Tapi sayangnya, mereka tidak pernah akrab ataupun terlibat pembicaraan. “Kau mencarinya? Kau bisa masuk. Aku harus pergi sekarang karena ada jadwal”, ucapnya lagi dan mempersilahkan gadis itu masuk.

.

Perlahan ia melangkahkan kaki ke dalam apartemen ini. Langkah semakin terasa berat saat melihat ‘mantan kekasihnya’ sedang duduk di sofa ruang tengah dan sibuk memainkan ponselnya. Orang itu segera menoleh saat menyadari ada seseorang yang mendekat.

.

Tatapannya terlihat biasa saja, meskipun perasaanya tiba-tiba terluka melihat orang yang ada dihadapannya ini datang menemuinya.

.

“Duduklah. Aku akan mengambilkan minuman”, ucapnya seraya berdiri dari sofa.

.

“Tidak perlu. Ada yang ingin kubicarakan”, balasnya.

.

Orang itu duduk kembali dan gadis itu ikut duduk tak jauh darinya. “Berita mengenai kita….hmm apa kau yang menyebarkannya?”, tanyanya dengan lirih namun masih dapat didengarnya.

.

“Eoh, aku yang menyebarkannya” jawabnya santai.

.

“Kenapa Yoong? Kau tahu karirmu—”

.

“Aku tidak peduli lagi dengan hal itu”, ia langsung memotong ucapan Seohyun. “Apa ini bagian dari dendammu?”

.

“Yoong….”

.

Seohyun tak percaya dengan yang didengarnya. Bagaimana Yoong bisa tahu?

.

“Aku mendengar semuanya saat melihatmu di Rumah Sakit”, ujarnya yang tahu maksud dari tatapan Seohyun. “Aku juga melihat semuanya. Bagaimana bisa kau…..”, nafas Yoong tertahan. Rasanya sakit menyadari seseorang yang dicintainya melakukan hal di luar dugaannya.

.

Yoong menahan tangisnya, dia berusaha untuk tetap meneruskan kalimatnya. “Jika karena uang, aku bisa bekerja 24/7 untuk membiayai semua pengobatan ayahmu hingga ia sembuh. Bagaimana……Bagaimana kau bisa melakukannya, Hyuni?”

.

“Kau tidak mengerti Yoong”

.

“Kalo begitu katakan padaku! Katakan biar aku mengerti dan paham dengan jalan pikiranmu!”, Yoong mulai tak dapat menahan amarahnya hingga ia berteriak.

.

“Kau tetap tidak akan mengerti, Yoong!! Kau tidak akan mengerti betapa berharapnya mereka padaku. Dan kau tidak akan mengerti perasaanku setiap kali mendengar Appa masuk Rumah Sakit. Kau tidak akan mengerti sebesar apa ketakutanku!!!”

.

Yoong mengatur nafasnya yang terengah “Kalo begitu, pergilah. Tidak ada yang kita bicarakan lagi”, Yoong berdiri dan hendak menuju kamarnya namun tangan Seohyun menahannya.

.

“Kita harus mengatakan pada publik bahwa kita tidak ada apa-apa Yoong”

.

“Apa hanya itu yang ada di dalam pikiranmu saat menemuiku, huh?”

.

“Yoong…..”

.

Yoona tak mendengarnya lagi dan langsung menutup pintu. Habis sudah pertahanannya. Ia menangis sekeras mungkin di dalam kamar dan meninggalkan Seohyun yang terdiam. Gadis itu juga tak baik-baik saja. Airmatanya lolos begitu saja tanpa permisi. Andai saja diantara dua pilihan antara Ayahnya dan Yoona, ia ingin memilih keduanya tapi keadaan membuatnya harus memilih salah satu.

.

.

To: Pengacara Park

.

Aku ingin memutuskan kontrakku dengan BCEnt dan tolong buat statement tentang hubunganku dan Seohyun yang beredar di publik bahwa kami hanya sebatas artis dan manager.

.

.

Yoong menatap ponselnya dengan sendu saat pesan itu sudah terkirim ke pengacara pribadinya. Ia memandang ke sekeliling dan melihat semua foto-foto kebersamaannya dengan Seohyun terpajang dimana-mana. Ia menghela nafasnya sekali lagi sebelum akhirnya bersiap untuk pergi.

.

.

.

.

—————————-

.

Yuri membuka pintu rumahnya dan terkejut mendapati Yoong yang sudah berdiri disana dengan jaket tebalnya dan memakai kacamata hitam di malam hari.

.

“Unnie”, sapanya seraya mendekat. “Maaf, aku mendapatkan alamat rumahmu dari manajermu”, jelasnya pada Yuri.

.

“Masuklah”, tawar Yuri dengan sopan.

.

Keduanya masuk ke dalam dan suasana rumah tampak sepi. Yoong mengedarkan pandangannya untuk melihat sekeliling. “Hanya ada aku di rumah. Orangtua dan Oppaku sedang mengunjungi sanak saudara”, ujar Yuri saat melihat gelagat Yoong.

.

Ia mempersilahkan Yoong duduk. Yoong membuka kacamatanya dan Yuri dapat melihat jelas matanya yang memerah sehabis menangis.

.

“Aku bertemu dengannya tadi dan dia mengakuinya, unnie. Maaf unnie, aku tidak menyangka Hyuni akan melakukannya”, ucap Yoong dengan nada sedihnya.

.

“Untuk apa kau meminta maaf Yoong? Dia melakukannya karena sebuah alasan. Aku yakin itu”

.

“Tapi dia tak mengatakannya padaku. Ia hanya mengatakan bahwa aku tidak akan pernah mengerti” jelas Yoong lagi.

.

Yuri berdiri dan meninggalkan Yoong sesaat untuk mengambil sesuatu. Ia kemudian kembali ke ruang tamu dan menyerahkan dokumen ke Yoong. “Sebenarnya ini rahasia diantara RAIN, tapi aku percaya padamu”, ucapnya.

.

Saat Yoong membaca isinya, ia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dokumen itu menjelaskan semua yang terjadi akhir-akhir ini. Yoong memandangnya dan Yuri melakukan hal yang sama. “Segala sesuatu yang terjadi, pasti memiliki sebuah alasan Yoong”, ujarnya bijak.

.

Yoong terdiam namun detik selanjutnya ia mengangguk mengerti. “Apa ini maksud dari presscon kemarin?”

.

“Eoh. Inilah dunia kita Yoong, dunia dimana kita memberikan kebahagiaan pada fans di luar sana tetapi pada kenyataannya dunia kita ini kejam karena sebuah permainan dan ambisi yang disebut popularitas” jelas Yuri.

.

“Aku sudah berpikir, dan keputusanku akan mundur dari semua permainan popularitas ini”

.

Yuri tampak biasa saja. Ia justru tersenyum dan mengusap kepala Yoong. “Jika itu pilihanmu untuk bahagia, aku akan mendukung”

.

“Terima kasih, unnie”

.

Yoong terlihat berpikir sejenak lalu menoleh ke arah Yuri. “Apa Unni tahu alasan Hyuni melakukan itu?”, tanyanya dengan hati-hati.

.

“Jika aku memberitahumu, apa yang ingin kau lakukan Yoong?”

.

Yoong menggeleng. Ia tidak mendapatkan jawabannya. Apa yang akan ia lakukan jika ia tahu alasan Seohyun melakukan itu?

.

Yuri berdiri dari sofa. “Istirahatlah, aku akan memasak makan malam untuk kita”, Yuri tersenyum padanya lalu beranjak ke dapur.

.

.

.

***

.

.

Hyoyeon memutuskan untuk pergi ke LA dan melakukan latihan dance disana seraya menjalani rehabilitasinya dan menunggu keputusan official dari RAIN. Di airport, Nichole yang ikut mengantarnya terlihat berat dengan keputusan ini.

.

Ia tak bisa ikut dengan Hyoyeon karena memiliki tanggung jawab dengan tim dance yang dia latih disini. Hyoyeon memeluk sahabat kecilnya itu sekaligus kekasihnya. Mereka baru berpacaran 1 bulan terakhir dan Hyoyeon harus menjalankan pilihan yang dia pilih. Tentu saja Nichole mendukungnya.

.

“Kabari aku jika kau mengambil waktu libur. Aku akan menjemputmu” ucapnya pada Nichole.

.

“Tidak perlu, Hyo. Aku akan pergi sendiri, kau bisa menjemputku di bandara, hmm”

.

“Okay, aku setuju”

.

Ia memeluk Nichole lagi. Berat rasanya pergi, tapi inilah resiko yang Hyoyeon ambil ketika dia sudah menentukan pilihannya. Nichole melepaskan pelukan mereka dan mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya.

.

“Ini alamat Max. Dia kenalanku di LA, mungkin kau bisa menemuinya saat free time. Dia memiliki banyak koneksi dancer terbaik disana”

.

“Gomawo chagi”, Hyoyeon mengecup bibirnya sekilas seraya mengambil kertas dari tangan Nichole.

.

Meskipun sudah lama mengenal Hyoyeon, gadis itu masih tetap malu jika Hyoyeon melakukan skinship atau hal semacam barusan. Karena itu membuat wajahnya memerah.

.

Moment mereka terusik saat sebuah pengumuman menggema di airport. Ini saatnya untuk Hyoyeon masuk ke dalam pesawat. “Aku pasti akan merindukanmu”

.

“Nado, i will miss you”, Nichole memeluknya sekali lagi.

.

Ia melambaikan tangan saat Hyoyeon mulai menjauh. Pandangan matanya tak lepas saat Hyoyeon yang berjalan didampingi dokter pribadinya masuk ke pintu keberangkatan.

.

.

.

—————————

.

Taeyeon terlihat memainkan makanannya di meja makan. Perkataan Jessica terus membayanginya. Jessica tidak menunjukkan tanda-tanda ia marah dengan hubungannya bersama Krystal. Lalu apa maksud Jessica agar dia berpikir baik-baik tentang hubungan mereka? Apa ada yang tidak ia ketahui tentang Krystal?

.

Setengah jam ia berpikir namun tak satupun bayangan ia dapatkan. Beberapa detik selanjutnya, Taeyeon merasa sebuah tangan dingin melingkar di pundaknya lalu memeluknya dari belakang.

.

“Kau melamun sejak aku menginjakkan kaki di dapur semenit yang lalu. Apa yang kau pikirkan, hummm?”

.

Taeyeon tersenyum lalu memegang kedua tangan Krystal yang mendekapnya. “Aku bosan karena kau mulai pulang malam. Apa pekerjaanmu semakin banyak?”, balasnya dengan balik bertanya pada Krystal.

.
“Eoh, aku sedang melakukan the last project sebelum berhenti. Bukankah kau yang menginginkannya?”

.

“Tapi kau sangat sibuk”, Taeyeon mengerucutkan bibirnya.

.

“Silly. Aku harus bertanggung jawab dengan tugasku, Taeng”, Krystal mengecup pipinya lalu bersandar di pundak Taeyeon. “Apa yang kau lakukan hari ini?”

.

“Nothing special. Jessica hanya berkunjung dan kami melakukan perbincangan random”

.

Krystal mengangguk. Ia lalu melepas pelukannya dan mengambil segelas air putih. Saat meneguk minumannya, Taeyeon menyadari jika sekitar pergelangan tangan Krystal memerah dan sedikit ada luka.

.

“Kau terluka, sayang”, ucapnya lalu mendekat untuk melihat apakah Taeyeon salah liat atau tidak.

.

“Eoh, ini luka saat bekerja tadi. Lukanya sudah membaik”

.

“Berhati-hatilah”, ucap Taeyeon dengan nada serius. Ia tidak suka jika Krystal memforsir dirinya untuk bekerja keras.

.

Keduanya kini berjalan ke kamar dan memutuskan untuk beristirahat. Seperti biasa, Taeyeon akan menggunakan satu lengannya untuk Krystal dan merangkul Krystal sehingga jarak mereka sangat dekat.

.

“Hari ini aku masih banyak orang membicarakan kalian. Beberapa fans masih ada di BCEnt tapi pihak agensi masih bungkam soal presscon. Itulah yang aku dengar”

.

“Aku tahu. Aku harap fans bersabar dan tak banyak berspekulasi soal ini. Aku dan Sica sedang mengusahakan proses pemutusan kontrak dengan cara baik-baik. Pihak BCEnt tak akan bisa membawa ke jalur hukum karena kita memiliki bukti untuk membuat mereka diam soal ini”

.

“Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?”

.

“Menikah denganmu dan hidup bersama. Apa kau tidak mau?”

.

Wajah Krystal memerah mendengar pernyataan frontal Taeyeon. Ia menyembunyikan wajahnynya di ceruk leher Taeyeon. “Apapun yang kau lakukan, kau sangat lucu sayang”

.

“YA!”

.

Taeyeon terkekeh lalu memeluk Krystal seolah dia sebuah guling lalu mencium puncak kepala Krystal dengan lembut.

.

“Aku ingin ke Busan melihat sunrise”, ucap Krystal tiba-tiba.

.

“Sekarang?”, Taeyeon cukup terkejut dengan permintaannya. Krystal mengangguk dan mendongakkan kepala menatap kekasihnya.

.

Taeyeon mencubit hidung mancungnya. “Baiklah, jika itu maumu. Kita pergi sekarang”, Krystal langsung duduk di atas tempat tidur. Wajahnya sangat sumringah.

.

“Aku akan bersiap”, ucapnya lalu bergegas menuju lemari pakaian dan membuat Taeyeon terkekeh melihatnya.

.

.

.

Beruntunglah Taeyeon dan Krystal tiba di stasiun tepat waktu dan mengambil keberangkatan terakhir di tengah malam. Suasan kereta menuju Busan tak begitu ramai, sehingga penyamaran keduanya tampak tidak terlalu mencolok.

.

Sepanjang perjalanan, keduanya memilih tidur agar saat tiba di Busan mereka memiliki tenaga untuk melakukan free time singkat sebelum kembali lagi ke Seoul. Kereta yang mereka gunakan sampai di tempat tujuan sekitar pukul 03.30.

.

Suasana sekitar stasiun masih sangat sepi dan udara sangat dingin. Keduanya memakai jaket tebal dan Taeyeon melindungi Krystal dengan protektif dan memeluknya seraya jalan bersama ke sebuah kafe kecil yang tak jauh dari pantai.

.

Mereka memesan dua gelas cokelat panas dan snack untuk menunggu hingga fajar menjelang. Taeyeon tersenyum saat melihat Krystal sangat aktif memainkan ponselnya untuk mengabadikan momen mereka.

.

“Aku pasti akan merindukan Korea dan seluruh kota yang menakjubkan”, ucapnya pada Taeyeon.

.

“Kita bisa berkunjung kemari setiap kau menginginkannya”

.

“Kau memang sangat manis dan romantis, huh? darimana kau belajar hal itu?”

.

Taeyeon hanya menyengir menanggapinya. Mereka bercanda dan tertawa bersama hingga fajar mejelang tanpa takut ada yang melihatnya karena suasana masih sangat sepi. Tanpa mereka sadari bahwa masing-masing dari mereka berkecamuk berbagai pertanyaan yang mereka pendam sendiri.

.

.

.

***

.

.

Jessica kembali ke perusahaan ayahnya dan mulai belajar menghandlenya. Sejak Juyeon masih sibuk dengan urusannya, Shin bekerja dengan sangat baik untuk Jessica. Meskipun terkadang Tiffany masih merasakan kecemburuan. Shin memiliki proposi badan yang sedikit lebih baik darinya walaupun asisten baru Jessica bukanlah seorang model.

.

Seperti hari ini, ia kembali memasamkan wajahnya saat masuk ke ruangan Jessica dan melihat Jessica bersama Shin sedang mengobrol dan sesekali tertawa. Walaupun semua itu tentang pekerjaan, tetap saja ia tidak terima.

.

“Apa kau memberi Juyeon pekerjaan yang sulit hingga ia lama kembali?”, protesnya saat duduk di sofa yang berada di ruangan Jessica.

.

Terkadang Jessica harus sabar menghadapi kecemburuan Tiffany namun menurutnya itu sangat lucu. “Secepatnya dia kembali. Kau merindukan Juyeon, bukan aku hmmm Tiffy”, ujar Jessica seraya duduk di sampingnya.

.

“Bukankah sudah ada Shin? Kau bisa bersamanya lebih lama lagi”

.

Jessica tak dapat menahan tawanya. Ia lalu tersenyum dan mengambil tangan kiri Tiffany yang dihiasi cincin pemberiannya. “Shin tak memiliki cincin seperti ini, jadi dia tak spesial”, Jessica menatapnya lalu menggenggam tangan Tiffany.

.

“Kau terlihat semakin cantik jika cemburu seperti itu”

.

“Jessie~~~” Tiffany merengek. Ia tak suka jika Jessica menggodanya.

.

“Baiklah baiklah, maafkan aku”, ia tersenyum. “Apa kau sudah makan?”

.

Tiffany menggeleng. Ia lalu mendapatkan sebuah ide. Dengan cepat Tiffany mengeluarkan ponsel miliknya dan mencari sesuatu disana. “Bisakah kita pulang? Aku ingin kau memasakkan ini untukku”, ucapnya sambil menunjukkan menu masakan Korea hasil browsingnya.

.

Jessica berdiri lalu menuju meja kerjanya. Ia segera menghubungi Shin untuk memberitahu asistennya bahwa ia akan pulang ke apartemen untuk makan siang bersama Tiffany. Gadis bereyes smile itu tentu senang karena Jessica mengabulkannya.

.

.

.

“Kau ingin mencoba ini, Tiffy?”, Jessica menunjukkan roti cokelat bertabur selai strawberry yang baru saja ia pesan dari sebuah toko roti yang melakukan delivery.

.

Tiffany mengangguk lalu mencicipi roti itu dari tangan Jessica. “Kau suka?” tanya Jessica lagi dan Tiffany tersenyum.

.

Akhirnya sambil menunggu Jessica menyiapkan bahan untuk makan siang mereka, Tiffany memilih memakan roti itu untuk mengisi perutnya yang kosong. Keduanya lalu kompak membagi tugas. Jessica memasak dan Tiffany membantunya menyiapkan perlengkapan di atas meja.

.

Jessica meminta Tiffany membantunya mengikatkan apron namun berakhir dengan Tiffany yang memeluknya dari belakang. “Aku suka wangi ini, kau tak pernah merubahnya”, ucapnya seraya menghirup aroma parfum yang Jessica gunakan.

.

Jessica memegang kedua tangan Tiffany yang berada di perutnya. Ia membiarkan Tiffany melakukan hal yang diinginkannya sejenak sebelum fokus kembali dengan masakannya. Seraya menunggu Jessica, saat sudah menyusun peralatan di meja makan. Tiffany duduk di kursi dan melihat Jessica yang terlihat serius.

.

“Aku tidak tahu jika kau mulai pandai memasak”, jelasnya sangat mengingat bahwa sesungguhnya Jessica yang dulu tak pandai dengan hal yang berhubungan dengan dapur.

.

“Juyeon yang mengajariku”, balas Jessica yang masih fokus dengan makanannya.

.

Tiffany mengangguk dan terlihat senang dengan perubahan Jessica. Ia terlihat semakin cantik dan dewasa. Terkadang Tiffany berharap bahwa ia bisa menyaksikan bagaimana fase Jessica berubah. Namun dengan cepat ia menyingkirkan pemikiran itu agar tidak sedih mengingat kembali masa perpisahannya dengan Jessica.

.

Jessica menyelesaikan masakannya dan Tiffany membantu menyusun di meja makan. Keduanya menikmati makan siang dengan saling bercerita hal-hal yang menarik terutama Tiffany yang sangat suka menceritakan fashion-fashion terbaru yang ia lihat.

.

Saat Jessica ingin kembali ke kantor, Tiffany menahannya agar tidak pergi. Ia ingin sekali membuat Jessica berada lebih lama. Akhirnya Jessica kembali mengabulkan keinginan Tiffany dan kali ini ia bermain piano sambil menyanyikan lagu untuknya.

.

“Kau terlihat menakjubkan dengan piano ini”, ucap Tiffany duduk di sebelah Jessica dan mulai menekan tuts-tuts piano secara acak.

.

“Mau belajar?”

.

Tiffany menggeleng lalu menyandarkan kepalanya di bahu Jessica. “Aku lebih senang jika kau yang memainkannya dan aku yang menikmatinya”

.

Jessica mengulum senyumnya saat Tiffany mengatakan itu. “Kalo begitu, menikahlah denganku dan aku akan memainkannya untukmu setiap hari”

.

Ucapan Jessica membuat Tiffany menegakkan tubuhnya lalu menatapnya dengan terkejut. Tak lama wajahnya berubah kesal dan terlihat cemberut. Ia memukul lengan Jessica walaupun tak terlalu kuat.

.

“Kau menyebalkan. Bagaimana bisa melamar dengan cara yang tidak romantis?”, protesnya.

.

“Bukankah aku sudah melamarmu di gereja?” tanya Jessica dengan polosnya.

.

“Urrggh, itu beda Jessie~~” kesalnya lalu berdiri sambil menghentakkan kakinya. “Jawabanku tidak sebelum kau melakukannya dengan romantis”, ucapnya lagi sebelum menuju kamar.

.

Jessica tak dapat menahan tawanya lagi. Ia tertawa sangat puas meskipun tanpa suara. Ia hanya sengaja mengetes reaksi Tiffany saat ia mengatakan untuk menikah dengannya. Jessica lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

.

“Bagaimana persiapan besok malam? Apa semuanya sudah mulai beres?” tanyanya pada seseorang di seberang sana.

.

“Tentu Miss Jung. Saya dan tim akan menyiapkannya dengan sangat sempurna sesuai permintaan anda”

.

“Terima kasih atas kerjasamanya”,

.

Jessica tersenyum puas lalu mematikan ponselnya dan segera menyusul Tiffany yang sudah dipastikan memasang wajah kesal di dalam kamar.

.

.

.

.

————————–

.

Seohyun membuka pintu ruangan itu dan mendapati pria berkacamata duduk dengan tenang. Ia segera duduk dan pria itu menyadari kedatangannya lalu membuka laci yang berada di meja kerja dan menyerahkannya pada Seohyun.

.

“Ini janjiku”, ia memberikan satu koper kecil yang berisi jutaan won di dalamnya. “Senang bekerja sama denganmu. Kantor berita milikku menyebarkan berita yang paling lengkap diantara yang lainnya”, pria itu tersenyum padanya.

.

“Anda berjanji tidak akan membuat nama Im Yoona memburuk, bukan?”

.

“Eoh, urusanku dengan RAIN saja. Aku tidak akan membuat berita yang buruk tentang Im Yoona”

.

“Sebenarnya, apa yang anda inginkan dari RAIN?”, tanya Seohyun penasaran.

.

Pria itu tertawa lalu meletakkan kedua sikunya di atas meja dan menopang dagunya. “Apa kita memiliki misi yang berbeda, sekarang? Bukankah kau tidak menyukai RAIN karena Hyoyeon yang menyebabkanmu tersingkir dari audisi member RAIN dan membuatmu hanya menjadi seorang general manager, bukan idol?”

.

“Aku sudah melupakan dendam itu”

.

“Lalu apa yang membuatmu menerima tawaranku? Aku menginginkan berita rahasia RAIN untuk pamor media massa naunganku”

.

Seohyun mengepalkan tangannya yang berada di atas paha. Ia berusaha menahan perasaan kesalnya pada pria di hadapannya ini. “Anda yang mengancamku tuan”, ucapnya dengan kesal.

.

Pria itu menggeleng. “Aku hanya mengatakan realita padamu, dan kau melakukannya karena membutuhkan uang ini. Bukan begitu? Kita impas dan aku merasa tidak mengancammu”, balasanya dengan senyum tanpa menyadari perubahan wajah dari Seohyun.

.

Merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Seohyun berdiri lalu membawa koper berisi uang itu ditangannya dan permisi pergi. Tak berapa lama setelah kepergian Seohyun, pintu ruangan itu kembali terbuka dan muncullah seorang pria dengan pakaian formal serta jas yang melekat di tubuhnya.

.

Ia duduk di depan pria berkacamata itu. “Bagaimana rencanamu selanjutnya?”, tanyanya to the point.

.

“Seperti yang anda liat, para haters mulai mengkritik dan beberapa fans mulai berpindah idol dan ikut mengkritik”

.

“Berhati-hatilah. Aku tidak ingin ada kegagalan. Yang aku butuhkan adalah menghancurkan prinsip kejujuran Jessica dan membuat Taeyeon menyadari bahwa ia harus lebih menghargaiku daripada Jessica. Jika gadis itu yang terpilih dalam seleksi, karir kantor media massa milikmu akan berakhir dan aku tidak akan mempunyai kekuasaan lagi”

.

“Saya akan melakukan yang terbaik tuan”, ucapnya dengan yakin.

.

“Bagaimana dengan Seohyun? Kau berhasil mendapatkannya?”

.

“Tentu tuan. Dia terjebak dalam dua pilihan yang tidak bisa ia pilih kedua-duanya”

.

“Bagus. Kerjakan apa yang kuminta. Setelah kau berhasil, aku akan memberikan yang kau inginkan”

.

Pria berjas itu berdiri diikuti pria berkacamata yang membungkuk memberi salam hormat. Setelah ruangannya kembali kosong, ia kembali melihat cek yang diberikan baruan.

.

.

.

“Kantor media ini sebentar lagi akan dibawah pimpinanku” ia tersenyum dengan puas.

.

.

.

.

TBC

——————————————-

Yeay, Akhirnya update. Hahahahaha

Tinggal beberapa menit lagi ultah cees gue tapi gue ucapin sekarang aja deh.

Happy birthday ceesan gue yang paling kece, Kim Taeyeon. Kekekekeke sini gue peluk seharian. Itu hadiah istimewa gue mumpung Taeyeon lagi sendirian. Wkwkwkkwkwkw

Sekedar info, akan ada prepare untuk part RAIN yang bakal diprotect alias di kasih pw

#muehehehehe tawa jahat

Silent reader???? BYE…!! XD

See you di Butterfly ^^

.

.

.

by: J418

.

*bow*

125 thoughts on “RAIN (16)”

  1. knp gw jadi bingung ya disini
    wah gw ketinggalan banyak nih
    hai je lama tak jumpa,jai kangen nih gw
    gw bingung deh knp sica nggak marah ke taeng ya,ato dia tw sesuatu yg lain yg taeng gtw
    trus sbnrnya dalangnya itu siapa kalo gitu
    hmmm thinking?

    Like

  2. hyunnie ternyata yg sebar berita soal RAIN, tp msh bingung jg sama dalang utama dr masalah RAIN trs motif’y apa pula? mngkn msh ada rahasia besar yg blm diungkapin lbh jelas
    taeng udh jujur soal hubungan’y dgn krystal, tp ko tanggapan sica gt ya? apa ada rahasia krys yg taeng gk tau..
    hemm penasaran yg ngobrol sama juyeon itu siapa? krystal kah? atau ada karakter lain?
    yaelah cemburu’y si mommy fany gk ada mati’y, tp cute bgt klo cemburu gt.. asik sica pny rencana buat bikin lamaran romantis nih kya’y
    oh mommy fany pst seneng nih 🙂

    Like

  3. apa jung sist ga saling deket ? krystal punya rahiasa apa ?
    ternyata seohyun pelakunya, ya ampun disni dia jadi orang pendendam kkkkk
    yoonyul jadian aja deh seneng liatnya.
    gileee fany cemburu keterlaluan banget inget sica udah jadi milikmu!
    syp syp ini pria ber jas dan pria berkacamat yang jadi orang jahat?? :O

    Like

  4. taengkrys kenapa lg itu? gila lu pinter banget bikin kasus di ff ini kwkwk. bikin gw harus pake mikir ngebaca nya. btw gw gk paham sama clue pw chap 17

    Like

  5. Boleh gag aku menyesal mw nyobek2 si pembuat scandal ?
    Itu hyuniiieee
    Aduhhh
    Jannn benerann dh iki,

    Jetiii so sweett
    Sbnere masih da rencana apa lagii sihh di penjahat ini ?

    Like

  6. Hmmm jadi seohyun.. yaamoun ya kasihan jg sih dijebak…yg jahat tuh yg jebak ihhh *emosi*
    si jessie mau ngasih surprise kah???
    bentar2 juyeon sama siapa itu?? btw krystal nyimpen rahasia yg ga diketaui tae?? paan nih *kepo akut*

    Like

  7. Author j kece, masalah apalagi yg didapat tae? Apa yg dirahasiakan sica mengenai krys dan tae? Sica mau melamar fanny dengan cara yg romantis hmm? Hyuni yg nyebarin beritanya dan ancamannya pst hub dengan yoong tp akhirnya malah yoong yg ngebuka semuanya. Dan dua pria yg menyuruh hyuni? Sepertinya saya harus sabar dengan pertanyaan diatas. Heheheehhe.. Annyeong author J

    Like

  8. yang nyebarin tentang taengsic itu seohyun ? seo buth uang , jadi dia terpaksa ya . tpi yg dalang utama nya itu siapa ya , yg mau bikin hancur Rain ? JeTi makin romantis aja lo , kyknya sica sdh menyiapkapkan acara lamaran nie ye .. hehehehehh asekk

    Like

  9. hyuni yg nyebar berita tengsic, yaampun siapa tuh bos2 media massa. Kyknya bemci bgt ama sica, apalagi pgn bgt dihargain ama taeng.
    Yul tau alasan hyuni, yoong masih labil disini…..
    jeti yaampun, sica ga banyak kata2 romantis tp langsung tindakan… aissh beruntungnya fanny

    Like

  10. Gue gak nyangka seohyun kok tega-teganya. Mungkin ayahnya emang butuh tapi gak gini juga toh :v thor lu jahat banget, bias gue jadi orang jahat hiks ;( andaikan gue bisa nulis akhir ff ini, gue bakal nyatuin mereka semuaa. Bagaimana dengan masalahnya ? Whatever, gue taunya senang aja hehehe :p

    Like

  11. Duh seo ternyata yang nyebarin berita tentang RAIN, pantes yoong sampai kecewa gitu. Yg sabar yaa Yoong😂😂 para couple lagi bahagia nih wkwk

    Like

Leave a reply to Revan_Jessica Cancel reply