SERIES, The Heirs

THE HEIRS (20)

Tittle                : THE HEIRS

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Jessica Jung

Im YoonA

Tiffany Hwang

Choi Sooyoung

Girls Generation Member and Others

Genre              : Gender Bender, BitterSweet, Drama, Romance

 

Series

—————————————————————————-

.

.

PART 20

.

.

Sooyoung terlihat sudah bersiap-siap dengan kemeja dan jas kerjanya. Yang berbeda hari ini adalah dia sendiri tanpa ditemani Tiffany karena istrinya masih tertidur pulas. Waktu menunjukkan pukul 8 pagi dan Sooyoung harus segera ke kantor karena ada meeting penting yang diadakan di CS Group.

.

Sooyoung naik ke atas tempat tidur dan mengecup kening istrinya lalu berpindah ke perut Tiffany. Seharusnya Sooyoung tidak pergi kemana-mana, namun tuntutan pekerjaan harus membuatnya meninggalkan Tiffany di rumah dengan dikawal oleh beberapa bodyguard suruhannya.

.

Ia melihat Tiffany sekali lagi sebelum pergi tanpa membangunkannya. Selama perjalanan, Sooyoung mengecek semua berkas yang sudah ia terima dari Krystal. Hari ini hari pertamanya kembali sebagai President CS Group setelah Krystal menyerahkan jabatannya ke Sooyoung dan hanya akan berperan sebagai investor CS Group.

.

“Siang Tuan”, Baro menyapa atasannya begitu tiba di lobby.

.

“Apa mereka sudah datang?”

.

“Sudah Tuan. Beberapa menit yang lalu. Kita bisa segera memulai rapatnya” ujarnya dan mempersilahkan Sooyoung untuk jalan di depannya.

.

Begitu masuk ke ruangan, semua direksi berdiri menyambut kedatangan Sooyoung dengan senyuman dan tepukan hangat kepadanya. Sooyoung tersenyum dan mempersilahkan semua duduk kembali.

.

“Terima kasih atas kerja keras kalian selama ini di bawah pimpinan Krystal-ssi. Dia sudah memberikan laporannya dan merasa puas bisa bekerja sama dengan kita”, ucap Sooyoung kepada forum.

.

Sesuai instruksi, Baro membagikan sebuah dokumen kepada setiap direksi untuk dibaca. Tampak kebingungan dari beberapa direksi setelah membaca dokumen itu. Sooyoung membenarkan duduknya dan memulai tujuan rapat.

.

“Kita akan menjadi investor di Hwang Group. Dana keuntungan dari Dubai Company, 50 persennya akan masuk ke Hwang Group untuk menutupi semua kekurangan dana mereka. Kerjasama kita dengan REUS masih berjalan, dan keuntungan dari REUS bisa kita gunakan untuk masuk ke dana perusahaan. Sampai disini, apa ada yang keberatan?”, tanyanya lagi pada seluruh direksi.

.

“Tetapi Hwang Group bergerak di bidang Fashion. Apa tidak akan ada masalah?”, Direksi dari bagian pemasaran mengajukan pertanyaan.

.

“Untuk tahap pengembangan, pasti akan ada masalah. Tetapi itu bisa dijamin dengan kinerja dari Direksi pengembangan teknologi untuk meluncurkan produk airplane yang akan meraih keuntungan dari Dubai company ataupun dari REUS. Kita akan memulai semua ini dengan tahap demi tahap”

.

Beberapa direksi mulai mengangguk mengerti dengan yang Sooyoung katakan dan sebagia lagi sudah setuju. Rapat terus berjalan hingga 3 jam, dan semua keputusan final sudah dicapai. Sooyoung masuk ke ruangannya dengan didampingi Baro. Ia melepas jasnya dan meletakkan di kursi kerja.

.

“Anda terlihat bahagia, Tuan”, Baro ikut tersenyum melihatnya.

.

“Eoh. Ini semua berkat kerja keras kita, direksi dan juga bantuanmu. Kau bekerja dengan baik selama aku pergi. Gomapta”, Sooyoung menepuk pundak Baro dan keduanya tersenyum.

.

“Sudah menjadi tugas saya untuk membantu anda, Tuan”

.

Sooyoung tersenyum lagi. “Ini sudah waktunya makan siang. Kajja, kita pulang saja ke rumah. Tiffany pasti sudah memasakkan makanan yang enak”, ajak Sooyoung pada asistennya itu.

.

Keduanya mulai berkemas dan Baro mengikuti ajakan atasannya.

.

.

.

.

—————————

.

“Hey”

.

Taeyeon tersenyum mendekati kekasihnya. Ia ikut berbaring di atas tempat tidur dan keduanya saling berhadapan. Wajah cemas Jessica masih terlihat meskipun tak sepanik semalam.

.

“Aku khawatir dengan Yul. Apa dia baik-baik saja?”, ungkap Jessica.

.

Taeyeon tersenyum sebelum mendekatkan tubuh mereka ke dalam pelukan dan mengusap punggung Jessica. “Aku akan membantunya jika dia kesulitan. Sahabatmu, sahabatku juga Sooyeon-ah”

.

Jessica mengeratkan pelukan mereka dan bahagia mendengar penuturan Taeyeon. “Terima kasih, Taeng. Terima kasih untuk semuanya.”, ucapnya lagi dan Taeyeon tersenyum lalu mengecup keningnya.

.

“Sekarang bersiaplah. Aku akan mengantarmu menemui Mommy”, Jessica mengangguk mengiyakan.

.

.

.

.

Siang ini, dunia bisnis dikejutkan dengan artikel yang telah dirilis oleh JK Group mengenai pemutusan hubungan pertunangan Yuri dan Jessica. Sesuai prediksi, saham mulai merosot, namun itu tak berlangsung lama karena JK Group didukung oleh partner-partner kerjanya yang memiliki Investor besar di beberapa negara.

.

Berbeda dengan RITZ, mereka harus kehilangan beberapa investor tetapi tidak mempengaruhi saham karena JK Group dan RITZ masih berada dalam satu kerjasama sehingga berita yang muncul tidak mempengaruhi kestabilan perusahaan. Hanya saja, beberapa produk mulai menarik penggunaan Jessica dan Yuri sebagai pasangan di iklan mereka karena hubungan yang sudah berakhir.

.

Tangan kiri Taeyeon fokus pada setir sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan Jessica. Ia terus melakukan hal itu untuk memberi kekuatan pada gadis itu. Tak berapa lama, mobil Taeyeon mulai memasuki parkiran gedung utama JK Group.

.

“Its okay, Sooyeon-ah. I’ll be here” Taeyeon menggenggam tangan Jessica kembali begitu mereka keluar dari mobil dan menuju ruangan Mommy Natasha. Sekretaris presdir melihat kedatangan keduanya dan memberi salam.

.

“Masuklah, aku akan menunggu disini. Hmmmm” ucap Taeyeon seraya merapikan rambut Jessica sebelum mengecup bibirnya sekilas.

.

Jessica mengangguk sebelum akhirnya masuk ke dalam ruangan. Disana ia bisa melihat Mommynya sedang membaca sebuah majalah. Menyadari ada kedatangan seseorang, Natasha pun mengalihkan pandangannya dan mendapati putrinya sudah berdiri di depan meja kerja.

.

“Duduklah”, ucapnya seraya meletakkan majalah di atas meja.

.

Suasana tampak hening dan canggung. Kedua tangan Jessica memegang pahanya dengan kuat. Ia sangat gugup bukan main. Menghadapi Mommy di ruang kerja adalah sesuatu yang selalu ingin ia hindarkan. Karena di ruangan ini, Jessica bisa melihat totalitas Mommynya sebagai presdir dan tak ada sisi Mommy Jung yang ia dapatkan seperti saat di rumah.

.

“Siapa pria itu?”, tanya Natasha pada akhirnya.

.

“Taeyeon, Mom. Kim Taeyeon”

.

“Youngi sudah mengatakannya pada Mom dan idemu itu keterlaluan Sica. Apa dengan menyerahkan mahkotamu pada Yul, bisa membuat segalanya lebih baik?”

.

“………………….”

.

“Jawab Mommy. Kau ingin diam saja, huh?”

.

Jessica masih tertunduk “Maaf Mom. A..a…aku…hanya…hanya ingin menolong…Yul”

.

“Mom sudah memutuskan penyerahan mahkota untukmu akan dilakukan minggu depan. Apa kau bersama Taeyeon sekarang?”

.

Jessica tak percaya dengan apa yang didengar. Minggu depan? Itu artinya media akan mulai menyorotinya detik itu juga dan seterusnya. Memegang JK Group bukanlah impian Jessica sejak kecil, tapi tidak ada yang bisa mengubah keputusan Natasha bahkan Ryan sekalipun. Ia menghela nafasnya dan memandang Natasha.

.

“Taeyeon ada di depan, Mom”

.

“Panggil dia. Mom ingin bicara”

.

Jessica mengangguk dan segera keluar untuk memanggil Taeyeon. Kini giliran Jessica menunggu dengan cemas di luar ruangan. Ia tak bisa membayangkan apa saja yang ingin Mommynya bicarakan pada Taeyeon. Sudah 1 jam lebih dan Jessica benar-benar cemas hingga pandangannya terus fokus pada pintu ruangan. Menunggu Taeyeon keluar dari sana.

.

.

.

.

***

.

.

“Woah, terlihat enak sekali, hmmm”

.

Sooyoung mengecup kening istrinya begitu tiba di ruang makan dan melihat Tiffany baru saja menyelesaikan masakannya dan menata di meja makan. Tak lama Baro datang menyapa Tiffany dan membungkuk sopan.

.

“Karena kalian sudah datang, ayo kita makan sekarang”, Tiffany mempersilahkan keduanya untuk duduk.

.

Seperti biasa, Tiffany akan melayani Sooyoung dengan mengambilkan makanannya. Sooyoung tak dapat menyembunyikan senyum bahagianya setiap di meja makan. Bukan karena hobinya yang menyukai makanan, tapi bagaimana Tiffany melayani dan memperhatikannya. Sederhana namun terasa mewah untuk dirinya.

.

“Gomawo, sayang”

.

Tiffany menunjukkan eyes smilenya ketika Sooyoung mengatakan itu. Baro juga sudah selesai mengambil makanan. Kini saatnya Sooyoung memimpin doa sebelum mereka mulai makan. Satu kebiasan yang tak pernah dilupakan.

.

Ketiganya mulai menyantap makanan dan memulainya dengan obrolan ringan. Sesekali Sooyoung menceritakan kelucuan yang terjadi saat dia dan Baro bekerja, dan itu membuat Tiffany tertawa kecil mendengarnya. Hampir setengah jam, mereka menyelesaikan makanannya. Baro harus kembali ke kantor untuk mengurus berkas-berkas kerjasama, sedangkan Sooyoung tidak kembali ke kantor.

.

“Bagaimana hasilny?”, Tiffany bertanya pada Sooyoung dan keduanya memilih mengobrol di ruang tamu.

.

“Sudah mulai berjalan. Kita mendapatkan keuntungan dari beberapa investor dan produk. Pihak Dubai menyukai kinerja perusaahaan. Kupikir ini akan bisa membantu Daddy untuk keluar dari krisis”

.

Sooyoung memegang kepala Tiffany dari samping karena istrinya baru saja menyandarkan kepalanya di pundak.

.

“Aku jadi tidak sabar bertemu dengan Daddy dan mengatakan semua ini. Seharusnya Daddy sudah melupakan masa lalunya dan melihat sesuatu yang lebih baik di depan”

.

Sooyoung mengusap kepalanya. Ia mengerti maksud Tiffany, tapi ia bukanlah orang yang ingin memaksakan kehendak. “Daddy hanya butuh waktu, sayang. Aku baik-baik saja, dan aku mengerti kenapa Daddy melakukan hal itu. Hmmm, jangan khwatir”

.

“Tapi Daddy keterlaluan! Terakhir kali kita berkunjung, dia bahkan tak menganggapmu ada. Kau tahu? Itu menyakitkan untukku”, suara Tiffany mulai berubah sendu.

.

Sooyoung kini merangkulnya dan mendekap tanpa lupa mengecup puncak kepala Tiffany. Kehamilannya terkadang membuat Tiffany sangat sensitif dan mudah menangis. Sejujurnya Sooyoung sedang menahan sakit hatinya. Ia terluka dengan sikap ayah Tiffany, tapi ia bertahan untuk istri dan anaknya. Ia berusaha menganggap semua itu hanya butuh waktu agar Mr. Hwang menerimanya dengan baik.

.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Salah seorang bodyguard membukakan pintu dan ia langsung menemui Sooyoung dan Tiffany dengan membawa beberapa namja yang mengikutinya dari belakang.

.

“Oh, Junsu-ah. Kau sudah datang”, Sooyoung menyapa salah satu dari mereka.

.

“Maaf Tuan, ada sedikit kemacetan. Jadi saya dan tim datang terlambat” ucap Junsu.

.

“Tidak apa-apa. Kalian bisa langsung ke kamar dan menyelesaikannya. Kuharap hari ini bisa selesai. Istriku sudah tidak sabar melihat hasilnya”, ujar Sooyoung lagi.

.

“Baik Tuan, akan kami usahakan”

.

Junsu dan timnya segera masuk ke kamar yang menjadi tujuan mereka. Orang-orang itu adalah tim desain untuk mendekorasi kamar little Choi yang tepat berada di sebelah kamar utama Sooyoung dan Tiffany.

.

Sooyoung menatap Tiffany lagi dan mengusap peluh yang berada di dahinya. Ia mengecup bibir Tiffany lalu keduanya tersenyum. “Apa kau ingin melihat pekerjaan mereka?”, tanyanya.

.

Tiffany menggeleng. “Biarkan mereka menyelesaikannya dulu, setelah itu baru kita melihatnya. Aku ingin kejutan”, ujar Tiffany.

.

“Baiklah kalo begitu. Bagaimana kalo sekarang kita pergi melihat barang-barang yang sudah di pesan. Baro mengatakan semua yang kau minta sudah mereka siapkan dan tinggal dibawa kemari”

.

“Hmmm ide bagus, Youngi~~. Kalo begitu aku ganti baju dulu” Tiffany mengecup bibir Sooyoung sebelum akhirnya masuk ke kamar utama.

.

.

.

————————-

.

Langkah Jessica begitu cepat dan pandangannya terus fokus pada sekelilingnya untuk mencari sosok yang ingin ia temui. Lama berjalan, ia akhirnya tersenyum ketika melihat sosok itu duduk di salah satu bangku.

.

“Yul”, Jessica memanggilnya dan mulai mendekati Yuri.

.

Yuri memberikan senyumnya dan mereka berpelukan sejenak sebelum kembali bertatapan. “Kau tidak mengabariku akan ke Jepang. Salah satu maid mengatakannya padaku tadi”, ucap gadis itu.

.

“Hmmm, penerbangannya masih 1 jam lagi. Ada apa, Sica? Kau membutuhkan sesuatu?”, tanya Yuri padanya.

.

Jessica menggeleng dan airmatanya mulai menetes. Ia segera memeluk Yuri lagi. “Syukurlah kau baik-baik saja”, ucapnya.

.

Yuri menerima pelukan itu dan mengusap kepala belakang Jessica. Ia tahu maksud dari ucapan Jessica. Namun Yuri berusaha bersikap biasa dan tetap menjaga senyumnya.

.

.

.

.

PLAAAAK….PLAAAAAK

.

.

“Yeobo!”, Mrs. Kwon terkejut dengan tamparan suaminya ke wajah putra tunggal mereka, Kwon Yuri.

.

Kemarahan tampak dari wajah Mr. Kwon begitu mereka tiba di rumah sehabis acara pertemuan dengan keluarga Jung.

.

“Beraninya kau membuat Appa malu, huh? Bagaimana bisa kau tidak mencintai Jessica? Kalian sudah bersama-sama cukup lama. Apa kau tidak bisa membuatnya jatuh cinta?!!”

.

Yuri menatap tajam ayahnya. Ia sedikit tertawa mengejek. “Apa Appa pikir cinta itu bisa dibeli?”

.

“K—Ka…Kau!”

.

Mr. Kwon ingin menamparnya lagi tapi Yuri menahan tangannya. Di sisi lain, Umma Kwon menangis histeris melihat pertengkaran suami dan anaknya dan meminta keduanya berhenti namun tak didengar.

.

“Aku sudah menuruti semua permintaan Appa. Menggenggam dunia juga menjadi tujuanku, tapi hidup dengan orang yang tidak mencintai kita, dimana letak kesempurnaan itu, huh”

.

“……………………”

.

“Aku menyayangi Sica lebih dari hidupku. Dia berarti, sama seperti Eunji. Tapi yang aku cintai bukan Sica. Dia akan dan selamanya menjadi sahabat sekaligus adik bagiku. Terkadang aku berharap, Appa belajar sedikit saja menjadi seperti Daddy Jung yang mau menerima dan membiarkan anaknya memilih jalan kebahagiaan”

.

Yuri melepaskan pergelangan tangan ayahnya dari tangannya. Ia meninggalkan Mr. Kwon yang masih terdiam dan mendekati Ummanya. Yuri memeluk Ummanya dan tersenyum lalu mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Sebelum pergi, ia mengecup pipi Ummanya dan mulai berjalan ke luar rumah.

.

Langkahnya terhenti dan menoleh ke arah Mr. Kwon. “Memakai mahkota dari RITZ ataupun tidak, aku akan tetap menggenggam dunia dengan caraku sendiri, Appa”, dengan begitu Yuri membuka pintu rumah dan pergi dari sana.

.

.

.

.

“Kau sendiri, hmmm”, Yuri berusaha mengalihkan pembicaraan.

.

Jessica menggeleng. Ia menoleh ke belakang dan tak jauh dari mereka ada Taeyeon yang berdiri disana. Jessica tersenyum dan memanggilnya.

.

“Ah, pewaris REUS.” Yuri mengulurkan tangannya dan Taeyeon membalasnya. “Aku turut berduka atas kepergian adikmu, Taeyeon-ssi dan maaf untuk semuanya”

.

Taeyeon memandangnya dengan tenang. “Tidak ada yang perlu dimaafkan. Aku bisa memaklumi perasaan itu, begitu dengan adikku. Semua sudah digariskan dan kita tidak bisa menentang”

.

“Aku benar-benar mencintainya, jadi….Aku akan membahagiakannya”

.

“Eoh, aku percaya padamu”, Taeyeon tersenyum dan menepuk pundak Yuri penuh keakraban. “Sampaikan salamku pada Hyuni”

.

“Hmm pasti”

.

.

Jessica tersenyum memandang keduany. Ia memeluk Yuri lagi sebelum melepaskan pelukan mereka dan kini matanya memandang mata Yuri. “Kau tahu Yul? Aku dan Youngi selalu ada untukmu dan mendukungmu, apapun yang akan kau lakukan”

.

“Hmmm gomawo” Yuri mengusap sisa airmata Jessica dengan ibu jarinya. “Sekarang aku harus pergi. Jaga diri baik-baik, hmmm”, Yuri mengusap kepalanya dengan lembut.

.

Setelah berbicara dengan Jessica, Yuri memandang Taeyeon. “Tolong jaga Sica baik-baik, Taeyeon-ssi”

.

“Tentu. Itu sudah jadi tugasku”

.

Yuri pamit dan mulai berjalan ke arah pintu masuk keberangkatan. Melihat Yuri yang mulai menjauh, Jessica menoleh ke Taeyeon yang berada disampingnya. Detik selanjutnya, Jessica memeluk namja itu dan tersenyum. “I love you Taenggoo” ucapnya dengan imut.

.

Taeyeon terkekeh “I know, I love you too”, balasnya tanpa lupa mencuri kecupan bibir dari Jessica dan membuat gadis itu memukul lengannya.

.

“Sekarang mau kemana kita?”, Tanya Taeyeon lagi.

.

Jessica mengaitkan lengannya di tangan Taeyeon. “Berkencan. Ide yang bagus bukan?”

.

“Okay call!” Taeyeon mulai mengajaknya berjalan.

.

“Tapi……..”

Langkah mereka terhenti karena Jessica. Ia memandang Taeyeon penuh harap. “Katakan dulu apa yang bicarakan dengan Mommy tadi”, pintanya dengan tatapan puppy eyes.

.

“Hmmmmm” Taeyeon tampak memainkan telunjuknya di dagu dan mulai berpikir. “Rahasia”, ucapnya seraya mengecup pipi Jessica sebelum akhirnya ia berlari menjauh.

.

“YAA!!!! KIM TAEYEON”

.

Jessica pun mau tak mau harus mengejar Taeyeon yang mulai menjauh menuju parkiran mobil. Beruntunglah mereka berada di jalur VIP sehingga tak banyak orang yang melihat kejadian itu. Begitu sampai di parkiran VIP, Taeyeon mengurung tubuh Jessica menyentuh pintu mobil.

.

Tanpa membuang waktu, Taeyeon menciumnya dengan agresif. Tangan nakal Taeyeon pun tak tinggal diam, meraba paha Jessica yang tertutup dress selutut. Gadis itu mendesah, dan Taeyeon menggunakan kesempatan untuk memasukkan lidahnya ke mulut Jessica dan mengeksplornya.

.

“Nnnggghhh…..Ta—Taeng……”

.

“You are sweet, baby”, ucap Taeyeon selesai mencicipi bibir Jessica.

.

“Taeng~~ hmmmmmm”, Jessica mencoba memprotesnya mengingat mereka masih berada di parkiran VIP airport.

.

Taeyeon tidak mendengarnya, tangannya semakin nakal. Tubuh Jessica menggelinjang hebat saat Taeyeon mengusap miliknya dari balik underwear.

.

“Already wet, hmmm”, Taeyeon tersenyum penuh kemenangan karena reakasi tubuh Jessica.

.

Ia kini memasukkan tangannya ke dalam underwear Jessica dan tanpa menunggu, Taeyeon memasukkan dua jari ke dalam kewanitaannya. Jessica menggigit bibir bawahnya agar desahannya tertahan, Taeyeon menambah satu jari lagi lalu mempercepat gerakan in-out dan membuat Jessica berteriak karena ulah Taeyeon.

.

“C….car….” ucap Jessica dengan susah dan akhirnya Taeyeon menuruti ucapan Jessica. Ia membawa Jessica masuk ke dalam mobil dan membaringkan di bangku belakang.

.

Taeyeon mulai menurunkan underwear Jessica dan sedikit mengangkat dressnya. Ia dapat melihat kewanitaan Jessica yang sudah basah. Taeyeon kembali pada pekerjaannya, kali ini menggunakan lidahnya. Ia memainkan klitoris Jessica dan sesekali menghisapnya bahkan menggigitnya kecil.

.

Perbuatan Taeyeon membuat tubuh Jessica semakin panas dan ia mulai merasakan desakan dari vaginanya. Taeyeon mempercepat gerakan lidahnya dan tak berapa lama akhirnya Jessica mencapai klimaksnya. Namja itu dengan senang hati menerimanya dan membantu Jessica membersihkannya.

.

.

“I Hate you, Taeng”, ucap Jessica disela-sela nafasnya yang masih terengah.

.

Taeyeon yang masih sibuk di antara paha Jessica lalu menatap polos kekasihnya. “I Love you too, Sooyeon-ah”, balasnya dengan cengiran menyebalkan.

.

.

.

.

***

.

.

Di bagian lain kota Tokyo, Jepang….

.

.

Ceklek….

.

Mendengar pintu apartemen terbuka, seseorang berlari ke arah pintu. Saat keduanya sudah bertatapan, mereka lalu tersenyum. Yeoja itu memeluknya dengan erat dan terlihat bahagia. Mereka lalu berjalan beriringan dan menuju ruang tamu.

.

“Aku baik-baik saja, baby”, ucapnya begitu melihat tatapan cemas dari kekasihnya.

.

“Aku melihat artikel sudah dirilis”

.

“Hmmm aku tahu. Hubunganku dan Jessica resmi berakhir. Sekarang tidak ada lagi yang perlu kau khawatirkan”, jelas Yuri.

.

“Bagaimana dengan Appamu, Oppa? Kau benar baik-baik saja?”, Seohyun memeriksa wajahnya, lalu beralih ke tubuh Yuri untuk memastikan bahwa ia tidak mengalami hal buruk dari Appa Kwon”

.

Yuri terkekeh lalu membingkai wajah Seohyun dan menatapnya serius. “Aku baik-baik saja Hyuni.. Hmmm jangan khawatir. Appa tidak akan bisa melukaiku”, ia berkata seraya mengusap kedua pipi Seohyun agar tenang.

.

Seohyun mulai bisa tersenyum dan Yuri ikut tersenyum membalasnya. “Kita akan memulai semuanya dari sini. Apa kau setuju?”

.

“Tentu.. asalkan denganmu, aku percaya”

.

Yuri mengecup kedua pipi Seohyun lalu keningnya. Tak lama ia mempoutkan bibirnya. “Aku sangat merindukanmu, hmmm”

.

“Ish, jangan menggombal. Kita hanya tidak bertemu 3 hari” balas Seohyun.

.

Yuri menggelengkan kepalanya. “No No No, bukan itu maksudku”

.

“Huh?”

.

Seohyun terlihat kebingungan dengan maksud Yuri. Namun sebelum ia bereaksi lagi, Yuri sudah mengangkat tubuhnya dan membawa Seohyun ke kamar. *Gue lanjutin atau di skip ya? hmmmm*

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Ngghh…..O…..Oppa.. aahh”

.

Seohyun mulai mendesah saat Yuri menggigit kecil lehernya dan beberapa jejak mulai ia tinggalkan di leher putih Seohyun sebagai bukti bahwa Seohyun miliknya. Merasa puas dengan bagian leher, Yuri kembali mencium bibir Seohyun dan ciuman mereka lebih intens.

.

Tangan Yuri yang bebas, mulai memasukkan tangannya ke baju Seohyun dan membantunya untuk melepaskan pakaiannya. Ciuman Yuri beralih ke dada Seohyun yang masih terbungkus bra. Seohyun mengangkat sedikit badannya untuk memudahkan Yuri melepaskan pengaitnya.

.

Yuri tersenyum seraya mengusap pipi Seohyun sebelum kembali bekerja dengan kedua payudara Seohyun. Ia mulai mengisap bagian kiri dan tangan satunya memainkan sebelah kanan payudara Seohyun.

.

“Aaaahhh…….” Seohyun mencengkram rambut Yuri dan terus mendesah karena perbuatan kekasihnya.

.

“Hnnnggg…aaah…ah….Oppa”

.

Puas menghisap bagian kiri, Yuri beralih ke kanan. Selesai dengan bagian atas, Yuri membuka short pants beserta underwear yang dikenakan Seohyun. Tak lupa, ia melepas pakaiannya hingga tak ada sehelai benang pun menutupi tubuh atletis Yuri.

.

Yuri menciumnya kembali seraya mengarahkan miliknya ke dalam milik Seohyun dengan perlahan hingga masuk sempurna. Ia diam sejenak untuk membiarkan Seohyun menyesuaikan ukuran miliknya. Tak lama, Seohyun menggerakkan pinggulnya dan Yuri mulai menggerakkan tubuhnya juga.

.

“Aaaaahh…..hmmmmm…..Aaaahhhhhh”

.

Seohyun semakin mendesah saat Yuri mulai mempercepat gerakannya. Desahan-desahan semakin keras di dalam kamar seiring keduanya menikmati intensitas hubungan intim mereka. Yuri mulai merasakan kewanitaan Seohyun semakin mendesak miliknya.

.

“Together, baby”, ucap Yuri dan akhirnya mereka mencapai klimaks bersama.

.

Keduanya mengatur nafas sengal yang mereka rasakan. Yuri menjatuhkan tubuhnya tanpa membuat Seohyun merasakan beban tubuhnya. Ia merapikan rambut Seohyun dan mengusap peluhnya seraya tubuh mereka yang masih menyatu. Keduanya tersenyum sebelum kembali berciuman.

.

.

.

.

***

.

.

Kata orang, jika berpisah dengan seseorang yang kita cintai namun pada akhirnya bertemu lagi, itulah yang dinamakan cinta sejati. Walau cinta tak selamanya tentang kebahagiaan, tapi cintalah yang membuat manusia memiliki rasa. Rasa memiliki dan rasa kehilangan secara bersamaan.

.

Namja itu berjalan di sekitar taman bermain dengan menggenggam protektif calon pendampingnya. Usai makan malam, keduanya memutuskan untuk berjalan di sekitar taman bermain yang tak jauh dari rumah si namja. Semua kenangan masa kecil namja itu akan mulai menjadi sebuah cerita yang tertinggal.

.

Setelah menikah nanti, keduanya akan memutuskan untuk menetap di Jerman. Krystal akan sibuk dengan perusahaan pusat disana, dan Yoong akan sibuk dengan kegiatan sosialnya. Mereka sudah memutuskan untuk mengambil alih yayasan rumah singgah terbesar yang ada di Jerman dan membantu anak-anak yang terlantar.

.

“Aku jadi ingat, disini tempatku sering menangis jika teman-teman menggangguku. Dan Noona selalu datang untuk menolongku. Rasanya sebentar lagi semua akan berubah”, ucap Yoong seraya mengenang masa kecilnya.

.

“Yeah, waktu akan berjalan ke depan. Dan apa yang akan kita tinggalkan di belakang hanya akan menjadi sebuah cerita, entah itu bahagia atau cerita tentang luka”, Krystal tersenyum menjawabnya.

.

Yoong mengecup punggung tangan Krystal yang sedang digenggamnya. “Dan kau ada di cerita suka dan duka itu”, pandangan keduanya saling bertemu. Mereka tersenyum dalam kebahagiaan yang telah mereka pilih.

.

“Terima kasih, Yoong. Karena kau memilih untuk melihat ke belakang sekali saja dan membawaku ke masa depanmu” Krystal memegang pipi kanan Yoong dan menatapnya dalam.

.

Yoong tersentuh dengan kata-kata Krystal. Ada penyesalan besar dalam dirinya ketika ia mengingat kesalahannya pada Krystal. Tapi penyesalan itu berubah menjadi pembelajaran yang berkesan untuk dirinya saat ini.

.

Perlahan, Yoong mendekatkan wajahnya ke wajah Krystal. Pandangan fokus pada bibir manis Krystal dan akhirnya ia mendaratkan sebuah ciuman. Tidak agresif dan hanya saling menyentuh bibir. Keduanya tersenyum. Just a simple kisses, but full of love.

.

.

.

.

“Kajja”

.

“Apa ini akan baik-baik saja?”, Krystal mempoutkan bibirnya begitu Yoong mengajaknya bermain ayunan di sebuah taman bermain yang sudah jarang dipakai.

.

“Kalo kau jatuh, aku akan menangkapmu”, jawab Yoong enteng.

.

“YA pabo! Kau pikir jatuh itu enak?”, kesal gadis itu.

.

“Oh ayolah princess. Sekali aja. Aku akan mendorongmu dengan pelan”

.

“Shireo.. Kita ke Everland saja. Lagian ayunan itu sudah butut. Kalo besinya patah bagaimana?”

.

“Oh my lord”, Yoong mengerang frustasi. “Kau tidak seberat itu, princess” ucapnya lagi.

.

“Bagaimana jika tiang besi itu ikut jatuh dan menimpaku?”

.

Yoong kali ini mengelus dadanya untuk tetap sabar. “Kau boleh memakiku sepuasmu dan menjadikanku servant sebulan penuh jika terjadi apa-apa denganmu. Deal?”, tawarnya.

.

“Hmmmm……..” Krystal masih berpikir. “Baiklah”

.

Akhirnya Yoong menghela nafas lega. Ia membawa Krystal duduk di ayunan dan dengan pelan mendorong ayunan itu agar maju mundur. Lama kelamaan Krystal menikmati permainan itu. Tanpa ia sadar, bukan Yoong lagi yang mendorong ayunannya.

.

Dari arah berlawanan, muncul segerombol anak-anak kecil yang memasuki taman bermain dengan membawa sesuatu di tangan mereka. Setangkai bunga mawar. Krystal menyadari kedatangan mereka, dan begitu ia menoleh ke belakang, Krystal mulai panik karena bukan Yoong yang mendorongnya melainkan namja tak dikenal.

.

“YAAH IM YOONG”, Krystal berteriak seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh taman namun tak menemukan Yoong.

.

Anak-anak kecil itu sudah tiba di hadapan Krystal dan mereka tersenyum sambil mengulurkan tangan kanan untuk menyerahkan masing-masing setangkai bunga yang dipegang. Tak lama, seorang anak laki-laki dan perempuan maju mendekat dengan membawa sebuah buku besar yang mereka bawa bersama.

.

Krystal menerimanya dan saat dibuka, ternyata buku besar itu adalah album foto. Krystal tak dapat menyembunyikan keterkejutannya saat melihat fotonya bersama Yoong di album itu. Semua kenangan-kenangan manis yang pernah mereka lalui dulu dan Yoong mengabadikannya secara diam-diam.

.

Di halaman terakhir, ada sebuah kalimat simple namun menyentuh perasaannya. Terima kasih telah memberiku kesempatan kedua. Sekarang, dan selamanya, mari kita hidup bahagia bersama –YA

.

.

Runtuhlah pertahanan Krystal setelah membacanya. Ia mulai menangis dan sepasang tangan melingkar dari belakang, memback hug nya dengan lembut. “I Love you”, bisiknya pada Krystal.

.

Krystal menolehkan wajahnya ke kanan untuk melihat wajah Yoong karena namja itu meletakkan dagunya di pundak kanan Krystal. “Kejutanmu sangat jelek. Menyebalkan”, ucapnya. Tentu saja itu bohong karena Krystal benar-benar tersentuh dengan kejutan Yoong.

.

“I know I know”

.

Ucap Yoong sambil terkekeh seraya mengeratkan pelukannya. Dan hari itu, adalah kebahagiaan di hari terakhir mereka berada di Seoul.

.

.

.

———————–

.

“Ya, aku setuju dengan idenya. Lanjutkan saja”, ucap Sooyoung pada Junsu. Sambil menunggu Tiffany berganti pakaian, ia dan Junsu membicarakan tempat konsep penyelesaian akhir untuk kamar little Choi di ruang tamu.

.

Sesuai permintaan Tiffany, Sooyoung pun tak melihat ke dalam kamar calon babynya sebagai kejutan. Junsu hanya memberikan gambaran secara umum dan tidak mendetail agar Sooyoung maupun Tiffany tidak mempunyai bayangan tentang hasilnya.

.

“Apa anda yakin dengan warna pink yang mendominasi ini, Tuan? Saya bisa mengubahnya dengan mencampur beberapa warna serasi agar terlihat berwarna”, tawar Junsu padanya.

.

Sooyoung terkekeh mendengarnya. “Tidak perlu. Istriku akan mengamuk jika kamar little Choi tidak berwarna pink sesuai keinginannya. Biarkan saja seperti konsep awal”

.

.

Aaaarrggghhhhhhhh

.

.

Pembicaraan mereka dikejutkan sebuah teriakan dari kamar utama. Sooyoung langsung berlari ke arah kamar dan membuka pintu dengan kasar. Ia mencari keberadaan Tiffany dan akhirnya ia melebarkan mata begitu melihat kondisi istrinya.

.

.

.

“Oh my god…..Phany-ah!!!!!”

.

.

.

.

.

TBC (peace V)

.

———————————-

OH MY GOD OH MY GOD!!

JESSICA’S FIRST SOLO ALBUM RELEASING EARLY MARCH??

ME: KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA >.<

.

And then…..

Mungkin karena efek Butterfly masih ada, jadi bikin double Nice Chapter. Wkwkwkwk

Tolong salahkan Taeyeon dan Yul karena mereka yang minta Requestan ke gue XD

Oke sekian. Annyeong~~

.

.

.

by: J418

.

.

*bow*

115 thoughts on “THE HEIRS (20)”

Leave a reply to sherink1820 Cancel reply