RAIN, SERIES

RAIN (6)

Tittle                : RAIN

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Jessica Jung

Tiffany Hwang

Kim Hyoyeon

Lee Sunkyu

The Others

Genre              : GirlxGirl, Friendship, BitterSweet, Romance

Series

—————————————————-

RAIN……

– There’s a thin line between being in love and being stupid –

.

.

Part 6

.

.

Note: Baca sampai selesai, ada pengumuman di akhir ^^

.

.

.

Jeju, Korea Selatan….

.

.

“Morning bunny”, suara Sooyoung memecahkan kesunyian pagi hari. Gadis jangkung itu membawakan sarapan untuk Sunny yang baru saja bangun dari tidur nyenyaknya.

.

Sunny tersenyum melihat tingkah yeoja yang lebih tua darinya itu. Kehadiran Sooyoung membuat harinya menjadi lebih baik. Ia sedikit demi sedikit melupakan luka yang Sungmin tinggalkan karena menikah dengan wanita lain.

.

Tanpa Sunny sadari, Sooyoung menatap ceria wajahnya yang sedang memakan bacon bikinannya. Bagi Sooyoung, melihat senyuman Sunny sudah cukup membuatnya berarti disamping gadis itu.

.

“Youngie~~ aaaaaa”, Sunny menyodorkan makanannya ke mulut Sooyoung, berharap yeoja itu membuka mulutnya. Namun yang terjadi, Sooyoung terbatuk karena kaget.

.

Uhuk…uhukkk…

.

Sunny dengan cepat memberikan minumannya kepada Sooyoung. “Hati-hati Youngie, apa kau sakit?”, tanya Sunny khawatir karena tiba-tiba saja Sooyoung terbatuk.

.

“A….a….aniyo”, jawab Sooyoung kilat. “Makanlah, aku sudah kenyang”, Sunny justru mempoutkan bibirnya karena mendapat penolakan dari Sooyoung.

.

“Aish… oke oke. Aaaaa”, Sooyoung membuka mulutnya dan dengan senang hati Sunny menyuapinya.

.

Akhirnya keduanya pun menikmati sarapan bersama di kamar milik Sunny. Gadis itu mulai bisa bercanda kembali, walau terkadang hatinya menjadi sensitive. Mungkin efek kehamilannya.

.

.

.

.

“Apa kau ingin berjalan keluar?”

.

“Apa tidak ketahuan?” Sunny balik bertanya.

.

“Tenang saja, kawasan ini aman. So, apa kau ingin jalan-jalan?”

.

Senyuman Sunny mengembang. “Aku ingin naik sepeda”, teriaknya semangat.

.

“Hahahaha, baiklah. Kajja, kita berkeliling sekitar kawasan ini”, Sunny mengangguk dan mengapit lengan Sooyoung dengan gembira.

.

Di luar, Sooyoung dan Sunny sudah disambut oleh dua buttler yang melayani mereka selama disini. “Ini sepedanya nona”, ucapnya seraya menunjukkan sebuah sepeda dengan dua pasang pedal.

.

Sooyoung mengambil bagian di depan dan Sunny di belakang. Keduanya berpamitan dan mulai mengayuh sepedanya. Sepanjang perjalanan, Sunny sangat menikmati keindahan Jeju dan ia terus bernyanyi. Hal itu tentu membuat Sooyoung merasa lega sekaligus bahagia mendengar Sunny sudah bisa menerima kehidupannya yang baru.

.

Benar yang Sooyoung katakan. Sepanjang mereka mengelilingi kawasan ini, hanya beberapa orang yang mereka temui dan itu para pekerja yang bekerja di kawasan ini. Sekedar informasi, mereka tinggal di sebuah kawasan Villa yang memang terpisah dari penduduk setempat. Hal itu dilakukan agar keberadaan Sunny tetap terahasiakan.

.

“Khaaa~~ segarnya”

.

Mereka kini berbaring di rerumputan. Sunny dan Sooyoung sama-sama menatap langit dan tersenyum bersama.

.

“Youngie, terima kasih. Kau selalu berada disampingku”, Sooyoung yang berada di sebelahnya memandang ke arah gadis itu dan mendapati Sunny sedang memejamkan matanya.

.

Sooyoung mengubah posisinya menjadi tengkurap dan menatap lekat wajah Sunny yang terkena matahari pagi. Perlahan ia mengangkat tangannya dan merapikan anak-anak rambut milik Sunny.

.

“Kau tidak akan pernah sendiri. Banyak orang yang menyayangimu, bunny-ah”, Sunny membuka matanya dan seketika itu tatapannya bertemu dengan milik Sooyoung.

.

“Tapi aku mengecewakan mereka”

.

“Sssshhhh”, Sooyoung menggeleng dan meletakkan telunjuknya di bibir Sunny. “Setiap orang pasti punya kesalahan. Arra?”, ucapan Sooyoung terdengar tegas, Ia tidak ingin jika Sunny terus-terusan merasa bersalah.

.

Sunny menitikkan airmatanya dan Sooyoung segera menghapus airmata itu. “Semua manusia berhak bahagia dan itu tergantung waktu yang tepat, hmmm”, gadis mungil itu mengangguk menanggapi ucapan Sooyoung.

.

Refleks, Sunny mengalungkan kedua tangannya ke leher Sooyoung dan membuat Sooyoung hilang keseimbangan. Mereka berpelukan dengan posisi berbaring di rerumputan. “Kau yang terbaik, Youngie”, ucap Sunny dan Sooyoung tersenyum mendengarnya.

.

.

.

—————————-

.

Seoul, Korea Selatan…

.

.

Jessica menghempaskan tubuhnya di sofa. Jadwalnya mulai sibuk pagi ini dengan project barunya bersama Taeyeon.

.

“Pikirkan Sica, hubungan kita sudah 1 tahun. Apa kau pikir aku main-main dengan hubungan ini?”

.

“Oppa, bisakah kita tidak membahas ini?”, Jessica memohon kepada namjachingunya ini.

.

Jaejoong terlihat kecewa dengan tanggapan Jessica. Ia meletakkan pisau dan garpunya, lalu meminum wine dengan sekali teguk.

.

“Sampai kapan, Sica? Apa aku harus memaksamu untuk meninggalkan RAIN dan fokus pada masa depan kita?”

.

“Oppa, aku mohon beri aku waktu untuk memikirkan itu. Saat ini RAIN membutuhkanku”

.

“Lantas, aku tidak membutuhkanmu. Begitu? Dengar Sica, para kolegaku menanyakan siapa kekasihku. Setiap kali aku memiliki acara penting, kau tidak bisa menemaniku. Apa sebegitu susahnya kau meluangkan waktu untukku? Untuk hubungan kita?”

.

Jessica menatap Jaejoong penuh permohonan dan menggenggam tangan namja didepannya ini. “Aku mohon, beri aku waktu. Jangan seperti ini, Oppa. Kita sudah 1 bulan tidak bertemu, setidaknya malam ini aku ingin menikmati waktu kita berdua. Please”

.

Jaejoong mengatur nafasnya pelan. “Kau tahu betapa aku mencintaimu?”, tanyanya kali dengan tatapan melembut. Ia mengalah kepada Jessica.

.

“Aku tahu Oppa”, Jessica tersenyum. “Gomawo”

.

.

Setelah makan malam, Jaejoong membawanya berkeliling Seoul dan kemudian mengantarkan Jessica kembali ke dorm. Jaejoong adalah salah satu pebisnis muda yang sukses di Amerika. Dia sama seperti Jessica yang merupakan keturunan Korea-Amerika dan dipertemukan karena sebuah acara di Amerika.

.

“Aku harus ke Jepang besok pagi, jaga dirimu. Goodnite”, Jaejoong mengecup bibir mungil Jessica.

.

“Hmmm, Goodnite Oppa”

.

.

.

“Huft”, Jessica menghela nafasnya untuk kesekian kali setiap mengingatnya. Ucapan Jaejoong membuatnya terus berpikir tentang hubungan mereka. Selama ini semuanya baik-baik saja, tapi entah kenapa hubungannya tak pernah bisa mencapai level yang sama ketika ia bersama……… Tiffany.

.

“Semuanya sudah berlalu”, Jessica menggelengkan kepalanya cepat, berharap pikirannya akan masa lalu segera berhenti.

.

“Memikirkan Jaejoong? Hentikan sandiwaramu Sica. Kau bahkan tidak mencintainya”

.

Sebuah suara membuatnya tersentak. Ia menoleh dan mendapati Taeyeon yang baru saja kembali dari ruang rekaman. Gadis dingin itu tanpa dosa mengambil air minum dan meneguknya. Ia duduk bersebrangan dengan Jessica.

.

“Bukan urusanmu”, balas Jessica lebih dingin.

.

Taeyeon tertawa mengejek. “Itu menjadi urusanku Sica. Aku tahu Jaejoong salah satu investor untuk kesuksesan RAIN di Amerika”

.

“K—Kau??”, Jessica terkesiap mendengar pengakuan Taeyeon.

.

“Ya aku tahu. Kau pikir Yul dan Hyoyeon akan senang jika mereka tahu kau menjalin hubungan tanpa cinta hanya untuk mempertahankan RAIN? Kau hanya membuat kami merasa tidak berguna. Aku tidak butuh menjadi populer di Amerika, Sica”

.

“Tutup mulutmu Taeng”, bentak Jessica. “Kau….K—kau tidak tahu apa-apa”, lirih Jessica di akhir kalimat. Matanya mulai memerah karena menahan tangis.

.

Jessica berdiri dari duduknya. “1 jam lagi kita akan memulai pembuatan video klip, kuharap kau dapat menerimaku dengan baik sebagai partnermu”, ucap Jessica. Namun sebelum tangannya meraih ganggang pintu, ia menghentikan langkahnya “Jangan menyalahkan dirimu Taeng, ini sudah menjadi resiko dari bagian tugasku”, dengan begitu Jessica keluar dari ruangan itu.

.

Setelah Jessica pergi, Taeyeon meluapkan amarahnya dengan membanting gelas yang ia pegang.

.

Praanng!!

.

Hosh…Hosh….

.

Taeyeon mengusap kasar wajahnya. “Kenapa kau tidak pernah mengerti Sica?”, Taeyeon mengerang frustasi. Tidak ada siapapun di ruangan itu, beruntung jika tak ada yang mendengarnya. “Kau punya member Sica, punya member yang akan membantumu”

.

Airmata lolos begitu saja, Taeyeon sudah tak dapat menahannya. ”Kau memang leader yang buruk, Kim Taeyeon. Bahkan sekarang, seseorang harus menanggung kesalahanmu saat menjadi leader sebelumnya” Taeyeon kembali menyalahkan dirinya sendiri.

.

Arrrrgggghhhh

.

“Maafkan aku Sica, maafkan aku”, isaknya tanpa seorang mendengar kesedihan seorang Kim Taeyeon.

.

.

.

.

***

.

Seorang pria baru saja masuk ke dalam sebuah kafe. Ia menggelengkan kepala begitu melihat orang yang menunggunya terlihat kelelahan. Sudah dipastikan orang itu kurang tidur.

.

“Ada apa lagi Yul?”, ucap pria itu, mantan kekasihnya yang kini tetap bersahabat.

.

“Aku sudah melihat pria bernama Jaejoong itu”, jawab Yuri sambil memainkan gelasnya.

.

“Lalu?”

.

Terdengar helaan nafas Yuri. “Dia Kim Jaejoong, salah satu investor untuk RAIN berkarir di Amerika. Aku mengetahui saat aku mengikuti Sica bertemu kekasihnya”

.

“Ja—jadi, Jaejoong yang selama ini kita pertanyakan adalah Kim Jaejoong?”, pria itu tak kalah terkejutnya dengan ucapan Yuri dan gadis tanned itu hanya mengangguk. Wajahnya tampak lesu.

.

“Kenapa sulit sekali menggapai Jessica? Apa aku salah mencintainya, Oppa?”, Yuri bersuara namun kali ini dengan nada lirih. Pria dihadapannya ini hampir saja tak mendengar ucapannya.

.

“Kau tahu Yul, aku membencimu yang seperti ini. Kupikir kau akan terus berjuang dan berada disampingnya. Jessica pasti mempunyai limit dari batasnya mengatasi semua masalah yang terjadi. Jika kau mencintainya, berjuang dan bertahanlah hingga akhir”, jelas pria itu.

.

“……………………..”

.

Tak ada tanggapan apapun dari Yuri, dan pria itu tetap menunggu balasan dari Yuri. Di sisi lain, Yuri merenungkan apa yang selama ini terjadi. Dugaannya ternyata benar, dari sebagian hal yang diceritakan Jessica padanya hanyalah sebuah persoalan kecil karena ternyata Jessica memiliki persoalan yang jauh lebih besar yang sedang ia tanggung sendiri.

.

Beberapa saat kemudian, Yuri tersenyum. Ia segera menghabiskan minumannya. “Kau benar Oppa, seharusnya aku tidak boleh seperti ini. Aku akan berjuang dan bertahan untuknya. Terima kasih Oppa, kalo begitu aku pergi duluan”, ucapnya menepuk pundak pria itu.

.

“Okay, fighting Yul”, balasnya seraya menatap punggung Yuri yang semakin menjauh. “Dia benar-benar sedang jatuh cinta”, pria itu tertawa kecil.

.

.

.

——————————

.

“Apa?? Kau ingin aku menggantikanmu Hyo? Kenapa?”

.

“Aish, kau terlalu banyak bertanya Yul”, kekeh Hyoyeon di seberang telpon.

.

Beberapa menit lalu, dalam perjalanannya menuju lokasi pembuatan video klip Taengsic, Yuri menerima telpon dari Hyoyeon.

.

“Pokoknya aku tidak bisa Yul. Kau mau kan menggantikannya? Hyuni sudah menuju lokasi pertemuan, kau cukup setuju dan menandatanganinya saja.” Bujuk Hyoyeon. Dia baru saja menolak salah satu acara variety show dan meminta Yuri menggantikannya.

.

“Baiklah, aku akan segera kesana. Tapi apa kau baik-baik saja? Kau sedang tidak patah hati kan?”, goda Yuri.

.

“YA!! Aku bukan anak galau sepertimu. Aish, hentikan pembicaraan ini. Aku sedang sibuk”

.

.

Tuut…tuut…..

.

.

“YA! KIM HYOYEON! Aish dia yang butuh dia yang mematikan telpon”, Yuri menggerutu kesal.

.

Yuri mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Butuh beberapa menit sebelum ia tiba di salah satu stasiun TV. Ada beberapa teman sesama artis ataupun yang hilir mudik disana. Yuri dengan sopan menyapa orang-orang yang dilewatinya baik itu Hoobae ataupun Sunbae. Ia pun menuju lantai 5 tempat dilakukan pertemuannya dengan staff variety show.

.

“Oh, annyeonghaseyo”, Yuri menyapa seorang yeoja yang sedang memainkan ponselnya dan duduk di kursi meeting.

.

Yeoja itu segera berdiri dan tersenyum kepada Yuri. Ia juga tidak lupa membungkuk kepada Yuri karena Yuri merupakan Sunbaenya. “Annyeonghaseyo, Yuri Unni”, balasnya. “Hayoung imnida”

.

“Ne, aku mengenalmu Hayoung-ah”, Yuri tersenyum kepada Hayoung dan itu membuat wajahnya bersemu merah. Siapa yang tidak tahu jika Hayoung terang-terangan mengatakan bahwa ia sangat mengagumi Yuri sebagai idol favoritnya.

.

“Silahkan duduk, Unni”, ucapnya dengan menundukkan kepala. Walaupun wajahnya tersipu, tapi hati gadis itu berdetak cepat karena tidak menyangka bahwa Yuri menjadi bintang tamu di acara yang sama dengannya.

.

Pintu ruangan terbuka dan beberapa staff masuk bersama seseorang yang sudah dipastikan manajer Hayoung. Dibelakangnya, Seohyun baru saja tiba bersama dengan Yoona yang juga akan menjadi bintang tamu di acara tersebut.

.

“Unni, maaf kami sedikit terlambat”

.

“Tidak apa-apa Hyuni”, balas Yuri.

.

Dengan hadirnya semua orang, meetingpun dimulai. Mereka membicarkan jadwal syuting dan juga para staff menjelaskan aturan mainnya. Setelah itu, Yuri buru-buru berpamitan dan ia pun segera pergi. Hayoung yang melihat hal itu, sedikit sedih. Pasalnya ia ingin mengajak Yuri untuk sekedar minum dan mengobrol tapi ternyata Yuri sudah harus pergi.

.

“Tenang saja, kau kan bisa bertemu saat syuting besok”, Sang manajer menenangkan hati artisnya itu.

.

“Ne Oppa, aku mengerti”

.

.

.

***

.

Dua insan ini sedang tersenyum bahagia. Hanya mereka berdua di dalam mobil, gadis yang lebih tua yang mengendarai mobil dengan satu tangannya yang menggenggam tangan gadis di sebelahnya.

.

“Syukurlah, jadwalku tidak terlalu padat”, ucapnya sambil fokus menyetir.

.

“Huum, kita bisa berkencan”, jawab gadis itu dan menundukkan kepalanya karena tersipu akibat ucapannya sendiri.

.

“Kyaa kyeopta”, Yoona mencubit pelan pipi Seohyun.

.

“Aish, jangan menggodaku”, kesal Seohyun. Bagi Yoona, manajer sekaligus kekasihnya ini sangat lucu jika tersipu seperti itu.

.

“Kau sangat menggemaskan, Hyuni~”, Yoona berucap dengan aegyonya. “Mau kemana? Taman? Pantai? Atau kembali ke apartemen” tanya Yoona.

.

Seohyun menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan semua ide Yoona. “Bagaimana jika kita karaoke sehabis itu kita ke bar?” Seohyun berucap dengan antusias.

.

Yoong mempoutkan bibirnya karena ide kekasihnya itu. “Apa kau tidak bosan? Kita selalu kesana, Hyun”

.

“Tidak akan bosan, hanya disana aku bisa mendengar suaramu. Setelah karaoke, setidaknya kita bisa memiliki party kecil di bar untuk kepindahan kita ke agency baru. Kau setuju kan, Unni?” Seohyun menunjukkan puppy eyes andalannya. Walaupun Yoong sedang menyetir tapi ia dapat melihat mata Seohyun yang memohon.

.

“Khaa~~ baiklah baiklah. Kau menang, kita akan kesana”

.

“Yeayy… lets goo”, ucapnya dengan semangat.

.

.

.

.

“Untuk dua orang, seperti biasa”

.

“Mari, saya antarkan”, Yoonhyun mengikuti salah satu staff karaoke yang akan membawa mereka menuju ruangan yang akan dipakai.

.

Setiba disana, keduanya tak membuang waktu untuk segera bernyanyi. Hal yang paling Seohyun sukai karena disini ia dapat mendengar Yoong bernyanyi. Terkadang ia hanya menjadi penonton, kadang juga Yoong mengajaknya bernyanyi bersama.

.

Sudah 1 jam lebih mereka disana dan kini keduanya beristirahat setelah puas bernyanyi. Seohyun menyandarkan kepalanya di pundak Yoong dan gadis itu mengusap rambutnya pelan.

.

“Aku berharap, selamanya kita akan seperti ini”, ucap Yoona.

.

Seohyun mengangguk dan kepalanya sedikit mendongak untuk bertemu dengan mata rusa milik Yoona. “I want, but i can’t”, Yoong sudah mengetahui jawaban Seohyun.

.

“Setidaknya aku akan mencoba, jika kita tidak mencoba maka kita tak akan mengetahui hasilnya”

.

“Aku hanya takut Unni, takut jika kenyataan memisahkan kita”, Seohyun memeluk Yoong dengan erat.

.

“Biar bagaimanapun, mereka orangtuamu Hyuni. Aku akan meminta restu mereka dengan cara baik-baik. Do you believe me?”

.

“I do, but—”

.

Yoona memotong ucapan Hyuni dengan mengecup bibir gadis itu beberapa detik lalu melepasnya. “No but, aku akan memperjuangkanmu untuk restu dari orangtuamu. Hmmm”, Seohyun membalas senyuman Yoong, keduanya berpelukan lagi.

.

Jika dalam sebuah hubungan ada penghalang, maka penghalang Yoonhyun adalah restu orangtua Seohyun. Seohyun berasal dari keluarga terpandang dan taat pada Tuhan, tapi takdir mempertemukannya dengan Yoong dan ia meyakini pilihannya. Selama menjalin hubungan, keduanya seolah-olah berstatus sebagai sahabat sekaligus sebagai artis-manajer dihadapan orangtua Seohyun.

.

Di sisi lain, Yoong berasal dari keluarga broken home dan tinggal bersama ayah dan kakak perempuannya. Mereka mengetahui hubungan Yoonhyun dan tidak mempermasalahkan hubungan “tidak wajar” itu. Karena cinta datang kepada siapa saja tanpa membedakan.

.

Seohyun menegakkan tubuhnya begitu melihat seseorang baru saja melewati ruangan mereka dengan tergesa-gesa. Pintu ruangan ini terbuat dari kaca buram sehingga Seohyun dapat melihat apapun yang berada di depan pintu mereka namun orang-orang di luar ruangannya tidak bisa melihat apapun yang terjadi di dalam.

.

“Ada apa?” Yoong kebingungan.

.

“Aku seperti melihat salah satu unni dari RAIN”

.

“Huh? Siapa?” Yoong mencoba melihat ke arah pintu.

.

“Entahlah, dia terlalu cepat namun aku yakin itu salah satu dari mereka. Hanya saja aku takut salah menebak”

.

“Sudahlah jangan dipikirkan, mungkin hanya mirip”, ucap Yoona.

.

.

.

—————————-

.

Hosh…Hosh….

.

Hosh…Hosh….

.

.

Ia mengatur nafasnya yang tersengal. Sakit itu kembali menyerangnya. “Arrggh”, ia membasuh wajahnya dengar air segar agar mengurangi sakaunya.

.

“Kau yakin tidak ingin memakai ini lagi? Ini barang baru dan kau belum pernah memakainya”, tawar seseorang yang juga berada disitu. Keduanya sedang memisahkan diri dari keramaian dan tempat mereka saat ini adalah salah satu restroom yang ada disini.

.

“Shut up!! Aku tidak sudi memakai barang haram itu lagi”, ucapnya menahan kesakitan.

.

“Aku hanya menolongmu, pakai ini maka kesakitanmu akan berkurang”

.

Ia membasuh wajahnya lagi. Baru saja ia ingin bersenang-senang disini tapi lagi-lagi sakau menyerangnya. “Pergilah, aku tidak butuh barang itu”, usirnya secara halus kepada “mantan teman pemakainya”

.

Orang itu pun menyerah karena gagal membujuknya. “Oke, aku akan pergi. Jika kau sudah tidak tahan dengan sakaumu, temui aku. Aku siap membantumu”, ucapnya disertai smirk dari bibirnya.

.

“Aarrrgghh sial. Kenapa efeknya belum hilang sepenuhnya” kesalnya pada diri sendiri. Ada ketakutan dalam dirinya mengenai karir yang sudah ia capai sejauh ini. “Ayo berusahalah, kau pasti bisa. Jangan kalah dengan barang-barang memuakkan itu”, ucapnnya lagi. Kali ini ia berbicara pada bayangannya di cermin.

.

Ia terduduk di lantai dan masih menahan sakau yang baru saja menghampirinya lagi. Dia seorang pengguna namun berhenti 3 bulan lalu. Terkadang efek sakau menghampirinya tapi ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak memakai barang itu lagi. Ia kemudian mengambil sebatang rokok dari sakunya, lalu menghisap benda itu sebagai pengganti.

.

.

.

***

.

.

CUT…..

.

Sutradara berteriak memberikan instruksi untuk menghentikan adegan yang baru saja terjadi. “Akting kalian sangat bagus. 3 Scene sudah berjalan lancar”, ujarnya pada kedua idol ini.

.

Taeyeon dan Jessica membungkuk mengucapkan terima kasih kepada sutradara itu. Sebenarnya mereka sudah saling kenal, karena sutradara Park sudah beberapa kali menyutradarai video klip RAIN.

.

“Tiffany-ssi, kemarilah. Ini saatnya kau masuk dalam adegan”

.

Tiffany yang merasa dirinya dipanggil, segera menghampiri sutradara Park dan Taengsic yang berada disana.

.

“Ini scriptnya, bacalah sebentar. Aku yakin kau bisa menguasainya dengan cepat”, sutradara Park tersenyum dan memberikan lembaran kertas pada Tiffany. Hari sudah mulai sore, dan kini giliran Tiffany.

.

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, video klip untuk album duet Taengsic ini akan dibagi dalam 3 sequel. Sequel pertama akan bercerita tentang kehidupan persahabatan Taengsic dimana mereka sangat bahagia namun salah satu dari mereka memiliki impian yang berbeda sehingga menimbulkan konflik.

.

.

Scene 4….

.

Action…

.

.

Tiffany yang berperan sebagai seorang peri, berjalan mendekati Taeyeon yang terlihat sedih. Dia baru saja bertengkar hebat dengan Jessica karena Jessica memilih jalan yang berbeda darinya.

.

“Aku tahu kau sedih Tae, tapi Jessica pasti memiliki sebuah alasan” ucap Tiffany dengan tenangnya.

.

“Si—siapa kau?”, Taeyeon terkejut melihat seseorang dengan gaun putih disertai sayapnya yang indah.

.

“Aku peri yang akan menjadi temanmu”, Tiffany tersenyum sangat cantik. Tanpa seorangpun tahu, bahwa Taeyeon sedang mengatur detak jantungnya agar tetap tenang melihat kecantikan Tiffany sedekat ini.

.

“Aku harus professional”, batin Taeyeon.

.

“Aku tidak butuh seorang teman lagi, karena sahabatku satu-satunya ingin meninggalkanku”, jawab Taeyeon dingin.

.

Tiffany meletakkan tangannya di pundak Taeyeon. “Dia pasti memiliki alasan”, Tiffany lalu berdiri dan memegang tongkat bintangnya. “Kau bisa memanggilku kapan saja jika kau merasa membutuhkan seorang teman”, Tiffany tersenyum sekali lagi sebelum menghilang.

.

.

CUT….

.

“Bagus sekali Taeng, selanjutnya kau harus mendalami lagi kesedihanmu”, komen sang sutradara. Taeyeon memberikan jempolnya sebagai tanda mengerti.

.

“Aktingmu sungguh menakjubkan Tiffany-ssi. Sekarang waktunya menuju lokasi dimana Jessica berada. Kali ini kau akan beradegan dengannya”

.

Tiffany membungkuk lalu mengikuti apa yang diperintahkan sutradara. Ia menuju ke rooftop yang ada di gedung ini. Mereka mengambil adegan di sebuah rumah dan di sebelahnya ada gedung kosong yang tak terpakai.

.

Padahal lantai gedung ini hanya ada 3 tingkat, tapi rasanya sangat lama Tiffany tiba di rooftop. Gadis itu mengatur perasaan dan mimik wajahnya agar terlihat biasa saja saat bertemu dengan Jessica. Ia sudah sampai dan beberapa kru serta sutradara Park sudah ada disana.

.

“Kajja, kita mulai Scene 5”

.

Action…..

.

.

Jessica menatap langit, airmatanya tak berhenti mengalir di kedua sudut matanya. Tiba-tiba sebuah tangan menghapus airnatanya. Jessica menoleh ke samping dan mendapati seseorang dengan gaun putih beserta sayang indahnya.

.

“Seseorang sepertimu tidak pantas menangis, bukankah kau gadis yang tegar?”, Tiffany mencoba menghibur Jessica yang sedih.

.

“Apa maumu?”, balas Jessica tanpa rasa takut pada peri yang menyapanya.

.

Lagi-lagi Tiffany menunjukkan eyes smilenya dan kali ini dihadapan Jessica. “Aku seorang peri yang akan menghiburmu”, ucapnya masih dengan senyuman.

.

“Kau semakin dewasa dan sangat cantik, Jessi”, pikir Tiffany. Perasaannya bercampur aduk saat berdiri sedekat ini dengan Jessica.

.

“Benarkah? Lalu apa yang bisa kau lakukan untukku?”, Jessica menantangnya

.

“Apapun. Dengan tongkat ajaib ini, aku dapat melakukan apapun” jawab Tiffany.

.

Detik selanjutnya, Jessica melebarkan senyumnya dan memeluk Tiffany. Keduanya berbagi pelukan dalam senyuman yang mereka tunjukkan di depan kamera.

.

Semilir angin sore sangat membantu akting mereka. Semua kru dan sutradara terkesima dengan akting yang terlihat natural dari Jessica dan Tiffany. Sang sutradara tak menyia-nyiakan momen ini dan meminta beberapa kamera men-zoom-in senyuman keduanya.

.

Dalam pelukan itu, aroma tubuh Jessica tidak sengaja tercium oleh Tiffany. Gadis itu tanpa sadar larut dalam pelukan Jessica dan memori kebahagiaannya bersama Jessica kembali berputar dalam benaknya.

.

“Jika kenyataan tak menyadarkanku, maka aku akan berpikir bahwa saat ini kami masih bersama. Harum tubuhmu dan pelukanmu tak pernah berubah, nyaman dan menenangkan”, batin Tiffany. Ia mulai memejamkan matanya menikmati pelukan ini.

.

.

CUT…..

.

Sutradara Park sudah memberikan tanda bahwa adegan berhenti. Namun Tiffany masih belum melepaskan pelukannya pada Jessica. Aroma tubuh Jessica dan pelukannya membuat gadis itu lupa diri.

.

“Tiffany”, Jessica berusaha memanggilnya tapi Tiffany tak merespon. Jessica ingin melepaskan pelukan itu tapi ia takut jika ia berbuat kasar karena banyak orang berada di lokasi ini.

.

“Tiffany, lepaskan aku”, kali ini Jessica berbisik sedikit lebih keras dengan menekankan setiap katanya agar Tiffany mendengarnya.

.

.

“Oh….ehmm maaf, aku tidak sengaja”, Tiffany sudah tersadar akan perbuatannya. Ia buru-buru membungkuk pada Jessica dan segera berjalan menghampiri manajernya.

.

“Pabo-ya”, umpat Tiffany pada dirinya sendiri.

.

Dengan didampingi manajernya, ia keluar dari gedung dan kembali ke lokasi utama. Disana beberapa kru sudah mulai beristirahat. Taeyeon tersenyum melihat Tiffany yang sudah kembali dari scenenya dengan Jessica.

.

“Hai Phany-ah”, sapa Taeyeon lalu menyodorkan minuman untuk Tiffany.

.

“Hai Tae, terima kasih”, Tiffany menerima minuman itu dengan senang hati.

.

Taeyeon pun mempersilahkan Tiffany duduk dan ia duduk disebelah gadis itu. “Bagaimana syuting hari ini? Aku tak membuatmu kesusahan kan?”, tanya Tiffany. Mereka kini sudah mulai dekat lagi dan bersikap professional.

.

Tiffany tertawa kecil lalu menggeleng. “Kurasa kau punya bakat akting, bahkan kita tak perlu mengulangi adegan berkali-kali”, puji Tiffany.

.

“Ah, benarkah?”, Tiffany mengangguk dan tersenyum lagi. Di sisi lain, Taeyeon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

.

“Bagaimana pundakmu?” Tiffany sedikit menggeser duduknya dan menatap ke arah pundak Taeyeon. Tubuh gadis dingin itu tiba-tiba membeku karena wajah Tiffany sangat dekat dengannya walaupun tatapan Tiffany menatap ke pundaknya.

.

“A—aku…aku sudah baikan. T—Tenang saja”, Taeyeon berusaha menyelesaikan kalimatnya dengan nada senormal mungkin.

.

Tiffany menjauh dari pundak Taeyeon lalu menatap Taeyeon dengan mengecurutkan bibirnya. “Syukurlah, kau membuatku bersalah dan khawatir”, ucap Tiffany.

.

“Tidak apa-apa, kan semua ini juga berkat doamu dan dukungan fansku”, Taeyeon tersenyum dork dan Tiffany terkekeh karena ucapan gadis itu.

.

“Akhirnya aku bisa melihatmu tersenyum lagi bersamaku, Phany-ah”, ucapnya dalam hati dan ikut tersenyum

.

“Aku jadi tidak sabaran melihat hasil video klip di lagu pertama ini. Pasti suara kalian sangat merdu dan indah”

.

“Kau yakin?”, tanya Taeyeon

.

“Bahkan bukan hanya aku Tae, pasti semua fans RAIN sangat yakin dengan duet kalian”

.

“Kalo begitu, aku akan memberi tanda tangan pertamaku di album ini untukmu. Sebagai hadiah, dan kau harus menjadi fans pertamaku diduet ini”, Taeyeon mengancam dengan nada bercanda.

.

Tiffany ikut tertawa dibuatnya. Gadis itu tak lupa memukul pelan lengan Taeyeon. “Dasar pemaksa. Baiklah, aku setuju. Kau juga harus menjadi fans pertamaku di drama terbaruku nanti”, balas Tiffany.

.

“Hahaha, no problem”

.

Keduanya tertawa bersama karena kekonyolan yang mereka buat. Setidaknya, di sore menjelang malam itu, hubungan mereka tetap seperti sedia kala. Dan Taeyeon. Bersyukur akan hal itu.

.

.

————————-

.

“Kau baik-baik saja?”

.

“Hmmmmm”, balas Jessica singkat dan masih menatap langit. Tak lama ia segera menoleh ke arah asistennya. “Tinggal berapa scene untukku hari ini?”

.

“2 scene, satu bersama Taeyeon, satunya lagi kau sendiri”, jelas Juyeon.

.

“Baiklah”, Jessica berjalan meninggalkan rooftop dan Juyeon mengikutinya dari belakang.

.

“Lalu bagaimana perasaanmu Sica? Apa kau tidak ingin menyelesaikan sesuatu yang belum selesai dengannya?”, Langkah Jessica terhenti ketika Juyeon bertanya tentang Tiffany.

.

“Dia akan baik-baik saja, tidak ada yang perlu diselesaikan Juyeon-ah”

.

Juyeon ingin membalas ucapan Jessica lagi, tapi sebuah suara mengejutkan mereka.

.

.

“Sicaaa…..!!!”, saat sudah keluar gedung, seseorang memanggilnya dan berlari ke arahnya. “Aku merindukanmu”, ucap orang itu yang baru saja memeluk Jessica.

.

“YA, Kwon Yuri. Apa yang kau lakukan disini?” Jessica menyelidik.

.

Yuri hanya cengengesan dan membuat tanda peace dengan tangannya. “Hehehe, aku hanya merindukanmu. Kau sudah 2 hari tidak pulang ke dorm”, Yuri lalu cemberut. “lagian aku ingin melihat pembuatan video klip kau dan Taeyeon”

.

“Dork”, Jessica tertawa melihat tingkah Yuri yang sangat konyol ini.

.

Yuri teringat tujuannya, ia lalu menyerahkan kunci mobil ke asisten Jessica. “Juyeon-ah, aku membawa makanan dan semuanya ada di mobil. Panggil manajer Oppa, dan berikan kotak makan itu pada semua kru termasuk si pendek dan juga timnya Tiffany” ujarnya. “Ayo kita juga makan bersama Sica, aku tidak ingin membuang waktu istirahatmu”

.

Tanpa menunggu jawaban Jessica, Yuri sudah menarik pergelangan tangan Jessica dan mengajak gadis itu lari. Juyeon hanya menggeleng heran melihat sikap dork Yuri seperti biasanya.

.

“Tada……”, Yuri berucap penuh bangga memamerkan kejutannya.

.

Setelah jadwalnya, Yuri segera ke lokasi syuting Taengsic. Tanpa sengaja, ia melihat sebuah taman kecil yang tak jauh dari lokasi syuting. Ia pun memiliki ide untuk mengajak Jessica makan disana dengan ala-ala seperti sedang piknik.

.

“Yul~~”, Jessica tidak menyangka Yuri akan membuat kejutan ini.

.

“Hehehe kau suka kan, ayok kita makan bersama sebelum sutradara mencarimu untuk scene selanjutnya”, Yuri mengajak Jessica duduk di atas tikar yang secara dadakan ia beli.

.

Jessica mulai mencoba makanan yang Yuri bawakan untuknya. Ia tersenyum puas “Masakan ini sungguh lezat. Kau memasaknya?”

.

Yuri menyengir. “Aku membelinya di restoran sekitar sini, syukurlah kau menyukainya”, Jessica tertawa mendengar pengakuan Yuri.

.

“Baiklah, lain kali kau harus memasakkan yang lebih lezat dari ini untukku”, tantang Jessica.

.

“Okay, chef Yuri akan mengabulkannya”, ucap Yuri penuh percaya diri.

.

Jessica kembali tertawa karena tingkah Yuri. Hari mulai gelap, keduanya pun menghabiskan makanan itu ditemani senja yang indah. Yuri terlihat senang karena Jessica menyukai kejutannya.

.

.

.

.

.

“Setiap hari aku hanya ingin melihatmu tersenyum, Sica-ah”

.

.

.

.

.

TBC

.

———————————-

Hai Hai ^^

Panjang ya part ini, pegel nulisnya. Semoga puas jangan protes XD

Komen nggak komen hak lo, jangan memaksakan diri hanya untuk sebuah password

.

NOTE: Hahaha waktunya The Heirs di protect. Mau tahu siapa pendonor Taeyeon? Atau moment Soofany kabur? Atau tentang Yoonkrys? Dan kisah Yulsic/Taengsic? Ahay, semoga kalian termasuk yang beruntung ^^

Aturan Main: Jawab pertanyaan, setelah lo tahu jawabannya kirim ke email gue atau DM. Bagi yang belum pernah gue DM, tolong mention terlebih dahulu :))

Format permintaan pw “jawaban_ID_umur” (disarankan 18+ tapi dibawah itu juga boleh tapi dosa bukan gue yang nanggung ya ^^ intinya, tulis dengan jujur umur lo karena pw bakal tetep gue kasih)

PERTANYAAN: “Tanggal berapa ulang tahun Jessica dirayakan oleh para fans?” (lengkap dengan tanggal, bulan, dan tahun)

.

See youuuu..

.

Annyeong!

.

by: J418

.

*bow*

161 thoughts on “RAIN (6)”

  1. gw ga pati suka jeti, tapi disini, duhh.. gw baper… pelukan nya itu loh gw ngerasa beneran ikut di peluk mereka berdua.. jd kebayang tubuhnya dan wanginya mereka berdua..wgagagagagagagagaga 😀 .

    pengen nya mah yulsic, tapi di sisi lain bikin gw nyandu dan keterusan disini.. haha

    itu yg sakau om hyo kan thor?

    thor, semangka!!!!!!!!!

    Like

  2. bikin makin penasaran thor, tiff sama sica tuh dulu kenapa, kok kyk nya putus gk baik”. tae nya kuat bener ya, bisa ngatur perasaan nya ke fany n profesional gt. poor yul, tetep berjuang ya buat sica

    Like

  3. Apa itu jess yg lg sakau ahh semoga aja bukann yaa huhuhu moment jetinya keren aku sukaa.. bingung sama pertanyaanya hahaha ntar dcoba aja lahh okedehh kak dlanjut yaa fighting

    Like

  4. soosun nya udh official pa belom sih thor?
    omg gw harap jaesica cuma pelariannya sica doang
    noh siapa yg lagi sakau thor sica-kah,fany-kah,yuri-kah ato yg laen
    cinta segitiga masih belom ada jalan keluarnya ya,jadi kasian ama semua pihak
    yoonhyun terhalang restu ortu nya hyuni
    fighting yul jgn nyerah ya ngejar sica
    fighting juga untuk author J,moga tambah semangat nglanjutin ff nya
    byebye hehe

    Like

  5. Itu soo cinta ya sama sunny ? Fany segitu cinta kan sama jess sampe sampe susah move on , ada cinta seseorang buat kamu fany ah bukalah hati kamu buat tae jangan membuat tae nanti berhenti mencintaimu ujung2 nyesel. Yuri semangat buat dapetin hati sica..

    Like

  6. pegel bacanya tapi gw suka wkwkwkwk…..
    sunny beruntung banget masih ada soo yang selalu mendampinginya
    ternyata pengobanan sica buat rain patut diacungi jempol
    tae masih bertepuk sebelah tangan huuuuu….kasian kalo fany nolak tae buat gw aja j hehehehe…..

    Like

  7. author, sorry baru mampir sekarang, maklum… lagi banyak tugas. ceritanya bagus dan intriknya makin terasa… lanjut ^^

    Like

  8. Njirr, moment jeti.a bikin diriku baper, apalagi pas adegan pelukannya, yawloh aku seolah2 bisa merasakan perasaan tiff saat itu sampe2 aku menitihkan air mata,
    Btw, itu yul niat banget berjuang demi jess, fighting yaa yul,
    And poor yultae yg kayanya bertepuk sebelah tangan nih. #LoL

    Like

  9. Itu siapa yg pemake??
    Br aja masalah di rain sedikit berkurqng sekarang ada lagi masalah..
    Beban lg dech sica…
    Jeti kapan kalian saling terbuka..
    Gemes jadinya sama pasangan ini..

    Like

  10. sica maksain dirinya buat nyelamatin RAIN, tapi dia sendiri malah nyakitin perasaanya terlalu egois.
    kalau masih suka tiff jangan buat dia rela di rebut tae, yul semangat banget ngejer cinta sica.

    Like

  11. demi RAIN segalanya jessica perjuangin tanpa mikirin prasaannya sendiri duh jadi baper kalo begini, semangat terus buat tiffany kejar jessicanya.

    Like

  12. ciee cieee soosun bunga bunga cinta bermekaraann hahaha

    omggg jetiiii so sweettt wlaupun cuman meluk jessi setidaknya bisa mengobati kangen y tiffa hikksa okee klw w jadi tiffa bakalan nangiss tuhh …

    Like

  13. Taengsic sebenernya care banget satu sama lain 🙂 Ga banyak komen sih di chapter ini. I really like the last part! ^^

    Like

  14. tuh kan taeng sebenarnya pdulu ma sica..aku masih penasaran sama jj dia masih misterius…
    yoonhyun makin sweettt…
    yulsic malah bikin diabetesss

    next…

    Like

  15. Nah taeyeon peduli sama jessica kan..tapi gengsi nunjukin aja :3, jeti so sweet bangett. Walau itu ga sengaja, tiffany pas salah tingkah lucu banget😂..ga kebayang kalau aku jadi tiffany..

    Like

  16. jeti moment sweet bgt hahaha yoonhyun juga sweet tp tae yeon sama yuri kayak nya lagi usaha buat dapetin hati tiffany sama jessica hahaha jempol dah buat lu thor hahahah

    Like

  17. Bolehkah gua egois????
    Gua pngen jeti bhagia…..
    Authorrrr bkin jeti bhagia 😀
    tpi kasian yultae 😦
    moment yoonhyun bkin gua gigit jari mskipun kga seromantis jeti 😀 smangat nulisnya thor… 🙂

    Like

  18. aduh bom aplh yg akn timpa RAIN terutm hyo.aduh jeti sweet moment pun singkt.yoonhyun jg..
    sica gmn bisa simpan mslh sndiri?kn ad org2 terdktmu yg akn bntu?

    Like

  19. Aigooo tiffi ga sengaja, hehehe ga sengaja karna terbawa suasana dgn semilir angin sore.
    Sesak nya perasaan jessi sama seperti perasaan tiffi. Untung ada taeyeon yg selalu bisa menghibur tiffi, dan selalu ada yuri yg selalu bisa menghibur Jessi dgn sikap dork nya.
    Moment romantis soosun dan yooyhun.

    Like

  20. Taengsic di moving ambing dgn perasaan nya😐.. tea yg malang n jessi yg ragu😔😔
    St harap banyak nya momment taeny dimna mna begitu jg yulsic soony dan yoonseo serta hyonic😊
    Ada ada aja siapa yg pemake?! Apa bener itu jessi..

    Like

  21. jeti arghhhhh kenapa adegan dikit gitu bisa bikin baper gue sih.. ta..ta..tapi papa yul kasihan 😦 dan siapa yg makeeee???

    Like

  22. Banyak bangt moment bertepuk sebelah tangan. Hhhhhhhh.. Sebetulnya sica sukannya sama siapa? Yul? Tiffany atu jaejoong? Kalo jaejoong hanya untuk RAIN di amerika berrti antara tiffany dan yuri? Disini tae dan sica memiliki kesamaan. Tp kayaknya author bikin kedekatan mereka seperti saudara. Apakah yg sakau member dr RAIN? Tp kecurigaan saya ke tiff. Huhhh.. Jd penasaran.

    Like

  23. soosun nya baik2 aja ya Jaeju . hehhe jgn dilupain . taeng trus merasa bersalah ya , dia kira dia gagal jdi leader yg baik , trus imbasnya kena sica yg notabene leader baru . kasian taeng ,, pdhal jga sica gak bermaksud begitu . sica gak pernah nyalahin taeng . gue penasaran jga , siapa ya ng sakau itu ? hyo atau sica ? sica kan merokok ? ahhh gak tahu deh .. perlu lanjut lgi nih , mau cari tahu keseluruhannya . hehehe

    Like

  24. Sedihnya yoonhyun punya tembok pemisah 😦 kenapa harus orangtua ? Aiss setiap ff genben masalahnya pasti orangtuanya ginilah gitulah bikin kesal ae :@
    ciee taenynya udah gak canggung lagi kapan ya mereka jadiannya ? Dan kapan jessica-jaejong putus ? ;> yuri terlalu hyper hehe, tetaplah berjuang kwon ~

    Like

  25. Ahh JeTi nya bikin baper:’)
    Itu memb RAIN yg sakau siapa dah thor?hyo ya?
    Yultae nyesek banget keknya

    Like

Leave a comment