RAIN, SERIES

RAIN (3)

Tittle                : RAIN

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Jessica Jung

Tiffany Hwang

Kim Hyoyeon

Lee Sunkyu

The Others

Genre              : GirlxGirl, Friendship, BitterSweet, Romance

 

Series

—————————————————-

RAIN……

– There’s a thin line between being in love and being stupid –

.

.

Part 3

.

.

 Ouch….

.

Mata Taeyeon memerah dan tatapannya tak lepas dari Jessica. Ia bahkan tak peduli jika Jessica sedang menahan sakit akibat dorongan Taeyeon sehingga punggung Jessica membentur tembok.

.

“Apa yang kau sembunyikan?”, tanyanya dengan nada sedikit berteriak. Mereka berada di pojok hall yang mulai sepi.

.

“Le—Lepaskan!!”, Jessica berusaha melepas kurungan Taeyeon pada tubuhnya.

.

Taeyeon semakin mendekatkan jarak mereka hingga deru nafasnya terasa di pipi Jessica. “Katakan! Membermu juga berhak tahu, Sooyeon-ah”, Taeyeon menekankan setiap kata-katanya.

.

Jessica mulai merasakan sakitnya di cengkeraman tangan Taeyeon, ia berusaha melepaskannya tapi tenaga Taeyeon lebih kuat darinya. “Aku tidak menyembunyikan apa-apa”, Jessica tak kalah kesal dengan sikap Taeyeon.

.

“Kau masih tak percaya padaku”, Cengkeraman Taeyeon melemah dan ia menatap Jessica dengan sedih. Tak lama, Taeyeon berbalik meninggalkan Jessica.

.

Tapi suara Jessica menghentikannya “Kau yang tak percaya pada dirimu sendiri, Taeng. Kau! Kau! Kau yang selalu menyalahkan dirimu sendiri”, Jessica mengerang frustasi karena sikap Taeyeon memancing amarahnya. “Ubah pemikiranmu, baru kau berhak berbicara seperti itu padaku”, Jessica marah dan langsung pergi tanpa menunggu Taeyeon membalas ucapannya.

.

“Arrrggghhhh!”, Taeyeon mengepalkan tangannya dan seolah-olah memukul udara untuk menyalurkan rasa kesalnya.

.

.

.

.

Flashback…

.

Taeyeon memasuki ruangan meeting dan disana ia melihat Presdir Han dan beberapa CEO ada disana. Taeyeon mengerutkan keningnya ketika mengenal salah satu CEO merupakan  anggotanya di RAIN.

.

Ia duduk di salah satu kursi yang berada tepat di seberang Presdir Han. “Ada apa anda memanggilku Presdir?”, tanya Taeyeon yang bingung dengan situasi ini.

.

Salah satu CEO menyerahkan lembaran kepada Taeyeon. “Lihatlah, sudah hampir 1 tahun kalian debut, tapi RAIN tak juga memberikan pengaruh pada saham. Bahkan promosi kalian tidak terlalu bagus. Bisa kau jelaskan kenapa?”

.

“Mungkin karena tim tidak membiarkan kami memiliki showcase. Seharusnya itu dilakukan”, Taeyeon memberikan pemikiran secara cepat, mengingat ia kini mengerti kenapa ia berada disini.

.

“Kau pikir karena apa mereka tidak memberi RAIN showchase? Itu karena kau tak mau bekerja sama dengan tim”, CEO yang lain menggebrak meja karena tidak terima dengan jawaban Taeyeon. “Presdir, bisakah kita melakukan voting untuk memilih leader RAIN yang baru? Ini tak bisa dibiarkan terus menerus”, usul CEO itu lagi.

.

“Aku tidak setuju”, semua mata tertuju pada satu-satunya CEO muda yang baru saja terpilih.

.

Presdir Han meletakkan kedua siku diatas meja dan menopang dagunya. “Kenapa Jessica? Bukankah sebagai member RAIN kau lebih tahu kinerjanya?”, tanya sang presdir.

.

“RAIN hanya butuh waktu, kami semua akan bekerja keras lebih baik lagi. Kenapa harus Taeyeon yang disalahkan? Kami semua salah kalo begitu” jelas Jessica. Tanpa gadis itu tahu, Taeyeon sudah mengepalkan tangannya. Ia tak terima karena Jessica membelanya, seolah-olah dia benar-benar bersalah dalam hal ini.

.

“Hentikan, aku muak dengan pembelaanmu”, bentak Taeyeon. Ia sudah dikuasai amarah dan semuanya terkejut termasuk Jessica. Ia tak menyangka Taeyeon akan meresponnya seperti itu.

.

Taeyeon berdiri meninggalkan ruang meeting tanpa peduli lagi dengan status leader yang ia pegang. “Lihat Jessica, kurasa voting tidak perlu. Kau akan menjadi leader RAIN”, ucap presdir Han.

.

Sebenarnya Jessica juga kesal karena pergantian yang tidak masuk akal ini. Tapi sebelum ia protes, rekan CEO lainnya sudah mengeluarkan kata setuju untuk pemilihan Jessica. Saat semua CEO sudah keluar, hanya Jessica dan presdir Han

.

“Apa yang anda inginkan, ssaem?”, Jessica masih kesal dengan pemilihan mendadak ini.

.

“Aku hanya ingin kau menjadi leader RAIN dan membawa RAIN ke tangga kesuksesan”

.

“Tapi tidak dengan melukai Taeyeon, kau hanya membuat hubunganku dengannya semakin buruk”, Presdir Han tidak menanggapi lagi ucapan Jessica. Sebisa mungkin Jessica menahan diri untuk tidak mengumpat presdirnya itu. “Anda akan menyesal ssaem”, ucapnya dan segera keluar dari ruangan meeting.

.

Jessica menyenderkan tubuhnya di sisi tembok tak jauh dari ruang meeting. Gadis itu menangis dan menahan rasa sakit yang membuncah di dadanya. “Maafkan aku Taeng”, isaknya.

.

.

————————–

.

“Phany-ah, aku minta maaf karena kami memiliki pertemuan dadakan”, nada penyesalan terdengar dari bibir Taeyeon. Ia membatalkan pergi menemani Tiffany karena ada sesuatu yang terjadi pada Sunny.

.

“Tidak apa-apa Tae, aku mengerti. Kuharap Sunny segera sembuh”

.

“Hmm, terima kasih Phany-ah. Aku akan menghubungimu lagi”, Taeyeon menutup telponnya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Pembicaraan dengan Jessica tadi cukup membuatnya kesal pada dirinya sendiri.

.

Taeyeon menghampiri member lain dan manajernya. Pandangannya beralih pada Jessica dan gadis itu tak memandangnya seperti sebelumnya, gadis itu tenang dan membalas tatapannya dengan datar. Melihat semuanya sudah berkumpul, mereka semua pulang bersama ke dalam dorm.

.

.

Setiba di dorm, semuanya membersihkan diri di kamar masing-masing sebelum berkumpul di ruang tengah untuk membicarakan schedule mereka. “Hey”, Yuri duduk disebelah Jessica di pinggir ranjang. Leadernya itu sedang memainkan rubik.

.

“Kau sudah selesai Yul?”, Jessica melihat Yuri yang sudah berganti kaos dengan gambar mickey mouse, hadiah pemberiannya untuk Yuri.

.

Yuri meletakkan satu telapak tangannya di atas kepala Jessica dan mengusapnya. “Kau benar-benar berbeda jika seperti itu, tidak dingin dan datar saat berperan menjadi leader”, goda Yuri dan Jessica menyikut perutnya pelan.

.

“Aish kau ini”

.

Yuri hanya terkekeh menanggapinya. Ia lalu mengambil rubik itu dari tangan Jessica. “Kau tidak bisa menemukan ide hanya dengan memainkan rubik ini Sica. Katakan padaku, apa yang terjadi pada Sunny?”, pertanyaan yang sama ketika Taeyeon bertanya padanya. Bedanya, Yuri tak mengajaknya bersitegang.

.

“Tidak sekarang Yul”, jawaban Jessica cukup mewakili bahwa ia tidak ingin membicarakan hal itu dulu pada para membernya.

.

“Kau tahu, kau masih punya tempat berbagi denganku”, Yuri menggenggam tangannya lembut. Tangan Jessica yang dingin namun bisa menjadi hangat ketika Yuri yang menyentuhnya.

.

“Aku tahu, dan kau memang yang terbaik Yul” senyum Jessica terlihat tulus dan itu cukup membuat Yuri mengurangi kekhawatirannya pada gadis di sebelahnya ini. Mereka pun akhirnya keluar bersama untuk berkumpul dengan Taeyeon dan Hyoyeon.

.

.

Jessica mengeluarkan lembaran schedule yang sudah diatur ulang oleh manajer mereka yang kali ini tidak bisa datang karena harus menemani Sunny. “Ini jadwal yang sudah Sooyoung unni atur untuk kita. Bacalah, jika keberatan katakan padaku”, semua member menerima lembaran tersebut.

.

“Sica, apa tim yakin dengan jadwalku ini?”, Hyoyeon tak kalah kaget dengan perubahan jadwal yang ia dapat dan kali ini porsi miliknya lebih banyak dari yang lain.

.

Jessica tersenyum menanggapinya. “Mereka sudah yakin Hyo, apa kau keberatan?”

.

Hyoyeon menggeleng “Tapi apa sebaiknya jadwal kita merata saja?”, tanyanya dan Yuri terkekeh mendengar pertanyaan Hyoyeon.

.

“Kami tidak masalah dengan jadwalmu Hyo, lakukanlah”, Yuri meyakinkan teman satu grupnya itu. Ya, selama ini Hyoyeon tidak sering melakukan jadwal individu, bukan karena ia tak mendapat kesempatan hanya saja Hyoyeon tidak terlalu menyukai aktivitas individu.

.

“Baiklah, aku akan melakukannya” ucap Hyoyeon. Jessica dan Yuri senang dengan jawaban itu. “Tapi bagaimana dengan Sunny?”, lagi-lagi pertanyaan itu muncul. Jessica sudah mengantisipasi hal tersebut.

.

“Aku tidak bisa bicara sekarang, kalian tunggulah sampai tim dokter selesai dengan pemeriksaannya. Kita akan mengetahuinya”, walau tak memberi jawaban pasti tentang Sunny tapi setidaknya Jessica memberikan jawaban yang membuat membernya agar tak bertanya lagi.

.

Karena Taeyeon dan Yuri tidak mempermasalahkan jadwal baru mereka, akhirnya pertemuan itu selesai. Hyoyeon kembali ke kamarnya begitu juga dengan Jessica. Sedangkan Yuri dan Taeyeon diam-diam keluar dorm dan menuju rooftop.

.

“Semenjak kapan kau ingin terlihat akrab denganku, Taeng?” Yuri terkekeh dengan pertanyaannya karena ini pertama kalinya Taeyeon ingin berbicara dengannya berdua saja.

.

Taeyeon tak merespon, ia justru merogoh kantong jaketnya dan menyerahkan selembar kertas kecil dimana di kertas itu ada sebuah alamat. “Setiap sabtu malam, Sooyeon akan pergi ke tempat itu untuk menemui kekasihnya. Aku berpikir sesuatu akan terjadi mengingat akhir-akhir ini ada hal yang terjadi di jajaran direksi”, Yuri masih bingung dengan penjelasan Taeyeon.

.

“Datanglah kesana, kuharap Sooyeon baik-baik saja” Taeyeon melanjutkan lagi dan ia merogoh kantongnya lagi. “Aku sudah muak melihatnya terus menghisap barang ini. Jangan biarkan dia sendiri, karena itulah waktu baginya untuk merokok”

.

Taeyeon menyerahkan plastik putih yang berisi banyak puntung rokok yang sengaja ia kumpulkan. Semua itu ia temukan di rooftop ini, tempat dimana Jessica akan merokok. Selama ini tanpa Jessica tahu, Taeyeon selalu ada tak jauh darinya ketika ia merokok. Bagi Jessica, rooftop adalah tempat ia untuk merokok dan bagi Taeyeon, rooftop adalah tempat ia bersantai untuk memandang langit Seoul.

.

Yuri masih terdiam menerima semua itu. Taeyeon menepuk pundaknya pelan “Aku tahu kau mencintainya”, ucap Taeyeon dan Yuri segera melihatnya.

.

“Kurasa ini bukan bagianku Taeng, kau jauh lebih mengerti dirinya dibanding aku”, jawab Yuri tenang. “Sebenarnya kau peduli padanya, tapi kau selalu bertingkah seolah kau membencinya. Dia juga membutuhkanmu Taeng”

.

Taeyeon menggelengkan kepalanya cepat, menolak ucapan yang Yuri katakan padanya. “Tidak, ini tidak boleh seperti ini. Kau tidak mengerti Yul, biarlah hubunganku dan Sooyeon seperti ini”, Yuri mendesah pelan karena sifat keras kepala Taeyeon.

.

“Ada hal yang tak kau mengerti Yul”, Taeyeon pergi dari situ dan meninggalkan Yuri yang masih sibuk dengan segala pemikirannya.

.

***

.

.

Sooyoung menatap salah satu artisnya yang terbaring lemah di ranjang ICU. Ia hanya dapat melihat Sunny dari luar kaca jendela karena Sunny masih membutuhkan ketenangan. “Aku berharap apa yang kupikirkan tidak terjadi, Sunny-ah”, lirih Sooyoung memandang gadis mungil itu.

.

.

“Unniiiiiii”, Sunny berteriak kegirangan memasuki ruangan manajernya, Sooyoung. Ia memeluk wanita jangkung yang lebih dewasa darinya itu.

.

Sooyoung sedikit kewalahan karena pelukan Sunny cukup erat ditubuhnya. “Ada apa Sunny-ah?”, tanyanya heran.

.

“Aku berkencan dengan Sungmin Oppa!!”, teriaknya lagi karena senang. Selama ini, Sunny yang paling dekat dengan manajernya itu, Bahkan ia bisa cerita apa saja kepada Sooyoung.

.

Sooyoung menarik Sunny ke dalam pelukannya dan menepuk lembut kepala Sunny. “Aigoo~ jadi salah satu artisku sudah taken, hmm”, Sunny mengangguk dalam pelukan Sooyoung dan tertawa kecil. Perasaan Sunny sangat senang ketika pria yang dia sukai mengajaknya berkencan.

.

“Jaga dirimu, dan berhati-hatilah pada paparazzi”, Sooyoung menasehatinya dan Sunny mengangguk membalasnya

.

.

Sooyoung menghembuskan nafasnya hingga tanpa ia sadari, kaca jendela didepannya berembun karena ulahnya. “Kupikir kau akan bahagia tapi kenapa kau menjadi sebodoh ini”, sesalnya.

.

——————————-

.

.

Di tempat lain,

.

Hosh….Hosh….Hosh….

.

Seseorang baru saja mengatur nafasnya agar sesak di dadanya menghilang namun rasanya justru semakin menyakitkan. Pagi ini ia terbangun dengan keringat bercucuran. Dengan tangan yang bergetar, ia mengambil pil dari tempatnya dan segera menelannya.

.

“Oh god, aku mohon tidak sekarang”, lirihnya menahan kesakitan yang luar biasa. Ia membasuh tangannya dan kedua wajahnya. Keringat yang membasahi tubuhnya masih terasa. Orang itu tersenyum pahit memandang refleksi dirinya.

.

Ia memukuli kepalanya sendiri berkali-kali dan mengumpat bayangannya. “Bodoh, kau bodoh”, ia memukulkan telapak tangannya ke wastafel. Ia merutuki dirinya sendiri dan sesaat muncul bayangan seseorang yang sedang tersenyum padanya.

.

“Membayangkan wajahnya yang tersenyum, membuat seluruh duniaku hidup di dalam dunianya. Tapi apa dia akan menerima duniaku jika tahu siapa diriku?”, ucap orang itu pada dirinya sendiri. Ia menatap sendu pada bayangannya.

.

Ia menyandarkan tubuhnya di tembok kamar mandi dan menekuk lututnya. “Andai saja aku tidak ceroboh kala itu, aku tidak akan seperti ini’, sesalnya mengingat perbuatannya.

.

Tok…tok…tok…

.

“Apa kau masih di dalam?”, seseorang memanggilnya dari luar kamar mandi.

.

“Hmmm, sebentar lagi aku akan keluar” jawabnya.

.

“Baiklah, makanan sudah siap. Semua orang menunggumu di meja makan”, Setelahnya, orang itu segera pergi.

.

Sebelum meninggalkan kamar mandi, orang itu kembali menatap refleksinya, seolah ingin memberikan semangat pada bayangannya. “Kau pasti bisa, bertahanlah”, ucapnya sambil mengenggam tangan kananya dan memberi semangat untuk dirinya sendiri.

.

.

.

“Guys, kita ada reality show minggu depan dan kita akan bertemu dengan para cast lainnya”, Jessica mengumumkan jadwal bersama mereka saat RAIN sarapan bersama.

.

Yuri paling antusias dengan hal ini “Ah, akhirnya kita bisa bertemu orang baru”, ucapnya sambil membayangkan seperti apa para cast yang lainnya. Apakah mereka aktor atau idol?

.

“Easy Yul, kau seperti anak kecil”, Jessica mencubit pipi Yuri gemas. Gadis tanned itu duduk di sebelahnya. Hyoyeon ikut tertawa karena melihat tingkah konyol Yuri yang selalu bisa menghibur suasana.

.

“Semua orang tak akan percaya jika kau itu seorang composer handal untuk RAIN, tapi tingkahmu seperti anak kecil”, kekeh Hyoyeon. Yuri melempar tissu begitu mendengarnya.

.

“YA!!”, Yuri kesal, tetapi Jessica dan Hyoyeon tertawa mendengarnya.

.

Menyadari Taeyeon yang diam saja dan asik menikmati makanannya, Jessica memilih untuk bertanya pada gadis itu. “Kau sakit Taeng?”, Taeyeon menghentikan makanannya dan mendongakkan kepalanya. Tiga pasang mata sedang menatapnya bersamaan.

.

“Mwo??”, jawabnya dingin

.

Yuri berdiri karena reaksi Taeyeon yang seperti itu “Aiish si tengil ini”, Jessica segera menahan Yuri untuk tidak terlibat perdebatan dengan Taeyeon.

.

“Sudah sudah, lanjutkan makan kalian”, ucapnya menengahi. Semuanya kembali fokus pada sarapan mereka.

.

.

—————————–

.

Senyum Taeyeon mengembang saat melihat Tiffany sudah menunggunya di kafe tempat ia dan gadis bulan sabit itu bertemu. Dengan jail, Taeyeon menutup kedua mata Tiffany dari belakang. “Aku tahu itu kau Tae, tanganmu dingin sekali”, Tiffany terkikik karena merasa mengalahkan trik Taeyeon.

.

Taeyeon mengerucutkan bibirnya kesal “Kau tidak asik Phany-ah”, ia berpindah tempat dan duduk di hadapan Tiffany.

.

“Apa kau tidak memiliki jadwal?”, Taeyeon menggeleng menjawab pertanyaan Tiffany.

.

“Jadwalku lusa”, Taeyeon lalu menyeruput vanilla latte yang sudah Tiffany pesankan untuknya. “Ada sesuatu yang ingin kubicarakan”, suara Taeyeon berubah serius dan itu cukup membuat Tiffany penasaran.

.

TAEYEON POV…

.

Mungkin aku sudah gila melakukan hal ini, tapi aku sudah tidak tahan lagi. Perasaanku pada Tiffany bukan sekedar sayang namun lebih kepada aku mencintainya. Kulihat ia menautkan alisnya karena ucapanku tadi.

.

“Bicara tentang apa Tae?”

.

“Tentang kita”, alisnya kembali bertaut saat aku mengatakan itu. “Kita sudah saling mengenal 1 tahun belakangan ini, dan aku merasa nyaman berada di dekatmu Phany-ah”, jujurku.

.

Ia tersenyum menunjukkan bulan sabit miliknya “Aku juga Tae, kau sahabatku yang paling baik”, masih dengan senyumnya, ia berkata begitu cerita.

.

Dengan kenekatanku, aku meraih tangannya dan menggenggamnya lembut. “Aku mencintaimu”, dua kalimat sakral itu akhirnya kuucapkan juga. Aku tahu setelah ini semuanya akan berubah, entah menjadi baik atau buruk. Tapi aku bersiap menghadapinya, jika tidak mencoba maka aku tidak akan pernah tahu hasilnya.

.

Tubuhnya masih menegang, aku tahu Tiffany pasti shock dengan pernyataanku ini. Kulihat matanya memerah menahan tangis. “Phany-ah”, aku melembut tak ingin membuatnya tertekan dengan perasaanku.

.

Tiffany menyingkirkan tanganku darinya. “Tae, kau gila”, nadanya terdengar marah dan sedih dalam satu waktu. “Jangan lakukan ini padaku Tae”, ia mengambil tas chanel miliknya dan bersiap pergi.

.

Aku mengejarnya karena langkah Tiffany semakin cepat. Kami terlibat perdebatan di pinggir jalan. “Kau kenapa?”, Tiffany bertanya padaku.

.

“Aku mencintaimu, apa itu hal yang salah?”, Aku balik bertanya padanya.

.

Aku menarik tangannya tapi dia menepisku. “Ini salah Tae, karirmu sedang berada di puncak”, Tiffany mencoba menjelaskan situasi mereka.

.

“Aku tidak peduli dengan semua itu, aku hanya peduli padamu”, Tiffany menggelengkan kepalanya cepat dan berjalan menjauh dariku. “Aku tahu ini bukan hanya soal karirku. Apa ini karena kau masih mencintai Jessica?”

.

Tiffany menghentikan langkahnya saat kuucapkan hal itu tapi ia tak membalikkan badannya menghadapku. “Aku tahu jika kau masa lalu Jessica. Apa aku benar?” tanyaku membenarkan pernyataan itu.

.

“Kau tak berhak mengorek masa laluku, Tae”, aku mendengar suaranya lirih dan itu menyakitkan. Walau ia membelakangiku, tapi aku yakin saat ini dia menangis. Kenapa harus Jessica yang menjadi masa lalunya? Aku berharap bahwa aku bertemu dengannya sebelum Jessica.

.

Belum sempat aku berbicara kembali, Tiffany berlari menyebrang ke arah seberang dan tanpa ia sadari sebuah mobil melaju ke arahnya.

.

“Tiffany!!!!!”, Aku berlari secepat mungkin menggapai tubuhnya dan detik selanjutnya aku merasakan sebuah benda menghantam tubuhku dengan sangat keras.

.

.

Braaakkkkk…..

.

.

Aku merasakan tubuhku terpental dan tubuh lainnya ada di dalam pelukanku. Cairan kental mulai menutupi sebagian wajahku, detik itu juga aku merasa lega. Aku berhasil menyelamatkannya, dan kini ia ada dipelukanku. “K—Kau…Kau selamat Phany-ah”, itulah kata yang kuucapkan sebelum semuanya menjadi gelap.

.

.

.

***

.

Yuri memandangi mimik wajah Jessica dan setiap kalimat yang terucap dari bibir mungilnya. Jessica kini sedang menerima telpon dari presdir Han dan Yuri yang kebetulan ada di kamar terpaksa harus mendengarnya.

.

Sejak kesuksesan RAIN di comebcak terbaru mereka, entah kenapa semuanya serba berubah. Baru saja mereka menduduki rangking pertama di seluruh chart music online dan music show selama hampir 2 minggu, tiba-tiba saja ada permasalahan yang sedikit demi sedikit menghampiri mereka.

.

Jessica sudah menutup ponselnya. Ia terlihat cukup kacau setelah menerima telpon itu. Belum sempat Yuri angkat bicara, Jessica menghubungi seseorang. “Juyeon, siapkan meetingku dengan para investor dari luar. Kabari aku secepatnya”, ternyata Jessica menghubungi asistennya.

.

“Apa yang presiden Han katakan?” Yuri tak sabar umtuk mendengar cerita Jessica.

.

“Para investor berulah. Aku akan menemui mereka”, ucap Jessica dengan suara lemah. Ia benar-benar terlihat kelelahan.

.

Yuri menepuk tempat kosong di sebelahnya. Jessica tersenyum dan naik ke atas tempat tidur. Yuri dengan senang hati merangkul pundak Jessica dan memeluknya, memberikan kenyamanan untuk Jessica.

.

“Aku akan menemanimu jika kau mau”, tawar Yuri. “Kau terlihat lelah”, ucapnya sambil menepuk-nepuk pundak Jessica.

.

.

Drttt…drttt….

.

Jessica mengangkat telponnya “Unni??”

.

“Sica bisakah kau ke rumah sakit bersama yang lain?”, suara Sooyoung terdengar gelisah.

.

“Kami akan segera kesana”, Jessica menutup telponnya dan berdiri dari ranjang diikuti Yuri. “Kita harus ke rumah sakit, aku akan menghubungi Hyoyeon dan Taeyeon. Bersiaplah Yul”, Jessica keluar kamar terlebih dahulu dan Yuri segera berganti pakaian.

.

Sepanjang perjalanan, Yuri fokus menyetir dan Jessica masih sibuk dengan ponselnya. “Bagaimana Sica?”,

.

“Hyoyeon akan menyusul saat jadwalnya sudah selesai, tapi Taeyeon tak mengaktifkan ponselnya”, sudah belasan kali ia menghubungi Taeyeon sejak keluar dari dorm tapi hasilnya nihil.

.

Setiba di Rumah Sakit, Jessica dan Yuri segera berlari menyusuri koridor untuk menuju ruangan Sunny. Disana keduanya melihat Sooyoung yang sudah berdiri di depan ruang rawat milik Sunny.

.

“Unni”, Sooyoung menyambut kedatangan dua artisnya itu. “Ada apa?”, Jessica sudah tak sabar untuk bertanya.

.

Sooyoung menghembuskan nafasnya pelan, ia menatap Yuri dan Jessica secara bergantian. “Kita dalam masalah besar” ucap Sooyoung. “Sunny hamil”, dua kalimat itu mampu membuat Yuri dan Jessica terpaku. Yeoja jangkung itu membawa Jessica dan Yuri ke dalam pelukannya. Kedua artisnya itu masih belum mengeluarkan suara karena keterkejutan mereka.

.

.

.

“Cepat-cepat, satu orang kritis. Dia mengeluarkan darah yang cukup banyak”, suara pria mengagetkan Sooyoung, Yuri dan Jessica. Mereka melepaskan pelukan itu dan melihat ke arah suara.

.

Dari tempat mereka berdiri, ketiganya melihat beberapa perawat mendorong dua ranjang secara terburu-buru. Satu ranjang didorong ke arah menuju ruang penanganan biasa dan satu ranjang didorong menuju ke arah ruang penanganan intensif. Mata Jessica tak sengaja melihat satu tubuh berlumuran darah namun ia tak dapat melihat wajah orang itu.

.

Tak berapa lama, rombongan perawat itu berjalan melewati arah dimana ruang Sunny berada. Ketiganya merapat ke arah tembok untuk memberikan jalan bagi perawat-perawat itu untuk lewat. Saat melewati ketiganya, seolah-olah dorongan ranjang itu melambat dan mata Jessica menangkap gelang yang dipakai oleh orang itu.

.

Begitu perawat-perawat itu sudah berlalu, Jessica membulatkan matanya dan menyadari sesuatu. “Tidak mungkin!!!”, teriaknya dan berlari menyusul perawat-perawat tadi. Yuri refleks ikut mengejar Jessica diikuti oleh Sooyoung.

.

“Tunggu”, Jessica berteriak dan menyebabkan perawat-perawat tadi menoleh ke arahnya. Dengan langkah terburu, Jessica mendekati seseorang yang terbaring disana. Jessica menutup mulutnya dengan tangannya karena terkejut. Tubuhnya mulai meluruh ketika Jessica mengenali orang tersebut.

.

.

.

.

“TAEYEON”

.

.

.

.

.

.

Tbc……

————————————-

Hai ^^

Semoga menikmati chapter ini

Sampe ketemu di THE HEIRS

.

.

Annyeong!

.

.

by: J418

.

*bow*

159 thoughts on “RAIN (3)”

  1. aih aih masalah’a banyak banget ya…
    itu ntar stelah kcelakaan kira-kira ppany masih nolak/ngehindar dari pernyataan taeyeon ga ya?hehe

    Like

  2. Waah, bohong banget yul gk punya rasa ke jessi, perlakuan sweet keduanya bikin diabet lama2 #lebay, nah ppany belom move on sama jessi, alasan jessi keknya gak mau karir nya turun deh, alias plot twist lah TaeRi gitu alias maaf tante yejin alias lanjutkan

    Like

  3. ‘ada hal yang tak kau mengerti yul’ please deh tae gw juga kagak ngarti
    problem” mulai muncul n jadi complicated gini
    sunny hamil ama sungmin thor?
    next deh biar kagak bingung ndiri

    Like

  4. Astaga jessica benar benar harus kuar, yul dampingi dia untuk menyelesaikan semua masalahnya…sunny sangat ceroboh, dia hamil? Bagaimana nasib rain? Huft…taeny kritis, sangat rumit

    Like

  5. bingung dengan hubungan taengsic disini mereka sama-sama peduli tapi kalu ketemu cuek, apa taengsic dulu saling suka ?
    sabaarr tae jangan sedih di tolak fanny…
    cepet sembuh juga buat taeng!

    Like

  6. taeyeon kasar ama jessica pas diawal cerita, minta dijitak tuh bocah, ckckck
    tapi kesian juga sih, cintanya secara tidak langsung ditolak mentah2 ama tiff,, dan lebih ngenesnya dia rela ketabrak ngorbanin dirinya demi tiff,, T_T

    Like

  7. ini ceritanya complicated banget dah thor huhu, tapi pengennya sih jeti soalnya kangen banget sama jeti huhu. semangat terus thor hehe. maaf yah thor nyampah komen hehe, aku komen udah dari teaser sampe part 9 tapi error terus huhu

    Like

  8. jj aku kembalii hahahha #gaknanyaabaikan wkwkqk

    omg tae knpa dirimu terlalu dinginn ama jessi dan member lainn … klw ama fanny lembutt bgt ckkckck

    itu yg d kamar mandi siapa ? tae apa bukann hehehe

    happy weekend dan slamat beria ria d kasurr wkwkwk

    Like

  9. Bingung mau komen apa XD Tapi di chapter ini nih drama nya bakal dimulai. Gw tertarik sama hubungan nya taengsic di ff ini, misterius, tensi nya keberasa banget haha

    Like

  10. jessica ngerokok aduh….
    taeng peduli ama jess cuma dia gengsi ngakuiinnya…
    yulsic makin sweettt….
    siapa yg di kmar mandi kesakitan Hyo kahh?
    kasian taeng di tolak mentah2 sama fany…taeng ketabrak …
    sunny hamil….

    next…..

    Like

  11. Wiihh..masalahnya disini tambah rumit, tae kecelakaan..sunny hamil, Jessica
    semakin gundah..duh kasihan banget
    Taengsic nya greget euy, kalau yulsic mah hmm makin sweet aja..
    Fighting thor!!!

    Like

  12. Spertinya phanny kga akan mnerima taeng…. Move on sja kga blom sma jessica. 😀
    pertahankan cinta masa lalumu tiff 😉
    di chapter ini msalah mulai berdatangan. Smoga sjalah akhirnya nnti bhagia semua 😀
    hwaitinggg thor…… Next

    Like

  13. OMG knp mslh dtg scr beruntun.sica bebanmu sgt bsr tp knp qm simpn sndiri?org sprt ap jessica?tae sprtiny fany msh cint am sica.

    Like

  14. Ouch!. Taeng kasar banget ama jessi,
    Sunny hamil, taeyeon kecelakaan bersama tiffany. Dan para investor berulah. Dannnnnn…..
    Permasalahan RAIN pun di mulai.
    Jessi aku akan terus mendukung mu
    HWAITING!!! ✊✊✊😃😃😃

    Like

  15. Hiks😢😢hiks😢😢 jahat pany
    knp harus tae thor?! Tidak cukup kah buat tae nerima ke sedihan nya slma ini😭😭😭

    Like

  16. kan beneran taeng suka sama tiff tapi sayang tiff masih syng sama jessie. taeng nyelamatin tiff, semoga taeng ga kenapa2. tiff ga kenapa2 kan? wow sunny hamil pasti sungminnya ga mau tanggung jawab

    Like

  17. Huuhhh, benar sunny hamil. Pst ada hub sica dan tae sampai tae begitu pedulinya dengn sica dan reaksi sica saat tae kecelakaan. Konflik terlihat rumit, semua berhubungan satu sama lain. Kasihan sica, dia akan sangat menguras tenaga. Group, member, investor, CEO, dan kisah cintanya. Ini semakin seru untuk diikuti.

    Like

  18. wahhh rumit banget ceritanya .. lgi diuji sica nya yg jadi leader , dengan masalah yg muncul bertubi2 . yg sabar aja ya . sunny hamil , taeng kecelakaan ,dan apa lgi ya masalh yg timbul ?

    Like

  19. Satu yang gue tahu dari ff ini, setiap pasangan cintanya bertepuk sebelah tangan, kecuali yoonhyun hehehe 😀
    sedih banget soosun malah didatangi sungmin, taeyeonnya kecelakaan semoga tiff bisa buka hatinya buat taeyeon
    dan pertanyaan hayati yang belum terjawab, mantannya yuri siapa ? Dan apa hubungannya jaejong sama jess ?

    Like

  20. sunny hamil gara gara sungmin kan ? trus sungmin gimana ?
    aduh taeyon kenapa kecelakaan kan kasian sica bebannya makin banyak

    Like

  21. Kok mereka banyak bett masalah sih thor:'(
    Mungkin fany belum move on dari sica makannya gitu sama tae, tapi kenapa tae yg ketabrak thor:(
    Sih sunny kenapa hamil😭

    Like

  22. Baru juga seneng karena comeback sukses, tapi masalah yg dateng lebihlebih dari apa yg mereka dapet:( beban yg berat banget buat sica:(

    Like

Leave a comment