My Trouble Maker, SERIES

My Trouble Maker (10)

Tittle                : MY TROUBLE MAKER

Cast                 : Kim Taeyeon

Kwon Yuri

Im YoonA

Tiffany Hwang

Jessica Jung

Seo Juhyun

Victoria Song

Choi Sooyoung

The Others

Genre              : Gender Bender, Friendship, Drama, Romance, Angst

 

Series

————————————————————————–

Part 10

.

.

Taeyeon setengah berlari melewati puluhan manusia yang sedang menggila di bar ini. Ia mencari ruangan yang disebutkan anak buahnya tadi. Taeyeon mendobrak paksa ruangan yang terkunci itu.

.

Matanya memanas melihat adegan ciuman Tiffany dan pria lain. “Menyingkir, brengsek!!”, Taeyeon menarik paksa pria itu dan memukulinya tanpa ampun. Seorang pelayan yang ingin mengantarkan minuman dibuat terkejut. Karena teriakan itu, beberapa orang menghampiri ruangan tersebut.

.

“Tuan, anda harus pergi dari sini”, salah satu anak buah Taeyeon menghentikan Taeyeon. Ia berhenti lalu menatap Tiffany yang sudah mabuk berat. Taeyeon dengan cepat menggendong tubuh Tiffany. Para anak buah Taeyeon melindunginya dari orang-orang yang ingin memotret kejadian itu.

.

Sebuah mobil sedan hitam berhenti di pintu belakang bar dan menunggu kedatangan tuan. Taeyeon bergegas masuk bersama Tiffany. “Kita ke apartemen”, perintahnya pada supir pribadi Taeyeon.

.

Sepanjang perjalanan, Tiffany mengigau tidak jelas dan sesekali memukul Taeyeon. Taeyeon yang masih clueless hanya membiarkan Tiffany berbuat sesukanya. 30 menit akhirnya mereka sampai di salah satu apartemen milik Taeyeon.

.

Dengan perlahan Taeyeon mengganti pakaian Tiffany yang terkena alkohol dan membuatnya mengenakan pakaian yang lebih nyaman. Tak berapa lama, nafas Tiffany mulai teratur dan ia sudah tertidur.

.

Taeyeon menutup pintu kamar dan duduk di sofa ruang tengah. Ia menelpon seseorang dan orang itu segera datang. Orang itu memberi salam dan berdiri di sebelah Taeyeon dengan menyerahkan tablet di hadapan Taeyeon.

.

“Kejadian tadi tersebar begitu cepat di media sosial, tuan. Wajah anda dan nona Tiffany tidak tertangkap kamera tetapi saya yakin pria itu akan menuntut kita terutama nona Tiffany karena dia salah satu model yang menjadi partner nona Tiffany beberapa hari lalu.”, lapornya pada Taeyeon.

.

Taeyeon pun melihat berita itu dari tablet yang diberikan padanya. “Lalu bagaimana dengan cctv?”

.

“Di dalam ruangan tidak ada cctv, dan cctv di beberapa sudut bar tidak merekamnya karena orang-orang kita melindungi tuan. Saya sudah memeriksanya”

.

“Kita akan ke kantor polisi dan aku akan menceritakan semuanya”, sang asisten terkejut mendengar perkataan Taeyeon.

.

“Tapi tuan, itu berbahaya sekali buat anda”, ada ketidaksetujuan dari asisten Taeyeon.

.

“Aku percaya kau bisa mengaturnya, akan lebih bahaya untuk karir Tiffany jika aku diam saja. Maaf, aku membuatmu bekerja keras kali ini”

.

Asisten Taeyeon menggeleng cepat. “Tidak tuan, itu sudah tugas saya membantu anda. Saya akan usahakan masalah ini tidak terlalu besar dan mengganggu aktivitas anda dan nona Tiffany”, ucapnya cepat.

.

“Aku mengerti. Terima kasih Mark, kau boleh pergi sekarang”

.

“Baik tuan, saya permisi”

.

.

Setelah kepergian asistennya, Taeyeon mengambil sebotol air mineral dari dapur dan kembali duduk di sofa. “Kenapa akhir-akhir ini banyak sekali masalah”, gumam Taeyeon.

.

.

.

Flashback….

.

Taeyeon kembali ke Jepang dengan perasaan senang saat melihat keadaan adiknya baik-baik saja. Bahkan ia bersyukur bahwa ada pria baru dalam hidup adiknya, pria yang menurut Taeyeon bertanggung jawab dan dapat di percaya.

.

Ia melajukan mobilnya menuju salah satu bar di Tokyo dimana Sooyoung sudah menunggunya. Hari ini Sooyoung merayakan ulang tahunnya, ia yakin disana pasti ada Sunny, kekasih Sooyoung.

.

Sesampai di bar, Taeyeon heran melihat Sooyoung duduk sendiri disana. Ia mendekati Sooyoung dan menepuk pundaknya pelan. “Soo, dimana Sunny?”, herannya. “Jangan bilang jika pesta ini hanya kita berdua”, Taeyeon tiba-tiba merinding karena suasana ruangan cukup romantis.

.

“YAA!!”, Sooyoung tiba-tiba berteriak melihat ekspresi Taeyeon. Dia mengerti kemana arah pemikiran Taeyeon. “Sunny sedang dalam perjalanan karena ia harus menjemputnya temannya terlebih dahulu”, jelas Sooyoung. Taeyeon hanya ber-OH ria menanggapinya.

.

“Kau pikir aku ini cowok apaan?”, Sooyoung masih kesal dengan pemikiran Taeyeon. Pria itu mengangkat kedua jarinya membentuk “peace” dan tersenyum konyol pada Sooyoung.

.

.

Saat Sooyoung dan Taeyeon menikmati minuman mereka, hentakan heels terdengar mendekat ke arah mereka. Senyum Sooyoung melebar saat melihat kekasihnya sudah datang.

.

“Bunny-ah”, Sooyoung berdiri dan memeluk kekasihnya. Ia kemudian menoleh ke arah seseorang di samping Sunny. “Hai Tiff, terima kasih sudah datang”, ucap Sooyoung pada gadis itu.

.

Sooyoung kemudian mengajak Sunny dan Tiffany untuk duduk. Taeyeon yang membelakangi mereka, tidak bisa melihat apa yang terjadi. Sunny menepuk pundak Taeyeon, membuat pria itu menoleh ke belakang.

.

“Hai Oppa”, Sunny tersenyum dan Taeyeon membalasnya. “Ah iya, kenalkan ini teman satu apartemenku” pandangan Taeyeon beralih pada gadis di sebelah Sunny.

.

Detik itu juga dunia Taeyeon berhenti berputar. Ia terpesona melihat Tiffany untuk pertama kalinya dengan balutan dress berwarna merah. Merasa tidak ada tanggapan dari Taeyeon, Sooyoung menjentikkan jarinya di depan wajah sahabatnya itu.

.

“Back to earth Taeng”, Taeyeon terkesiap karena ucapan Sooyoung. Namja tinggi itu memutar bola matanya karena sikap Taeyeon. “Ingat Jieun di rumah”, Sooyoung memperingatkan.

.

Taeyeon hanya menyengir menanggapi ucapan Sooyoung. “Aku Kim Taeyeon” sapanya pada Tiffany.

.

“Tiffany Hwang”, balas Tiffany tersenyum. Lagi-lagi dunia Taeng berhenti karena senyuman yang dimiliki Tiffany. Namun sebelum Taeyeon larut dalam dunianya, suara Sooyoung menyadarkannya.

.

.

.

Flashback end…

.

———————-

Taeyeon tertawa kecil mengingat kejadian pertama kali ia bertemu Tiffany. Masa-masa dimana ia benar-benar merasakan apa itu cinta pada pandangan pertama. Bagaimana ia mulai dekat dengan Tiffany dan pada akhirnya Tiffany menerimanya meski dia sudah berstatus suami orang.

.

Saat itu Taeyeon tidak bisa menceraikan Jieun tetapi ia juga tak ingin melepas Tiffany. Taeyeon tak peduli jika ia dianggap egois. Yang ia tahu, Jieun adalah tanggung jawabnya dan Tiffany adalah cintanya.

.

 

.

“Tuan, apa anda yakin? Maksud saya bagaimana jika tuan Kim tahu akan hal ini?”

.

“Maka dari itu jangan sampai dia tahu. Urus berkas-berkas untuk pernikahan kami. Aku akan menikahinya” Taeyeon berucap sambil memandangi wajah tidur Jieun.

.

Setiap melihat Jieun, menyadarkan Taeyeon betapa kejam ayah kandungnya membunuh rekan kerjanya sendiri dan tidak menyadari bahwa orang yang dibunuh memiliki seorang anak yang memiliki william syndrom.

.

“Sekarang, aku akan melindunginya dari semua orang yang ingin melukainya”, asisten Taeyeon hanya diam mendengarkan apa yang bosnya katakan. Dia hanya mengangguk mengerti dan setelah berucap seperti itu, Taeyeon kemudian keluar kamar bersama dengannya..

.

.

.

Helaan nafas Taeyeon terdengar untuk kesekian kali. Ia menatap cincin pernikahannya dengan Jieun. “Apa Tiffany sudah menyerah pada hubungan ini?”, hati Taeyeon menjadi memanas saat bayangan Tiffany bercumbu dan hampir making out dengan pria itu muncul di kepalanya.

.

Taeyeon tahu bahwa Tiffany mabuk, tapi tetap saja itu menyakitkan. Bahkan ia dan Jieun tak pernah berhubungan lebih dari sekedar ciuman. Hanya bersama Tiffany lah Taeyeon melakukan hal yang lebih dari ciuman. Karena semua itu bukan hanya sebuah nafsu belaka, tetapi cinta dan kepercayaan.

.

Taeyeon mencoba tidur di sofa, ia ingin melupakan sejenak masalah yang ada. Cukup lama Taeyeon tertidur hingga sebuah tangan menyentuh pipinya. Ia membuka mata dan mendapati Tiffany menatapnya dengan sendu. Taeyeon mencermati sejenak, Tiffany masih dipengaruhi alkohol tapi tidak separah tadi.

.

“Maafkan aku, Tae”, ucapnya lirih.

.

Taeyeon memegang tangan Tiffany yang berada di pipinya dan mengecup punggung tangan itu. “Aku tahu, kau mabuk sayang. Jangan dibahas lagi, hmmm”

.

Tiffany tidak setuju dengan ucapan Taeyeon. “Aku ingin membahasnya”, Tiffany menghentikan kata-katanya sejenak. “Aku hampir gila karena merindukanmu”, Tanpa menunggu jawaban Taeyeon, Tiffany menyatukan bibirnya dengan milik Taeyeon.

.

Tiffany tersenyum di sela ciuman mereka karena Taeyeon mulai membalasnya. Tiffany mendesah akibat perbuatan kekasihnya. Posisi Taeyeon yang masih berada di sofa dan Tiffany berada di atas Taeyeon membuat Tiffany lebih unggul. Dengan sengaja ia meletakkan satu lututnya diantara paha Taeyeon dan menyentuh milik Taeyeon.

.

Tangan Tiffany berusaha membuka kemeja Taeyeon satu per satu dan meraba abs yang Taeyeon miliki. Tangan Tiffany semakin nakal dan ia mulai membuka ikat pinggang Taeyeon. “Make love with me Tae”, ucap Tiffany dengan suara huskynya. Dengan cepat Taeyeon menghentikannya.

.

“Tidak disini”, ucap Taeyeon. Tiffany tersenyum saat Taeyeon mengangkat tubuhnya dan membawanya menuju kamar tidur. Dengan satu kakinya, Taeyeon menutup pintu kamar.

.

.

.

.

.

.

.

_dan NC nya gue skip.. hahahaha peace V

.

.

***

.

JunK dan Seohyun menatap ke arah pintu dengan tatapan terkejut. Mereka tidak menyangka ada orang lain yang mendengarnya. Ralat, bukan orang lain tapi itu adalah Yuri. Ia bergegas menghampiri JunK dan meraih kerah namja itu dan memojokkannya di sudut tembok. Ia tak peduli dengan Seohyun yang masih terisak.

.

“Katakan padaku, kau bilang apa tadi?”, suara Yuri meninggi dan kemarahan sudah mulai menyelimuti dirinya.

.

“Y—Yu—Y….Yuri…”, JunK tercekat dan berusaha melepaskan cengkraman Yuri. Namun ia tidak berhasil hingga akhirnya Yuri melihat wajah memerah JunK. Dengan segera, ia melepaskan cengkraman itu.

.

JunK terbatuk karena hampir saja nyawanya melayang ditangan Yuri. Ia berusaha mengatur nafasnya dan Yuri hanya memandanginya dengan tatapan meminta jawaban atas pertanyaannya.

.

“Ji—jika kau suu… sudah mendengarnya, seharusnya kau sudah tahu”, balas JunK yang masih mengatur nafasnya.

.

Yuri kemudian memandang Seohyun yang menangis tapi ia tak mendekati gadis itu karena ini baru pertama kalinya ia bertemu Seohyun. Ia kemudian membanting pintu dan pergi begitu saja.

.

Yuri melajukan mobilnya, perkataan JunK tak pernah lepas dari ingatannya. Jessica mantan kekasih Yoong? Jessica adik Taeyeon? Dan keduanya berpisah karena Taeyeon yang tidak setuju. Kalimat demi kalimat masih ia ingat dengan baik. Yuri memukul setir mobil berkali-kali dan meluapkan kemarahannya.

.

“ARRRRRGGGGGHHHHHH”.

.

Setelah pukulan terakhir, Yuri menghentikan mobilnya. Ia menghubungi seseorang dan kemudian melajukan lagi mobilnya menuju sebuah tempat yang biasa ia datangi. Sirkuit balapan liar.

.

“Hai Yul”, Donghae berlari menyapa temannya itu. “Wow, sudah lama kau tak balapan”.

.

“Apa balapan sudah mau dimulai?”, Yuri mengabaikan ucapan Donghae dan berjalan ke arah teman-temannya yang lain. Donghae menggeleng heran karena sikap temannya yang sedang tidak dalam mood yang baik.

.

Yuri mengangkat sebelah alisnya karena heran melihat kehadiran Victoria. Wanita itu menghampiriya dan bergelayut manja di lengan Yuri. Ia juga tak menolak ciuman kilat Victoria di bibirnya.

.

“Are you okay?”, tanya Victoria sedikit khawatir dengan sikap dingin Yuri.

.

“Hmmm, i’m okay”, jawabnya singkat.

.

Tak berapa lama, beberapa mobil sudah bersiap di garis start. Yuri bergegas masuk ke dalam mobil dan mengikuti balapan. Seperti biasa ia memimpin jalannya balapan dan disusul mobil-mobil di belakangnya.

.

Kali ini bukan hanya memimpin, tapi Yuri benar-benar kesetanan. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Teman-teman Yuri yang tidak ikut balapan serentak berdiri karena melihat bahayanya Yuri melajukan mobilnya.

.

“YA!!!, kenapa diam saja. Lakukan sesuatu”, pinta Victoria begitu melihat hal itu.

.

“Tidak bisa Vic, lagian mereka sedang balapan”, Donghae tak kalah panik.

.

Memasuki putaran terakhir, Yuri benar-benar meninggalkan lawannya jauh di belakang dan ia hampir memasuki garis finish. Melihat mobil Yuri yang mulai mendekat, taruhan semakin deras untuk mendukung Yuri.

.

Tapi—

.

.

.

.

Braaakk…..

.

.

“Yullllll…..”, Donghae dan yang lainnya segera mendekati mobil Yuri. Saat di tikungan terakhir, ban mobil Yuri mengalami gesekan dan mengakibatkan Yuri membanting setirnya lalu menabrak pembatas jalan.

.

Teman-teman Yuri berusaha membantunya keluar dari mobil. “palli…palli…” teriak Donghae.

.

Mereka berhasil mengeluarkan Yuri. Kondisinya baik-baik saja, hanya luka di bagian pelipisnya karena ia sedikit menghantam setir. Victoria segera berada di sisi Yuri dan membantunya untuk berjalan.

.

“Yul, kita pulang saja ya”, ucap Victoria karena melihat kondisi Yuri. Namja itu tidak mejawab tapi dia juga tidak menolak saat Donghae membantu Victoria membawa Yuri ke mobil wanita itu. Donghae pun ikut untuk mengantarkan Yuri.

.

Begitu tiba di apartemen Yuri, Donghae pamit pulang dan Victoria setia menemaninya. “Tidak perlu, Vic”, tepis Yuri saat Victoria ingin membersihkan luka di pelipisnya. Yuri memilih duduk di bar kecil yang ada di apartemennya.

.

“Kau kenapa sih Yul? Mengabaikanku dan menganggapku tidak ada”, kesal Victoria dengan perlakuan Yuri akhir-akhir ini. “Apa kau menemukan wanita yang lebih baik untuk memuaskanku di atas ranjang? Apa kau mencampakkanku?” huh? JAWAB AKU!!”, Victoria mengambil gelas yang dipegang Yuri dan membantingnya.

.

Yuri seketika mendorong tubuh Victoria ke meja bar dan menguncinya disana. Tatapan Yuri penuh kemarahan, kesedihan, dan mungkin kekecewaan. “Y—Y—Yul”, Victoria terkejut melihat tatapan itu. Baru kali ini ia melihat Yuri seperti itu.

.

Yuri menyambar bibir Victoria dan menciumnya kasar. Ia hanya minum tequila dua gelas dan itu membuatnya sudah dikuasai alkohol. Victoria meneteskan airmatanya saat Yuri menggigit bibir bawahnya dan menyebabkan ia merasakan cairan merah di mulutnya.

.

Merasa membutuhkan oksigen, Yuri melepaskan ciuman itu. Matanya memerah dan ia melihat Victoria menangis. Tiba-tiba, Yuri merasakan panas di pipinya karena Victoria baru saja menamparnya. Ia memukuli dada Yuri, tangisnya pecah karena sikap kasar Yuri. Bahkan selama berhubungan Yuri tak pernah mempelakukannya seburuk ini.

.

Yuri tertawa kecil seperti orang yang sudah hilang kesadaran. “Ternyata benar kata Yoong, aku memang lebih brengsek darinya”, lirih Yul. Ia masih membiarkan Victoria memukulinya hingga puas.

.

Khaa…khaa….

.

Pukulan Victoria melemah dan ia hanya menangis. Yuri mengangkat dagu wanita itu dan menatapnya. “Maafkan aku”. Tanpa menunggu jawaban Victoria, Yuri mengangkat tubuhnya dan membawanya ke kamar tidur.

.

“Istirahatlah, ini terlalu malam. Aku akan mengantarmu besok, Maafkan aku”, ucapnya lalu keluar kamar dan meninggalkan Victoria yang masih terisak.

.

.

.

***

.

.

Sudah seminggu perkuliahan di mulai seperti biasanya. Jessica tergesa-gesa menuju kelasnya mengajar karena ia telat bangun. Ia bernafas lega saat melihat para mahasiswanya juga baru memasuki ruangan.

.

Kelas dimulai dan Jessica mengabsen mahasiswanya satu per satu. Kebiasaan yang Jessica lakukan agar ia mengingat nama mahasiswanya dengan baik. Saat memanggil nama Yuri, tak ada sahutan dari namja itu.

.

“Kemana dia? Apa terjadi sesuatu?”, lirihnya.

.

Kelasnya sudah selesai beberapa menit lalu tapi Jessica masih tak beranjak dari kursinya. Selang berapa menit, ponselnya berdering. Nama Hyoyeon ada dalam panggilan masuknya.

.

“Oppa….”

.

“Ne. Ini aku, Sica. Apa kau sudah pulang?”, tanya pria itu diseberang sana.

.

“Belum Oppa, aku masih di kelas”

.

Jawaban Jessica terdengar lemah, bukan karena ia tidak mau menerima panggilan Hyoyeon tapi banyak hal yang ia pikirkan seminggu ini.

.

“Sica, gwenchana??”, ada kekhawatiran dari nada bicara Hyoyeon mendengar jawaban Jessica.

.

“Hmmm, aku baik-baik saja Oppa”, ada keheningan sejenak diantara mereka sebelum Jessica berbicara lagi. “Oppa….”

.

“Ne, wae?”

.

Jessica menggigit bibir bawahnya, ia ragu untuk bertanya tapi ia tetap memberanikan diri. “Oppa, ba- bagaimana jika ada orang lain yang menyatakan perasaannya padaku?”, akhirnya kalimat itu berhasil Jessica katakan pada Hyoyeon.

.

Tanpa Jessica ketahui, Hyoyeon tersenyum mendengar pertanyaan Jessica. “Sica, cinta adalah sesuatu yang tidak dapat dipaksakan. Jika ada orang lain yan menyatakan perasaannya padamu, kau harus menghargai itu. Tapi untuk membalas perasaannya, itu tergantung pada diri kita sendiri”. Jawab Hyoyeon.

.

“Oppa tidak menyangka jika ada yang menyukai ice princess ini” lanjut Hyoyeon. Namun kali ini tampak ada kebingungan di wajah Jessica. Saat Hyoyeon mengatakan itu, sambungan telpon sudah terputus. Dan ternyata Hyoyeon ada di depan pintu kelasnya.

.

Jessica terkejut dengan kedatangan tunangannya, lagi. Hyoyeon tertawa kecil melihat reaksi Jessica. Ia berjalan masuk ke dalam kelas yang sudah sepi itu. “Selamat siang miss Jung, senang bertemu denganmu”, sapa Hyoyeon dengan candaannya.

.

“Oppaaaaa!!!”, Jessica sangat kesal. Ini kedua kalinya Hyoyeon datang tanpa memberitahunya.

.

“Hehehe, mian Sica”, Mereka berbagi pelukan, melepas kerinduan mereka yang tertahan karena jarak yang berbeda.

.

Dalam pelukan Hyoyeon, Jessica tersenyum. Disaat seperti ini, Hyoyeon datang di waktu yang tepat, sama seperti 3 tahun lalu. Hyoyeon melepaskan pelukannya dan merapikan anak rambut Jessica yang terlihat sedikit berantakan.

.

“Kajja, kita pulang ke apartemenmu. Perjalanan ini sungguh melelahkan”, ucap Hyoyeon dan Jessica baru menyadari bahwa Hyoyeon masih mengenakan pakaian kerjanya. Itu berarti Hyoyeon langsung ke bandara setelah dari kantor.

.

Jessica mengangguk, lalu keduanya keluar kelas dan mencari taksi untuk membawa mereka menuju apartemen. Setiba di apartemen, Jessica melebarkan matanya saat melihat Yuri berdiri tak jauh dari loby apartemen dengan bersandar di mobil.

.

“Hey, ayo”, ajak Hyoyen dan ia bingung melihat tunangannya masih mematung. Ia lalu mengikuti arah pandang Jessica dan menatap ke arah dimana Yuri berada.

.

“Kau mengenalnya, Sica?”, Jessica hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Hyoyeon. Tak lama ia memandang tunangannya.

.

“Oppa, bisakah aku bertemu dengannya? Sepertinya ada sesuatu yang harus kuselesaikan”

.

Hyoyeon semakin bingung dengan arah pembicaraan ini. Mengapa Jessica meminta izin padanya? Bahkan saat ia ingin pergi bersama siapapun dan kemanapun, Hyoyeon tidak mempermasalahkan itu.

.

“Kenapa tiba-tiba meminta izin? Kau boleh pergi Sica jika itu temanmu. Oppa akan duluan masuk”

.

Jessica memeluk Hyoyeon begitu cepat lalu melepaskannya lagi. “Aku akan segera menyusul”, dengan begitu Jessica berlari menuju ke arah Yuri. Dari kejauhan Hyoyeon melihat keduanya, setelah itu masuk ke dalam apartemen.

.

.

“Yul..”, Jessica menepuk pelan pundak Yuri. Namja tanned itu menoleh lalu berusaha tersenyum.

.

“Hai, Sica”, sapanya.

.

“Apa kau mencariku Yul?”, tanya Jessica ragu. Sebenarnya ia tidak pede menanyakan hal itu, namun yang ia tahu hanya dirinya yang Yul kenal tinggal disini.

.

“Eoh.. Bisakaha aku berbicara denganmu, Sica?”, Jessica menyetujuinya. Mereka pergi ke kafe yang berada di seberang apartemen.

.

Tak ada pembicaraan apapun. Jessica menyesap Chococino miliknya dan menunggu Yuri berbicara, sedangkan Yuri masih mengatur kalimat yang ingin dia tanyakan. “Yul, ada apa?”, ucap Jessica. “Kau kemana saja selama ini?”, tanyanya lagi dan belum mendapat respon.

.

Yuri mengeluarkan poselnya. Ia kemudian menyerahkan sebuah foto di ponsel miliknya pada Jessica. “Kau mengenal Oppaku?” heran Jessica. “Dan lagi, aku pernah bertemu dengannya beberapa waktu lalu di rumah Oppaku”, jelas Jessica lagi saat menunjuk wajah Sooyoung.

.

“Kami bertiga…..”, Yuri menghentikan kalimatnya. Ragu untuk menyelesaikan. “hhmm bersahabat”. Jelasnya.

.

Ada keterkejutan lagi dalam diri Jessica. Ia tidak tahu akan hal ini, Taeyeon memang tertutup. “Bagaimana bisa?”, tanyanya lagi.

.

“Ceritanya panjang Sica. Tapi aku mengenal Taeng karena Sooyoung lebih dulu bersahabat dengan Taeyeon, Oppamu. Tapi lebih dari itu, aku kesini karena ada yang lebih penting”, Yuri memandang wajah Jessica yang seolah menunggu kalimat darinya.

.

“Lalu?”

.

Yuri mengatur nafasnya, perasaannya sejenak ia tenangkan agar ia tetap baik-baik saja. Yuri menunjukkan lagi sebuah foto pada Jessica. “Kau mengenalnya?”

.

Jessica mengambil ponsel itu. Kali ini lebih kaget dari foto pertama. Ia melihat Yuri bersama seorang namja yang sangat ia kenal. Tubuhnya tiba-tiba bergetar. Yuri yang melihat itu langsung mengambil ponselnya dan berpindah duduk di sebelah Jessica, menenangkan gadis itu.

.

“Sica?”, Yul khawatir dengan reaksi Jessica. Gadis itu masih diam dan justru mengeluarkan airmatanya..

.

“Ba—ba—bagaimana mungkin?” Jessica menggelengkan kepala cepat. Menolak kenyataan yang ada dipikirannya setelah melihat foto Yuri dan Yoong bersama.

.

Tatapan Jessica penuh teka-teki saat ini, namun dibalik semua itu ada hal yang tak ia pahami. Yuri mencoba menenangkan Jessica sebelum ia mengutarakan maksud kedatangannya. Tapi Yuri masih belum yakin, apa Jessica setuju atau tidak.

.

Setelah Jessica tenang, gadis itu meminum kembali minumannya. Yuri masih berada di samping Jessica, menunggu untuk berbicara kembali.

.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada masa lalumu. Kau masih ingat ceritaku tentang adikku?”, Jessica menganggukkan kepalanya pelan.

.

Yuri menghela nafasnya.. “Dia…Dia adikku, Sica”

.

Detik itu juga, ingin sekali rasanya Jessica tidak mendengar kenyataan itu. Apa yang ada dipikirannya beberapa menit lalu membenarkan semuanya. Jessica tidak mau lagi mendengar apapun tentang Yoong. Ia berdiri dan segera berlari meninggalkan Yuri. Namun Yuri lebih cepat dan menahan lengannya.

.

“Tunggu Sica, dengarkan aku dulu’, pinta Yuri. “Please”.

.

Jessica melepaskan tangan Yuri darinya. Mereka sudah berada di luar cafe dan Jessica tak berniat masuk lagi. “Katakan sekarang”

.

“Huh? Disini?”

.

“5 menit” ucap Jessica.

.

“Baiklah, dengarkan aku. Seperti yang kubilang, aku tidak tahu apa yang terjadi pada masa lalumu terutama dengan Yoong. Aku baru mengetahuinya. Tapi Sica, kumohon bisakah kau menemui Yoong? Dia berada di rumah sakit, dan sejak pagi tadi dia mengigau namamu setelah ia sadarkan diri”

.

“Maaf Yul, aku tidak mau”, tolak Jessica mentah-mentah.

.

“Aku mohon Sica, mungkin dengan menemuimu keadaannya membaik. Dokter menyarankan seperti itu, maka dari itu aku menemuimu”, Yuri melemahkan suaranya tetapi Jessica masih bisa mendengarnya.

.

“…………………..”

.

“Sica??”

.

“………………….”

.

.

.

.

“Baiklah. Aku tidak akan memaksamu. Maafkan aku. Tapi jika kau berubah pikiran, kau bisa datang ke Seoul Hospital. Yoong dirawat disana. Aku permisi Sica”, Jessica masih diam dan Yuri memutuskan untuk pergi dari sana.

.

Namun langkahnya terhenti saat sebuah suara menghentikannya.

.

“Yul…….”

.

Yuri membalikkan badannya dan mendapati Jessica menatapnya. Ia lalu mendekat kembali ke arah Jessica. “Ya??”

.

.

“A—a—aku…aku……..”

.

.

.

.

.

.

.

.

dan TBC……………………..peace ^^

.

.

————————————————

Wooow Taeny?? O.o

Hmmmm gimana ya dengan Sica dan HyoYoonYul?

Sejujurnya gue lebih deg-degan dengan berita yang akan keluar minggu ini #iguess

Agency mana yang bakal Jessica pilih? Hmm let’s wait

.

.

Ada yang nungguin RAIN??

Sabar ya lagi proses.. hohoho, secepatnya gue update klo udah kelar

.

.

Sampe ketemu lagi

Annyeong!!!

.

.

.

by: J418

.

*bow*

129 thoughts on “My Trouble Maker (10)”

  1. thor bagi pw part 9 dong..
    jadi yoong pisah sama sica karna taeng nggak setuju??
    tae nikahin jieun karna kasian ayahnya dibunuh sama ayahnya taeng??
    terus hubungan taeny gimana kelanjutannya???

    Like

  2. Aduh si yuri kayaknya sayang bgt sm yoong, buktinya dia mau nyuruh sica untuk nemuin yoong. Gmn ni kalu yoonsic ketemu lg. Kayaknya sica msh ada perasaan dgn yoong

    Like

  3. Itu knp d skip.. C agresif Fany mulai melancarkan godaan ny sama c byun Tae.. Yul baru tao tah klo Jessie tu mantan ny Yoong.. Trs baru tao jg klo Jessie itu adik ny Tae.. Hyo pengertian bgt c.. Gue mao pnya pacar ka

    Like

  4. Dan TBC…ya author lagi serius juga lu mah, hah part 9 q cari2 trnyata diprotect akh yaudah cuma bisa neguk rasa penasaran aja dah XD ,skrg udah makin jelas smuany, lanjut ke part 11 pngen liat kelanjutan kisah cinta segi runyam ini..

    Like

  5. ap alsn sbnrny tae g se7 hub yoonsica? tae bisnismu ternyt keras. n ap sica mulai cinta yuri? sica cb dl temui yoong, mgkn qm bs th alsn yoong tglkn qm…

    Like

  6. Ish vic kasihan euy 😦 yul udah ma tante vic aja.. nc kenapa dicut sih 😦 udah biarin yoonsic ketemuan *tp jgn balikan* 😋

    Like

  7. Yakkk!! Apa apa’n itu.. masa ia lagi seru seru nya langsung tbc thor😔 ngubek ngubek perasaan sy aja ngahahah😁😁😁😁*plak*lebai😂😂
    Pany ah apa yg di perbuat? Segitu ingin ngejauhin tae kah😢😢

    Like

  8. gila ,, gokil banget klo punya pacar kayak hyo ya . sabar banget dia , dewasa deh .. gmana sica gak suka sama dia , lah memang dia baik banget . wow .,,, dateng gak ya sica ke rumah sakit jenguk yoong , kasian tuh yoong , manggil nama sica terus …

    Like

  9. huaaaahhh sica bakal ttp ama hyo, balik ke yoong atau milih yul 😱 Jgn kan sica gue jg bingung skrg hahahahahaha
    hyuni kasian dia bakal ttp jd pacar yoong atau bakal selesaaaii~
    fanny melampiaskan rindunya dgn mabuk2an, kasian bgt.. huft

    Like

  10. Pany ada oengaruh alkohol atau nggak nya tetep aja suka ngegoda taeyeon wkwkkw
    Btw itu tbcnya kno ngeselin bgt ya😂

    Like

Leave a comment