SERIES, The Heirs

The Heirs (2)

Tittle                : THE HEIRS

Cast                 : Kwon Yuri

Kim Taeyeon

Im YoonA

Choi Sooyoung

Tiffany Hwang

Jessica Jung

Son Yejin

Girls Generation Member and Others

Genre              : Gender Bender, BitterSweet, Drama, Romance

 

Series

————————————————————————————————

PART 2

.

.

.

Seorang wanita yang sudah tidak muda lagi, baru saja menggebrak meja kerjanya setelah mendengar laporan dari salah satu asistennya.

.

“Bagaimana bisa kalian kehilangan anak itu lagi, hah?!! Dasar tidak becus. Cari dia dan bawa ke rumah. Kau mengerti?”

.

“Baik Nyonya, saya mengerti”, ucap pria itu dan segera meninggalkan ruang kerja bosnya.

.

Setelah asistennya pergi, ia pun mendial nomor seseorang dan melakukan panggilan. “Jongsuk-ah, atur kepulangan Taeyeon dari Paris. Ini sudah waktunya dia kembali ke Korea” perintahnya pada seseorang di seberang telpon.

.

Ia pun mengakhiri panggilan tersebut. Sejenak, wanita itu memijit pelipisnya karena memikirkan ucapan asistennya tadi. Ia melihat bingkai photo yang ada di ruang kerjanya dimana ia beserta suami dan dua anaknya sedang tersenyum bahagia. Ia memilih berdiri dan mengambil coat miliknya dan segera menelungkupkan bingkai photo itu sebelum pergi meninggalkan ruang kerjanya.

.

.

.

——————————–

Paris, France…..

.

“Taeng, apa salahku? Bukankah hubungan kita baik-baik saja?”

.

Seorang wanita muda sedang memohon kepada Taeyeon yang baru saja memutuskan hubungan mereka.

.

“Aku sudah jenuh denganmu, lebih baik berakhir daripada kau bersama pria yang sudah tidak menyukai lagi. Seharusnya begitu, bukan?’

.

“Tapi Taeng—”

.

“Sudahlah Sunny-ah, lupakan aku dan hubungan kita berakhir”

.

Tanpa menunggu jawaban wanita itu, Taeyeon segera pergi dan mengambil jas hitam miliknya. Di basement, ia disambut oleh Jongsuk, asisten sekaligus sahabatnya.

.

“Ibumu menyuruhmu segera pulang Taeng, aku sudah mengurus semuanya”, Jongsuk melemparkan kunci mobil kepada Taeyeon dan dapat ditangkap dengan baik oleh Taeyeon.

.

“Hmmm i know. Pulanglah, aku ingin mampir ke suatu tempat”

.

Saat Taeyeon sudah masuk ke dalam mobil, Jongsuk berteriak menghentikannya “Bagaimana dengan Sunny?” tanyanya. Taeyeon hanya menjawab dengan mengendikkan bahunya dan Jongsuk sudah tahu jawaban sahabatnya itu.

.

“Aish, lagi-lagi dia mencampakkan seorang wanita”

.

.

.

.

Dengan mobil porsche hitam miliknya, Taeyeon melajukan mobil menuju sebuah bukit yang terletak tak jauh dari menara Eiffel. Ia memilih membuka atap mobil dan menikmati sore yang cerah di kota ini.

.

Setiba di atas bukit, ia mengambil sebuah bouqet bunga dan membawanya menuju sebuah batu yang bertuliskan nama seseorang.

.

“Hai Appa, maaf lama tak mengunjungimu” sapanya sambil meletakkan bunga yang ia bawa di atas pusara tersebut.

.

Taeyeon memilih menyingkirkan dedaunan yang ada di sekitar pusara agar terlihat rapi dan bersih. “Besok aku akan kembali ke Korea, dan sepertinya akan sangat lama untuk mengunjungimu lagi, Appa. Tapi aku janji, suatu saat ketika aku kembali mengunjungimu, aku akan mengenalkan wanita yang akan menjadi pendampingku. Pasti Appa menyukainya, karena Appa tahu kan seleraku sangat bagus?” ucapnya disertai kekehan kecil.

.

Beberapa saat ia berbincang-bincang di hadapan pusara sang Ayah, akhirnya Taeyeon mengucapkan salam perpisahan sebelum pergi dari tempat itu. Ia pun kembali melajukan porsche miliknya dan kembali ke apartemen.

.

.

.

————————————

Back to Seoul…..

.

.

Berita hari ini:

Pagi ini, pemilik Ritz Group dan JK Group mengumumkan pernyataan resmi mereka mengenai pertunangan antara putra dan putri mereka yang sudah diselenggarakan beberapa hari lalu secara tertutup. Hal ini membuat saham kedua Group semakin naik dan banyak perusahaan berlomba-lomba menanamkan sahamnya—

.

…beep….

.

Sooyoung mematikan televisi yang baru saja ia tonton dan duduk di sebelah sahabatnya yang sedang asik memainkan ponsel. “Kenapa tiba-tiba kau dan Jessica bertunangan? Apa kalian setuju?”

.

Yuri menghentikan kegiatannya dan duduk menyamping, memandang Sooyoung yang baru saja bertanya. “Well, kami berdua menyetujuinya. Lagian ini kan untuk perusahaan, Soo”

.

“Bagaimana dengan perasaan kalian?” tanya Sooyoung. Yuri tertawa kecil mendengarnya.

.

“Soo, kita kan sudah bersahabat lama, tidak akan masalah dengan perasaan. Aku menyayanginya begitupun dengan kau. Iya kan?”

.

“Aish, kalo itu aku tahu Yul. Maksudku lebih dari sahabat, mungkin?”

.

Yuri tampak berpikir sebentar namun sebelum ia berhasil menjawab, tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah seseorang yang masih mengenakan pakaian dokternya. Siapa lagi jika bukan Jessica.

.

“Hai Yul, Hai Soo” ucapnya sambil memilih tempat duduk di sebelah Yuri. Ia mengecup pipi Yuri singkat dan Yuri membalasnya.

.

“Aish, kau selalu memberikan bibirmu di pipi Yuri sedangkan aku tidak”, ucap Sooyoung pura-pura marah dan mempoutkan bibirnya. Ia justru mendapatkan hadiah bantal kecil yang baru saja Yuri lempar. “YAAAHH!!!”

.

Jessica dan Yuri tertawa bersama melihat kelakuan Sooyoung. “Aku tidak akan membiarkan bibirnya yang polos itu mencium pipimu Soo. Sudah berapa banyak bibir wanita menempel disana?” ejek Yuri dan Jessica hanya tersenyum manis saat Yuri mengatakan itu. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang.

.

“Pipiku masih aman Yul, karena aku langsung menyambar bibir mereka dan membawanya ke ranjang”, kali ini bantal sofa kembali melayang. Bukan Yuri pelakunya melainkan Jessica.

.

“Dasar hidung belang”, umpat Jessica karena ucapan Sooyoung barusan membuatnya malu untuk mendengarnya.

.

Sooyoung berdiri dan mulai mengejar Jessica yang baru saja melarikan diri ke lantai atas dimana kamarnya berada. Sebelum Sooyoung berhasil menangkapnya, Jessica berhasil masuk kamar dan menutup pintu kamarnya dengan keras.

.

“YAA!! Jung Sooyeon!!” kesal Sooyoung karena hidungnya hampir saja terkena pintu yang baru ditutup oleh Jessica.

.

“Sudahlah Soo, jangan ganggu tunanganku”, teriak Yuri dan itu membuat Sooyoung makin kesal.

.

Saat ini, Yuri, Sooyoung, dan Jessica sedang berada di apartemen bersama milik mereka. Apartemen ini menjadi basecamp mereka bertiga saat sedang kumpul bersama. Terkadang mereka akan menginap disini jika tidak ingin pulang ke rumah.

.

Jessica baru saja berganti pakaian dan menemukan Yuri yang sedang memasak di dapur. Ia mendekati namja itu dan memeluknya dari belakang.

.

“Masak apa Yul? Baunya sedap sekali”, Yuri terkekeh dengan nada manja Jessica yang semua orang tidak pernah tahu kecuali dirinya dan Sooyoung.

.

Yuri tidak menjawab malah menggodanya. “Memasak makanan special untukmu, baby” jawab Yul memanggil panggilan kesayangannya pada Jessica yang berhasil membuat pipi wanita itu bersemu merah.

.

Jessica melepaskan pelukannya dan memukul pelan punggung Yuri sebelum ia memilih duduk di kursi tak jauh dari tempat Yuri memasak.

.

“Kemana Sooyoung, Yul?” tanya Jessica yang tiba-tiba saja merasakan suasana apartemen yang tidak menunjukkan adanya kehadiran Sooyoung.

.

“Dia sedang menemui seseorang di bawah. Mungkin salah satu wanitanya” jawab Yuri yang masih fokus dengan masakannya.

.

Jessica hanya mengangguk mengerti dan memilih memainkan ponselnya sambil menunggu Yuri menyelesaikan masakannya.

.

.

.

.

Sooyoung melihat Tiffany yang duduk di salah satu sudut kafe yang berada tak jauh dari apartemennya. Ia mendekati kekasihnya itu dan mencium puncak kepala Tiffany.

.

“Ada apa, sayang? Kenapa tiba-tiba ingin bertemu?”, Sooyoung duduk di hadapan Tiffany dan meminum jus kesukaannya yang sudah dipesan oleh Tiffany.

.

Tiffany mengeluarkan selembar brosur yang isinya berkaitan dengan acara fashion show. “Daddy menyuruhku untuk mewakilinya dalam acara launching tersebut. Bisakah kau menyusulku setelah acara, Soo? Aku ingin setelah itu kita pergi berlibur berdua, aku ingin memiliki waktu denganmu”

.

Sooyoung meletakkan kembali jusnya dan mencolek hidung mancung kekasihnya. “Jadi kau merindukanku, huh?” goda Sooyoung dan Tiffany memukul tangannya karena menggodanya.

.

“Hahahahaha, iya sayang. Aku akan menyusulmu, hmm. Ingin berlibur kemana?”

.

Sejenak, Tiffany berpikir untuk menentukan liburan mereka dan akhirnya ia mendapatkan ide. “Diamond Bar. Bisakah kita kesana? Sudah lama tidak berkunjung kesana Soo”, ada kesedihan dalam kata-kata Tiffany dan itu membuat Sooyoung berpindah tempat duduk di sebelah kekasihnya.

.

“Tentu saja sayang, kita akan kesana. Mommy pasti sedang kau mengunjunginya”, Sooyoung memeluk pinggang Tiffany dari samping dan menenangkan kekasihnya yang akan sedih jika mengingat Mommynya.

.

Tanpa mereka sadari, seseorang baru saja menyaksikan semua itu. Awalnya orang itu ingin membeli sesuatu disana, tapi ia justru melihat sesuatu yang cukup mengejutkan. Ia memilih pergi dari tempat itu dan tidak jadi memesan.

.

.

.

***

.

Yejin baru saja menyelesaikan semua administrasinya di kampus ini dan akan menuju ke kelas barunya. Dari arah berlawanan, seorang namja juga berjalan sambil membaca laporan keuangan yang ada di ponsel miliknya.

.

Beruntungnya Yejin melihat namja itu sehingga tabrakan bisa dihindari. Namja itu kaget dengan kejadian barusan, ia segera memasukkan ponselnya ke saku jaket kulitnya dan segera meminta maaf kepada seseorang yang hampir saja ditabraknya.

.

Keduanya terlibat tatapan beberapa detik sebelum menyadari sesuatu.

.

“Yejin?? Son Yejin??”, ucap Yuri terkejut.

.

“Kwon Yuri?”, Yejin tak kalah kagetnya dengan Yuri.

.

Beberapa detik kemudian, Yejin sudah masuk ke dalam dekapan Yuri. Namja itu memeluknya dan terlihat begitu senang.

.

“Sudah lama sekali tidak bertemu, huwaa ini sungguh mengejutkan”

.

“Yul, lepaskan”, pinta Yejin karena Yuri memeluknya di tengah koridor kampus. Beruntunglah kampus masih sepi dan hanya beberapa orang saja.

.

Yuri melepaskan pelukan itu dan tersenyum dork pada wanita yang ada didepannya. “Wow, kupikir kau bukan tipe orang yang akan kuliah disini?” ejek Yuri.

.

Sebenarnyaa Yuri dan Yejin sudah saling mengenal. Yuri pernah melakukan student exchange di Australia selama 1 tahun dan disana ia satu tim dengan Yejin yang juga sama-sama berasal dari Korea. Setelah program berakhir, keduanya tidak pernah bertemu sekalipun karena memang latar belakang keluarga mereka yang berbeda.

.

“Ternyata pewaris tahta sepertimu masih mengenalku yang bukan dari kalangan atas”, goda Yejin.

.

“Bagaimana bisa aku melupakan seseorang yang berkali-kali menggagalkanku kencan dengan bule-bule cantik Australia”, kesal Yuri saat mengingat kenangannya bersama teman setimnya itu. Yejin menjulurkan lidahnya sedikit untuk mengolok Yuri.

.

Yuri merampas begitu saja sebuah kartu yang dipegang Yejin. “Son Yejin, manajemen bisnis 2013”, Yuri mengeja kartu yang ia pegang itu. “Berarti kita sekelas, yeay” girang Yuri setelah selesai membaca kartu mahasiswa gadis itu. Yuri ingin memberikan pelukannya lagi namun ditolak Yejin.

.

“Ya, aku tahu” ucap Yejin datar. “Khaa~ aku harus ke perpustakaan. Sampai bertemu lagi Yul” ucap Yejin dan berlalu begitu saja meninggalkan Yuri yang masih tersenyum menatap punggung Yejin yang sudah menjauh.

.

.

“Kau seperti orang yang sedang berpikir jorok jika seperti itu”, Sooyoung yang baru saja datang, mengagetkannya.

.

Yuri segera mengalungnya lengannya di leher Sooyoung dan mengapitnya. “Sok tahu. Kau pikir aku sama denganmu Soo? Enak saja”

.

“Yaish, le….lepas..kan aku Yul”, pinta Sooyoung terbata-bata kata Yul sedikit kuat memeluk lehernya.

.

“Uppps, mian Soo”, akhirnya Yuri melepaskan rangkulannya dan tertawa bodoh.

.

“Dasar monkey. Kau sedang apa sih disini? Kupikir kau sudah ada di kantin”

.

“Aku mau ke kantin tapi baru saja bertemu teman lama. Kajja, kita ke kafetaria. Sica akan menyusul kita disana”

.

.

.

Tak berapa lama, Jessica muncul dan melihat Yuri dan Sooyoung duduk di tempat biasa. Ia segera menghampiri keduanya yang tengah asik mengobrol.

.

Ditengah obrolan mereka bertiga, dari arah pintu kafetaria sebelah kanan muncul seseorang dengan rambut hitam panjang dan pakaiannya yang simple namun memikat. Yuri menghentikan acara makannya dan mencuri pandang ke arah gadis itu. Gadis yang ia tabrak beberapa hari lalu di koridor kampus.

.

Pandangannya terus menuju gadis itu dan semakin terpikat saat melihat senyum indah dari bibir itu, Walaupun Yuri tahu bahwa senyuman itu bukan untuknya. Merasa dicuekin, Sooyoung menyenggol lengan Yuri yang dari tadi terlihat tidak mendengar ucapannya dan Sica.

.

“Huh?” heran Yuri.

.

Sooyoung memukul kepalanya pelan “Aish, monkey. Kau tidak mendengarkanku?”

.

“Soo, jangan memukulnya” ucap Jessica memperingatinya dengan tatapan dingin. Yuri menatap Sooyoung polos karena Jessica membelanya.

.

“Aish. Baiklah tuan putri”, Sooyoung kalah jika berurusan dengan Jessica. Ia mengulangi lagi rencana ekspansi bisnisnya kepada Yuri dan mendapatkan anggukan setuju dari sahabatnya itu.

.

“Ya aku setuju Soo. Lakukanlah” jawab Yuri.

.

Mereka pun akhirnya menikmati sarapan bersama sambil Yuri terus mencuri pandang ke arah gadi itu. Sesekali ia ikut tersenyum saat gadis itu tertawa sangat feminim. Lagi-lagi Yuri tersihir oleh pesona gadis itu.

.

.

***

.

Jessica dan Tiffany berjalan terburu-buru ke Rumah Sakit sesaat setelah mendapatkan panggilan darurat karena menghilangnya salah satu pasien yang diduga merupakan salah satu putra dari pemilik hotel REUS Group yang terkenal di kawasan Eropa.

.

“Ah ini menyebalkan. Kenapa kita yang kena getahnya?” kesal Jessica karena harus merelakan waktunya bersama dengan Yuri lebih lama lagi. Sedangkan Tiffany hanya menggerutu tidak jelas tanpa Jessica sadari.

.

Kedua gadis itu menuju ke ruang VVIP dimana pasien tersebut di rawat.

.

“Oh syukurlah kalian sudah datang. Bantu kami mencarinya. Kalian pernah melihat orang ini, bukan?” salah satu dokter senior menunjukkan ponselnya dan memberitahu siapa pasien yang hilang itu.

.

Tiffany mengerutkan alisnya, tanda ia tidak mengenal orang tersebut. Sedangkan Jessica memang tidak mengenalnya namun ia mengenal pria itu beberapa waktu lalu di atap Rumah Sakit. Pria yang mendengar seluruh curahan hatinya.

.

“Maaf ssaem, aku tidak mengenalnya. Bagaimana denganmu Jessie?”

.

Jessica sedikit terkejut dari lamunannya karena Tiffany menepuk pundaknya pelan. “Na?? Hmmm, aku juga tidak mengenalnya ssaem. Apa benar dia salah satu putra REUS Group? Aku tidak pernah melihatnya di acara manapun”.

.

“Menurut beberapa orang suruhan orangtuanya, dia memang tidak suka muncul secara publik. Kalo begitu, saya mohon kalian bantu mencarinya ya ” pinta sang dokter dan dijawab anggukan oleh Jessica dan Tiffany.

.

Tim pun menyebar ke seluruh Rumah Sakit untuk menemukan orang tersebut dengan dibantu beberapa bodyguard yang memang sudah dikirim oleh pemilik REUS Group untuk menemukan putranya itu.

.

“Jessie, kenapa kau menekan hingga lantai atas?”, Tiffany yang sedang berada di lift merasa bingung saat temannya itu justru menuju lantai paling atas gedung ini.

.

“Aku hanya berpikir bahwa orang yang kita cari ada di lantai atas”, Tiffany tidak berniat bertanya lagi dan hanya mengikuti teman setimnya itu.

.

Sesampainya di atas, mereka naik beberapa tangga sebelum pintu rooftop terbuka. Jessica bergegas menuju tempat yang ada didalam benaknya diikuti Tiffany yang masih bingung. Disanalah terlihat seorang namja sedang berbaring dengan pakaian Rumah Sakit namun ia mengenakan sweater merah dan sedang bersenandung sambil mendengarkan musik dari Iphonenya.

.

Namja itu kaget dengan kedatangan dua orang yang berjas dokter. “Oh my god!! Bisakah kau tidak membuat semua orang khawatir?” kesal Jessica.

.

Tiffany dapat melihat jelas namj itu dan hanya mendengarkan Jessica. Namja itu justru menjawab kalimat Jessica dengan nada tak sukanya. “Kalian bukan dokterku, kenapa harus repot-repot mencariku?”

.

“Kauuu—”, Jessica hampir saja mengeluarkan makiannya karena ucapan namja itu namun sebuah suara lain menghentikannya.

.

“Woobin-ah”, baik Jeti maupun namja itu menoleh ke arah pintu rooftop. Disana seorang namja dengan perawakannya yang baby face namun memiliki air muka yang tegas. Dengan dibalut celana kain hitam dan kemeja biru laut berlengan pendek, ia mendekati ketiganya.

.

“Syukurlah kau disini. Aku sudah mencarimu kemana-mana” lanjutnya lagi.

.

Namja bernama Woobin itu teriak karena senang melihat siapa yang baru saja dilihatnya. “Hyung!!!” dengan cepat ia menghambur ke namja itu dan memeluknya. “Kau sudah pulang Hyung. Ah, sangat bosan di Korea. Tidak seperti di Paris” ia mengadu kepada orang yang dipanggilnya Hyung.

.

“Kau tak berubah, huh. Menimbulkan masalah dan hanya berkelahi. Umma sampai menyuruh orang-orangnya mencarimu”, jawab namja itu.

.

“Hahahahahaha, mereka saja yang tidak becus menemukanku” tunjuk Woobin pada beberapa orang yang sudah ada pintu di rooftop.

.

“Pulanglah, Umma mencarimu” pinta pria itu.

.

“Aku akan pulang jika kau pulang juga Hyung”

.

“Ada beberapa urusan dengan para klien. Aku akan segera pulang setelah semuanya selesai. Pulanglah duluan bersama mereka, hmmm. Hyung rasa kau sudah tidak perlu tidak di Rumah Sakit”

.

“Baiklah kalo itu maumu Hyung. Sampai bertemu di rumah” ucapnya lalu meninggalkan pria itu. Ia berbalik badan karena baru ingat jika ada dua wanita yang tak jauh darinya sejak tadi berada disana.

.

“Kau terlihat cantik dan manis dengan jas dokter itu” ucapnya kepada Jessica dan memberikan wink ke gadis itu.

.

Namja yang dipanggil hyung itu hanya menggelang heran melihat kelakuan adiknya. Setelah adiknya pergi, ia pun menghampiri Jessica dan Tiffany.

.

“Maafkan atas kelakuan adikku. Dia memang seperti, yah mungkin karena masih menikmati masa mudanya” namja itu mengulurkan tangannya kepada Jessica.

.

Mengerti dengan maksud namja itu, Jessica menerimanya dan memperkenalkan diri. “Aku Jessica Jung, salah satu calon dokter disini. Dan ini temanku, Tiffany Hwang” setelah berjabat tangan dengan Jessica, ia menjabat tangan Tiffany.

.

“Senang berkenalan dengan kalian, Jessica-ssi, Tiffany-ssi. Namaku Kim Taeyeon dan yang tadi adikku, Kim Woobin” ucapnya memperkenalkan diri. Tiba-tiba ponsel Tiffany berbunyi dan ia segera pergi karena panggilan itu dan tanpa sadar melupakan Jessica

.

Taeyeon menggaruk kepalanya karena suasana agak canggung. Ia hanya berdua bersama Jessica, sedangkan gadis itu dalam posisi diam. “Hmmm, sekali lagi aku minta maaf atas masalah yang disebabkan adikku tadi”

.

“Tidak apa-apa Taeyeon-ssi, kami mengerti. Kalo begitu aku permisi dulu”, sebelum Jessica pergi, Taeyeon menahannya.

.

“Aku juga ingin turun. Boleh bersama?”, Jessica mengiyakan pertanyaannya Taeyeon.

.

Mereka akhirnya meninggalkan rooftop dengan Jessica berjalan di depan dan Taeyeon di belakangnya.

.

Nice butt, pikir Taeyeon dalam hati.

.

.

.

————————————-

.

Yuri bersiul-siul dengan bahagianya sedangkan Sooyoung sedang menelpon seseorang. Keduanya baru saja menyelesaikan kelas dan berjalan di koridor kampus. Semua mahasiswa yang berada di situ tersenyum dan kadang ada yang menyapa Yuri dan Sooyoung. Mereka memang sangat terkenal di kampus terlebih karena status mereka.

.

Sooyoung yang baru saja selesai menelpon, tiba-tiba memanggil salah satu yeoja yang berdiri tak jauh darinya. Dengan sedikit takut, yeoja itu mendekati Sooyoung. Tangan kanan Sooyoung merangkul pundak gadis itu dan menyingkirkan rambut halus yang sedikit berantakan. Tak segan-segan, Sooyoung mengecup pipi yeoja itu lalu memberinya sebuah kunci dengan nomor yang tertera disana.

.

“Hotel Reus, jam 10 malam”, ucap Sooyoung pelan namun cukup terdengar oleh yeoja itu. Ia pun melepaskan rangkulannya dan berjalan kembali tanpa peduli dengan sang yeoja. Setelah menerima kunci, yeoja terlihat ketakutan. Beberapa orang yang sudah menjadi korban Sooyoung akan tahu apa makna dari pemberian kunci oleh Sooyoung. Mereka harus melayani Sooyoung atau jika tidak maka akan ada hal buruk yang terjadi.

.

“Carilah kekasih Soo, daripada kau meniduri wanita-wanita yang berbeda”, Yuri memberi nasehat dan Sooyoung hanya tertawa.

.

“Ayolah Yul, kita sudah dewasa” ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.

.

“Aish, kau ini”

.

.

Di sebuah taman yang berada beberapa meter dari tempat Yuri dan Sooyoung berada, terlihat Yejin yang sedang berbincang dengan seseorang. Yuri tidak sengaja melihatnya dan wajahnya kembali ceria saat melihat gadis itu, gadis yang ingin sekali ia ketahui namanya. Sebenarnya sangat mudah bagi Yuri untuk mencari tahu nama gadis itu, namun ia ingin berkenalan secara langsung.

.

Yuri melihat pembicaraan Yejin dan gadis itu terlihat sangat akrab, bahkan sesekali mereka mentertawakan sesuatu. Tidak ada niat untuk Yuri menghampiri mereka, ia terus berjalan menuju parkiran.

.

Sesaat sebelum masuk ke dalam mobil Sooyoung, Yuri tiba-tiba menutup pintu mobil dan tidak jadi masuk. “Soo, kau pulang saja duluan. Aku ingin memastikan sesuatu, bye”, tanpa belum sempat Sooyoung bertanya, Yuri sudah melarikan diri terlebih dahulu.

.

“Aneh, ada apa dengannya?” heran Sooyoung. Tanpa berlama-lama ia pun masuk ke mobil dan segera pergi dari situ.

.

.

.

Yuri berlari menuju taman dan bersyukur jika Yejin dan gadis itu masih ada. Dengan sedikit ragu-ragu, ia mendekati keduanya.

.

“Hai, Yejin-ah”, orang yang dipanggil menoleh dan berdiri melihat Yuri berdiri di depannya.

.

“Yul?? Ada apa?”, tanya Yejin.

.

Ia bingung, karena sebenarnya tidak ada hal penting yang bisa dibicarakan. “Hmmm, tidak ada apa-apa. A…A..Akk..Aku ingin mengajakmu minum di kafe seberang kampus” ajaknya sedikit tergagap.

.

“Minum? Di Kafe?” tanya Yejin sekali lagi.

.

“Ya, hmmmm.. hmmmm, sudah lama tidak bertemu, aku hanya ingin berbincang saja denganmu. Kau mau?”

.

Seseorang di sebelah Yejin sedikit berdehem dan menyebabkan Yejin melihatnya. “Ah, Yul. Ini Seohyun. Dia temanku namun berbeda kelas”, Yejin memperkenal gadis itu kepada Yuri. Gadis yang ingin sekali Yuri tahu namanya.

.

“Kwon Yuri”, ucap Yuri memperkenalkan diri dengan senyum terbaiknya. Gadis itu hanya tersenyum membalas perkenalan Yuri.

.

“Mengenai ajakanmu, aku setuju Yul. Apa boleh Seohyun juga ikut?”

.

Mendengar pertanyaan Yejin, membuat tubuh Yuri beku seketika. Rasanya ia ingin berteriak kegirangan namun Yuri harus tetap stay cool. Baru saja Yuri ingin memberi jawaban, Seohyun lebih dulu berbicara.

.

“Aku tidak bisa ikut Unni, ada kelas piano setelah ini. Aku harus segera pulang”, Yuri lemas mendengar jawaban gadis itu.

.

“Unni, mengerti. Hati-hatilah, sampe bertemu besok”

.

“Ne.. Aku permisi Unni, dan hmm Yuri oppa?” ucap Seohyun ragu.

.

“Ah, kau boleh memanggilku seperti itu”, setelah Yuri berbicara, Seohyun pun pamit.

.

.

Yuri pun menatap punggung Seohyun yang mulai menjauh. “Seo Juhyun, nama yang indah”.

.

.

.

.

.

.

.

TBC…..

———————————————-

Annyeong!!! ^_^

Part 2 hadir. Gimana?? Hahahaha ternyata gadis itu Seohyun. Woooww.

.

Hemmm, Yulsic udah tunangan. Kira-kira gimana lanjutan mereka ya? terus sampai kapan hubungan SooFany bakalan tersembunyi? Munculnya Kim Taeyeon dan Kim Woobin. Hahahahha mereka saudaraan.

Buat yang nanya ONLY ONE, akan gue rilis di next update ya. :))

Oke deh, sampai ketemu lagi.

.

.

by: J418

.

*bow*

169 thoughts on “The Heirs (2)”

  1. Pertama ngira yg di rooftop Tae, trus kedua ngira klo itu yoona, dan ngira yoona adeknya Tae, eh ternyata salah semua 😂😂
    Tae baru aja ketemu ama sica udah Lihat butt nya aja, Tumben Tae ga salfok ke pany, kan pany juga seksi 😂😂

    Like

Leave a comment