Nothing Left To Lose, SERIES

Nothing Left To Lose (9)

Tittle                : NOTHING LEFT TO LOSE

Cast                 : Kwon Yuri

Jessica Jung

Kim Taeyeon

Tiffany Hwang

Girls Generation Member and Others

Genre              : Gender Bender, Romance

Series

————————————————————————————————

Part 9

.

.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 6 jam, Yuri pun tiba di bandara Pulkovo, St Petersburg. Namja itu hanya memakai pakaian casual ditambah kacamata hitamnya. Setiba di pintu kedatangan, Yuri sudah disambut oleh beberapa orang berseragam hitam yang Yuri tahu mereka adalah orang-orang suruhan Yoong. Pria berpostur tinggi dan tegap dengan kulit berwarna putih menghampiri Yuri.

.

Tanpa berniat membuang waktu, Yuri langsung meminta untuk diantarkan ke Rumah Sakit dimana Tiffany dirawat. Sepanjang perjalanan, Yuri tak berniat membuka suaranya. Ia larut dalam pikirannya, tentang Jessica, Soojung, dan Tiffany. Merekalah yang Yuri miliki sekarang ini termasuk orangtua Jessica. Apa yang telah ia lakukan selama ini, semua hanya untuk membahagiakan keluarganya dan wanita yang ia cintai.

.

.

Tiba di Rumah Sakit, Yuri langsung menuju ke ruang rawat Tiffany. Disana ia melihat ada seorang namja dan yeoja yang sedang duduk di kursi tepat di dekat ruang VIP bernomor 15. Namja itu menyadari bahwa ada langkah yang mendekat, dan dia mengenali sosok itu. Tanpa banyak kata, ia berdiri dan langsung melayangkan pukulannya tepat di pipi kanan Yuri.

.

.

“YA!! Apa-apaan kau beraninya memukulku” marah Yuri.

Ia pun langsung membalas pukulan namja itu. Beruntung, Robert dan dua rekannya ada disitu. Mereka pun melerai keduanya agar tidak menimbulkan keributan di Rumah Sakit.

.

.

“Berani sekali kau datang kemari setelah apa yang kau lakukan pada Tiffany, hah!!” wajah namja itu memerah. Ia marah besar saat melihat Yuri berani muncul disini, orang yang membuat hidup Tiffany berubah seperti ini..

.

“Oppa, tenanglah. Ini Rumah Sakit” Nichole berusaha membujuk kekasihnya untuk tidak terlibat perkelahian disini. Hyoyeon lalu duduk kembali dan menenangkan emosinya.

.

Yeoja itu langsung menoleh ke arah Yuri, ia memberi tanda pada namja itu untuk ikut masuk ke dalam ruangan. Yuri mengikuti yeoja itu dan saat sudah ada di ruang rawat Tiffany, hatinya begitu sakit melihat wanita yang selama ini masih ia cintai terbaring dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya.

.

“Perkenalkan oppa, namaku Nichole. Aku sepupu Stephi dan dari kecil sudah tinggal kota ini. Ini pertama kalinya kita bertemu, tapi aku sudah mengenalmu karena Stephi sudah bercerita banyak tentangmu” gadis itu mengulurkan tangannya memperkenalkan diri pada Yuri.

.

“Kwon Yuri” ucap Yuri dan menjabat tangan Nichole. “Hemmm, apa yang terjadi padanya?” tanya Yuri sambil memandang wajah terlelap Tiffany.

.

“Stephi terlalu memforsir kerjaannya, dan dokter bilang dia harus istirahat total untuk beberapa hari. Selain itu……..” Nichole tampak ragu mengatakannya pada Yuri.

.

.

Akhirnya Nichole menceritakan semua yang terjadi, mulai dari keputusan Tiffany untuk menetap disini dan juga tentang apa yang terjadi dengan Tiffany selama ini tinggal disini. Nichole dapat melihat jelas perubahan ekspresi dari wajah Yuri, pria itu terlihat begitu terluka. Setelah mendengarkan Nichole bercerita, Yuri hanya duduk disebelah ranjang rawat Tiffany. Digenggamnya tangan itu, dalam diamnya Yuri menangis.

.

Sehari kemudian, kondisi Tiffany mulai membaik. Wanita yang memiliki eye smile itu terkejut dengan kehadiran Yuri disana. Ia tetap diam, meskipun berkali-kali Yuri mengajaknya bicara. Ia belum siap untuk berbicara lagi kepada Yuri, hatinya masih terluka jika mengingat bahwa ia meyakini Yuri telah jatuh cinta pada Jessica.

.

Sudah hampir 2 minggu, akhirnya Tiffany diperbolehkan pulang. Dengan ditemani Nichole dan Hyoyeon, Ia pun bersiap meninggalkan Rumah Sakit dan menuju apartemennya. Tak disangka, Yuri sudah menunggunya disana. Selama ini Yuri menginap di apartemen Tiffany dan itu atas izin Nichole dan Hyoyeon. Keduanya berharap, baik Tiffany dan Yuri bisa menyelesaikan semua ini dengan baik.

.

“Steph, aku dan oppa pamit. Telpon aku jika kau membutuhkan sesuatu” ucap Nichole. Yeoja itu melihat ke arah Yul “Oppa, kami pergi dulu. Tolong jaga sepupuku” lanjutnya sambil tersenyum kepada Yuri.

.

Sepeninggalan Nichole dan Hyoyeon, keduanya menikmati makan siang mereka di apartemen. Belum ada satupun yang memulai pembicaraan, hingga Tiffany menyelesaikan makan siangnya.

.

“Aku sudah selesai, sebaiknya oppa pulanglah. Aku ingin istirahat” tanpa menunggu jawaban Yuri, Tiffany langsung berdiri dan menuju kamar tidur. Namun Yuri dengan cepat menahan pergelangan tangannya.

.

“Sampai kapan kau akan diam seperti ini, Fany~aa. Aku mohon, bicaralah” pinta Yuri.

.

“Tidak ada yang perlu kita bicarakan oppa, kembalilah ke Korea. Aku sudah memutuskan untuk tinggal disini” jawab Tiffany tanpa berniat memandang Yuri sedikitpun.

.

“Apa kau masih marah denganku?” tanya Yuri sekali lagi. Namja itu menghela nafas saat wanita dihadapannya tetap tidak menjawab. “Istirahatlah, aku akan keluar untuk membeli beberapa bahan makanan”.

.

Saat Yuri sudah pergi, ia menangis sejadinya. Entah apa yang dipikirkan Tiffany, namun yang pasti, melihat Yuri seperti ini membuatnya semakin bersalah. Sejujurnya ia merindukan namja itu, merindukan Yuri yang sangat mempedulikan dirinya. Tapi ego menahan semua itu, ia bingung. Haruskah ia benar-benar membuang perasaannya pada Yuri? Mungkin hanya dia yang akan tahu jawabannya.

.

.

.

***

.

“Ssshh…..Jangan takut sayang. Ini Daddy Taeyeon, daddynya Soojung” Jessica menenangkan anaknya yang sedikit takut melihat Taeyeon. Bukan karena luka di wajah kiri Taeyeon melainkan karena ia tidak terbiasa langsung akrab bertemu dengan seseorang yang baru ia kenal.

.

Taeyeon mensejajarkan tingginya dengan gadis kecil dihadapannya ini. Tanpa ragu ia mengusap rambut hitam panjang milik Soojung. Airmatanya kini perlahan menetes, ia tidak menyangka jika ia mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik dan lucu.

.

“Hai Soojung… Hemmmm, apa Daddy menakutimu?” tanya Taeyeon agak ragu. Ia khawatir anaknya akan takut dengan kondisinya..

.

“H….Ha…Haai, Daddy” ucapnya lalu menggeleng perlahan, pertanda bahwa Taeyeon tidak menakutinya. Ia kemudian berbalik ke arah Jessica dan memeluknya.

.

Sepertinya Soojung masih malu dan belum terbiasa. Melihat reaksi Taeyeon yang sedikit sedih, Jessica mencoba menenangkannya melalui genggaman tangan dan tersenyum pada pria yang merupakan Ayah dari anaknya.

.

.

“Nah, sebaiknya kita makan malam Hyung, Nuna” kata Yoong yang berusaha mencairkan suasana. “Aigoo~ princess uncle, sini sama uncle sayang. Kita makan daging kesukaan Soojung malam ini, setuju?” ajak Yoong pada gadis kecil yang masih memeluk ummanya. Soojung hanya mengangguk kemudia berbalik menghadap Yoong dan merentangkan kedua tangannya. Pertanda ia minta digendong oleh uncle favoritnya itu.

.

hop

.

.

“Kajjaaaa!!!” teriak keduanya bersemangat. Taeyeon dan Jessica tertawa melihat tingkah keduanya. Mereka pun sudah berada d halaman belakang, sedangkan Jessica dan Taeyeon masih di ruang tamu.

.

“Soojung pasti akan segera terbiasa” ucap Jessica.

.

“Hemmm….” Taeyeon menoleh dan meyakinkan Jessica bahwa ia baik-baik saja. “Terima kasih, Sica” lanjutnya.

.

Keduanya pun berjalan bersama menuju halaman belakang dimana Yoong sudah mulai memanggang daging untuk Soojung yang duduk manis di sebelah uncle favoritnya.

.

Suasana makan malam cukup meriah dengan kekonyolan yang Yoong buat, dan tentu saja tingkah lucu dari Soojung. Gadis kecil itu sedikit demi sedikit menerima kehadiran Taeyeon ditengah-tengah mereka saat ini.

.

Tak terasa malam semakin larut, Soojung sudah tidur dipangkuan Jessica, sedangkan Taeyeon dan Yoong sedang membereskan sisa-sisa makan malam mereka. Setelah selesai, Taeyeon mendekati Jessica yang masih duduk tidak jauh dari darinya.

.

“Sica, biar aku saja yang membawa Soojung ke kamar” pinta Taeyeon. Jessica pun membiarkan Taeyeon menggendong Soojung, sedangkan ia mengikuti keduanya dari belakang.

.

Setiba di kamar, dengan perlahan Taeyeon membaringkan tubuh mungil Soojung dan memasangkan selimutnya. Jessica yang masih berdiri di ambang pintu, tersenyum melihat momen itu. Ia berharap Soojung bisa menerima Taeyeon sepenuhnya. Biar bagaimanapun, Taeyeon adalah ayah kandung Soojung dan ia tidak akan melarang Taeyeon untuk dekat dengan Soojung.

.

“Sebaiknya kau tidur juga, Sica. Ini sudah malam” Selesai memasangkan selimut ke Soojung, ia mendekati Jessica.

.

“Terima kasih, Taeng”

.

“Seharusnya aku yang berterima kasih, karena aku bisa mengenal putriku mulai hari ini” jawab Taeng. “Aku akan kembali ke kamar, selamat malam”

.

“Selamat malam” balas Jessica. Sesaat setelah pintu kamar tertutup, Jessica masih berdiri memandangi wajah damai Soojung yang sedang tertidur. Perlahan tangannya menuntunnya ke arah dada, digenggamnya sebuah liontin yang menggantung dilehernya.

.

Terima kasih karena kau kembali, Taeng” ucapnya pelan.

Ia segera ikut berbaring disebelah Soojung. Diusapnya rambut anak semata wayangnya itu.

.

“Daddy telah kembali, sayang. Umma harap Soojung bahagia” lirihnya. Tak lama kemudian, Jessica ikut tertidur sambil memeluk Soojung.

.

.

————————————-

Yoong sudah ada di kamar, dan ia sedang berdiri di balkon memandang langit busan malam ini. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan ternyata itu Taeyeon.

.

“Belum tidur, Yoong” tanyanya sambil berjalan ke arah balkon dimana Yoong berdiri.

.

“Belum Hyung, aku masih ingin menikmati langit malam ini yang sangat cerah” jawab Yoong tanpa mengalihkan pandangannya melihat bintang-bintang.

.

“Soojung sangat menggemaskan, dia begitu lucu dan cantik” Taeyeon membuka pembicaraan dengan adiknya. Yoong hanya mengangguk setuju. “Apa kau yakin dia tidak takut padaku, Yoong?” Akhirnya Yoong menoleh dan mendapati Taeyeon sedang menatap langit juga.

.

“Jangan katakan itu lagi, Hyung. Soojung pasti senang bisa bertemu ayah kandungnya. Besok dia pasti akan mulai terbiasa, jangan khawatir” ucapnya lalu menepuk pundak Taeyeon. Mencoba menenangkan kakak laki-lakinya itu.

.

Keduanya pun berakhir dengan berbagai macam obrolan sambil menikmati pemandangan langit malam itu. Jujur saja, Yoong sangat senang dan lega. Hari ini ia bisa menyaksikan Taeyeon yang tersenyum bahagia saat bersama Soojung. Ia juga bersyukur, Soojung tidak menolak kehadiran Taeyeon. Setidaknya mulai sekarang, Taeyeon bisa sering menemui anaknya itu.

.

.

.

***

Ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Makanlah, aku membuatkan sandwich kesukaanmu..

 

from: Yuri

.

Untuk kesekian kalinya ia menghela nafas. Sebenarnya ia senang dengan perhatian yang Yuri berikan selama ini. Yuri bahkan rela meninggalkan pekerjaannya di Korea dan menemaninya disini. Meskipun suasana diantara keduanya belum benar-benar membaik, tapi Tiifany juga tidak setega itu mengusir Yuri dari apartemennya. Pria itu bahkan sekarang membantu Tiffany mengawasi perusahaan barunya mengingat Tiffany belum diperbolehkan bekerja dulu.

.

“Kenapa kau masih peduli padaku oppa? Apa ini hanya karena rasa tanggung jawab terhadap janjimu?” gumamnya seorang diri tanpa ada yang menjawab pertanyaannya.

.

Waktu berlalu begitu cepat, dan hari sudah mulai petang. Dalam perjalanan pulang, namja berkulit kecoklatan itu mampir disebuah toko parfum. Ia berniat membelikan Tiffany parfum favoritnya dengan aroma stroberi.

.

Saat tiba di apartemen, suasana begitu sepi. Yuri yang menyadari itu segera berlari menuju kamar Tiffany. Ia takut bahwa Tiffany akan melakukan sesuatu yang diluar batas. Pintu kamar pun terbuka dengan kasar.

.

braaaak..

.

.

Namja itu mendapati Tiffany yang sedang tertidur pulas diatas ranjang tidurnya. Yuri tersenyum saat melihat piring tempat ia meletakkan sandwich habis tak tersisa. Itu artinya Tiffany sudah mulai menerima kehadirannya disini. Sangat sulit bagi Yuri untuk membicarakan masalah mereka dengan serius mengingat kondisi Tiffany.

.

Sebenarnya Yuri sangat ingin mengatakan pada Tiffanya bahwa hubungannya dengan Jessica diambang perceraian dan juga ia ingin mengatakan kejujuran yang selama ini ia pendam, baik itu tentang janjinya kepada Daddy Jung dan juga tentang perasaannya selama ini.

.

Ia mulai sadar saat Jessica mengirimkan pesan singkat kepadanya beberapa hari lalu. Jessica benar, mungkin ini saatnya dia harus melepas apa yang ia miliki dan mencapai apa yang ia inginkan termasuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada Tiffany.

.

“Oppa, raihlah kebahagiaanmu. Kau berhak bahagia bersama wanita yang kau cintai, dan aku tahu itu bukan aku”. Begitulah kira-kira isi pesan singkat yang Jessica kirimkan beberapa hari yang lalu.

.

Yuri mendekat dan duduk di tepi ranjang. Memandang wajah tidur Tiffany yang begitu tenang. Tangannya mengayun dan mulai mengusap lembut rambut Tiffany, menyingkirkan rambut-rambut tipis yang sedikit berantakan.

.

“Aku pasti sudah membuatmu menderita dengan pilihanku, tapi itulah yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikan keluarga Jung. Apa kau memiliki perasaan yang sama denganku, Fany~aa?” tanyanya pelan.

.

Yuri berpikir bahwa Tiffany benar-benar tertidur. Sejak pintu kamar terbuka kasar, wanita yang maniak pink itu sudah bangun karena terkejut. Namun ia kembali memejamkan mata saat menyadari bahwa Yuri yang masuk ke dalam kamar.

.

Mendengar kata-kata Yuri, ingin rasanya ia menangis. Tapi airmata itu coba ia tahan untuk tidak berkhianat keluar. Takdir benar-benar mempermainkannya, 5 tahun bertahan melihat Yuri dengan wanita lain dan sekarang pria yang ia cintai datang dan menemuinya.

.

Setelah mengucapkan kalimat itu, perlahan ia menunduk dan mengecup dahi Tiffany sedikit lama. Saat Yuri berniat untuk berdiri dan meninggalkan kamar itu, tiba-tiba sepasang tangan memeluknya pinggangnya. Dan orang tersebut masih dalam keadaan berbaring sedangkan Yuri masih duduk di tepi ranjang.

.

“Don’t go, oppa” ucap Tiffany lirih.

.

Meskipun pelan, tapi Yuri masih mendengar jelas permintaan Tiffany. Ia tersenyum, dan merangkul Tiffany ke dalam dekapannya.

.

“Maaf, aku membangunkanmu” balasnya tanpa lupa memberikan kecupan ringan di puncak kepala Tiffany.

.

Tiffany tidak membalas perkataan Yuri, ia masih menikmati moment ini. Moment yang 5 tahun lalu harus ia simpan rapat sebagai kenangan. Apa ini jawaban ia atas penantian terhadap Yuri? Tapi bagaimana dengan Jessica? Pertanyaan itu selalu muncul dalam benaknya sejak Yuri menanyakan padanya tentang perasaannya beberapa waktu lalu.

.

“Kau selalu hangat, oppa. Bahkan 5 tahun berlalu, aku masih bisa merasakannya” ucap Tiffany.

.

Yuri melepaskan dekapannya dan menatap Tiffany. Ia membingkai wajah wanita dihadapannya itu penuh kasih sayang. Yuri menatap lekat mata Tiffany yang sedikit berair, sepertinya ia siap mengeluarkan tangisanya kapan saja.

.

“Mulai sekarang, oppa akan selalu bersamamu” dengan perlahan ia mengusap lembut pipi Tiffany.

.

Tiffany hanya menggenggam kedua tangan Yuri yang berada di kedua pipinya. Keduanya terus menatap satu sama lain tanpa berniat menyudahinya. Entah apa yang ada dalam benak Yuri, namja itu tanpa sadar mencondongkan badannya ke arah Tiffany. Detik selanjutnya kedua bibir mereka sudah menyatu. Kerinduan 5 tahun itu akhirnya terbalaskan.

.

“Aku mencintaimu”

.

.

***

.

Pagi yang sangat cerah, dan udara masih segar tanpa bercampur polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan-kendaraan. Jalan-jalan di pinggir pantai masih belum terlalu ramai, hanya beberapa kendaraan dan para pejalan kaki. Diantara pejalan kaki itu, ada seorang gadis kecil yang sedang bahagia. Ia tertawa lepas bersama seorang pria yang jauh umurnya dengan dirinya.

.

Gadis kecil itu sedari pergi tadi, tidak berhenti berceloteh. Ia menceritakan apa saja yang ia lakukan di sekolah kepada pria yang sedang menggendongnya itu. Sedangkan di sisi lain, pria berpostur tinggi dan seorang wanita tengah asik memperhatikan dua orang yang berjalan di depan mereka.

.

“Daddy, Soojung ingin makan ice cream” ucap gadis kecil itu manja kepada pria yang menggendongnya. Yang ditanya justru membalikkan badannya, menoleh ke arah wanita yang berjalan di belakangnya. Apakah ia harus berkata “Ya”? Ini masih pagi untuk memakan ice cream. Wanita itu hanya mengendikan bahunya.

.

“Hmmm, Soojung sayang, ini masih pagi. Bagaimana kalo Daddy membelikannya nanti siang?” tanya Taeyeon hati-hati pada anaknya. Melihat ekspresi Soojung yang murung, buru-buru ia berkata lagi “Kita akan cari ice cream yang paling enak disini, dan Soojung boleh makan sepuasnya” lanjutnya lagi. Tiba-tiba wajah murung itu kembali ceria.

.

“Yeaaayyyy!! Ice cream” teriaknya bahagia saat permintaannya dikabulkan. “Daddy harus menepatinya” ucapnya.

.

“Tentu saja” keduanya pun mengaitkan jari kelingking mereka, bukti persetujuan telah dibuat.

.

Yoong dan Jessica hanya melihat pemandangan itu dengan tersenyum. Mereka berempat berjalan kaki menikmati suasana pagi kota Busan dan berencana menuju ke pantai. Sesampai di pantai, Taeyeon membantu Jessica menggelar tikar untuk tempat santai mereka. Sedangkan Yoong dan Soojung sudah asik bermain dengan air pantai. Keluarga itu berniat menikmati pantai sebelum mereka akan kembali ke Seoul sore ini.

.

.

“Daddy!!!!” teriak Soojung saat memanggil daddynya. Ia melambaikan tangan, pertanda meminta Taeyeon segera menghampirinya.

.

“Pergilah, Taeng. Aku akan menyelesaikan ini” ucap Jessica yang masih sibuk mengeluarkan kotak makanan berisi menu sarapan yang ia bawa.

.

“Tapi ini belum selesai” jawab Taeyeon.

.

“Tidak apa-apa Soojung pasti ingin mengajak daddynya bermain” dengan begitu, Taeyeon lalu mendekat ke arah Soojung dan Yoong yang asik bermain.

.

Ketiganya mulai asik menikmati permainan yang mereka lakukan di pinggir pantai. Sedangkan Jessica hanya duduk tidak jauh dari mereka. Soojung sangat bahagia bisa bermain bersama uncle favoritnya dan daddy yang baru semalam ia temui.

.

Baik Jessica maupun Yoong sedikit terkejut, pasalnya diluar dugaan mereka, Soojung sangat cepat mengakrabkan diri dengan Taeyeon. Biasanya gadis kecil itu membutuhkan waktu untuk akrab dengan seseorang. Mungkin saja ada ikatan batin, sehingga Soojung bisa secepat itu akrab dengan Taeyeon.

.

Jessica begitu intens memperhatikan ketiganya. Kemudian ia melihat ponselnya dan membuka kunci pada layar. Dalam wallpaper ponselnya, terdapat foto dirinya bersama Taeyeon dan juga Yuri dan Tiffany saat mereka merayakan ulang tahun Jessica yang ke 20 dimana saat itu ia tidak menyangka bahwa Taeyeon akan melamarnya.

.

Hingga saat ini, wallpaper itu tidak pernah sekalipun ia ganti. Walaupun sudah beberapa kali mengganti ponselnya, Jessica akan tetap menggunakan wallpaper itu. Baginya, itu adalah momen spesial yang tidak ingin ia lupakan.

.

“Apa oppa sudah bertemu Tiffany?” gumamnya. Sejujurnya ia merindukan keduanya, orang yang selama ini berada dalam suka dan dukanya.

.

1 jam berlalu, keluarga ini kemudian menikmati sarapan yang sudah Jessica siapkan. Taeyeon senang karena Soojung memanggilnya daddy, dan sekarang gadis kecil itu minta disuapi oleh Taeyeon. Mungkin ini akan menjadi momen yang tak ingin dilupakan Taeyeon.

.

.

———————————————

Setelah sarapan selesai, mereka menuju ke dermaga yang tak jauh dari pantai. Soojung sudah bergerak kesana kemari dengan diikuti oleh Yoong. Pria itu selalu mengabulkan keinginan Soojung, dan sekarang mereka sudah berada di kapal pesiar yang sedang berlabuh.

.

Taeyeon begitu takjub dengan anaknya. Sepertinya Soojung memiliki cadangan energi yang berlebih. Dari pantai hingga sekarang, gadis kecil itu tetap bersemangat. Tidak ada kelelahan sedikitpun dalam dirinya.

.

“Pemandangan dari atas sini, sungguh menakjubkan. Airnya begitu biru dan indah” ucap Taeyeon kepada Jessica yang berdiri di sebelahnya. Mereka berada di paling atas dari kapal ini, melihat pemandangan di sekitarnya.

.

“Hemmm, dan ini salah satu tempat favoritmu apalagi jika itu di malam hari” kata Jessica.

.

“Apa yang kulakukan setiap ke kapal ini?”

.

“Hanya seperti ini, yang kita lakukan sekarang” jawab Jessica.

.

Tiba-tiba suara musik terdengar di kapal ini. Musik dengan instrumen ballad bergema di seluruh kapal. Saat itu juga, beberapa suara muncul dalam benak Taeyeon. Pria itu mulai merasakan kesakitan di kepalanya. Ia mulai meremas rambutnya dan keringat mulai bercucuran.

.

Jessica terkejut dengan reaksi Tayeoen, ia pun mensejajarkan tingginya dengan Taeyeon yang saat ini terduduk di lantai kapal dan meremas rambutnya.

.

“Arrrgghhh!! Ini sakit sekali” ucapnya. Jessica panik melihat Taeyeon seperti itu, buru-buru ia mengambil ponsel dan menghubungi Yoong yang entah kemana perginya bersama Soojung di kapal ini.

.

“Yoong, cepat ke lantai paling atas dari kapal ini” teriaknya panik kepada Yoong yang ada di seberang telpon.

.

Tak berapa lama, Yoong muncul dengan Soojung yang sudah tertidur. Ia melihat Jessica yang panik dan Taeyeon yang tengah kesakitan.

.

“Ada apa nuna?”

.

“Nuna tidak tahu Yoong, tiba-tiba dia berteriak seperti ini dan berkata kepalanya sangat sakit” jelas Jessica.

.

Yoong meletakkan Soojung di atas kursi panjang yang tak jauh dari mereka. Ia pun bergegas kembali ke tempat Taeyeon dan Jessica berada.

.

“Hyung, tenanglah. Aku akan memanggil bantuan”

.

“Ini sakit sekali Yoong” Taeyeon masih meremas rambutnya kasar dan memegang kepalanya yang sangat sakit. Ditambah munculnya suara-suara yang sedari tadi menambah sakitnya.

.

Maukah kau menjadi ibu dari anak-anakku?

.

Jangan khawatir sayang, aku akan menjemputmu malam ini.

.

Aku mencintaimu.

.

Happy birthday sayang.

.

Hanya seminggu, aku akan cepat kembali untukmu.

.

Appa, Umma, aku akan menikah dengannya.

.

Aku tidak sabar memiliki anak-anak yang lucu setelah ini.

.

.

“Arrgggggghhhhhh!!!!” Taeyeon semakin berteriak kencang. Sakit di kepalanya semakin menyakitkan. Beberapa orang yang juga berada di kapal itu datang menghampiri mereka saat mendengar sebuah teriakan.

.

“Yoong, lakukan sesuatu” pinta Jessica. Wanita itu jelas khawatir dengan kondisi Taeyeon.

.

“Nuna tunggu disini, aku akan mencari bantuan lain sebelum orang-orangku datang” ucapnya.

.

“Taeng, bertahanlah” Jessica berusaha menenangkan Taeyeon. Tubuhnya Taeyeon mulai melemah, sakit di kepalanya tak kunjung hilang.

.

Penglihatannya mulai buram, ia sudah tidak tahan dengan sakit di kepalanya. Sementara Jessica dan beberapa orang berusaha menenangkannya. Jessica mulai menangis, ia begitu panik dan ada perasaan takut kehilangan Taeyeon sekali lagi.

.

Suara-suara itu masih ada dan kini beberapa bayangan mulai muncul dalam benaknya. Taeyeon benar-benar sudah tidak tahan. Ia mencoba memejamkan matanya, berharap sakit di kepalanya akan segera hilang tapi justru bayangan itu semakin banyak bermunculan.

.

Jessica yang melihat Taeyeon menutup mata, buru-buru menepuk pipinya lembut. Berharap Taeyeon masih dalam keadaan sadar.

.

“Taeng, kumohon bangun. Tetaplah sadar Taeng, aku mohon” ucap Jessica sesenggukan. Airmatanya kini mengalir deras.

.

Tak berapa lama Taeyeon membuka matanya, ia melihat wanita dihadapannya menangis. Sesak di dadanya membuatnya semakin melemah. Sekuat tenaga ia mengangkat tangannya, mencoba menggenggam tangan Jessica.

.

.

“Jangan menangis, Sooyeon-aa” ucap Taeyeon sebelum kesadarannya benar-benar hilang

.

.

.

.

.

TBC

—————————————————————————-

HAI ^^

*pasangmukapolos*

Maaf ya seminggu gak update. T.T huhuhu

Gue lagi ngabisin masa libur semester, sebelum kembali ke aktivitas sehari-hari 😀

.

Masih ingat NLTL kan?? Hehehehe, mungkin beberapa part lagi akan selesai dan akan ada FF baru. Yeay!!!

.

Besok gue update ONLY ONE :))

Oke deh, sampai ketemu lagi.

Annyeong!!!

.

by: J418

.

*bow*

116 thoughts on “Nothing Left To Lose (9)”

  1. Itu tae udh mulai kembalikah ingatannya???
    semoga aja ini pairing akhir yulti dan taengsic..
    nggak ada perubahan lagi…
    hahaha..

    Like

  2. Syukur deh thor, yul masih mempunyai perasaan sama fany. Semoga yulti bersatu dan taengsic happy ending. Hehe
    Seneng deh lihat kebersamaan soojung dan taeyeon.
    Dan apa itu taeyeon memanggil jessica sooyeon.
    Penasaran sama cerita selanjutnya.
    Ok thor J izin baca next chap 😊😊

    Like

  3. Sbnarnya da janji pa sih yul sma daddy hwang sm mr.jung kynya hdup yul pnuh dgn janji

    weeewwwww tae dah sdr kyanya deh manggil jessica sooyeon

    Like

  4. duh soojung sayanh skrg udh mulai nih nempel ama bapa’y tae, bagus deh maklum naluri bapa ama anak kuat bgt kali yah
    wiihh yul blg cinta ke pany, aishh apa bnrn mrk berdua bakal balikan lg trs sica gmn donk?
    trs gmn sma tae, kya’y dia mulai bisa inget masa lalu’y skrg

    Like

  5. kyaaa, entahlah skrg udah trbiasa dgn hubngan Taengsic dan yulti…
    dan akhirnya tae ingat smuanya.. yeayyy
    lanjut lgi dah bacanya..

    Like

  6. Kok gue jadi ga suka ama sikap Yuri ya *thinking
    Gue malah makin kasian ama Sica. Jelas aja Sica ga mau kehilangan Taeng lagi apalagi Taeng udah tahu & akrab ama Soojung.
    Ingatan Taeng udah kembalikah?

    Like

  7. Kenapa yulsic dipisahin? 😢 entah kenapa saya g dapat feel kalo baca yulti tp dapat saat baca taengsic. Kkkkk.. Kalo taeny sama yulsic malah sangt dapat. Kasihan taeng trus melawan amnesianya. Yulti mulai baikan hmm..

    Like

  8. aih greget tiba2 TBC ….
    yulti balikan nih, taengsic + soojung makin dkt.
    ylsic kpn cerai #eh
    duhhhh ga sabarrrrrr baca~

    Like

  9. Wiih kerennnnn taengsic feels ♥
    Kya.ny komen ku d.chap sblm.ny gagal deh hufft… pdhl udh panjang2 ngetik.

    Utk chap ini udh jelas semua yaa, taeng appa ayoo cpet ingat semuaa biar ga canggung lg sma jenong.

    Like

  10. Mudah2an ngk terjadi apa2 sama taey ,, tuh taey mulai ingat kembali masa lalunya 😅😅 mungkin ,, aduh yul ciuman ama fanny dan bilang aku menciiintaii muuuuu ,,, haduuuhhh sica baby gue 😢😢😢😢

    Like

  11. Gue berharap sih si yul tetep sama sica ya , maybe dia ketemu panul mau selesain masalah plus bakalan balik sama sica. Fapi kenapa dia kayak plin plan begitu hmm 🤔
    Itu si ateng pasti udah mulai balik lagi ingatannya
    Tetep setia yulsictaeny hahaha 😂😂😂

    Like

Leave a comment